Tiba-Tiba Menjadi Istri Letnan Arogan

Tiba-Tiba Menjadi Istri Letnan Arogan

last updateLast Updated : 2025-06-23
By:  Syakhsun_muhimmOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Zalra yang baru saja bangun dari koma dan didiagnosa mengalami amnesia tiba-tiba diminta menikah dengan seorang Letnan Kolonel—Letkol Aldev yang sangat Arogan. Bukan hanya sifat arogan, Letkol Aldev juga ternyata menyimpan rahasia yang sangat besar dari hilangnya memori tersembunyi Zalra. Apa rahasia letkol Aldev itu? Dan apa kaitannya dengan ingatan Zalra?

View More

Chapter 1

Tuntutan Menikah

Hujan deras menyapa bumi, suara air yang berjatuhan itu membuat “Aldev” termenung memangku dagu pada kedua lututnya. Wajahnya ditekuk, seragam berwarna hijau pupus yang dikenakannya nampak bercak percikan air bercampur percikan darah—pertanda bahwa ia baru saja menerjang hujan.

Ia baru saja membawa dua orang saudara kembar ke rumah sakit, dengan langkah yang tertatih dan hati yang tak karuan.

Dering ponsel berbunyi, mengagetkannya.

(Dev, pulang! Ayah mau bicara!)

Aldev tak menjawab, ia hanya diam mendengarkan suara di balik panggilan telepon itu.

(Aku beri kamu waktu setengah jam!)

Panggilan telepon terputus. Aldev mendengkus kasar, bangkit dari kursi besi yang tersedia di depan ruangan gawat darurat.

Peluh dingin masih terkucur dari pelipisnya. Rambut yang hampir botak itu tertutup sempurna dengan topi.

Aldev, perwira TNI AD baru saja mendapatkan pangkat Letnan kolonel yang bertugas sebagai komando di bataylon itu nampak tak tenang. Ia baru saja menembakkan peluru ke sasaran yang tidak tepat—mengenai seorang perempuan yang sedang melewati titik sasaran senjatanya pada pesta setelah diangkatnya ia menjadi seorang letnan kolonel.

Langkahnya berat, menapak ubin keramik. Ia kembali menerobos hujan. Dalam hatinya, ia berjanji akan kembali karena kesalahannnya ini dapat mengancam pangkatnya.

Sesampainya di rumah, komplek perumahan jenderal. Ia segera memasuki rumah tersebut. Ia adalah anak dari Jendral bintang empat—Jenderal Saga. Rumah yang berdiri megah di bagian utama komplek dengan bangunan tema modern. Tatanan ruangan nampak sangat rapi, warna hijau dinding berpadu dengan warna cokelat furniture ruangan menjadi keserasian yang nyaman dipandang oleh pasang mata.

“Siap... Ada apa, Yah?” Aldev datang dengan hormat.

Jenderal Saga menatap Aldev dengan saksama, di sampingnya sang istri yang duduk di kursi roda—Ny. Sera yang mengalami kelumpuhan selama dua tahun belakangan ini.

Suasana mencekam, Aldev tetap berdiri tegap di depan kedua orang tuanya.

“Dev, duduklah!” titah Jenderal Saga.

“Siap laksanakan!”

Ia pun duduk di sofa, tetap tegap dan dengan tatapan tegas.

Jenderal Saga mengulurkan tangannya, meletakkan map cokelat di atas nakas. Perlahan.

Aldev menatap sejenak ke arah map itu, segera beralih kepada jenderal. Sebelah keningnya terangkat, isyarat menanyakan maksud dari amplop tersebut.

“Bukalah!”

Perlahan jemari Aldev membuka amplop. Sebuah surat dengan tinta hitam yang diketik rapi, ditambah dengan tabuhan tanda tangan pada materai di bagian pojok dokumen tersebut. Bertuliskan sebuah wasiat atau bahkan ancaman yang ditujukan kepada Aldev.

“Ayah...” Aldev segera berdiri dari sofa. Matanya membulat, kaget.

Suasana hening sejenak. Jenderal menyilangkan kaki. “Ada apa, Dev? Kamu itu sudah seharusnya menikah! Lihat ibumu, dia sejak dulu meminta kamu untuk memberi cucu. Namun, apa? Sampai sekarang kamu masih belum juga membawa wanitamu ke mari.”

Napas Aldev terhentak berat.

“Kami beri kamu waktu satu minggu dari sekarang. Kalau kamu belum jua membawa calon istrimu ke mari, maka aku tidak akan segan-segan mencopot pangkatmu dan tidak ingin lagi menganggapmu sebagai anak.”

Beban di kepala Aldev bertambah lagi, ia menendang angin. Berteriak lantang di sisi jurang yang biasa digunakan untuk tempat latihan.

Letnan Aldev adalah anak satu-satunya jenderal. Ia menjadi harapan satu-satunya untuk memberikan pewaris—keturunan keluarganya.

(Lapor, Letkol! Identitas kedua pasien sudah ditemukan)

(Kerja bagus!)

Letnan Aldev sudah mengirimkan bawahannya untuk mencari tahu identitas perempuan kembar yang sedang terbaring di ranjang ruang gawat darurat akibat perbuatannya. Hitungan jam sja, informasi akurat sudah melabuh di gendang telinganya.

Di atas nakas bundar, tergeletak sebuah dokumen lengkap yang berisi tentang identitas korban penembakan oleh Aldev. Aldev yang selalu berekspresi datar itu membuka dan membaca perlahan dokumen.

Selembar demi sekembar, diam. Hanya gerakan bola matanya yang bergerak menyusuri tiap huruf yang tertata di sana.

"Ternyata seorang dokter yang masih koas." Aldev meremehkan. "Tugas dinasnya di rumah sakit militer ya. Orang baru, pantas aku tidak tau."

"Bagaimana keadaan mereka sekarang?" tanya Aldev pada bawahannya yang sedari tadi berdiri tegap di sampingnya.

"Kedua pasien masih koma, Letkol."

"Selalu kabari aku mengenai perkembangan mereka!" titah Aldev. Berdiri dari kursi dan meninggalkan markas.

Langkahnya cepat, banyak tugas yang harus ia kerjakan dalam sehari bahkan membuatnya tak bisa tidur nyenyak meski hanya satu jam saja. Tugasna di bataylon cukup berat, ia sangat fokus dengan tugasnya hingga tak sempat memikirkan masalah percintaan.

"Menikah?" Aldev berdecak pelan. "Hanya buang-buang waktu saja," sambungnya.

Aldev punya ambisi yang sangat kuat, ambisi mendapatkan pangkat tinggi dengan usahanya sendiri, namun sang ayah selalu meremehkan dan memberikan pangkat padanya seenak hati.

Wajahnya yang tampan dan tegas itu menarik perhatian tiap pasang mata wanita yang sering berusaha merenggut hati Sang Letkol, namun ia sangat dingin dan tak pernah menaruh hati. Selain itu, sifat arogannya sudah mendarah daging. Hatinya yang keras bak batu itu tak jua goyah sampai usianya sudah menginjak kepala empat.

"Aku sudah mati-matian memperjuangkan pangkat ini. Kenapa ayah seenak hati ingin mencopotnya? Tidak masuk akal." Menendang kursi. "Aku harus menikah dengan siapa? Apa iya aku harus menikah kontrak? Tapi, dengan siapa. Aku tak ada punya teman perempuan."

Aldev berpikir keras. Bahkan, hal ini jauh lebih keras dibandingkan tugas-tugasnya sebagai komandan di bataylon.

_Goodnovel_

Kian hari berlalu, kabar dari kedua perempuan kembar itu tak kunjung menghampiri.

Jam dinding berdetak nyaring, Aldev masih duduk di kursinya. Menatap layar monitor yang menampilkan informasi tugas-tugasnya sebagai komando. Perlahan, matanya terpejam dan ia tak kuasa menahan rasa kantuknya. Ia tertidur di atas meja kerja. Setiap malam ia dihantui dengan rasa bingung, permintaan jenderal dan keadaan kedua pasien itu.

Ketukan pintu terdengar menyeru. Aldev membuka mata kembali, cahaya sudah menembus lewat pentilasi.

"Siapa?" teriak Aldev.

"Letda Suho.... siap laporan!"

Gawai pintu bergeser. "Ada laporan apa?" tanya Aldev.

"Pasien di ruang gawat darurat sudah sadarkan diri... Laporan selesai!"

Netra Aldev yang tadinya sedikit buram segera menjadi segar. "Saya segera ke sana! Jangan biarkan siapapun masuk ke ruangannya!"

"Siap laksanakan, Letkol!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status