Because Our Wedding

Because Our Wedding

By:  wulannita  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pergi dari kampung halamannya untuk tinggal bersama sang kakak di ibu kota membuat Sakya harus menyesali keputusannya. Bukan seperti apa yang diharapkannya, tetapi justru membuat hatinya hancur. Dengan tega sang kakak menjualnya ke tempat sebuah pelacuran. Beruntung baginya dapat kabur dari tempat tersebut hingga akhirnya ia bertemu dengan Nakula, seorang pria yang berprofesi sebagai seorang pilot. Sakya tidak tahu tujuan dan tak tahu harus ke mana pada saat itu, Nakula pun akhirnya menawarkan Sakya untuk tinggal di sebuah apartement miliknya sampai Sakya tahu akan ke mana setelahnya. Beberapa hari tinggal di apartemen Nakula membuat Sakya harus menelan pil pahit. Di malam itu Nakula yang baru saja mengalami patah hati karena diputuskan oleh sang kekasih. Pria itu mabuk dan memperkosanya. Beberapa waktu berlalu setelah kejadian nahas itu, Sakya mendapati dirinya hamil. Alin. Sahabat Sakya menuntut Nakula untuk bertanggung jawab atas perbuatan pria tersebut. Namun, dengan tegas Nakula menolaknya. Ia meyakini bahwa anak yang dikandung Sakya bukanlah darah dagingnya. Alin marah dan kesal. Ia berjanji akan menuntut Nakula. Namun, belum sempat Alin melakukannya, orang tua Nakula mendengar semua penuturan Alin dan meminta Nakula untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Nakula tak punya pilihan selain mengikuti apa yang diperintahkan kedua orang tuanya. Menjalani kehidupan berumah tangga dengan Sakya membuat Nakula sedikit banyak merasakan ketenangan. Namun, itu tak berlangsung lama saat cinta pertamanya kembali hadir dan meminta untuk merajut kembali kisah cinta mereka yang sempat terputus. Dilema melanda Nakula. Satu sisi ia ingin kembali bersama sang kekasih, tetapi di sisi lain ia juga tak ingin melepas Sakya. Sebuah pernikahan yang dilandasi tanpa adanya cinta dan hanya karena sebuah pertanggungjawaban. Akankah keduanya mampu menjalani kehidupan pernikahan seperti itu? Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka? Akankah pernikahan keduanya berjalan semestinya seperti pasangan suami istri pada umumnya? Atau pernikahan ini akan berakhir karena tidak adanya cinta diantara mereka?

View More
Because Our Wedding Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
12 Chapters
01.
Seorang pria tengah berjalan sembari membawa sebuah tas yang tidak terlalu besar di tangan kirinya. Kacamata hitam yang melekat tak mampu menutupi wajah tampannya. Ketika melangkah, ia terlihat gagah dengan balutan pakaian kebesarannya yang terdiri dari kemeja putih dengan jas berwarna hitam navy dan dasi berwarna senada dengan jasnya. Di sisi kiri, terlihat seorang pria lain yang berjalan beriringan dengannya dengan berpakaian serupa. Beberapa wanita dengan berpakaian seragam yang berjalan di belakangnya menatap kagum pada sosok pria tersebut. Bahkan salah satu dari mereka dengan terang-terangan memuji ketampanan yang dimilikinya. "Kapan sih Kapten Nala bisa aku ajak makan malam bersama? Dia selalu saja menolak jika aku mengajaknya," ucap salah satu dari pramugari tersebut dengan wajah ditekuk. "Kau masih berharap padanya?" Wanita itu mengangguk. "Tidak ada yang salah kan dengan harapan?" "Sudahlah, menyerah saja. Ia sudah memiliki kekasih. Jadi perc
Read more
02.
Mobil yang membawa Nakula sampai di depan rumah orang tuanya. Ia langsung masuk ke rumah itu setelah membayar beberapa lembar uang untuk argo taksi. Ia melihat bundanya sudah berdiri menanti di depan pintu rumah dengan tersenyum bahagia. "Bunda," sapa Nakula yang langsung masuk ke dalam pelukan ibunya. "Kamu akhirnya pulang. Bunda kangen sekali padamu," ucap sang ibunda Andini yang langsung membalas pelukan putra bungsunya. "Nala juga kangen sama Bunda." Andini membalasnya dengan tersenyum senang. "Ayo masuk. Ayah sudah menunggu kedatangan kamu." Nakula mengangguk pelan. Saat sudah berada di ruang tamu ia mendapati sang ayah, Farhan tengah duduk bersama seorang bocah kecil laki-laki berusia 9 tahun. Keduanya tampak tengah bercengkerama. "Ayah." Farhan mengalihkan tatapan untuk menatap putranya. "Sayang, kau pulang," ucap Farhan yang langsung mendapat anggukan kepala dari Nakula. Ia memeluk putranya tersebut deng
Read more
03.
Seorang wanita tengah duduk di sebuah restoran. Matanya menatap ke arah jalanan yang banyak dilalui oleh para pejalan kaki. Sesekali matanya menatap ke arah pintu yang terlihat sedang menanti kedatangan seseorang.Secangkir kopi yang ada di hadapannya sudah hampir separuh ia habiskan. Sesekali ia menatap ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Ia mengembuskan napas kesal saat menantikan orang yang ia tunggu belum kunjung datang. Selang beberapa menit seorang pria tampan berjalan memasuki restoran tersebut. Wanita yang sejak tadi menanti kedatangannya hanya menatap lekat pada pria tersebut."Sayang. Maaf ya aku terlambat," ucap pria itu sembari memberikan kecupan singkat di pipi kiri sang wanita.Wanita itu membalasnya dengan tersenyum tipis."Iya enggak apa-apa kok.""Kamu udah pesan makanan?""Belum, aku sengaja nunggu kamu," ucap wanita tersebut.Sementara pria itu tersenyum penuh arti pada sang wanita."Ya udah
Read more
04.
Nakula menatap lekat gelas di hadapannya. Entah sudah gelas ke berapa yang sudah ia tenggak. Rasa perih di hati yang menghinggapinya tak mampu untuk ia bendung. Bayangan tentang masa depan yang sudah ia rancang melamar sang kekasih pupus sudah. Nesya memutuskan secara sepihak hubungan mereka. Hubungan yang sudah berjalan begitu lama. Namun, kini harus kandas karena keinginan Nesya yang mementingkan karir dan adanya orang ketiga di dalam hubungan mereka.Ia kembali meneguk gelas berisi alkohol itu. Dengan perasaan hancur, ia harus menelan pil pahit bahwa Nesya memilih orang lain dibandingkan dirinya. Ia kembali menatap gelas kosong di hadapannya.Tatapan Nakula kosong. Cincin emas permata putih yang ia pegang membuatnya semakin membenci wanita yang sudah menghancurkan hatinya tersebut.Dengan kesadaran yang hanya setengahnya saja, Nakula bangkit dari duduknya, berusaha berjalan seperti biasa. Rasa pusing yang menghinggapinya masih bisa ia kendalikan. Nakula berja
Read more
05.
Nakula mengeryitkan dahinya saat menyadari keadaannya saat ini yang tak memakai sehelai benang pun. Mata itu menyusuri pakaiannya yang berserakan di lantai. Segera dia memungutnya dan mengenakannya. Saat ia akan beranjak dari kamarnya, ia mendapati ada noda bercak darah yang tertinggal di ranjangnya. Nakula semakin mengernyitkan dahinya. Ia mencoba untuk mengingat apa yang sudah terjadi. Matanya terbelalak sesaat ia mengingat sedikit kilasan-kilasan kejadian kemarin malam. Nakula segera beranjak dari kamarnya dan menuju kamar Sakya, menggedor pintu kamar tersebut dengan kuat. "Sakya. Sakya apa kamu di dalam?" Namun, tak ada jawaban yang keluar dari dalam kamar itu. "Sakya. Tolong buka pintunya. Kita perlu bicara." Tetap tak ada sahutan dari dalam kamar. Dengan terpaksa, Nakula membuka paksa pintu kamar yang tidak terkunci itu. Namun sayang, ia tak menemukan Sakya berada di dalam sana. "Di mana dia?" tanya Nakula yang lebih mengarah pada diriny
Read more
06.
"Kamu kenapa enggak bilang kalau ada di kota ini? Bukankah aku sudah memberikan nomor ponsel dan alamatku padamu?" tanya Alin saat ia dan Sakya kini sudah berada di kontrakannya. Ia memberikan segelas teh pada Sakya yang tampak sangat kacau sekali. Sakya hanya diam duduk di tempatnya menerima gelas yang diberikan Alin padanya. "Lalu bagaimana, apa kamu sudah bertemu dengan Kak Sandi?" Sakya menganggukkan kepalanya dengan lemah. Alin yang melihat sikap Sakya mengerutkan dahinya. Biasanya Sakya akan sangat bersemangat sekali jika membicarakan mengenai satu-satunya kakak lelaki yang dimiliki Sakya. "Lalu?" Sakya kembali menangis saat Alin terus bertanya. Melihat Sakya yang menangis membuat Alin jadi bingung. Ia mencoba menerka apa yang terjadi pada Sakya dan Sandi, kakaknya. "Kamu kenapa, Kya? Kalau kamu sudah bertemu dengannya harusnya kamu senang dan tidak berada di tempat tadi dengan duduk sendirian seperti ... maaf. Gembel," ucap Alin
Read more
07.
Nakula tengah bersiap untuk melakukan perjalanannya. Seperti biasa, kali ini ia yang akan memimpin penerbangan. Nakula menatap dirinya di cermin. Bayang-bayang percakapannya dengan Nesya beberapa waktu lalu masih membekas hingga kini. Begitu pun peristiwa di mana ia telah melakukan tindakan bodoh itu. Memang dirinya dalam keadaan setengah sadar saat melakukan hal itu, tetapi bukan berarti ia tak mengingat setiap inci kejadian malam panjang itu. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau ucapan Raka benar kalau dia akan hamil?" ucapnya lebih mengarah kepada dirinya. Nakula menarik napasnya dengan dalam. "Ke mana aku harus menemukannya? Dia bahkan tidak meninggalkan identitasnya sama sekali," ucap Nakula yang tampak frustrasi. "Kapten," panggil seseorang dari belakang Nakula. Nakula menoleh ke arah sumber suara. "Sudah waktunya," ucap orang tersebut yang langsung mendapat anggukan dari Nakula. Nakula keluar dari ruangan tersebut dan se
Read more
08.
Sakya berlari masuk ke dalam kamar mandi dengan cepat. Rasa mual yang ia tahan sejak tadi sudah tak terbendung lagi. Alin yang duduk bersamanya langsung berlari menghampiri Sakya. Ia khawatir akan keadaan Sakya yang sudah beberapa hari ini dalam keadaan tidak baik. "Kamu yakin enggak apa-apa, Kya?" Sakya hanya mengangguk. Ia tak bisa berkata apa pun saat ini karena masih merasakan mual yang teramat sangat. Ia sudah memuntahkan isi dalam perutnya seharian ini tapi tetap saja rasa mual itu tak berkurang sama sekali. "Apa enggak sebaiknya kita ke rumah sakit saja." "Enggak, Lin. Aku enggak apa-apa kok. Aku yakin ini hanya masuk angin saja." "Tapi, ini enggak wajar. Sudah berhari-hari kamu mengalami ini. Minum obat masuk angin sudah tapi tidak bertahan lama kamu seperti ini lagi." Sakya mencuci mulutnya setelah semua isi dalam perutnya ia tumpahkan. Ia berjalan menuju ruang tamu yang tak seberapa besar di kontrakan mereka, kemudian mengamb
Read more
09.
Bruuuukk! Suara benda jatuh terdengar dengan begitu kuat hingga perhatian Nakula dan Alin teralihkan. Keduanya menoleh ke arah sumber suara. Nakula terbelalak saat melihat dua orang terpenting dalam hidupnya berdiri tak jauh darinya kini. Sementara Alin, hanya menatap keduanya dengan tatapan bingung dan penuh tanya melihat keduanya. "Ayah. Bunda," gumam Nakula pelan. Raut syok diperlihatkan Andini. Sementara Farhan, ia terlihat menahan amarahnya. Rahangnya mengeras saat mendengar semua pembicaraan Nakula dan Alin. Putra kebanggaan mereka telah menghamili seorang Wanita, dan yang semakin membuat Farhan marah putranya tak mau mengakui hal itu. Nakula berjalan mendekati kedua orang tuanya. Andini diam terpaku di tempatnya, masih menatap putranya dengan dalam. "Bunda. Ayah. Tolong dengarkan, Nala. Nala bisa jelaskan semuanya sama Ayah dan juga Bunda." "Harus!" ujar Farhan dengan nada dingin dan menahan emosinya. Ia menatap Nakula
Read more
10.
Sakya hanya menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap Nakula yang duduk di seberangnya dan terus menatap ke arahnya dengan dalam. Raut tak suka diperlihatkan Nakula pada Sakya.Namun, perlahan tatapan Nakula berubah teduh saat melihat raut ketakutan yang diperlihatkan Sakya terhadapnya. Bahkan Ia juga melihat mata Sakya yang menggenang di pelupuk matanya."Tujuan saya dan istri saya kemari untuk meminang kamu menjadi menantu kami," ucap Farhan pada Sakya yang hanya merunduk.Sakya hanya diam bergeming. Ia tak tahu harus bagaimana saat ini. Alin sudah menceritakan semuanya padanya, bahwa malam ini Nakula beserta kedua orang tuanya akan datang ke kontrakan mereka untuk membahas masalah yang terjadi saat ini. Sakya sempat menolak, tetapi Alin bersikeras agar Sakya menurut dan mengikuti apa yang Alin minta, karena menurut Alin anak yang dikandung Sakya saat ini membutuhkan figur seorang ayah terutama untuk kelengkapan dokumen kelahiran anaknya kelak yang akan san
Read more
DMCA.com Protection Status