Saudara Rasa Orang Lain

Saudara Rasa Orang Lain

Oleh:  Kasih Dgreen  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
7.7
3 Peringkat
40Bab
7.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Akankah HARTA, selamanya menjadi tolok ukur para keluarga, walau saudara sekandung sekalipun. Ketika kita susah, tak ada yang mau mendekat sama sekali, walau saudara kandung sekalipun. Dan ketika kita kaya, maka semuanya akan menganggap kita saudara.

Lihat lebih banyak
Saudara Rasa Orang Lain Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Writer_In_box
lanjut kak
2021-10-22 11:42:20
0
user avatar
Titin Agustini
Good job, ceritanya bagus sekali
2021-09-15 16:45:47
0
user avatar
Grace Rumondor
tll byk bab yg si ulang
2022-04-25 07:44:04
0
40 Bab
Mengajak Berbuka Bersama
"Saudara Rasa Orang Lain" [Assalamualaikum, Bang, kapan kita bukber?] Pesanku terkirim pada kakak laki-lakiku. [Wa'alaikumsalam, nanti ya. Abang masih sibuk, bulan puasa banyak orderan.] Lagi-lagi dia beralasan sibuk dengan orderan dagangnya, memang Abangku punya usaha catering yang setiap bulan selalu ramai sekali orang yang mengorder, apalagi disaat bulan puasa seperti ini. Banyak sekali para pengusaha yang mengorder catering Abangku, untuk acara-acara buka bersama atau sekedar berbagi takjil berbuka puasa. Kini aku pun mengirimkan pesan berikutnya pada adikku, yang juga seorang pengusaha baju anak-anak yang cukup ramai pembelinya juga, dia membuka usaha melalui offline dan online. Karena memang moment lebaran yang semakin dekat, jadilah dia pun sibuk banyak orderan.
Baca selengkapnya
Tak Dihiraukan
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (2) Sayup-sayup kudengar dari arah belakangku seperti suara Bang Majid yaitu Kakak pertamaku, dan juga suara Virra. Mereka seperti sedang tertawa dengan riangnya. Lalu kuberanikan diri untuk menoleh, dan memastikan si pemilik suara tersebut. Dan betapa terkejutnya diriku saat tahu kalau itu ternyata benar suara dari Bang Majid dan juga adikku Virra. 🌹🌹🌹 Betapa teririsnya hati ini, saat melihat kedua saudara kandungku yang sedang bersenda gurau dengan cerianya. Mereka bersama keluarga masing-masing dan sepertinya sedang menunggu yang lainnya juga. Ingin rasanya aku untuk segera menemui mereka disitu. Tapi niat ini kuurungkan. "Bu?
Baca selengkapnya
Bersyukur Pada Allah
#Saudara Rasa Orang Lain (3) "Iya, makanya. Songong emang, eneg kakak ngeliat mereka tuh, makanya tadi kakak diem aja cuekin mereka. Biar mereka tau diri. Lagian nih ya, pasti mereka itu nyamperin Bang Majid cuma mau minta duit, dengan dalih untuk anak-anaknya. Dasar emang orang miskin, kalau mau punya duit ya usaha dong, jangan minta-minta terus ke saudara," kali ini Kak Arimbi menjawabnya dengan nada berapi-api. Dan sukses membakar hati ini yang mendengarnya secara langsung. 🌹🌹🌹 Karena telinga ini sudah tak tahan lagi, saat mendengar mereka membicarakanku. Langsung saja aku keluar dari dalam toilet tersebut.  "Li-Li-Lila? Ternyata kamu disini juga?" Kak Arimbi tiba-tiba tergagap saat melihatku, sudah seper
Baca selengkapnya
Memutar balikkan Fakta
#Saudara Rasa Orang Lain (4)Ucapan-ucapan yang barusan keluar dari mulut Bang Arham, seperti oase di padang pasir, menyejukkan hati yang sedang gundah gulana. Aku bersyukur ya Allah, diberikan suami yang sangat baik dan juga berhati bersih, semoga kami selalu bersama hingga surgaMU ya Rabb. 🌹🌹🌹 Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, akhirnya aku dan Bang Arham sampai juga di rumah Emak. Anak-anak buru-buru turun dan langsung berlarian ke rumah Neneknya. Tapi ternyata di rumah Emak kosong, karena kemungkinan Emak sedang melaksanakan shalat tarawih di masjid. Bang Arham menc
Baca selengkapnya
Dilema Lila
#Saudara Rasa Orang Lain (5) Aku tak habis pikir, kenapa Bang Majid bisa-bisanya berkata seperti itu dengan Kak Virda. Padahal jelas-jelas aku sudah mengajak Bang Majid dan juga Virra untuk buka bersama. Tapi mereka yang selalu saja beralasan. Dan kenapa kini seolah-olah jadi aku yang disalahkan? Ya Allah, kenapa jadi begini? 🌹🌹🌹 Aku termenung memikirkan ucapan Kak Virda di WhatsApp tadi. Aku juga belum membalas pesannya lagi. Terkadang aku berfikir, kenapa di dunia ini, hanya harta dan kedudukan yang menjadi tolok ukur pada diri seseorang. Kenapa sesama saudara bisa saling merendahkan dan menjatuhkan hanya karena rezeki mereka yang berbeda.
Baca selengkapnya
Penghinaan Untukku
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (6)Bukannya aku nggak mau untuk menjaga Faraz, tapi kalau aku tak berjualan, pemasukan pun otomatis menjadi berkurang. Karena hanya mengandalkan pemasukan dari Bang Arham saja.Akhirnya kuputuskan untuk datang sebentar ke rumah Bang Majid besok pagi. Sepulangnya dari rumah Emak nanti.Aku juga sudah mengatakan pada Bang Arham perihal ini semua. Kata Suamiku itu, gapapa aku datang dulu saja untuk mengatakan langsung pada Bang Majid bahwa aku nggak bisa menemani Faraz karena harus berjualan.🌼🌼🌼Pagi pun kini telah menyapa, Emak sedang menyapu halaman rumah yang sudah dipenuhi oleh dedaunan yang jatuh dari ranting-ranting pohon.Aku pun bersiap-siap sambil menunggu Bang Arham selesai beberes. Aku juga sudah selesai membantu Emak untuk membereskan rumah walau ada Bik Neti, tapi kami semua tetap melakukan pekerjaan rumah.Setelah semuanya selesai, kami pun pamit pada Emak, da
Baca selengkapnya
Sisil Berulah
#Saudara Rasa Orang Lain (7)  "Arham! Lila! Sombong sekali kamu dengan kami sekarang. Saran Abang, kalau orang miskin jangan punya sifat sombong, takut besok-besok butuh bantuan Saudara." Ucap Bang Majid dengan lantangnya saat aku dan Bang Arham sedang berjalan keluar dari rumahnya.  Kami pun langsung menoleh, sebenarnya aku tak ingin menghiraukan ucapan Abangku itu. Tapi karena kata-katanya yang cukup menyakitkan, membuat kami berdua reflek menoleh.  "Maaf, Bang. Bukannya kami sombong, tapi memang kami saat ini lagi nggak bisa, karena memang Lila sedang ada orderan kue, maafkan kami Bang, kalau sudah mengecewakan Abang dan juga Kakak." Tutur Bang Arham menjelaskan lagi, dan mungkin dia juga sedang mengendalikan hatinya agar tidak terbawa emosi.  Pprraaaangg!!! Tiba-tiba terdengar suara seperti benda berbahan kaca yang jatuh dari arah taman rumahnya
Baca selengkapnya
Doa Yang Dikabulkan
#Saudara Rasa Orang Lain (8)  "Tadi, kan Lia sama Raffa lagi main dekat depan, Bu. Terus tiba-tiba Tante Sisil datang. Dia bilang kalau orang miskin jangan main di halaman rumah Papi, nanti kotor. terus Lia tanya, memangnya kenapa kalau orang miskin ke rumah Papi? Eh, dia malah langsung dorong Lia, Bu. Sampai Lia jatuh dan akhirnya kena pot bunga Mami Arimbi, dan langsung menimpa tangan Lia." Tuturnya panjang lebar, menjelaskan semua pertanyaan di dalam hati.  "Astaghfirullah, benar begitu Nak ceritanya?" Aku terhenyak saat mendengar cerita dari mulut Lia langsung. Kenapa Sisil bisa setega itu dengan Lia, hanya karena kami miskin. Terlalu merendahkan sekali Sisil itu.  Tak lama Bang Arham pun yang sudah selesai mandi datang dan berkumpul bersama kami di ruang tamu. Hari sudah siang dan Bang Arham akan segera berangkat untuk mencari nafkah.  "Udah, D
Baca selengkapnya
Bertemu Kak Arimbi
#Saudara Rasa Orang Lain (9) Terkadangidup memang selucu itu, saudara kandung sendiri yang seharusnya menjadi tempat sandaran, tapi malah menjauh seolah menjadi seperti orang lain. Dan sebaliknya, orang lain tapi seperti saudara sendiri.  Niatku nanti akan meminta bantuan pada Bang Arham dan juga Iparku dari pihak Bang Arham, dan juga keponakannya. Biasanya mereka di bulan Ramadhan ini banyak waktu senggang, sekalian berbagi rezeki pada mereka juga. Agar semakin berkah.  Aku bergegas untuk segera mencatat bahan-bahan kue untuk dibeli besok pagi. Karena belinya dalam jumlah yang banyak, maka harus dicatat, aku nanti setibanya di pasar aku tidak sampai lupa akan apa yang mau dibeli.  🌼🌼🌼  Kini hari sudah sore, matahari jugs perlahan telah kembali ke peraduannya.  Anak-anak sudah terbangun sedar
Baca selengkapnya
Virra Ke Rumah
#Saudara Rasa Orang Lain (10) Selesai menyantap makanan berbuka puasa, kami pun melanjutkan untuk sholat Maghrib berjamaah. Dan setelah itu membereskan semua bekas peralatan makan saat berbuka tadi. Setelah semuanya selesai, Bang Arham dan juga anak-anak telah bersiap untuk segera pergi ke Masjid untuk melaksanakan sholat tarawih, begitupun denganku. Tak lama terdengar suara Adzan Isya bergema di seluruh jagat raya ini. Memanggil para hamba-Nya untuk segera bersujud, menunaikan perintahnya yaitu melaksanakan sholat Isya sekaligus sholat tarawih. Dan kami berempat pun segera berangkat menuju ke masjid untuk segera melaksanakan sholat isya sekaligus tarawih. Di sepanjang jalan saat menuju ke masjid, banyak anak-anak sedang bermain. Orang-orang yang berlalu lalang untuk segera menuju ke Masjid juga. Ramadhan kali ini terasa syahdu dan juga semarak. Karena semuanya menyambut dengan riang gembira dan suka cita. 🌼🌼🌼 Kini kami semua sudah sampai di rumah, kami semua baru saja pulang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status