Wanita yang Mendambakan Suamiku

Wanita yang Mendambakan Suamiku

last updateHuling Na-update : 2025-04-08
By:  Bintu HasanOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
26Mga Kabanata
445views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Di hari yang seharusnya menjadi awal kebahagiaannya, Rosa justru dipermalukan di depan ratusan pasang mata. Evelyn, mantan kekasih Liam yang menghilang lima tahun lalu, muncul dengan senyum penuh kemenangan, membawa tuduhan keji yang langsung menghancurkan kepercayaan semua orang. Fitnah itu begitu kejam—menyeret masa lalu yang tidak pernah Rosa lakukan, membuatnya tampak seperti wanita penuh dosa di mata keluarga Liam. Saat cinta dan kepercayaan yang dia jaga dengan sepenuh hati hancur begitu saja, Liam hanya bisa berdiri di antara keraguan dan tekanan dari keluarganya. Apakah Rosa benar-benar seperti yang dituduhkan? Terpojok dan dikhianati, Rosa menolak menyerah. Dia bersumpah akan membuktikan kebenaran dan membersihkan namanya, meski dunia seolah bersekongkol untuk menjatuhkannya. Namun, semakin dalam dia menggali kebenaran, semakin banyak rahasia kelam yang terungkap—termasuk fakta bahwa Evelyn tidak datang sendiri. Ketika nyawanya terancam dan kebohongan semakin menjerat, satu pertanyaan besar menghantuinya: Jika cinta Liam tak cukup kuat untuk bertahan di tengah badai ini, apakah dia masih layak untuk diperjuangkan?

view more

Kabanata 1

Bab 1. Akad yang Terguncang

"Saya terima nikah dan kawinnya Rosaline binti Rafaelan Dirgantara dengan maskawin tersebut, dibayar tunai."

Suara Liam terdengar mantap, bergema di aula pernikahan yang dipenuhi tamu. Cahaya lampu kristal memantul di kelopak bunga putih yang menghiasi ruangan, menciptakan suasana sakral yang nyaris sempurna.

Rosa menatap suaminya dengan senyum lega dengan sepasang mata yang berbinar penuh kebahagiaan. Tangan gemetar itu digenggam erat oleh Liam, seolah ingin menegaskan bahwa sekarang adalah awal baru bagi mereka. Semua orang menahan napas menunggu keputusan penghulu.

"Sah!" Suara para saksi menggema serempak, disusul tepuk tangan riuh dari para tamu.

Rosa menundukkan kepala, meresapi momen sakral yang baru saja terjadi. Hatinya bergetar, penuh syukur, penuh cinta. Hari ini, dia resmi menjadi istri Liam, pria yang selama ini dia cintai.

Senyumnya belum sempat memudar ketika tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu hak tinggi yang menggema di lantai marmer.

"Jadi dia yang kamu pilih untuk menggantikanku?"

Suara itu dingin, menusuk, penuh dengan kesombongan yang disengaja. Para tamu yang tadinya bersorak mulai berbisik, mencari sumber suara yang tiba-tiba mengacaukan kebahagiaan itu.

Dari arah pintu masuk, seorang wanita melangkah dengan penuh percaya diri. Gaun merah ketat membalut tubuhnya dengan sempurna, kontras dengan rambut panjang lurus yang menjuntai indah. Senyumnya tipis, tapi matanya menyala dengan tatapan penuh kemenangan.

Liam menegang, tangannya di sisi tubuh mengepal tanpa sadar. Rosa mengikuti arah pandangan semua orang dan jantungnya seolah berhenti berdetak. Wanita itu terlalu cantik, terlalu mencolok, dan kehadirannya membawa hawa yang tidak menyenangkan.

"Mas, dia siapa? Apa maksudnya bilang kayak gitu tadi?" tanya Rosa dengan suara yang sangat pelan.

"Evelyn." Jawaban yang cukup membuat wanita dalam balutan gaun pengantin merah muda itu terkejut.

Evelyn. Nama itu tiba-tiba memenuhi benak Rosa meskipun dia belum pernah bertemu dengannya secara langsung. Wanita yang seharusnya sudah menghilang dari kehidupan Liam lima tahun lalu kini berdiri di hadapan mereka.

"Lama nggak ketemu, Liam. Aku kangen," ucap Evelyn dengan nada manja yang dibuat-buat.

Suasana yang tadi penuh kebahagiaan berubah tegang dalam sekejap. Bisikan semakin keras, beberapa tamu mulai saling bertukar pandangan tidak percaya. Rosa mengerjap, mencoba memahami apa yang sedang terjadi di hadapannya.

"Keluar!" usir Liam dingin, rahangnya mengeras, pertanda bahwa dia sedang berusaha menahan emosi. Evelyn justru semakin mendekat dengan langkah santai seolah pernikahan ini hanyalah lelucon baginya.

"Memangnya kamu mau menikahi wanita yang udah nggak suci lagi, Liam?" lanjutnya dengan suara yang cukup lantang untuk didengar semua orang.

Tawa kecil keluar dari bibirnya, terdengar meremehkan dan menusuk. Rosa merasakan tubuhnya menegang, wajahnya langsung memanas. Liam langsung menoleh tajam dan air muka jelas menunjukkan amarah.

Para tamu semakin gaduh, beberapa orang mulai mengeluarkan ponsel untuk merekam kejadian itu. Evelyn jelas sengaja membuat kekacauan dan dia melakukannya dengan penuh percaya diri.

"Maksud kamu apa?" Suara Liam terdengar lebih dingin dari sebelumnya.

Wanita yang memakai gaun merah menyala itu memiringkan kepala karena menikmati situasi. Tatapannya lalu beralih ke Rosa, menatap dari atas ke bawah dengan ekspresi seolah dia sedang menilai barang murah. Senyum sinisnya semakin melebar dan dia melanjutkan dengan nada suara yang dibuat dramatis.

"Aku cuma kasihan sama kamu, Liam. Kamu pikir dia itu perempuan baik-baik? Jangan bodoh. Selama ini dia cuma membohongi kamu."

Rosa merasa perutnya seperti ditinju mendengar kata-kata itu. Detik berikutnya, seorang pria melangkah masuk dari pintu belakang, wajahnya tidak asing bagi sebagian tamu. Evelyn menoleh ke arahnya lalu tersenyum puas membuat Rosa langsung merasa ada yang tidak beres, apalagi ketika pria itu berhenti di samping Evelyn dan menatapnya dengan ekspresi penuh arti.

"Kenalin ...." Evelyn berkata dengan nada penuh kepuasan. "Ini Raka. Pria yang dulu pernah tidur sama istrimu."

Ruangan langsung bergemuruh. Beberapa tamu langsung menutup mulut mereka karena terkejut. Rosa merasakan tubuhnya membeku, wajahnya seketika memucat.

Liam menegang di tempat dengan mata melebar, menatap Evelyn dan pria itu dengan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Detik itu juga, kebahagiaan yang baru saja dia rasakan seakan runtuh dalam sekejap.

"Apa maksudnya ini?" Suara Liam bergetar, tapi nadanya mengandung kemarahan yang berusaha ditahan.

"Mas, aku nggak—"

"Maksudku?" potong Evelyn dengan suara lantang ketika Rosa mencoba melakukan pembelaan. Setelah itu, dia melirik Rosa dengan senyum mengejek sebelum menatap Liam lagi, "Ah, sayang sekali kamu sangat mudah dibodohi, Liam. Kamu pikir dia setia ke kamu? Kamu pikir dia perempuan baik-baik? Kamu salah besar."

Liam menoleh ke arah Rosa, matanya dipenuhi keraguan. Sementara itu, Rosa kembali membuka mulut karena ingin membela diri, tapi suaranya tercekat. Semua mata kini tertuju wanita dalam balutan gaun pengantin itu seakan menunggu penjelasan. Namun, bagaimana dia bisa menjelaskan sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak tahu?

"Aku nggak kenal dia, Mas." Rosa akhirnya berhasil bersuara meskipun terdengar lirih. "Aku nggak pernah punya hubungan apa pun sama dia."

Evelyn terkekeh kecil, dia menganggap pernyataan Rosa adalah lelucon. Dia pun menatap Raka dengan ekspresi puas, kemudian kembali ke Liam. "Oh, ayolah, Liam. Jangan bilang kamu masih percaya omongannya. Coba tanya Raka sendiri."

Pria yang sejak tadi diam itu kini membuka suara. "Aku nggak tahu apa dia ingat atau pura-pura lupa, tapi kami pernah dekat beberapa tahun lalu. Aku masih ingat wajahnya. Dia Rosaline."

Pernyataan itu membuat Rosa semakin gemetar. Dia ingin berteriak, ingin menyangkal, tapi kata-kata seakan menguap dari pikirannya. Liam menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan—ada kemarahan, ada kekecewaan, dan yang paling menyakitkan, ada keraguan di sana.

"Mas, percaya sama aku. Aku nggak pernah kenal sama dia, apalagi sampai tidur." Rosa mencoba meraih tangan Liam, tapi pria itu justru menarik diri.

Evelyn tersenyum puas melihat itu. "Kamu mau tetap menikah dengan perempuan kayak gini, Liam? Aku heran, padahal dulu kamu hanya mau wanita yang benar-benar jadi milikmu. Aku kira kamu masih laki-laki yang sama."

"Ini sulit dipercaya." Liam mengembuskan napas keras lalu menatap istrinya dengan ekspresi sulit ditebak. Evelyn tidak berhenti di sana, dia kembali berbicara dengan suara lebih tajam.

"Lagian, kamu masih milikku, Liam. Aku nggak peduli dengan pernikahan ini. Aku kembali untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."

Pernyataan itu menggema di seluruh ruangan, membuat Rosa semakin merasa terimpit. Tamu-tamu mulai bergumam, bisikan mereka semakin keras, bahkan beberapa dari mereka terlihat menatap Rosa dengan pandangan mencurigakan. Liam masih diam, seperti berada dalam kebingungan besar.

Rosa menatap suaminya, berharap Liam akan membela. Namun, yang dia dapatkan hanyalah keheningan. Hatinya mencelos, ada perasaan sakit yang mulai merayap. Apakah Liam benar-benar akan meragukannya hanya karena omongan Evelyn?

Dan untuk pertama kalinya sejak akad tadi, Rosa merasa pernikahannya sudah berada di ambang kehancuran, bahkan sebelum sempat dimulai.

"Dia mantan pacar Liam? Gimana kalau dia bohong supaya mereka bisa balikan?" celetuk salah seorang yang hadir di sana.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Aarelith
cerita baru, yeay!!!!!!!!!!!!!!!
2025-02-21 12:08:02
0
26 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status