Short
初恋を式に招いた婚約者

初恋を式に招いた婚約者

By:  ひまわりCompleted
Language: Japanese
goodnovel4goodnovel
10Chapters
7.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

恋人の神谷奏也(かみや そうや)のもう一つの家を見つけたとき、中から激しい口論の声が聞こえてきた。 「結婚なんてさせたくないなら、七日後の結婚式に乗り込んで、俺を奪いに来いよ」 扉の向こうで奏也と向き合っていたのは、彼の初恋――早見美弥(はやみ みや)だ。 「奏也、あなた……自分が何を言っているのか分かってるの?」 「どうした、怖いのか?美弥、お前が本当に来るなら、俺はその場でお前を選んで、そのままお前と結婚するよ!」 美弥はしばらく黙り込み、やがて唇を噛みしめてうなずく。 「いいわ。式の日に、桐谷安奈(きりたに あんな)の手から、あなたをこの手で取り戻してみせる!」 次の瞬間、二人は抑えきれない想いに突き動かされ、抱き合って唇を重ねた。 その光景を見た私は、胸が締めつけられて息ができなくなった。 私たちは五年間も付き合ってきた、傾きかけた彼の会社を、私は必死で立て直した。そのうえ、自分の持てるものはすべて彼に差し出してきた。 それなのに彼は、初恋の女とこっそりもう一つの家まで構え、挙げ句の果てには、その女に私たちの結婚式を公然とぶち壊させようとしている。 拳を握りしめ、私は心の中で決意した── 七日後、彼らが式に押しかける前に、私は結婚式から逃げ出す。

View More

Chapter 1

第1話

Seorang pria bertubuh tinggi dan berwajah tampan dengan hidung mancung sedang berdiri menatap sebuah lukisan. Aura dingin yang dipancarkan wajahnya, juga rahang tegas dan tatapan setajam elang itu semakin menunjukkan karismanya.

Pria berkebangsaaan Indonesia itu berdiri di depan sebuah lukisan. Menatap lekat lukisan yang menggambarkan wanita yang memeluk anak laki-laki, terlihat jika wanita yang dilukis bukanlah dari kalangan kaya.

Kananda Dayyan Mahendra terus memandang lukisan yang ada di hadapannya, seolah dia sedang mengenang sesuatu yang tak mampu diucapkan.

Kananda membaca tulisan di lukisan itu.

‘Kebahagiaan tidak selalu tentang, berapa banyak materi yang dimiliki, tapi tentang berapa banyak rasa syukur atas apa yang dimiliki.’~ SEA.

“SEA.” Nanda menyebut lirih nama penulis yang ada di lukisan itu.

“Pak Nanda.” Seorang pria memanggil nama pria itu.

Nanda menoleh dan melihat asistennya sudah berdiri di sampingnya.

“Utusan Tuan Amber sudah menunggu Anda untuk jamuan. Anda diharapkan hadir ke sana,” kata asisten Nanda.

Nanda hanya mengangguk lantas membalikkan badan untuk pergi, tapi sebelum itu dia kembali berhenti dan menoleh ke lukisan yang mampu membuatnya menatap lama.

“Tanyakan ke panitia pameran, berapa harga lukisan ini. Aku ingin membelinya,” perintah Nanda.

“Hah, apa Pak?” tanya asisten yang meminta atasannya mengulang pertanyaan.

Nanda menyipitkan mata mendengar pertanyaan sang asisten, hingga kemudian membalas, “Apa aku perlu membawamu berobat ke dokter THT?”

Asisten terkejut dan langsung menggelengkan kepala.

“Tidak, Pak. Saya akan melakukan yang Anda perintahkan, tadi itu saya hanya memastikan jika tidak salah dengar.” Asisten itu memberi alasan agar tidak kena marah.

Nanda hanya memberi ekspresi wajah datar sebelum kemudian pergi meninggalkan ruang pameran.

Di sisi lain, seorang wanita memakai gaun biru muda dengan belahan dada rendah tampak berdiri menatap sebuah lukisan yang terpajang di ruang pameran sebuah gedung seni di luar negeri.

Bibirnya tersenyum tipis melihat lukisan yang begitu indah dengan makna yang menyentuh.

“Nona Sashi.”

Wanita bergaun biru muda yang dipanggil Sashi itu menoleh. Dia memulas senyum ke wanita berkebangsaan asing yang menyapanya.

“Bisa bicara sebentar?” tanya wanita itu.

“Tentu.” Sashi mengangguk.

Wanita itu mempersilakan Sashi berjalan ke arah yang ditunjuk.

Sashi Eldar Abimand, wanita blasteran Indonesia-Prancis itu berjalan mengikuti arah dari wanita yang tadi memanggilnya.

Sashi bicara dengan wanita yang tadi mengajaknya bicara berdua.

“Ada apa?” tanya Sashi.

“Lukisan Anda sudah terjual semua, hanya tinggal yang ada di ruang pameran,” jawab wanita yang ternyata pengurus pameran itu.

“Baguslah.” Sashi terlihat begitu puas. “Tapi, tidak ada yang tahu kalau pelukisnya aku, kan?” tanya Sashi kemudian memastikan.

“Tentu saja tidak, Nona. Anda tidak perlu cemas,” jawab wanita itu.

Sashi mengangguk-angguk, selama ini memang merahasiakan identitasnya sebagai pelukis dan memilih menyandang profesi dokter muda di sebuah rumah sakit di Indonesia.

“Anda akan menyumbangkan hasil penjualan seperti biasa?” tanya wanita itu.

“Ya, lakukan seperti biasa. Pastikan anak-anak penderita kanker mendapatkan hasil penjualan lukisan. Aku serahkan semua kepadamu.”

**

Setelah selesai menikmati acara pameran. Sashi naik taksi menuju ke hotel. Namun, saat sedang dalam perjalanan, Sashi melihat seorang tunawisma yang kedinginan di bahu jalan. Dia meminta sopir taksi berhenti di dekat tunawisma yang kebetulan juga sudah dekat dengan hotel.

“Permisi, Anda butuh mantel?” tanya Sashi ingin menawarkan mantelnya agar tunawisma itu tidak kedinginan di malam hari.

Namun, ternyata niat baik Sashi malah menjadi bencana untuknya. Saat Sashi sedang menawari mantel, tiba-tiba beberapa pria muncul dari semak dan langsung menatap lapar ke wanita itu.

Tentu saja Sashi terkejut dan panik, apalagi tunawisma itu pun ternyata satu kelompok dengan pria yang menyergahnya.

“Kamu butuh teman untuk menghangatkan?” Seorang pria mulai merangsek mendekat, bahkan menyentuh lengan Sashi.

Sashi tentu saja semakin panik. Dia menepis tangan pria yang menyentuhnya.

“Jangan menyentuhku!” bentak Sashi. Ingin kabur tapi dia dikepung.

Sashi ketakutan melihat pria-pria itu mengelilingi dan tersenyum penuh nafsu ke arahnya.

“Bagaimana kalau kamu temani kami saja? Kami kebetulan sangat kesepian.” Seorang pria mencengkram lengan Sashi dengan kuat.

“Lepaskan! Singkirkan tanganmu dariku!” pekik Sashi yang panik tapi berusaha kuat.

“Ayolah!” Para pria itu mulai memaksa Sashi untuk ikut dengannya. Belum lagi dua dari pria itu menarik paksa mantel Sashi, memperlihatkan tubuh yang berbalut gaun tanpa penutup lain.

Sashi berteriak dan mencoba memberontak tapi sia-sia. Dia mencium aroma alkohol dari napas para pria itu, membuat Sashi semakin panik karena mereka memaksanya ikut ke kegelapan.

“Tidak, lepas!” teriak Sashi memberontak.

Saat Sashi berusaha memberontak. Sebuah sinar terang dari lampu depan mobil menyilaukan semua mata.

Sashi sampai memejamkan mata karena lampu menyorot ke arah mereka. Hingga dia melihat seorang pria turun dari mobil, berdiri tegap begitu gagah lantas membanting pintu mobil.

“Apa begini cara kalian memperlakukan wanita?” Suara lugas, tegas dengan bariton tinggi itu menyelinap di telinga Sashi.

Sashi mencoba memandang pria yang baru saja turun dari mobil, tapi silau lampu membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu.

“Lepaskan dia!” perintah pria yang tak lain Nanda.

“Tidak usah ikut campur urusan kami. Kamu tamu di sini, pergi saja jika tidak ingin babak belur!” perintah salah satu pria itu mengejek.

Sashi menyilangkan kedua tangan di dada, jangan sampai mata jelalatan para pria itu melihat belahan dadanya. Dia lantas menatap pria yang datang sebagai penolongnya itu.

“Mau tamu atau bukan, aku tidak akan membiarkan kalian melecehkan wanita!”

Sashi melihat Nanda mengepalkan telapak tangan, hingga para pria berandalan itu menyerang dan mulai mengayunkan pukulan ke pria yang menolongnya.

Sashi begitu syok melihat perkelahian itu, meski harus diakui dia kagum karena pria yang menolongnya menang dan mampu membuat para pria brengsek tadi terkapar tak berdaya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Nanda sambil mendekat ke Sashi. Dia melepas jasnya saat mendekati Sashi.

Sashi memandang sosok pria yang menolongnya. Sosok pria berkebangsaan Indonesia tempatnya tumbuh besar.

Pria itu memakaikan jas ke tubuh Sashi, membuat wanita itu malah diam membeku tidak bisa mengalihkan pandangan.

“Kamu baik-baik saja? Kamu mau ke mana? Biar aku antar.” Nanda memberi tawaran ke Sashi.

“Aku--” Belum juga Sashi selesai menjawab. Dia melihat pria mesum tadi berdiri dengan belati di tangan.

“Awas!” teriak Sashi panik karena pria yang sudah dihajar habis-habisan tadi berusaha menusuk Nanda.

Nanda membalikkan badan dengan cepat, tapi terlambat menghindari belati pria tadi.

Sashi begitu syok ketika melihat darah menetes hingga jatuh ke jalanan yang berbalut salju malam itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

reviews

松坂 美枝
松坂 美枝
昔つきあってた女への復讐を自分の結婚式で果たそうとするな しかも色々世話して浮気して マトモな人間は逃げます
2025-11-06 10:49:27
5
0
10 Chapters
第1話
恋人の神谷奏也(かみや そうや)のもう一つの家を見つけたとき、中から激しい口論の声が聞こえてきた。「結婚なんてさせたくないなら、七日後の結婚式に乗り込んで、俺を奪いに来いよ」扉の向こうで奏也と向き合っていたのは、彼の初恋――早見美弥(はやみ みや)だ。「奏也、あなた……自分が何を言っているのか分かってるの?」「どうした、怖いのか?美弥、お前が本当に来るなら、俺はその場でお前を選んで、そのままお前と結婚するよ!」美弥はしばらく黙り込み、やがて唇を噛みしめてうなずく。「いいわ。式の日に、桐谷安奈(きりたに あんな)の手から、あなたをこの手で取り戻してみせる!」次の瞬間、二人は抑えきれない想いに突き動かされ、抱き合って唇を重ねた。その光景を見た私は、胸が締めつけられて息ができなくなった。私たちは五年間も付き合ってきた、傾きかけた彼の会社を、私は必死で立て直した。そのうえ、自分の持てるものはすべて彼に差し出してきた。それなのに彼は、初恋の女とこっそりもう一つの家まで構え、挙げ句の果てには、その女に私たちの結婚式を公然とぶち壊させようとしている。拳を握りしめ、私は心の中で決意した──七日後、彼らが式に押しかける前に、私は結婚式から逃げ出す。……「桐谷社長、本当に結婚式当日に、あのお二人の写真や動画を公開なさるご予定でよろしいでしょうか?」秘書は何度も確認してくる。私は小さく間を置き、そしてきっぱりと答える。「間違いないわ。 それと、ビザの手配もお願い。式の日には海外に行くから。この件は絶対に口外しないで」部屋の中では、あの二人がまだ名残惜しそうに抱き合っている。もうこれ以上見ていられなくて、私は疲れた体を引きずるように背を向けた。その夜、奏也が家に帰ってきたのは深夜になってからだ。彼は足音を立てないようにベッドに上がり、私の背中からそっと腕を回すと、あごを私の肩に預けて小さくつぶやく。「安奈、まだ起きてるんだろ?前は遅くまで俺のこと待ってくれてたのに、どうして今日は待ってくれなかったんだ?」そう言う彼の体から、女物の香水の匂いがふっと漂ってきて、私は思わず吐き気がこみ上げた。彼の手首をつかんで押しのけ、私は感情を押し殺した声で言う。「眠いの。もう寝よう」明日は出国の手続きもしな
Read more
第2話
翌朝早く、奏也はきちんと身支度を整え、リビングで私を待っていた。「安奈、この前秘書が言ってたんだけど、俺のタキシード、もう仕上がったらしい。一緒に見に行かない?」その言葉を聞いても、私の心の中には何の波も立たない。私はただ、ゆっくりとまぶたを持ち上げ、長い沈黙のあとで淡々と答える。「いいよ」私の返事を聞くなり、奏也はすぐに立ち上がり、私の腕を取ってそのまま車へと歩き出した。「ずっと言ってたじゃん。俺のタキシード姿を見たいって。それに今日がデザイナーの汐見市での最後の日なんだ。もしサイズが合わなかったら、今ならまだ直せる。安奈、あと一週間もしないで、俺はお前と結婚するんだぞ。やっとここまで来たな、俺たち」彼はひとりでそう言っては、ときどき感慨深そうに息をこぼす。私はただ窓の外を静かに見つめ、笑顔すら作れなかった。だって、奏也が本当に一生を共にしたいと願っている相手は、最初から私じゃない。美弥だ。道の途中で、一つの電話がかかってきた。奏也は気だるげにスピーカーをオンにし、「なんだ?」と短く返す。受話口から、焦った秘書の声が響く。「神谷社長、すぐに会社へお戻りください。早見様がトラブルに巻き込まれました」奏也の顔色が一変し、ハンドルを乱暴に切って車線を変えると、アクセルを踏み込み、猛スピードで会社へ突っ走っていく。私は遠心力で体ごとに前に投げ出され、シートベルトに引き戻されて、背中をシートに強く打ちつけた。それでも奏也は顔をこわばらせたまま前を見据え、私には一瞥もくれなかった。本来なら三十分はかかる道のりを、奏也は十分もかからずに走りきった。彼は車を止めると同時にエンジンを切り、勢いよく降りて、そのまま会社のビルへ向かって歩き出す。エレベーターに乗り込んで、ようやくこちらを振り返った彼は、私の顔色の悪さに気づいた。「安奈、あの……会社で急ぎの用があるんだ。悪いけど、俺のオフィスで待っててくれる?」私は青ざめた顔のままで首を横に振った。何か言うより先に、エレベーターの扉が開いた。奏也は無言で、大股で会議室へと向かっていった。扉を押し開けると、美弥が怒りに震え、拳をぎゅっと握りしめたまま、一人で複数人の役員たちと対峙しているのが目に入る。そのうちの一人が、彼女の企画書を机に叩きつけるよ
Read more
第3話
会社を出ると、奏也は空模様を一度見上げて、今からでもタキシードを見に行こうと提案した。けれど、私にはもうその気はない。そのとき、突然の怒鳴り声が私たちの耳を打った。真昼の街中に、刃物を握った男が飛び出してきて、刃先を私に突きつけた。「お前が神谷奏也の囲ってる女だな?お前のせいで俺の家はめちゃくちゃになったんだ。今日こそ、お前をこの手で殺してやる!」叫ぶように言い放つと、男は刃を振り上げて、私めがけて突っ込んでくる。「だめっ!」息をのむ間もなく、奏也が咄嗟に私の前へ立ち、自分の体でその刃を受け止めた。刃先が肉に沈み込む生々しい音がして、鮮やかな血しぶきが飛び散った。奏也は傷口を押さえ、苦痛に顔を歪めながら、その場に崩れ落ちる。男はその光景に怯んだのか、刃物を投げ捨てて一目散に逃げ去った。私は息を詰め、震える手で地面に倒れた奏也を支える。傷口からは血が止めどなくあふれ出ているが、奏也は痛みを感じていないかのように、ただ私をまっすぐに見つめる。「安奈、お前が無事なら、それでいい……」止めどなく溢れ出る血を両手で押さえながら、私は頭の中が真っ白になった。奏也は、美弥をあんなにも愛しているはず。彼女に「式を壊しに来い」とまで言った人が、どうして今、私をかばって命を懸けるの?私って、彼の中でいったい何なんだろう?三時間が経ち、手術室のドアが開いた。医師が疲れた様子で出てきて、ゆっくりと手袋とマスクを外す。「傷は深かったものの、刃が少しそれていたおかげで、命に別状はありません。ただし、かなりの出血でした。しばらくは安静が必要です」その言葉を聞くと、知らせを受けて駆けつけてきた秘書が安堵の息をつき、私に向かって言う。「桐谷様、神谷社長はあなたをお守りするために本当に命を懸けられました。あの方は、心の底から桐谷様を大切に想っておられるのだと思います」私は苦笑いを浮かべ、首を振る。胸の奥がざらつくようで、自分でも何の感情なのか分からない。かつて、私は信じていた。奏也は命を懸けて私を愛している、と。けれど今、その愛はとっくに美弥へと移ってしまったのだ。麻酔から目を覚ました奏也は、すぐに私に会いたいと騒ぎ出した。看護師たちの制止も聞かず、点滴の針を引き抜くと、ふらつきながらベッドを飛び出
Read more
第4話
奏也が床に投げ捨てた書類を見下ろしながら、私は眉をひそめた。身をかがめてそれを拾い上げる。そして、その中にあった一つの名前を目にした瞬間、すべてがつながった。道理で、さっき奏也はあんなにも取り乱していたわけだ。また、美弥のことだった。あの襲撃の本当の標的は、私ではなく、美弥だった。美弥は、奏也の名を笠に着て好き放題に金を巻き上げ、何人も食い物にしてきた。犯人の男は、その中のひとりだ。彼が神谷グループのビルの前にたどり着いたとき、たまたま私が奏也のそばにいたから、私を美弥と勘違いして襲いかかったのだ。そして、奏也があんなにも取り乱していたのは、犯人が「人違いだった」と気づき、今度こそ美弥を狙いに行くことを恐れていたからだ。じゃあ、私は?あの男が再び私を襲うかもしれない。それでも奏也は、少しも気にしていないのだろう。それとも、私なんて、彼の中では最初から美弥に敵わない存在なのだろうか……結婚式の前日になってようやく、奏也は疲れきった様子で家に戻ってきた。ただ、彼ひとりではなかった。彼のあとに続いて入ってきたのは、美弥だった。「安奈、美弥が今ちょっと厄介なことに巻き込まれててさ、しばらくの間、うちに住まわせようと思うんだ」顔を上げると、美弥がこちらに挑むような笑みを浮かべている。私は眉をひそめ、わざと問いかける。「奏也、本気なの?結婚式を明日に控えているのに、自分の初恋をこの家に住まわせるって?」美弥の口元から、さっきまでの余裕が一瞬で消えた。だが、ほんの一拍おいて、彼女はみるみる申し訳なさそうな顔に変わり、慌てたように私へ頭を下げる。「本当にすみません、桐谷さん。私が身のほど知らずでした。新婚前夜にお邪魔だなんて、ありえないですよね。奏也、私のことは放っておいて。たとえ公園のベンチで寝ることになっても、ここにはいられないわ」そう言い残すと、美弥は拳を固く握りしめ、くるりと背を向けて部屋を飛び出した。奏也の表情が、そこで一変する。私を鋭くにらみつけ、冷えきった声で言い放つ。「安奈、俺と美弥のことはもうとっくに終わってる。なのにお前は、どうしてそんなに性根がねじ曲がってるのか?彼女を追い出さないと気が済まないのか?」そう言うなり、奏也は車のキーを乱暴に掴み取ると、彼女のあとを追って玄
Read more
第5話
私の言葉を聞いた途端、奏也の顔色がさっと青ざめた。彼は必死に首を振り、声を裏返らせる。「違う、違うんだ、安奈!あの写真は全部嘘なんだ、信じてくれ!」私は小さく笑みを浮かべて首を振った。沈黙のまま、そっと二歩あとずさる。それを見た奏也は、完全に取り乱した。ステージから降りて私のところへ来ようとするが、周囲の記者たちが一斉にマイクを突きつけて道をふさぎ、彼の行く手を遮る。彼は、私がその指輪を外すのをただ見ていることしかできなかった――奏也がプロポーズした時、「一生守る」と言って、震える手で私にはめた指輪。そして私は、躊躇いもなく、その指輪を式場中央の噴水へ放り投げた。次の瞬間、振り返りもせずに、踵を返して歩き出した。「だめだ!」奏也が喉を張り裂けんばかりに叫んだ。次の瞬間、彼は近くの記者を二人、勢いよく突き飛ばし、人垣を無理やり押し分けて私を追いかけようとする。だが焦りすぎたのか、足を滑らせ、階段を踏み外して激しく地面に倒れ込んだ。そのころには、私はもう人混みの向こうに消えていた。奏也は芝生をわしづかみにし、爪が土にめり込むほど力を込める。痛みで正気を取り戻そうとしているかのように。信じられないのだ。これはきっと悪い夢に違いない。そうでなければ、私が彼を置いていくはずがない。彼は顔を覆い、肩を震わせながら、かすかな嗚咽をこぼした。「安奈、転んだよ。痛いんだ。戻ってきて、ちょっと手、貸してくれないか?」そのときだった。ふと、指のすき間から何かが見えた。淡い光の中、ヒールのついた靴が彼の目の前で止まる。続いて、細い手が差し出された。戻ってきてくれたんだ――そう思って、奏也は弾かれたように顔を上げた。「安奈、やっぱりお前は俺を捨てたりしないと思ってた――」次の瞬間、相手の顔を見た奏也は笑みがすっと消えた。彼の声色が、一瞬で冷え切る。「なんでお前なんだよ」美弥はエレガントなロングドレスを身にまとい、腕には大きなバラの花束を抱えている。彼女は潤んだ瞳で奏也を見つめ、そっと語りかける。「奏也、覚えてる?一週間前、私、約束したよね。あなたを安奈の手から取り戻すって。だから、その約束を果たしに来たの」そう言って、美弥は優しく奏也を抱き起こし、そのまま頬にそっと口づけようと身を
Read more
第6話
奏也が次に目を開けたとき、視界に入ったのは、真っ白な病室の天井だった。手にはまだ点滴の針が刺さったままだ。頭の中がぐらぐらと揺れるように重く、体の隅々まで力が入らない。胸の奥では、鈍い痛みが絶え間なく脈打っている。しばらくして、かすんでいた意識が少しずつ輪郭を取り戻していく。胸の奥を刺すようなその痛みが、何に由来するものなのか――ようやくはっきり分かった。その痛みが彼に告げている。これは夢ではない、と。私は本当に式を抜け出し、彼を捨てたのだ。けれど、それは当然の報いだ。私を責められる筋合いは、彼にはひとかけらもない。そのとき、病室のドアが開いた。保温ポットを抱えた美弥が入ってくる。ベッドで目を開けている奏也を見た瞬間、彼女の手からポットが滑り落ちた。彼女は勢いよく駆け寄ると、そのまま奏也の胸元にしがみついた。震える声でつぶやくように言う。「奏也、やっと目が覚めたのね。ずっと意識戻らないから、どれだけ心配したか分かってるの……」奏也は眉をひそめ、残っていた力を振り絞って美弥を押し離した。声は冷たく、感情の欠片もない。「お前、何しに来たんだ?」美弥はそっと奏也の手を取り、その手のひらを自分の頬に押し当てる。「ねぇ、奏也。どうしちゃったの?私だよ、美弥だよ?どうしてそんなに冷たくできるの?」奏也は鋭い眼差しで美弥を見据える。その瞳には、もはや一片の温もりも残っていない。あるのは、底の見えない冷たさだけだった。「違う。お前なんか、いらない。俺は安奈のところへ行く」彼は同じ言葉を繰り返しながら、急に行き先を見つけたみたいに顔つきを変えた。消えていたはずの希望が一気に戻ってくる。奏也は布団を乱暴にどかし、そのまま飛び出そうとする。美弥は、奏也のその様子に思わずうろたえた。焦りに駆られたように、彼女は背後から奏也の腰に腕を回し、必死に抱きとめた。その声も震えている。「奏也、あなたが言ったんじゃない?式に乗り込んで、奪いに来いって。だから私、ちゃんと行ったの。あなたの一番好きなバラまで持って。あなたのためにここまでしてきたのに、どうして喜んでくれないの?どうして、そんなに冷たくなったの?」奏也は冷えきっている声で言葉を返す。「今はお前に構ってる時間なんかない。離せ!」美弥はさらに
Read more
第7話
母から電話が入り、その話を聞いた時、私はセレスティアという国の小さな島でくつろいでいる最中だ。久我悠真(くが ゆうま)がココナッツを手に取り、私に差し出しながら首をかしげる。「急に桐谷おばさんから電話?国内で何かあった?」私はココナッツを受け取り、彼を安心させるように微笑んだ。「大したことじゃないよ。心配しなくていい」悠真は軽く肩をすくめて笑った。「そっか。じゃあ、もう遅いし戻ろうか?」「うん、帰ろう」私は立ち上がり、悠真と並んで彼のアパートへ向かって歩き出す。思えば、不思議な縁だと思う。一か月前、私がセレスティアに飛んできたその日、到着ロビーを出たところで、私の名前を書いたボードを掲げ、きょろきょろと辺りを探している悠真の姿がすぐ目に入った。桐谷家と久我家は代々の付き合いがある。仕事でもよく一緒になるし、家同士の行き来も多かった。そして、私と悠真は、生まれたときからお互いを知る幼なじみでもある。聞いた話だと、私が小さい頃には、私の母と悠真のお母さんが、「この二人、将来くっつけちゃう?」なんて、本気半分冗談半分で縁談みたいなことまで話していたらしい。でもそのあと私は奏也と付き合い始めて、その話は自然と流れた。悠真はその少し後、海外へ出てしまい、私たちは自然と連絡が途絶えた。そして、五年ぶりに再会した彼は、背も伸びて、すっかり大人びていた。落ち着いた雰囲気さえまとっていた。もしあの優しい笑顔がなかったら、きっと一瞬では気づけなかっただろう。どうして彼が空港に迎えに来ていたのか、そのときの私は不思議でならなかった。でも、彼は優しく私の肩を叩いて言った。「君の国内でのこと、ぜんぶ聞いたよ。ご両親が心配してたんだ。君が一人で落ち込まないようにって。ちょうど僕がこっちにいたから、見ててくれって頼まれたんだよ」こうして悠真は「見張り役」という名目で、私の荷物をさっと持ち上げ、そのまま自分の家へ連れていった。それだけでなく、自らガイド役を買って出て、セレスティア中を案内しながら気分転換に付き合ってくれた。わずか一か月足らずの間に、悠真は私を連れて現地の名所を次々と巡った。歴史を色濃く残す博物館を見学し、有名な建築物を訪れ、何度か夕暮れ時には地元のバーへ行って、常連のシンガーの弾き語りに耳を傾けた。
Read more
第8話
声のしたほうを振り向くと、長いあいだ会っていなかった奏也が、そこに立っていた。「安奈、迎えに来たよ。家に帰ろう」旅のほこりをまとったような姿で、彼は息を弾ませながらそう言った。けれど次の瞬間、彼の視線が私の肩にかけられた悠真の腕にとまって、その目がすっと細められた。「悠真、どうしてお前もここにいるんだ?」奏也と私が付き合う前の頃、彼は悠真と何度か顔を合わせたことがあった。けれど、そのたびに噛み合わず、いつもどこかぎこちなかった。悠真は私を自分の後ろにかばい、挑発するような視線で奏也を見返した。「で?何か用でも?」その態度に、奏也は眉をひそめ、歯を食いしばって問い詰める。「お前と安奈は今、どういう関係なんだ?まさかお前が安奈をそそのかして、海外まで連れ出したんじゃないだろうな。いいか、彼女を俺から奪おうなんて、絶対にさせないからな!」悠真はふっと鼻で笑い、あからさまに嘲るような表情を浮かべた。「僕が安奈を奪おうとしてるって?でもさ、そもそも考えたことある?誰が彼女をここまで追い詰めて、家から逃げさせたのか?」奏也の顔に、苛立ちが走る。「黙れ!」そう言うなり、彼は手を振り上げ、今にも悠真を殴ろうとする。しかし、その一撃が落ちる直前に私は駆け寄って彼の手首をしっかりとつかんだ。「もうやめて」奏也はどこか悔しげに私を見つめた。「安奈、あいつの言うことなんか信じるな。俺はお前を追い詰めたつもりなんて一度もない。お願い、説明させてくれ!」「もう説明なんていらないわ、奏也。あの日、式場で言ったわよね。もう別れようって」これ以上、無駄な言い争いを続けるつもりはなかった。私は悠真の手をつかみ、踵を返そうとした。だが、奏也が私の前に立ちはだかり、腕を伸ばして行く手を塞いだ。奏也は必死に首を横に振り、言葉を吐き出す。「いやだ、安奈。お願いだ、話を聞いてくれ。せめて一度だけ、説明するチャンスをくれ。お前、前に言っただろう?どんなことがあっても、俺を見捨てたりしないって」私は小さく眉を寄せ、ひとつため息を吐いてから、まっすぐ彼を見つめた。「式の七日前のこと。探偵から聞いた住所を頼りに、私はあるマンションに行ったの。そこは、あなたと美弥の家だって。その窓の外で、私は自分の耳で聞いたのよ。あなたが美弥
Read more
第9話
悠真もさすがに聞いていられなくなったらしく、前に出て奏也の言葉をばっさりと遮った。「奏也、今さらそんなこと言って、自分でも信じてるのか?」彼はあえて皮肉っぽい口調で続ける。「初恋に家を買ってやって、仕事まで世話して、そのうえ結婚式当日に乱入させてから振り落とすつもりだって?それがあんたの言うところの復讐ってやつ?ずいぶん残酷な手口だな。それを復讐だと言わないなら、そこまで尽くすなんて、その美弥って人、あなたの恩人か何かかと思うくらいだよ」奏也は一瞬で表情を固くし、反論しようと口を開いた。だが、言葉は喉の奥で途切れ、何も出てこなかった。悠真は一拍おいて、冷たい声で言い続ける。「奏也、お前が安奈との結婚式を、自分の昔の女への復讐の道具にした時点で、もう彼女にふさわしい男じゃなくなったんだ。だからもう、これ以上しつこくするな!安奈にはすでに恋人がいる。その相手は、この僕だ」その言葉が響いた瞬間、私は思わず目を見開いた。すると、悠真はそっと私の手を握り、指先で軽く合図を送る。奏也もまた、驚いたように私の方を振り向き、震える声で問う。「何だって?安奈、今の話、本当なのか?」悠真の合図を受け取った私は、軽く咳払いをしてから、うなずいた。「そうよ。私と悠真はもう付き合ってるの。それに、近いうちに結婚するつもり。だから奏也、もうこれ以上、私たちの生活に入り込まないで」奏也は呆然と私を見つめる。やがて、その目に涙があふれ出す。「違う……俺が悪かったんだ、安奈。お願いだ、そんなふうに俺を置いていかないで。ほかの男のところへなんて、行かないでくれ」彼がそう言いかけたそのときだった。ふいに、彼の視線が私の背後のどこかをとらえ、目が大きく見開かれる。「安奈、危ない!」その叫びと同時に、彼は勢いよくこちらへ飛びかかり、私を横へ突き飛ばした。次の瞬間、突然飛び出してきた車が彼の体をはね上げた。彼は私の身代わりとなって、その一撃をまともに受けたのだ。車は彼をはねたあとも止まらず、そのまま暴走して街路樹に突っ込んだ。ボンネットからは黒い煙が立ちのぼる。私と悠真は慌てて駆け寄り、奏也の様子を確かめる。全身血だらけの彼は、私の無事を見てほっとしたようにかすかに笑い、そのまま意識を失った。同時に、暴走した車の運転席
Read more
第10話
二台の車がそれぞれ走り去るのを見届けると、悠真は胸に手を当て、まだ動悸の残るような声で言う。「もうこれでいい。僕たちは関わらない方がいい。さ、家に帰って休もう」家に戻ってからも、昼間の出来事が頭から離れず、私はベッドの上で何度も寝返りを打った。どうしても眠れない。そのとき、寝室のドアがコンコンと小さく叩かれた。続いて、押し殺したような悠真の声が聞こえる。「安奈、まだ起きてる?」私は急いでベッドを抜け出し、ドアを開けた。「悠真、どうしたの?まだ寝てなかったの?」悠真はノートのようなものを手に持ち、どこかためらいがちに言う。「あのさ……昼間のことなんだけど。僕が君の彼氏だって言っちゃったこと、怒ってない?」夜中にわざわざ来た理由がそれだったのかと思うと、私は思わずくすっと笑ってしまう。そして、彼をなだめるように言う。「気にしなくていいよ。あのときは奏也をあきらめさせるため嘘をついただけよね?むしろ助かったし、ありがとうって言いたいくらい。怒る理由なんてないよ」言葉の続きを出す前に、悠真が素早く手を伸ばし、指先で私の唇を止めた。「違うんだ。あれは嘘じゃない」悠真は緊張した面持ちで私を見つめ、深く息を吸い込んだあと、手に持っていたノートを私のほうに差し出した。「安奈、本当は、ずっと君のことが好きだ。これを読めば、わかるから」言い終わったときには、悠真の顔はもう真っ赤だった。彼はノートを私の胸に押しつけると、逃げるように部屋へ戻っていった。私は呆然とその場に立ち尽くし、しばらく何も考えられなかった。部屋に戻り、私はゆっくりとそのノートを開いた。数ページめくっただけで、すぐにそれが何なのか気づく。悠真の日記帳だった。しかも、最初のページから最後のページまで、どのページにも私の名前が書かれている。十五歳で恋を知ったあの頃から、私はずっと彼の心の中にいたらしい。彼は毎朝、私の家の前で待っていた。私と一緒に登校するために、いつも少し早く来ていたのだ。週末になると、何かしら口実をつけては私に会いに来ていた。幾度となく、あふれそうになる想いを隠しきれなくなったこともあった。けれど、もしその気持ちを言葉にして拒まれたら、友達としてすらいられなくなるのが怖かった。そう思った彼は、一歩下がるようにし
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status