Terjerat Cinta Ponakan Kecil

Terjerat Cinta Ponakan Kecil

Oleh:  Cymut❤️  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
16Bab
362Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arabelle baru saja tersadar dari koma setelah kecelakaan tragis menimpa dirinya dan keluarga. Bau khas obat perlahan masuk ke indera penciumannya. Gadis 19 tahun itu tidak melihat kedua orangtuanya, hanya ada sosok paman yang sudah lama tidak dia temui. Hidup Arabelle kini jadi sebatang kara. Hidup Arabelle kini bergantung pada Elliot. Traumatis yang Arabelle alami akibat dari kecelakaan, membuat Elliot merasa harus bertanggung jawab. Terlebih lagi, hanya dialah satu-satunya keluarga yang gadis itu miliki. Seiring berjalannya waktu, Arabelle yang polos malah jatuh cinta pada pamannya sendiri. Namun, sangat mustahil baginya untuk mengungkapkan perasaan, dan semua itu sangat amat sulit. Akan tetapi, Arabelle tidak semudah itu untuk menyerah. Memilih memendam perasaannya membuat cinta Arabelle semakin tumbuh. Diiringi dengan perhatian Elliot yang memperlakukan ia seperti seorang ratu. Seperti apa ujian cinta yang Arabelle alami dalam proses pendewasaan dirinya? Apakah Gadis itu mampu menaklukkan hatinya untuk berhenti mencintai pamannya sendiri? Atau memilih mengatakan dan mengungkap perasaannya?

Lihat lebih banyak
Terjerat Cinta Ponakan Kecil Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
MamGemoy
Keren Nih ceritanya, gak sabar nunggu lanjutannya ...
2023-10-06 07:35:57
0
user avatar
Cymut❤️
seru banget ceritanya
2023-09-11 06:55:08
0
16 Bab
Ledakan
1 Hotel Rose Star, hotel bintang lima yang ada di pusat negeri Sunmi malam ini sangat ramai. Hal itu dikarenakan malam ini adalah pertemuan titik kumpul para pebisnis di seluruh kota. Tentu saja, mereka hadir dalam acara besar tersebut dengan niat masing-masing. Entah, untuk mencari relasi, mitra, mengatur perjodohan, maupun untuk saling menjatuhkan. Keluarga Butlene yang menggeluti bisnis perhiasan juga hadir dalam acara tersebut. Tuan Theo dan Nyonya Xera Butlene berusaha mencari relasi kerja sama untuk mengembangkan perusahaan mereka. Dari keramaian yang sedikit menyesakkan di ballroom besar itu. Satu titik fokus tertuju pada gadis mungil yang sedang sibuk memakan permen lolipop. Kegiatan yang sangat berbeda dari orang lain. Dimana para pemuda dan pemudi yang hadir dalam acara itu sibuk untuk mendapatkan rekan bisnis atau pasangan hidup. Berbeda dengan gadis pemilik rambut hitam panjang sepinggang tersebut. Ia seakan tidak peduli
Baca selengkapnya
Bangun dari tidur panjang
2 Sebuah kilatan seolah membawa jiwa Arabelle melesat dengan cepat. Bahkan, lebih cepat dari kilatan petir yang menyambar. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh seolah langit sedang menindih tubuh mungil miliknya. Nafas Arabelle tiba-tiba tercekat, saat kilasan balik peristiwa mengerikan kembali dipertontonkan dengan sangat jelas. Dimana, wajah kedua orang tuanya yang melambai memanggil dirinya tiba-tiba lenyap ditimpa reruntuhan. "Tidak! Mam, Dad," teriak Arabelle keras bersamaan dengan tubuhnya yang tersentak duduk. Peluh dingin mengalir dengan deras di pilipis putih miliknya. Kedua mata gelap Arabelle melebar dengan sempurna. Serta dada yang memburu naik turun karena nafas yang sesak. Ia bahkan harus bernafas menggunakan mulut untuk membuat paru-parunya tetap bekerja. "Bagaimana? Sampai kapan dia akan tidur?" "Saya juga tidak tahu, Tuan. Ini sudah dua hari berlalu dan Nona Arabelle masih koma." "Lakukan sesuatu, atau aku akan mem
Baca selengkapnya
Trauma pasca kecelakaan
3 Elliot segera masuk saat mendengar kegaduhan dari dalam. Dadanya semakin terasa sesak kala melihat Arabelle yang menangis histeris sambil terus memanggil kedua orang tuanya. Dimana sesekali gadis itu melempar benda-benda yang ada di dekatnya. "Ara, hentikan!" pekik Elliot. Ia berjalan dengan cepat menarik tangan kiri Arabelle untuk berhenti memukul diri sendiri. "Ara, hentikan. Jangan menyakiti diri sendiri!" sentak Elliot berusaha menghentikan Arabelle. "Mamy dan Dady pergi ninggalin Ara. Ara sama siapa sekarang? Ara cuma sendiri. Ara mau mati, Ara mau ketemu sama Mamy, Dady. Ara ngak mau hidup tanpa mereka," jerit Arabelle dengan menepis tangan Elliot. "Ara, masih punya Uncle. Ara ngak sendiri." "Mamy bilang ngak bakal ninggalin Ara karena Ara anak baik-baik. Dady juga bilang, kalau nanti Ara udah besar dan menikah. Dady bakal hadir di samping Ara, tapi kenapa mereka ninggalin Ara? Kenapa Ara ngak mati aja? Ara mana bisa hidu
Baca selengkapnya
Lollipop
4 Arabelle menatap datar pemandangan pinggir jalan sepanjang perjalanan. Ia sama sekali tidak bersemangat hanya untuk sekedar berbicara. Sejak keluar dari parkiran rumah sakit, tidak ada sepatah katapun yang ia ucapkan meskipun sesekali Elliot mengajak ia berbicara. Hatinya masih terluka, otaknya belum bisa mencerna dan menerima kenyataan pahit. Ia pun masih terjebak dalam ilusi kalau kedua orang tuanya akan kembali. Kembali untuk memeluk dirinya, kembali untuk tertawa dengannya, dan kembali untuk meramaikan hidupnya. Tanpa diundang, setetes air mata mengalir di pipinya dan jatuh mengenai tangan kanan yang dibalut perban. Tanpa terasa, mobil yang ia kendarai berhenti. "Ra," panggil Elliot. Namun, Arabelle tidak menyahut. Gadis itu diam, tenggelam dalam lamunan yang dia ciptakan sendiri. "Ara!" panggil Elliot lagi dengan suara yang lebih tinggi. "Y--a," jawab Arabelle tergugu karena kaget. "Kita sudah sampai." Arabelle membuang p
Baca selengkapnya
Teman
5 "Ayo!" ajak Camelia yang diangguki oleh Arabelle. Keduanya berjalan meninggalkan Queenza dan Elliot menuju kamar. Camelia membantu Arabelle untuk menaiki tangga yang menghubungkan mereka ke tempat tujuan. Tepat di depan pintu berwarna sama dengan pintu depan. Camelia memutar knok dan mendorong daun pintu. Arabelle masuk perlahan ke dalam kamar, dimana netranya disambut dengan dinding berwarna biru cerah seterang langit. "Kamar ini baru di cat kemarin, baunya masih sangat menyengat," celetuk Camelia mengibaskan tangan di depan wajah. "Memangnya kamar ini milik siapa?" "Ini kamarku, sebelumnya kamarku berwarna merah muda, tapi karena kamu sekarang juga menjadi pemilik kamar ini, jadi kakak merubah cat kamar ini sesuai dengan warna kesukaanmu." Camelia membantu Arabelle duduk di pinggir ranjang. "Kau menyebut Uncle El kakak? tapi setahuku dia tidak punya adik." Camelia tersenyum lebar, ia sangat senang dengan kehadiran Arabelle di
Baca selengkapnya
Chapter 6
Tubuh Arabelle seketika menggigil dengan getaran hebat. Dimana nafasnya mulai memburu tidak teratur dan menimbulkan rasa sesak yang sangat menyakitkan."Aaaaa!"Teriak penuh ketakutan Arabelle diiringi tubuh yang langsung ambruk ke lantai membuat Elliot dan Camelia membulatkan mata. Kejadian yang terjadi begitu cepat, hingga membuat mereka terpaku."Ara!" pekik Elliot dan Camelia bersamaan. Elliot segera meraih tubuh Arabelle. Meletakkan kepala gadis itu yang sedikit memar karena terbentur lantai."Ra, buka mata kamu!" seru Elliot panik dengan kecemasan yang meledak. Rasa takut akan kehilangan terpancar begitu jelas dimatanya. Dimana nafas Elliot semakin memburu."Ra, bangun. Keponakan Uncle yang paling cantik. Ayo bangun." Elliot mengguncang lembut tubuh Arabelle serta menepuk pelan kedua pipi chuby gadis itu. "Ara, baru juga ketemu. Lo kok pingsan?" celetuk Camelia asal karena cemas. Ia menutup mulutnya panik."Kakak bawa Ara ke kamar dulu. Kamu pergi keluar lihat darimana ledakan
Baca selengkapnya
Chapter 7
Elliot, Arabelle, dan juga Camelia kini berada di dalam mobil. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit untuk pengecekan teratur Arabelle. Kondisi gadis manis dan polos itu kini semakin membaik. Buktinya, gif dan perban yang menyangga tangannya yang patah sudah dilepaskan."Kak El," panggil Camelia dari kursi penumpang belakang. Membuat Arabelle yang duduk di samping Elliot melirik spion untuk melihat kelakuan Camelia yang kini memangku tangan sambil memasang ekspresi cemberut."Iya, Cam." Elliot menjawab tanpa mengalihkan fokus pada jalanan di depannya."Aku mau sekolah di sekolah Arabelle aja." Ucapan Camelia membuat kecepatan mobil yang dilajukan oleh Elliot memelan."Boleh donk, Uncle. Biar Ara sama Cam sama-sama terus." Arabelle ikut memberikan pendapatnya yang terdengar membujuk."Tapi, Uncle udah daftarin Cam di SMA 1 Angkasa. Deket juga dari rumah dan juga searah sama kantor Uncel," jawab Elliot menghela nafas. Berharap keponakan kecilnya itu tidak tersinggung karena penolakann
Baca selengkapnya
Chapter 8
"Ra!" Suara bass terdengar lembut seketika membuat Arabelle menyeka cepat air matanya. Lalu, berbalik dan mendapati Elliot."Uncle belum tidur?" tanya Arabelle basa-basi. Ia menundukkan kepalanya sedikit, menyembunyikan matanya yang sedikit memerah."Seharusnya, Uncle yang bertanya seperti itu. Ini sudah malam, kenapa kamu belum tidur?""Hhh, aku tidak bisa tidur.""Karena kamu menangis."Arabelle terhenyak mendengar ucapan Elliot. Ia sudah berusaha menyembunyikannya, tapi tetap saja pria di depannya ini tahu. Elliot menarik dagu Arabelle. Membuat wajah gadis itu menatap ke arahnya dengan canggung. Kedua tatapan mereka beradu sejenak ditemani cahaya bulan yang bersinar terang. Waktu seakan berhenti bagi mereka. Dimana satu sama lain enggan memalingkan wajah karena begitu tenggelam dalam tatapan satu sama lain. Rasa sesak yang sudah ditahan Arabelle sekuat tenaga meledak begitu saja saat menatap mata teduh sang paman. Arabelle dengan cepat memeluk tubuh Elliot begitu erat. Menenggelam
Baca selengkapnya
Chapter 9
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Elliot menatap Arabelle yang tersenyum aneh."Ara merasa aneh aja, Uncle. Kita udah kayak suami istri, tidur di ranjang yang sama," jawab Arabelle terkekeh dengan kedua pipi yang merona.Sementara Elliot menelan ludah paksa. Tubuhnya tiba-tiba merasa panas dengan wajah yang juga memerah. Darah yang mengalir dalam tubuhnya berdesir hebat. Seolah-olah kata-kata Arabelle barusan seperti mantra."Uncle," panggil Arabelle menyentuh bahu sang paman karena melihat pria itu malah melamun dengan wajah memerah. Elliot tersentak, ia seketika salah tingkah dengan bola mata yang melirik kesana-kemari."Wajah Uncle kok merah?" tanya Arabelle bingung. Ia menangkupkan kedua telapak tangannya di wajah Elliot. Tindakan yang berhasil membuat Elliot semakin menegang."Uncle sakit? Tapi kok ngak panas." Lagi-lagi Arabelle mengoceh sendiri. Dengan cepat, Elliot menarik tangan Arabelle menjauh dari dirinya. Menetralkan ekpresi wajah sebiasa mungkin."Sekarang kamu
Baca selengkapnya
Chapter 10
Dengan wajah panik bercampur cemas serta khawatir. Camelia mendobrak pintu kamar Elliot dengan cepat. Ia ingin beritahu sang kakak kalau keponakan kesayangannya hilang.Namun, detik berikutnya. Mulut Camelia membulat sempurna melihat pemandangan di dalam kamar Elliot. Ternyata, orang yang dicari berada di atas ranjang sedang tidur sambil berpelukan dengan sang kakak."Aaaa!"Teriakan Camelia sontak membuat Elliot terbangun dengan wajah kaget dan panik. Ia segera melompat dari ranjang, kemudian membekap mulut sang adik agar berhenti berteriak. Ia tidak ingin Arabelle sampai terbangun dan merasa malu dengan kondisi ini. Elliot menyeret tubuh Camelia keluar dari kamar. Menutup pintu sebelum melepaskan bekapannya dari mulut Camelia."Kamu ngapain pake teriak-teriak segala? Kalau Ara bangun gimana?" cecar Elliot kesal sembari menoyor kepala adiknya yang langsung meringgis."Gimana ngak teriak, aku panik nyariin Arabelle. Aku kira dia hilang, tapi ternyata malah tidur bareng sama Kakak. Ja
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status