Merah Hitam Cinta #book1

Merah Hitam Cinta #book1

Oleh:  Suzy Wiryanty  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
39 Peringkat
48Bab
114.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Cerita ini berseries. -Cerita I : Merah Hitam Cinta (on going) -Cerita II : Asa Diujung Sajadah (sedang on going) -Cerita III: Bukan Perempuan Biasa (Segera dirilis) *masing-masing buku akan dirilis setelah cerita on going tamat. Berniat memberi surprise tentang kehamilannya pada suaminya, Kanaya Prameswari malah mendapat kejutan yang tak kalah mencengangkan. Dina Hadinata--sahabat baiknya, tengah bercumbu mesra dengan Ghifari Albani, suaminya, di kantor. Kanaya yang memang sangat intoleran terhadap penghiantan, meninggalkan Ghifari dengan janin berusia dua minggu di rahimnya. Bagaimana kehidupan baru Kanaya di perkebunan kopi milik keluarga Safa, sahabatnya selama pelariannya? Bagaimana pula sikap Haikal Baihaqi, kakak Safa yang tidak pernah ramah terhadapnya? Ikuti kisah Kanaya tentang pergulatan batin seorang perempuan yang trauma untuk mencintai dan dicintai lagi. Karena bagi Kanaya cinta saja tidak cukup.

Lihat lebih banyak
Merah Hitam Cinta #book1 Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
H n H
start mulai baca cerita ini...
2022-11-30 17:18:34
0
user avatar
Siti Khoiriyah
cerita nya bagus
2022-11-07 10:57:37
0
user avatar
Linda Marlinda
keren novelnya
2022-08-09 23:03:45
0
user avatar
Nisa Nurpasa
Yuk Baca Novel Menikahi Gadis Desa --> Sarah Larasati, terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria kota bernama Fabian Aditama. Bukan tanpa alasan ia menerima perjodohan ini, hutang sang ayah lah yang menjadi penyebabnya. Akankah Sarah hidup bahagia bersama pasangannya kelak?
2022-04-30 15:58:40
0
user avatar
andra
..... pemuda yang tidak terduga
2022-03-01 23:20:39
1
user avatar
syarazade
good. singkat dan tidak bertele-tele. alurnya enak diikuti
2022-02-09 11:57:42
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-04 19:11:09
0
user avatar
Onynaga
sungguh ini novel lucu bangat. apalagi pas bab 33 sumpahhhh ngakak habis. disaat pikiran naya lagi kacau bisa-bisanya haikal ngelawak ya. rekomen ni novel
2022-02-01 23:15:13
0
default avatar
endrosinabutar92
keren nihh cerita. tapi kenapa yang kasih gem sedikit ya?
2022-02-01 19:12:25
0
user avatar
RF Riani
Cerita karya author memang selalu keren yah ............... Seru nih kisah Kanaya yg terlibat dengan pria tapi mempunyai banyak penggemar ...............
2021-12-30 18:18:24
0
user avatar
Yuyun Yuningsih
cerita nya kerennnnn tapi koin nya mahallll
2021-10-25 14:23:55
0
user avatar
Aho Lim
Pembelajaran untuk para wanita. Keren...
2021-10-04 01:12:53
0
user avatar
Dinda Putri
KANAYA SARANGHAE ...DEFINISI JODOH GA AKAN TERTUKAR ITU NYATA BGT RASANYA DI CERITA INI ...KA SUZY LOVE U......
2021-09-19 14:55:42
1
user avatar
Erfina Sipayung
bagus banget Thor ceritanya
2021-09-16 21:27:12
0
user avatar
Cinta Sasa
aaaaaa novelll nya hidup bangettt sukaaaaa
2021-08-25 17:17:19
0
  • 1
  • 2
  • 3
48 Bab
Chapter 1
"Jadi saya beneran hamil ini, Dok?" Kanaya Prameswari nyaris tidak mempercayai penglihatannya sendiri. Kedua tangannya bergetar saat membaca hasil urine dari laboratorium RSIA. Lima tahun penantiannya berakhir sudah. Selama lima tahun pernikahannya ini, Ghifari Albani, suaminya, sangat mengharapkan kehadiran seorang buah hati. Wajar saja, suaminya adalah seorang anak tunggal. Kehadiran generasi penerus pasti sudah pasti sangat dinanti-nantikan oleh seluruh keluarga besarnya. Dalam dua tahun terakhir ini suaminya sangat stress karena tekanan dari berbagai pihak. Baik itu dari keluarga besar Albani atau pun dari kedua orang tuanya. Mereka semua kerap menyindir-nyindir kehidupan rumah tangga mereka yang dianggap belum sempurna karena ketiadaan buah hati. Dengan kehamilannya ini pasti akan membuat suaminya bahagia luar biasa. Memikirkan hal itu rasa syukur tidak henti-henti diucapkan Kanaya pada yang Maha Kuasa. 
Baca selengkapnya
Chapter 2
Pak Rustam berulang kali melirik nyonya mudanya. Ia bingung melihat betapa berbedanya air muka sang nyonya muda saat kembali ke mobil. Terlebih lagi kepergian nyonya mudanya tidak lebih dari sepuluh menit. Tetapi ia hanya bisa menyimpan rasa penasarannya dalam hati saja. Ia toh hanya seorang supir. "Kita mau ke mana, Bu?" Tanya Pak Rustam sopan. Namun kalimatnya sama sekali tidak direspon oleh sang nyonya muda. Nyonya mudanya hanya memandang lurus ke depan dengan tatapan nyalang."Bagaimana, Bu?" Tanya Pak Rustam untuk ke dua kalinya."Hah? Bapak menanyakan apa tadi?" Guman Kanaya linglung. Bukan hal mudah menyembunyikan perasaan hati yang gundah gulana dengan tampilan seolah baik-baik saja."Saya tadi bertanya, kita mau ke mana, Bu? Mau langsung pulang ke rumah atau mengunjungi orang tua Bu Naya dulu barangkali?" Ujar Pak Rustam hati-hati. Mata tuanya menangkap kesedihan di kedua bola mata nyonya mu
Baca selengkapnya
Chapter 3
"Mas Fari, Naya." Melihat kehadiran mereka berdua Dina langsung berdiri dari sofa. Wajahnya terlihat kusut dengan air muka yang disedih-sedihkan. Ada satu hal ganjil yang Kanaya perhatikan. Dina sama sekali tidak berani memandang wajahnya. Ia sangat mengenal Dina. Kalau Dina bersikap seperti ini, itu artinya ia sedang merasa bersalah padanya. Dina pasti tengah merencanakan sesuatu yang akan menyakiti hatinya."Ada apa, Din? Mengapa kamu mencari saya sampai ke sini? Kamu ingat 'kan perjanjian kita?" Tukas Ghifari ketus. Kanaya tahu bahwa Ghifari mulai tidak nyaman melihat sikap Dina yang terlalu nekad."Maaf, Mas. Aku kemari karena ini," Dina membuka tas tangan dan menyerahkan sebuah amplop putih berlogo Rumah Sakit Ibu dan Anak ke tangan Suaminya.Sekarang Kanaya mengerti apa maksud kedatangan Dina ke rumahnya. Sama persis sama seperti yang ingin ia lakukan di kantor Ghifari sekitar satu jam yang lalu. 
Baca selengkapnya
Chapter 4
Setelah hampir seminggu bersitegang dengan Ghifari, akhirnya suaminya itu bersedia juga bercerai. Harus Kanaya akui, keberhasilannya kali ini sebagian besar adalah berkat andil ibu mertuanya. Ya, ibu mertuanya tidak henti-hentinya mendukung keinginannya untuk bercerai. Padahal selama lima tahun menjadi menantunya, ibu mertuanya ini tidak pernah sekalipun mendukungnya dalam hal apapun. Ini ini adalah kali pertama mereka berdua bersepakat dalam satu hal. Sepakat untuk mengakhiri statusnya sebagai menantu keluarga Albani tentu saja. Dan Kanaya memang sudah siap lahir batin untuk melepas singgasananya.Kanaya sekarang bisa bernapas lega karena gugatan cerainya atas Ghifari akhirnya diproses juga. Minggu depan adalah sidang pertama gugatan cerainya. Proses perceraian mereka bisa berjalan cepat karena ia memang hanya menginginkan perpisahan saja. Ia sama sekali tidak memasukkan soal klausual harta gono gini sama sekali. Makanya ibu mertuanya bersedia mendukung.
Baca selengkapnya
Chapter 5
"Duh lo nggak berubah ya, Nay? Muka lo tetep imut kayak sepuluh tahun lalu. Cemilan lo formalin ya?" Safa memeluknya hangat. Akhirnya ia sampai juga di kediaman keluarga Baihaqi. Rumah besar ini dulu kerap ia kunjungi setiap kali liburan sekolah. Keluarga Baihaqi memang selalu menghabiskan masa-masa liburan di perkebunan ini. Tinggal di ibukota yang ramai dan sumpek, membuat mereka menyimbangkan aktivitas dengan menghirup udara segar di perkebunan setiap liburan. Prinsip mereka bekerja sambil liburan murah. Dan Kanaya kecil tentu saja selalu diajak."Lo juga nggak berubah, Fa. Tetep cakep seperti dulu. Lo apa kabar, Fa? Duh gue seneng banget akhirnya kita bisa bertatap muka. Selama sepuluh tahun ini kita cuma chat dan sesekali teleponan doang." Kanaya balas memeluk Safa tak kalah erat. Semilir angin pedesaan dan hijaunya pemandangan alam, membuatnya seolah-olah kembali terlempar ke masa lalu. Masa ketika ia masih berseragam merah putih hingga puti
Baca selengkapnya
Chapter 6
Sepeninggal Bik Surti, ponselnya bergetar. Saat melihat nama Safa di layar ponsel, Kanaya mengerti. Pasti Safa ingin mengabari soal kedatangan kakaknya yang di luar prediksi."Nay, gue mau ngabarin kalau Mas Haikal sedang on the way ke Sukawangi. Gue nelpon lo, supaya lo nggak kaget-kaget amat kalau pas nanti kepethuk." Benar 'kan tebakannya?"Kami udah ketemu kok, Fa." Kanaya menjawab apa adanya.Bahkan udah berantem lagi."Hah! Udah ke temu? Terus gimana, Nay? Mas Haikal udah nggak marah lagi sama lo 'kan?"Kanaya tidak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak sebelum memberikan jawaban bijak. Ia tidak ingin menjadi penyebab kedua kakak beradik itu saling bentrok."Ya gitu deh, Fa." Kanaya memberikan jawaban ambigu."Eh tapi gue heran, lo bilang 'kan Mas Haikal lagi ada project b
Baca selengkapnya
Chapter 7
Sudah seminggu ini Kanaya tinggal di desa Sukawangi. Dan telah seminggu ini juga ia menjalani rutinitas yang menyenangkan hatinya. Berjalan pagi, ikut ke pasar bersama Mbok Surti, atau sekedar melukis di bawah Gunung Arca. Ya, melukis. Ia memang menuruni bakat melukis dari ayahnya. Sedari kecil ia telah aktif ikut mencorat-coret kanvas, setiap ayahnya melukis di studio kecil mereka. Ayahnya memang seorang pelukis profesional. Setelah dewasa pun, ia masih senang melukis jika mempunyai waktu luang. Kala itu ia masih bekerja sebagai sekretaris Ghifari. Setelah makin dekat dengan Ghifari secara pribadi, ia tidak pernah melukis lagi. Ghifari tidak menyukai seniman. Bagi Ghifari seniman itu selain nyentrik, juga pemalas dan masa depannya tidak jelas. Buktinya ayahnya tetap melarat walau lukisannya konon di koleksi oleh para pejabat. Ayahnya dan Ghifari tidak pernah sepakat dalam hal apapun.  Da
Baca selengkapnya
Chapter 8
Kanaya sedang berkonsentrasi melukis saat ponselnya bergetar. Ah, pasti Safa yang memanggil. Nomor ponselnya yang baru ini memang hanya diketahui oleh lima orang. Kedua orang tuanya, Safa, Pak Kholil pengacaranya dan Bik Surti. Ibunya baru tadi pagi meneleponnya. Sedangkan Pak Kholil sudah jarang meneleponnya sejak kasus perceraiannya dibatalkan. Sementara Bik Surti lebih suka mendatanginya langsung dari pada menelepon. Buang-buang pulsa katanya. Jadi kemungkinannya hanya satu yaitu Safa. Kanaya menarik sehelai tissue basah untuk mengelap tangannya yang penuh dengan noda cat. Setelah itu barulah ia meraih ponsel di atas meja. Kening seketika berkerut saat melihat ada nomor yang tidak dikenal meneleponnya. Aneh! Siapa si penelepon ini? Karena penasaran Kanaya pun mencoba mengangkatnya."Hallo," Kanaya memberi salam dengan hati-hati."Kamu sekarang silahkan ke rumah utama. Kami semua menunggu kehadiranmu di sini."
Baca selengkapnya
Chapter 9
Dengungan suara orang-orang yang berbicara dalam waktu secara bersamaan, membuat Kanaya berusaha membuka mata. Ia ingin mengatakan kalau ia baik-baik saja. Ia tidak mau membuat kehebohan di rumah orang. Hanya saja matanya tidak mau bekerjasama. Tetap lengket dan sulit sekali untuk dibuka."Kamu bertengkar dengan Naya, Kal? Kalau ada masalah, ya mbok dibicarakan baik-baik. Naya ini 'kan sedang mengandung. Bagaimana kalau cucu Ibu sampai kenapa-kenapa?"Berarti sampai sejauh ini, Haikal belum mengatakan hal yang sebenarnya pada keluarganya. Benar-benar keterlaluan! Tunggu sampai ia sedikit bertenaga. Akan ia bongkar semua omong kosong ini!"Bukan bertengkar kok, Bu. Hanya sedikit berselisih paham saja. Naya tidak ingin Haikal memberitahu Ibu soal kehamilannya, sedangkan Haikal bersikukuh . Makanya Naya jadi marah pada Haikal."Bohong! "Nak, sebenarnya Ibu
Baca selengkapnya
Chapter 10
Kanaya berkali-kali menarik napas panjang. Mempersiapkan batin sebelum memberanikan diri mengetuk pintu rumah. Akhirnya ia kembali ke sini. Ke rumah tempat ia lahir dan dibesarkan. Rumah sederhana namun sangat asri dengan pekarangan yang luas dan sejuk dipandang mata. Seorang pelukis seperti ayahnya memang menyukai suasana seperti di alam bebas. Oleh karena itu rumah mereka pun dibuat sangat sederhana dan menyatu pada alam. Baru saja berniat untuk mengetuk, pintu tiba-tiba saja terbuka. Kanaya dan ibunya yang sepertinya bermaksud untuk membuang sampah, sama-sama kaget."Astaghfirullahaladzim, Nay. Ibu sampai kaget. Kamu sudah lama sampai toh, Nak?" Gendis melebarkan daun pintu. Mempersilahkan putri semata wayangnya masuk ke dalam rumah."Baru saja kok, Bu. Belum juga lima menit. Ibu mau membuang sampah ya? Sini, biar Naya saja yang membuangnya." Kanaya mengambil alih plastik sampah dari tangan sang ibu. Berjalan keluar dan kembali
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status