The Sky Of Asia

The Sky Of Asia

Oleh:  Zainal Mu'arif Story  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
2.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Langit Asia adalah kisah seorang Xavier yang menemukan kesempurnaan cinta dengan kesederhanaan mencintai. Tentang kisah cinta dan sebuah takdir Tuhan. - Langit Asia -

Lihat lebih banyak
The Sky Of Asia Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
20 Bab
Satu
"Pokoknya ayah tidak mau tau! Kamu harus melanjutkan S2 di Singapura!" suara bentak seorang ayah kepada anaknya terdengar sampai keseluruh ruangan rumah yang besar itu. "Ayah, aku bukan tidak mau melanjutkan S2. Tapi kurasa S1 saja sudah cukup bagiku lagian aku gak mau ngejar pangkat yang tinggi. Intinya aku bahagia, Yah.." suara lelaki itu membalas bentakan ayahnya. "Kamu harus melanjutkan S2 di Singapura agar perusahaan ayah bisa kamu lanjutin dan bisa bikin kita bahagia. Dimana-dimana tamatan S2 akan sukses dan bahagia!" bentakkan mulai menggelegar di seluruh ruangan rumah. "Ingat Yah..! Aku gak gila pangkat dan harta seperti ayah!" balas lelaki tersebut yang membuat ayahnya marah besar dan 'praakk'. Seorang Ayah menampar anaknya hingga pipi ana
Baca selengkapnya
Dua
Pagi yang cerah, matahari bangkit dari sanubari yang membuat senyum terukir pagi ini. Langit indah dihiasi oleh awan dan fajar, membuat kesegaran mata dan perasaan.   Xavier bangun sangat pagi hari ini, ia  beranjak melakukan aktivitas yang biasa ia lakukan yaitu joging pagi. Setelah selesai melakukan aktivitasnya ia kembali kerumah, mandi dan mengenakan pakaian untuk bersiap-siap menuju kampus."Bibi, ayah dan ibu dimana?" tanya Xavier kepada Bibi Moli, pembantu dalam rumahnya yang baik dan penyayang."Ayah kamu pagi tadi langsung pergi ke kantor, kalau ibu kamu pagi tadi juga langsung ke butik" jawab Bibi Moli."Kenapa ayah pergi ke kantor pagi sekali? Dan ibu ke butik ada hal apa?" tanya Xavier lagi."Kata ayahmu pagi ini ada tamu dari luar kota yang akan berkunjung ke perusahaan ayah kamu. Kalau ibu kamu ada pelatihan penting untuk para p
Baca selengkapnya
Tiga
   Xavier menunggu Reza memesan makanan sekitar sepuluh menit, Xavier merasa perutnya sangat lapar di tambah lagi ia melihat Nadia yang menikmati makanannya sungguh itu membuat perutnya sudah sangat membutuhkan makanan.       Begitu selesai memesan makanan Reza kembali ke meja makan dengan membawa dua porsi makanan. Ia sedikit heran karena di sana ada seorang wanita sedang menikmati makanan.   "Lama bener lo!" ujar Xavier saat Reza baru datang setelah memesan makanan.   "Lo tau sendiri lah, antrian kan panjang!" ujar Reza dan duduk. "Nih makanannya!" seru Reza, ia masih terlihat heran dengan keberadaan wanita di meja makan mereka. Sementara Xavier memakan lahap makanannya.  
Baca selengkapnya
Empat
"Kau suka senja?" tanya Nadia."Ya, karena senja dapat merubah mood setiap insan hanya dengan melihat keindahannya" Xavier tersenyum. "Apakah kau suka senja juga?" tanya balik Xavier."Tidak!" jawab Nadia singkat."Kenapa?""Walapun senja indah, namun ia hanya sementara, sama hal nya seperti dia""Dia? Siapa? Memang Ada apa dengan dia?""Seperti senja, dia menarik, dia indah, dia menawan, bahkan dia membuatku jatuh cinta. Hingga aku sadar dia seperti senja juga, hadir hanya sesaat!""Apakah kau punya masa lalu yang menyakitkan?" tanya Xavier penasaran."Banyak!""Mmm maafkan aku jika terlalu lancang bertanya padamu""Santai aja lah, apakah kau punya masalah juga?" tanya Nadia."Ada. Tapi masalah keluarga!""Keluarga? Gimana maksudnya"
Baca selengkapnya
Lima
Seperti biasa, Xavier bangun subuh untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim, setelah itu ia melakukan aktivitas lainnya seperti joging pagi, nge-gym, bersepeda, dan bermain badminton dengan teman sekompleksnya.   Hari ini mata kuliah akan masuk pada siang hari, karena pagi ini dosen sedang sibuk, mereka di beri tugas untuk membuat sebuah laporan dan untungnya Xavier telah selesai membuat laporan tersebut. Karena tak ada kegiatan pada pagi hari nya, ia pergi ke sebuah cafe, untuk menenangkan pikiran.   Terik matahari sangatlah panas membuat hari ini terasa lebih bergairah, sekitar pukul 10.00 ia keluar rumah setelah berpamitan dengan bibi Moli karena ayah dan ibunya pagi tadi pergi untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Ia mengeluarkan kendaraan roda duanya dari garasi, tidak lupa ia membawa buku catatan nya untuk menulis sesuatu yang berkaitan dengan cerita ataupun ungkapan perasaan yang ia rasakan. Cafe
Baca selengkapnya
Enam
   Xavier selesai mengganti pakaian dan bersiap menuju kampus kesayangannya."Nak Xavier udah makan?" tanya Bibi Moli, saat Xavier hendak keluar rumah."Belum bi" jawab Xavier."Ayo makan dulu di dapur" ujar Bibi Moli."Nanti aku makan di warung saja bi, simpankan saja makanan di dapur untuk ayah dan ibu" ujar Xavier tersenyum. "Aku pergi kampus dulu bi, Assalamualaikum.." Xavier keluar rumah."Waalaikumussalam.." jawab Bibi Moli.   Xavier menuju kampus dan dalam perjalanan menjemput Fidyah.*** "Lama bener!" ujar Fidyah saat Xavier baru saja datang. "Biarin! Ayo naik!" perintah Xavier dan Fidyah menaiki kendaraan. 
Baca selengkapnya
Tujuh
Saat Xavier menyapa seseorang yang ia kenal, seseorang tersebut  menoleh kearah Xavier dan heran melihat keberadaan Xavier."Eh.. Xavier... sendiri?" tanya balik seseorang tersebut."Nadia kan? Iya sendiri..." tawa kecil Xavier, ternyata seseorang tersebut adalah Nadia. Xavier duduk dikursi depan Nadia."Udah lama disini?" tanya Nadia."Barusan kok. Kamu udah lama?""Mm iya sih..""Udah makan?" tanya Xavier lagi."Barusan habis makan""Ooh okelah, aku mau pesan makan dulu" Xavier pergi memesan makanan.   Begitu sampai kembali di meja makan Xavier membawa 1 porsi soto ayam, 2 porsi mie goreng dan secangkir es jeruk yang nampak segar. Nadia menatap heran semua makanan yang Xavier pesan."Itu semua kamu yang makan?" tanya Nadia dengan tatapan yang masih tertuju pada makanan Xavier.
Baca selengkapnya
Delapan
  Hujan semakin deras di luar, banyak orang yang berteduh di pos-pos dan halte, sementara Xavier dan Nadia malah menikmati hujan sore ini yang deras dengan kegembiraan. Mereka seperti merasakan kembali suasana masa kecil.   Xavier dan Nadia berlarian, saling menyiram dan tertawa di bawah langit hitam dan hujan sore ini, semua pakaian mereka basah tak ada sedikit pun yang tertinggal kering, sungguh mereka sangat menikmatinya."Xavier.... kejar aku kalau bisa!" teriak Nadia dengan gembira dan ia berlari."Tungguin...." teriak kembali Xavier dan ia berlari mengejar Nadia."Ayo cepetan kalau bisa hahaha..." Nadia tertawa.   Xavier mempercepat larinya hingga ia sampai mendekati Nadia."Ah... capek" Xavier berhenti di hadapan Nadia dengan lelah."Gitu aja kok capek..." Nadia tersenyum."Tapi kalo ngejar cinta gak capek
Baca selengkapnya
Sembilan
"Xavier..." ujar Nadia "Ada apa?" tanya Xavier. "Apakah kau pernah merasakan jatuh cinta dengan orang yang baru kau kenal?"  "Kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?" "Gak kenapa-kenapa kok... jawab aja" "Mmm kayaknya belum pernah!" "Ooh gitu..." "Kalau kamu?" tanya Xavier pada Nadia. "Belum pernah.. tapi sekarang aku sedikit merasa bahagia dengan orang yang baru ku kenal" 
Baca selengkapnya
Sepuluh
Tanpa memperdulikan keadaan badan yang kedinginan, ia terus melajukan kendaraannya dan menyalip satu per satu kendaraan yang ada di depan hingga salah satu kendaraan tersebut membunyikan klakson. Ia sangat panik dengan keadaan Fidyah, karena ia telah melupakan sebuah janji.Dalam perjalan ia terus memikirkan janji kepada Fidyah yang ia lupakan, rasa bersalah semakin menyebar di dalam batinnya. 'Ah gue pecundang!' pikirnya. Langit mulai gelap setelah kemerahan senja menghilang sedikit demi sedikit, lampu pinggiran jalan raya mulai menerangkan seisi kota.   Dengan lajunya kendaraan, Xavier akhirnya sampai di rumahnya dalam keadaan yang sedikit menggigil akibat kedinginan. Ia memarkirkan kendaraannya dan masuk kedalam rumah."Assalamualaikum..." Xavier membuka pintu rumahnya.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status