ใต้เงาบุษบา

ใต้เงาบุษบา

last updateLast Updated : 2025-06-05
By:  rasita_suinOngoing
Language: Thai
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
67Chapters
335views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

บุษบาสวยสดงดงามจับตาจับใจ ใครเล่าจะแลมองจินตะหราผู้ต่ำศักดิ์ กลับมาอีกครั้งสำหรับหนึ่งในสามสาวนางรำ ‘พิมพ์ปราง’ ที่เป็นเพื่อนสาวคนสนิทของหม่อมหลวงกัญญานันใน ‘เพลิงภูหมอก’ หลังจากกัญญานันมีความสุขกับชีวิตคู่ของตัวเองไปแล้วคราวนี้ก็มาถึงคิวของพิมพ์ปรางกันบ้าง ความสวยหวานของพิมพ์ปรางให้ความรู้สึกสบายตาน่ามอง เปรียบกับดอกไม้ที่มีสีสันอ่อนโยน ให้ความหอมสดชื่นชวนดอมดม แต่กลิ่นหอมกลับไม่จีรัง เมื่อหมดกลิ่นเหล่าแมลงก็จากไปหาดอกไม้ใหม่ และการเติบโตในบ้านตระกูลเจ้านายอย่างอรรถพันธ์พงศ์ เป็นเพื่อนเล่นกับหม่อมหลวงกัญญานันผู้เพียบพร้อมพริ้มเพรา งดงามชวนใจละลาย ยิ่งกดให้เธอต้องอยู่ภายใต้ความสูงส่งเลอค่าเสมอมา แต่นั่นไม่ได้สร้างความน้อยเนื้อต่ำใจให้เธอเลยสักนิด คนที่กดขี่ข่มเหงจิตใจและฆ่าเธอให้ตายทั้งเป็นก็คือ 'หม่อมหลวงกิตติกร' หญิงสาวที่ไม่มีวันก้าวขึ้นมาโดดเด่นหรือเทียบเท่ายอมจำนนกับฐานะของตัวเอง ยอมอยู่ใต้เงาของทุกคนเสมอ แต่กลับถูกทำร้ายจนไม่เหลือศักดิ์ศรี ไม่มีที่ให้ยืน เธอจึงเลือกที่จะหนีออกมาจากเงา ทว่าผู้ชายคนนั้นก็ยังเหยียบย่ำซ้ำแล้วซ้ำเล่า

View More

Chapter 1

บทนำ

"Cair Bram gaji bulan ini. Ada bonus juga dari bos, kita bisa senang-senang nih."

Aku menelan ludah. Jangankan senang-senang, gaji bulan ini saja masih kurang untuk membayar cicilanku.

"Bagaimana Bram? Kali ini kau ikut kan acara kami?"

Kembali aku menarik napas karena kali ini pun, aku tak mungkin bisa ikut dengan teman-teman untuk nongkrong bareng.

"Tidak bisa, Rud. Kau kan tau, Amara bisa marah besar jika gajiku berkurang."

Mendengar ucapanku, beberapa orang teman tertawa di belakangku. Mereka segera bergabung dan duduk santai di kantin kantor.

"Aku tak menyangka, di jaman sekarang masih ada tipe suami sepertimu, Bram. Kalau istrimu tak mengijinkan maka jangan bilang, jadikan ini rahasia seorang pria. Apa benar hidupmu selurus itu, Bram? Aku benar-benar tidak percaya."

Kembali mereka tertawa, seolah mengejekku yang terlalu menuruti permintaan Amara. Apa benar hidupku begitu lucu bagi mereka.

"Jangan terlalu jujur pada istri, Bram. Kau berhak bahagia dengan mengunakan sedikit uang gajimu. Kau yang kerja, kenapa istrimu pula yang menguasainya."

Aku menarik napas panjang, sepertinya apa yang diucapkan Danu ada benarnya. Setelah sebulan penuh bekerja seperti sapi. Kenapa Amara marah kalau aku mengunakan sedikit saja uang gaji itu.

"Kalau begitu nanti malam aku ikut kalian. Ada benarnya juga, untuk sesekali membahagiakan diri sendiri."

Aku tertawa karena sudah mengambil keputusan. Untuk mengunakan sedikit uang gaji bulan ini, demi membahagiakan diriku sendiri.

"Aku tak masalah, Mas. Kalau kau mau mengunakan uang gajimu, asal kau berpikir cukup atau tidak uang itu, untuk membayar cicilanmu."

Ucapan Amara masih aku ingat, tapi selama ini uang gajiku selalu cukup di tangannya. Bulan ini pun pasti lebih dari cukup.

"Sudah Bram, jangan memikirkan masalah rumah dulu. Lihat biduannya cantik banget, ayo goyang."

Danu menarik tanganku dan mengajak naik ke panggung untuk berjoget. Dia juga mengajari untuk meraba bagian tubuh wanita itu. Aku terkejut, namun wanita itu tampak biasa saja, dia bahkan mengedipkan matanya dengan genit.

"Dua ratus ribu sekali goyang, Mas. Tempat dimana saja bisa."

Wanita itu berbisik di kupingku, setelah menjauhkan mik di tangannya. Untuk sesaat aku terpaku, apa yang dia maksud barusan itu menawarkan tubuhnya.

"Iya, kau bisa meregangkan otot mu dengannya, Bram. Kau tau, rasanya pasti beda dengan istrimu di rumah." Danu menjelaskan begitu melihat kebingunganku.

Aku benar-benar tak percaya, kalau Danu begitu mahir menjelaskan semuanya. Apa dia sudah biasa meniduri wanita yang bukan istrinya, aku bergidik ngeri dan memilih untuk pulang saja.

"Kau memang polos, Bram. Sudah sana pulang, sebelum itu habiskan minumanmu."

Aku segera meneguk minuman di dalam gelas, yang tadi aku tinggal berjoget di depan. Setelah itu aku memilih duduk sebentar sebelum pulang, namun tak lama aku merasakan sesuatu yang terasa panas di dalam tubuhku.

"Sar ... Sari sini sebentar. Temani pria ini, aku rasa dia membutuhkan mu. Bawa saja kebelakang nanti aku bayar."

Antara sadar dan tidak, aku mendengar Danu bicara pada biduan itu. Aku tak tau apa yang terjadi. Namun saat sadar, aku terbangun dalam keadaan bugil dalam pelukan biduan itu.

"Apa yang kau lakukan, Mbak? Kenapa kita ada di ruangan ini?" Aku memijat kepala yang terasa pusing.

Aku mencoba mengelengkan kepala, agar rasa pusing ini segera hilang. Namun tawa kecil itu membuatku bingung.

"Mas kita baru saja bersenang-senang. Kau bahkan begitu hebat menyerang, pasti istrimu bahagia setiap habis bertempur denganmu. Lain kali datang saja jika perlu, tak perlu bayar karena aku sangat puas."

Aku melihat jam dan terkejut setengah mati, karena ini sudah tengah malam. Bisa mampus kalau Amara marah.

(Cepat pulang kalau tidak kau akan menyesal, Mas.)

Benar saja selain panggilan tak terjawab, sudah ada puluhan pesan tak terbaca dari tadi. Amara pasti marah besar kali ini, karena aku tak pernah pulang setelat ini.

"Jangan pergi dulu, mas. Kita bisa main satu kali lagi."

Menjijikan, wanita itu begitu tak tau malu. Dia berdiri dengan tubuh tanpa sehelai benang pun, aku segera berlari keluar setelah memakai baju dengan lengkap.

"Kau mau kemana, Bram? Cepat amat. Lihat wanita itu masih belum selesai."

Aku tak perduli dengan ucapan Danu yang terpenting sekarang harus segera pulang. Kalau tidak aku akan dalam masalah besar.

Tok ... tok ... tok.

Aku mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari dalam rumah. Entah kemana Amara malam-malam begini, apa dia semarah itu hingga tak mau membukakan pintu.

"Amara buka pintunya, mas mau masuk!"

Aku berteriak namun tak ada tanda-tanda pintu akan di buka. Dengan susah payah aku mencari kunci cadangan, namun tak ketemu entah di mana aku simpan.

"Lain kali kalau tak bawa kunci, kau bisa mencari di bawah pot bunga depan rumah. Aku biasa menyimpan di sana jika bepergian."

Begitu ingat perkataan Amara, aku segera memeriksa pot dan mendapatkan sebuah kunci. Apa Amara benar-benar tak di rumah, lalu dia kemana malam-malam begini.

(Kalau kau sudah pulang segera ke rumah ibu mu, Mas. Aku sudah sangat pusing dari tadi, jika kau tak datang juga, maka bersiaplah mengantarku pulang ke ruang emak dan bapak.)

Aku terkejut membaca salah satu pesan dari Amara. Sialnya lagi itu pesan setengah jam yang lalu, apa dia ada di rumah ibu tapi buat apa dia di sana.

Brak ....

Aku terkejut ketika hendak membuka pintu, justru dari luar terdengar tendangan yang cukup kuat. Terlihat Amara berdiri dengan sangat marah.

"Darimana saja kau, Mas? Apa tak bisa kau baca dan membalas pesan yang aku kirimkan? Kau pikir aku kuat? Satu jam di rumah ibumu, hanya untuk mendengarkan caci-maki darinya."

Amara sangat marah, dia menatap tajam seolah hendak menelanku hidup-hidup. Entah apa lagi yang dilakukan ibu padanya.

"Cepat pergi, bawa semua gajimu. Semoga dia masih hidup untuk menerima uang darimu," ujarnya ketus.

"Katakan juga padanya, tak usah bersusah payah memisahkan kita. Aku sendiri yang pergi, dia pikir aku senang sekali hidup dengan anaknya," pekik Amara.

Dia terlihat sangat kesal. Untuk pertama kalinya dia berbicara dengan nada keras begini, aku yakin dia pasti habis bertengkar dengan ibu, ini pasti masalah uang lagi. Ibu memang tak pernah bisa bersabar jika menyangkut uang.

"Pelan kan suaramu, Ara. Kau kan bisa bersabar menghadapi ibu, dia memang sudah biasa seperti itu."

Plak ....

Aku terkejut mendapat tamparan dari Amara. Dia benar-benar kurang ajar padaku, semarah apapun dia tak pernah mengangkat tangannya, namun kali ini berbeda.

"Kau benar-benar tak berotak ya, Mas. Bisa-bisanya kau anggap ucapan ibumu itu biasa, sudah berkali-kali dia menghina dan menyumpahi aku, hanya karena kau telat setoran dan itu kau anggap biasa. Kau laki-laki atau bukan?" pekik Amara lagi.

Dia melanjutkan mengemasi bajunya. Entah mau kemana dia malam-malam begini, apa mungkin ancamannya tadi akan dia lakukan.

"Kau tenang dulu, Ara. Jangan gegabah, kita bicarakan semua ini baik-baik. Tadi aku memang telat pulang, karena ada masalah di kantor jadi para pegawai dilarang pulang awal," ucapku.

Aku terpaksa berbohong, kalau tidak masalah ini akan semakin panjang. Apalagi jika Ara tau apa yang aku lakukan tadi.

"Terserah, aku tak perduli yang penting sekarang juga kau ke rumah ibumu, lalu serahkan bagiannya. Katakan juga kalau dia bisa mengambil semua uang gaji mu, asal dia tak ribut soal cicilan padaku."

Amara terlihat mulai agak tenang, lebih baik aku ke rumah ibu saja. Wanita itu bisa darah tinggi, jika aku menunda memberinya uang.

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di rumah ibu. Tentu saja wanita itu juga melanjutkan omelannya.

"Dasar anak kurang ajar, kau pasti di suruh istrimu untuk tidak memberiku uang. Pulang kerja jam lima tapi baru sekarang kau datang, kemana saja dari tadi. Ibu malu karena telat bayar arisan, Bram."

Aku terkejut karena baru ingat hari ini jadwal ibu bayar arisan. Dengan tangan gemetar, aku menyerahkan lima lembar uang berwarna merah.

"Lepaskan tangan mu, Bram. Apa kau tak rela menyerahkan uang ini pada ibu. Apa begitu patuh kau pada Amara, hingga berat menafkahi ibu kandung mu?"

Aku terpaksa melepas uang itu. Meski dengan berat hati aku harus siap menerima kemarahan Amara lagi, istriku pasti mengamuk jika tau bulan ini minus lagi.

"Aku tak mau tau kau selesaikan sendiri, Mas. Aku tak sanggup mendengar makian penagih hutang dan juga cacian dari mulut ibumu. Sudah cukup selama ini aku tutupi semua aibmu."

Ucapan Amara bulan lalu, seolah baru semalam aku dengar. Sekarang aku mengingkari janji lagi, kenapa tadi harus mengunakan uang untuk bersenang-senang. Kalau tidak kan masih bisa pas dan tidak minus begini.

Setelah menenangkan ibu kini saatnya menghadapi Amara. Di depan rumah aku menarik napas menenangkan diri, semoga kali ini amara masih mau mengerti keadaanku.

"Maaf Ara, untuk bulan ini mas hanya dapat gaji segini. Tolong kau atur sebaik mungkin, tetaplah bersyukur dengan rejeki kita."

Prang ....

Aku berlari keluar karena Amara sedang melampiaskan emosinya. Lebih baik menghindar dulu, kalau tidak bisa bonyok juga kena lemparan panci.

Nanti setelah dia tenang baru aku pulang. Meski harus tidur di luar tak masalah, asal Amara tak lagi marah-marah. Aku takut ini batas dari kesabaran istriku, jika itu terjadi apa mungkin dia akan benar-benar pergi, seperti ancamannya selama ini.

Aku benar-benar tak mau kehilangan Amara. Tapi ibu yang terus saja membuat aku dan dia hampir berpisah. Seandainya ibu tau siapa Amara, mungkin dia akan bertekuk lutut pada menantunya, namun itu akan membuatku terhina di mata ibu. Aku belum siap makanya mengorbankan istri yang baik itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

Comments

No Comments
67 Chapters
บทนำ
โอ้ว่าน่าเสียดายตัวนัก เพราะเชื่อลิ้นหลงรักจึงช้ำจิตจะออกชื่อลือชั่วไปทั่วทิศ เมื่อพลั้งคิดผิดแล้วจะโทษใครเสียแรงหวังฝังฝากชีวี พระจะมีเมตตาก็หาไม่หมายบำเหน็จจะรีบเสด็จไป ก็รู้เท่าเข้าใจในทำนองด้วยระเด่นบุษบาโฉมตรู ควรคู่ภิรมย์สมสองไม่ต่ำศักดิ์รูปชั่วเหมือนตัวน้อง ทั้งพวกพ้องสุริยวงศ์พงศ์พันธุ์แต่นี้สืบไปภายหน้า จะอายชาวดาหาเป็นแม่นมั่นเขาจะค่อนนินทาทุกสิ่งอัน นางรำพันว่าพลางทางโศกา[1] ความงดงามอ้อนช้อยที่ร่างแบบบางกำลังกรีดกรายตามคำตัดพ้อต่อว่า โดยมีร่างกำยำอีกร่างร่ายรำปลอบโยนทำให้กิตติกรจ้องมองไม่วางตาด้วยขุ่นขวางอย่างบอกไม่ถูก ไม่รู้สึกซึมซับประทับใจกับความอ่อนช้อยงดงามเลยแม้แต่น้อย แน่นอนว่าบทละครนี้เขาเคยมีโอกาสได้ดูมาแล้วเพราะน้องสาวของเขาเรียนวิทยาลัยนาฏศิลป์มีงานให้แสดงเสมอไม่ขาด หลายครั้งก็มักจะเป็นบทละครรำเรื่องอิเหนาอย่างเช่นคราวนี้ และเขาก็แปลกใจเหลือเกินว่าทำไมต้องเป
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
1.จินตะหรา (1)
เสียงข้อความเข้าดังขึ้นทำให้คนที่เพิ่งเปลี่ยนเสื้อผ้าเรียบร้อยแล้วนั่งรอเพื่อนๆ หยิบมือถือของตนขึ้นมาเปิดดู เห็นเป็นข้อความจากพี่ชาย“น้องก้อยมายังไง ให้พี่ไปส่งไหม”กัญญานันเห็นกิตติกรแล้วตั้งแต่ตอนที่แสดงอยู่บนเวทีจึงไม่แปลกใจที่อีกฝ่ายจะถาม หญิงสาวจึงโทรกลับไป“ว่าไงครับน้องก้อย”“พวกเรามารถสองกันน่ะค่ะพี่กลาง”“อ๋อ โอเค งั้นพี่กลับก่อนเลยนะครับ”“ค่ะ ว่าแต่พี่กลางมาที่นี่ได้ยังไงคะ”“ว่าจะทำตลาดเครื่องประดับไทยประยุกต์น่ะ ก็เลยมาหาไอเดีย”“แบบนี้นี่เอง ร้านเป็นยังไงบ้างคะ”“ก็ดีนะ เราเป็นแบนด์ที่คนรู้จักอยู่แล้ว เปิดสาขาเพิ่มคนก็สนใจ ถึงไม่ใช่ว่าคนที่เข้ามาทุกคนจะซื้อ แต่พี่ว่าพอไหว แล้วก็อยากเพิ่มสไตล์พื้นเมืองหรือไทยๆ เข้าไปด้วย น่าจะถูกใจคนที่นี่”“ค่ะ คนสมัยนี้เน้นความเป็นไทย ความเป็นพื้นเมือง ถ้าเขารู้สึกว่าซื้อแล้วจะได้ใช้เขาก็จะซื้อ”ระหว่างที่คุยกันพิมพ์ปรางที่เพิ่งเปลี่ยนชุดเสร็จเดินเข้ามาพร้อมกับถามด้วยสายตาว่าใคร กัญญานันจึงตอบแบบไม่มีเสียง“พี่กลาง”พิมพ์ปรางชะงักไปเพียงนิดเดียวเพื่อนสาวจึงไม่ทันสังเกต ก่อนจะเดินไปนั่งอีกมุมหน้ากระจกเช็ดเครื่องสำอาง“วันศุกร์เดี๋ยวพี่ไ
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
1.จินตะหรา (2)
หลังจากนั้นก็ไม่มีใครเอ่ยถึงเรื่องของสองคนนั้นอีกเพราะสามสาวไม่ใช่พวกช่างเมาท์และมาธาวีไม่สนใจเรื่องของพี่สาวมากนัก กัญญานันเองก็รู้ดีว่ากิตติกรเป็นคนมีอัชฌาศัยดีกับผู้หญิงสวยๆ อยู่แล้วสามสาวตัดสินใจเลือกร้านที่การตกแต่งดูน่ารักร้านหนึ่งซึ่งอยู่ไม่ไกลสถานที่จัดงานนักเพื่อสั่งอาหารง่ายๆ มาทาน ระหว่างที่กำลังรอของที่สั่งอยู่นั้นสองหนุ่มสาวคู่เดิมก็เดินเข้ามาในร้าน คนที่เห็นก่อนก็คือพิมพ์ปรางแต่เธอแค่มีสีหน้าคาดไม่ถึง ไม่ได้พูดอะไรนอกจากมองนิ่ง มาธาวีจึงมองตามแล้วก็เห็นว่าพี่สาวของตนกับพี่ชายของเพื่อนก็มาร้านเดียวกัน หญิงสาวรีบหันไปเขย่าแขนกัญญานันให้ดูด้วยกัน แม้จะหันมองทั้งสามคนแต่ไม่มีใครยกมือเรียกพวกเขาเพราะต่างก็คิดว่าสองคนนั้นต้องการความเป็นส่วนตัว แต่คนที่เข้ามาทีหลังกลับมองมาทางพวกเธอเสียก่อน แล้วกิตติกรก็เดินนำมาลินีเข้ามาหา“พี่กลาง”กัญญานันลุกขึ้นตามนิสัยที่เป็นคนมารยาทดี สองสาวจึงลุกตามแล้วยกมือไหว้กิตติกร“สวัสดีค่ะ”มาธาวีเอ่ยขึ้นเพราะเธอเพิ่งเจอชายหนุ่ม แต่พิมพ์ปรางแค่ยกมือไหว้“มาทานข้าวกันเหรอ”ชายหนุ่มกวาดตามองสามสาวแวบหนึ่งพร้อมกับถาม“ค่ะ อยากกลับไปนอนกันเลยน่ะค่ะ”
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
2.นางรำขวัญใจประชาชน (1)
หน้าโรงเรียนของสามสาวพิมพ์ปรางเป็นคนพาเด็กนักเรียนที่ตนเองกับมาธาวีสอนลงมาส่งในตอนที่ผู้ปกครองโทรมาแจ้งว่ามารับแล้ว หญิงสาวไหว้อีกฝ่ายและยืนพูดคุยกันอยู่ด้านหน้าตึก ภาพนั้นอยู่ในสายตาของคนที่เพิ่งขับรถมาจอดเลยไปเล็กน้อยเพราะเห็นว่ามีรถขวางอยู่“ได้คุณครูเก่งๆ แบบครูปรางอีกไม่นานลูกพลอยต้องรำเก่งแล้วก็สวยเหมือนคุณครูแน่ๆ ใช่ไหมลูก”หนุ่มใหญ่ที่อยู่ในชุดเรียบร้อยบอกหน้ายิ้มแย้มแล้วหันไปหาลูกสาวอายุประมาณสิบเอ็ดสิบสองขวบที่รีบพยักหน้ารับ“น้องพลอยเก่งอยู่แล้วค่ะ ความจำดี ตัวอ่อน ตั้งวงสวยมากค่ะ”“ใช่ค่ะคุณพ่อ ครูปรางกับครูสองชมตลอดว่าน้องพลอยเก่ง แล้วน้องพลอยก็จะได้ฟ้อนเทียน ต๋ามผาง ปะตี๊ด ส่องฟ้า ฮักษาเมือง ในงานยี่เป็งด้วย คุณพ่อต้องถ่ายวิดีโอเอาไว้นะคะ”“งั้นเหรอลูก เอ...ว่าแต่เมื่อไรจะได้มีโอกาสดูคุณครูแสดงอีกบ้างล่ะครับ ผมยังจำตอนคุณครูเป็นจินตะหราเมื่อเดือนก่อนได้ติดตาอยู่เลย คุณครูสวยมาก”คนเป็นพ่อพูดไปยิ้มหวานไปในขณะที่ลูกสาวเงยหน้ามองอย่างไม่คิดอะไร ส่วนพิมพ์ปรางกระอักกระอ่วน“ครูจะฟ้อนเทียนกับพลอยด้วยค่ะ”“จริงเหรอลูก”การพูดคุยระหว่างคนสามคนนั้น ชายหนุ่มร่างสูงสมาร์ทที่ลงมายืน
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
2.นางรำขวัญใจประชาชน (2)
แม้จะแปลกใจแต่กิตติกรก็เอ่ยทักหญิงสาวอย่างเป็นธรรมชาติ อีกฝ่ายยิ้มกว้างเดินมายืนตรงหน้าเขาทันที“ค่ะ พอดีว่าคุณแม่ฝากของมาให้สองน่ะค่ะ ก็เลยแวะเอามาให้ก่อนกลับบ้าน”กิตติกรมองใบหน้าสวยราวกับสนใจในขณะที่สมองพยายามนึกว่าเขาไม่เห็นรถคนอื่นหน้าโรงเรียนนอกจากรถของผู้ปกครองที่ยืนคุยกับพิมพ์ปรางจึงไม่คิดว่ามีคนอื่นอยู่ที่นี่ด้วย“เราไปกันเลยไหมคะ หนึ่งหิวแล้ว”สาวสวยเอ่ยชวนอย่างร่าเริงไม่ได้ขัดเขินที่จะแสดงออกว่าตนเองพอใจชายหนุ่มตรงหน้ามากแค่ไหน จนแม้แต่คนเป็นน้องสาวเองยังแอบส่ายหน้าเบาๆ“อ้อ ครับ”ชายหนุ่มยิ้มรับก่อนจะเหลือบมองไปด้านหลังมาลินี“เชิญเลยครับสาวๆ”“ค่ะ”มาธาวีตอบรับแล้วหันไปพยักหน้าให้เพื่อนหลังเคานเตอร์“ไปเร็วปราง นานๆ ทีจะมีคนเลี้ยงข้าวเราสักที”คนถูกชวนเดินออกมาจากเคานเตอร์โดยไม่มีท่าทางอิดออดแต่ก็ไม่ได้แสดงอาการดีใจใดๆ“คุณกลางไปกับพี่หนึ่งนะคะ เดี๋ยวสองกับปรางจะไปรถอีกคัน”“ไปด้วยกันก็ได้นี่ครับ”กิตติกรบอกพร้อมมองหน้ามาธาวีคล้ายตั้งคำถามอีกฝ่ายจึงยิ้มกว้าง แต่น้องสาวยังไม่ทันพูดพี่สาวก็เอ่ยขึ้นมาแทน“พอดีว่ารถหนึ่งรวนอีกแล้วน่ะค่ะ ที่มานี่ก็ให้เพื่อนมาส่ง กำลังจะโทรให้ร
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
3.ขั้วบวก ขั้วลบ (1)
“อ้าวน้องพลอย คุณพ่อ สวัสดีค่ะ”มาธาวีเป็นคนทักขึ้นก่อน“สวัสดีค่ะคุณครู”น้องพลอยยกมือไหว้ทั้งสามสาว ก่อนจะไหว้ทุกคนที่เหลือด้วยแม้จะไม่รู้จักก็ตาม“เป็นไงคะน้องพลอย เพื่อนๆ คนอื่นล่ะคะ”กัญญานันเอ่ยถามขึ้น“เพื่อนแยกย้ายไปกับพ่อแม่แล้วค่ะ แต่พลอยอยากถ่ายรูปกับคุณครูน่ะค่ะ พลอยให้คุณพ่อถ่ายรูปกับวิดีโอตอนที่ครูรำเอาไว้เยอะเลยนะคะ คุณพ่อบอกว่าคุณครูสวยมากๆ เลยค่ะ โดยเฉพาะครูปราง”น้องพลอยบอกแล้วเข้ามาเกาะแขนคุณครูคนสวยอย่างอ้อนๆ ในบรรดาสามสาวเด็กน้อยชื่นชอบครูปรางที่สุดเด็กๆ ที่เรียนกับสามสาวไม่ได้พูดภาษาคำเมืองกับพวกเธอเพราะเวลาสอนสามสาวไม่ได้พูดคำเมือง แม้ทั้งกัญญานันและพิมพ์ปรางจะรู้สึกว่าเวลาเด็กๆ พูดคำเมืองแล้วดูน่ารักดีก็ตาม“ขอบใจจ้ะ”พิมพ์ปรางยิ้มให้สาวน้อยอย่างเอ็นดูในขณะที่คนเป็นพ่อยิ้มเก็บอาการที่ลูกสาวทำถูกใจเอาไว้ไม่อยู่ และผู้ใหญ่ทุกคนก็มองออก โดยเฉพาะกิตติกรที่ตาวาววับขึ้นมาทันควันจากนั้นคุณครูทั้งสามก็ถ่ายภาพร่วมกับน้องพลอยจนกระทั่งสาวน้อยพอใจ“แล้วนี่จะไปจุดผางปะตี๊ดหรือแขวนโคมกันไหมครับ”อยู่ๆ พัลลภก็ถามขึ้นมา พิมพ์ปรางไม่คิดอะไรมากจึงตอบไปตามตรง“ก็คิดว่าจะไปอยู่เ
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more
3.ขั้วบวก ขั้วลบ (2)
โต๊ะอาหารในร้านพื้นเมืองแทบทุกร้านค่อนข้างแน่น แต่พวกเขาก็สามารถหาร้านว่างได้โดยเดินออกมาไม่ไกลมากนักเพราะตกลงกันว่าจะทานร้านที่ไม่ไกลจากบริเวณงานยี่เป็งมากนักภายในโต๊ะมาธาวีมองลำดับการนั่งอย่างขัดเคือง เพราะกลายเป็นว่าพิมพ์ปรางต้องนั่งตรงกลางระหว่างสองพ่อลูก นั่นเป็นเพราะน้องพลอยดันมาขอนั่งแทนที่เธอแล้วพ่อของสาวน้อยก็เข้ามาเสียบอีกด้านทันที หญิงสาวจำต้องนั่งข้างพี่สาวตัวเองอย่างหงุดหงิดแต่ก็ต้องเก็บความรู้สึกเอาไว้ในใจมาธาวีดูออกว่าคุณพ่อเลี้ยงเดี่ยวหนุ่มใหญ่คนนี้คิดอย่างไรพิมพ์ปราง แรกๆ เธอก็ไม่ได้ติดขัดอะไรเพราะอีกฝ่ายก็มีฐานะหน้าตาทางสังคม เป็นถึงข้าราชการระดับซีสูง ทว่าตั้งแต่วันที่หม่อมหลวงกิตติกรอาสาเลี้ยงข้าวมาธาวีได้เห็นปฏิกิริยาชวนสะดุดใจบางอย่างจากชายหนุ่มเขาดูแลพี่สาวเธอตักอาหารให้ตามมารยาท พูดคุยกับเธอแต่ไม่คุยพิมพ์ปราง เธอจำได้ว่าเคยเห็นทั้งสองคนพูดคุยกันบ้างเล็กน้อยบางครั้ง แต่เมื่ออยู่ในกลุ่มคนทั้งสองจะต่างคนต่างอยู่ราวกับไม่รู้จัก ไม่สนิทสนม ทั้งที่ควรจะสนิทเพราะพิมพ์ปรางเคยอยู่ที่บ้านอรรถพันธ์พงศ์มาก่อนกระทั่งเรียนมัธยมปลาย และทุกครั้งที่มีกิตติกรอยู่ด้วยพิมพ์ปราง
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more
4.ฝันร้าย (1)
ร่างบางถูกลากจนตัวแทบจะปลิวออกไปทางหน้าร้านซึ่งอยู่คนมุมกับที่ทุกคนนั่งอยู่จึงไม่มีใครมองเห็น“คุณกลางปล่อยฉัน”“เงียบไปเลยนะ ถ้าโวยวายเสียงดังฉันจะอุ้มไปจากตรงนี้ให้คนมองเลย”ชายหนุ่มหันกลับมากระซิบบอกเสียงเครียด ทำให้หญิงสาวต้องชะงักคำพูดทุกอย่างลงในทันทีกิตติกรพาหญิงสาวเดินลัดเลาะฝ่าผู้คนมาตามถนนรอบคูเมืองโดยไม่สนใจความสวยของผางประทีบที่จุดไว้บริเวณต่างๆ รวมถึงประตูท่าแพที่พวกเขาต้องเดินผ่านด้วยเนื่องจากจอดรถไม่ห่างจากประตูท่าแพนัก เมื่อมาถึงก็ดันหญิงสาวเข้าไปในรถแล้วสั่ง“ห้ามลงจากรถเด็ดขาด ถ้าไม่เชื่อกัน คงรู้นะว่าจะเจอกับอะไร เพราะยังไงเธอก็หนีฉันไม่พ้น”แน่นอนว่าพิมพ์ปรางกลัวอีกฝ่ายเกินกว่าจะกล้าขยับตัวจากนั้นชายหนุ่มก็ก้าวเร็วๆ ไปอีกฝั่ง เมื่อมาอยู่หลังพวงมาลัยแล้วเขาก็ล็อกรถทันทีก่อนจะหยิบโทรศัพท์ของตนขึ้นมากดโทรหาน้องสาว“น้องก้อย เดี๋ยวพี่พาปรางกลับไปที่โรงเรียนนะ เพื่อนเราไม่ค่อยสบายน่ะ”“อะไรนะคะ ปรางไม่สบายเหรอคะ”“ครับ”ตอบรับน้องสาวพร้อมกับมองไปยังคนที่เขาอ้างว่าป่วยแล้วก็เห็นอีกฝ่ายมองเขาอยู่แล้วด้วยสายตาวิตก“น้องก้อยขึ้นภูไปกับไอ้มินทร์ได้เลยนะ ไม่ต้องห่วง เรื่องป
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more
4.ฝันร้าย (2)
ค่ำนี้บ้านเรือนริมถนนเต็มไปด้วยผางประทีบประดับประดาทว่าไม่มีใครสนใจความงดงามสองข้างทาง ชายหนุ่มขับรถด้วยความเร็วสีหน้าเคร่งเครียดจนคนนั่งมาด้วยกดดันนั่งไม่ติด รู้สึกถึงเหงื่อที่ซึมออกมาตามฝ่ามือ หน้าผาก และลำคอไม่กี่นาทีต่อมารถคันหรูก็มาจอดนิ่งหน้าโรงเรียนของสามสาว ‘นาฏช่างฟ้อน’ เป็นชื่อที่ทั้งสามคนช่วยกันคิด พิมพ์ปรางชอบชื่อนี้มาก เธอคิดว่าลงตัวเข้ากับที่นี่และพวกเธอที่มาจากกรุงเทพฯ ดี ในขณะเดียวกันหญิงสาวก็เป็นคนที่อยู่ที่นี่ตลอดเวลาแตกต่างจากเพื่อนสองคนที่ไปกลับบ้านในวันหยุด แต่โดยรวมแล้วทั้งสามสาวมักอยู่โยงที่โรงเรียนเสียมากกว่า“ฉันลงไปได้หรือยังคะ”“ลงสิ”คนตอบตอบเสียงดุพิมพ์ปรางลงไปจากรถช้าๆ แล้วเดินไปยังหน้าประตูโดยมีอีกฝ่ายตามลงมา เธอเหลือบมองเขาด้วยความไม่สบายใจ ขณะที่กิตติกรพยักพเยิดให้ไขกุญแจหญิงสาวค่อยๆ ยื่นมือถือคืนให้อีกฝ่ายราวกับเพิ่งนึกขึ้นมาได้ ชายหนุ่มจึงรับไปแล้วใช้สายตาบังคับให้เธอไขกุญแจอีกครั้ง พิมพ์ปรางจึงต้องเปิดประตูอย่างจำใจ และเมื่อเห็นว่าเธอดันเหล็กที่ปิดอยู่ได้ช้า เขาก็เป็นคนจัดการเอง“ขอบคุณที่มาส่งนะคะ”เสียงแผ่วเบาเอ่ยขึ้น แต่ร่างสูงกว่ายังยืนนิ่งไม
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more
5.น้ำตาไม่ช่วยอะไร (1)
ใบหน้าคมที่แนบลงมาหาพร้อมสัดส่วนแข็งแกร่งเบียดเสียดกับร่างกายเธอทำให้พิมพ์ปรางขนลุกชัน หญิงสาวหลับตาลงเอียงหน้าหลบไม่อยากรับรู้อะไรอีกแม้สัมผัสที่แนบลงมาข้างแก้มแล้วเคลื่อนมาบนริมฝีปากจะไม่ได้รุนแรงทว่าก็หนักหน่วงเอาแต่ใจ ความรู้สึกเดิมๆ วนกลับมาอีกครั้ง กิตติกรมักจะแตะต้องเธอในแบบนี้ เขาไม่เคยทำร้ายร่างกายเธอแต่บีบบังคับเธอด้วยการเรียกร้องให้ตัวเองได้ในสิ่งที่อยากได้เธอไม่เคยเจ็บปวดทางร่างกายเพราะเขา แต่จิตใจแหลกสลายไม่เหลือชิ้นดีกิตติกรผละออกมามองอีกฝ่ายใกล้ๆ ปลายนิ้วโป้งยกขึ้นไล้กลีบปากสีสวยมองนิ่งอยู่อย่างนั้นการกระทำของชายหนุ่มทำให้พิมพ์ปรางต้องลืมตาขึ้นมามอง แล้วก็เห็นว่าตาคมจ้องอยู่ที่ปากเธอ กระแสบางอย่างวิ่งแปลบปลาบไปทั่วทั้งร่างจนหญิงสาวหวาดหวั่น แล้วอยู่ๆ เขาก็เหลือบขึ้นมาทั้งคู่จึงได้สบสายตากันในระยะประชิด ดวงตาคมวูบวาบน่ากลัวก่อนเขาจะเอ่ยขึ้น“เธอ...”เสียงทุ้มเต็มไปด้วยอารมณ์กรุ่นโกรธ“กล้าให้คนอื่นทำแบบที่ฉันทำจริงๆ เหรอ”“ถ้าเขาไม่บังคับฉันก็ยินดี”ขณะพูดพิมพ์ปรางรู้ว่าแววตากับน้ำเสียงของเธอไม่มีความน่าเชื่อถือเลยสักนิด แต่เพราะไม่อยากให้ชายหนุ่มรู้ว่าเธอก็ยังเป็นคน
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status