Ajari Aku Salat

Ajari Aku Salat

Oleh:  Meyyis  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat
222Bab
28.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Zahra seorang penerjemah bertemu dengan Marc orang Prancis yang menyewa jasanya untuk menemani perjalanan bisnis saat di Indonesia. Lelaki itu jatuh cinta pada janda beranak satu itu karena kesantunannya. Diam-diam lelaki bermata almond itu tertarik dengan salat yang selama ini dilakukan Azahra saat bersama. Hingga lelaki itu ingin diajari salat. Kelucuan-kelucuan apa yang terjadi saat Marc belajar salat? Saksikan hanya di Ajari Aku Salat.

Lihat lebih banyak
Ajari Aku Salat Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zakia Attamimi
bagus ceritanya
2022-12-14 06:07:27
0
user avatar
ichakue
kereeennnn
2022-09-08 16:02:23
0
user avatar
Faldi Oke
saya suka sekali ceritanya yang enggak bertele tele
2022-06-12 23:34:06
0
user avatar
Siti Anisa Nurlimawaty Barus
good.. lanjutkanu
2022-05-19 21:52:14
0
user avatar
Dindin Wahyudin
aa yes anda pengarangnya
2022-05-18 19:34:40
0
user avatar
Dindin Wahyudin
sangat menarik
2022-05-17 14:51:55
0
user avatar
Nisva Santriana
...... good .........
2022-03-28 13:07:01
0
user avatar
eka astutik
silakan baca novelku ini temen-temen
2021-11-23 17:28:32
1
222 Bab
Prahara Rumah Tangga
Siang itu sangat terik. Azahra menyibak kerudungnya karena sangat kegerahan. Dia sudah sampai di rumah. Rumah sederhana yang dihuni oleh ibu dan putri kecilnya yang sangat istimewa. Azahra adalah seorang single parent dengan satu anak. Suaminya meninggalkannya tiga tahun lalu. Wanita dua puluh sembilan tahun itu harus menerima kenyataan ditinggalkan sang suami ketika putrinya Jelita menderita kelainan. Usia Jelita pada waktu itu masih tiga tahun. Kini gadis istimewanya Azahra sudah berusia enam tahun. Azahra bukan wanita biasa. Dia lulusan luar negeri dengan gelar istimewa. Ijazahnya diraih juga dengan perjuangan dan beasiswa. Namun semua itu tidak berarti ketika menikah dengan Raehan. Lelaki tinggi tegap dengan kulit sawo matang khas keturunan Jawa itu, tidak memperkenankan Azahra untuk bekerja. Alasannya sungguh klasik. Wanita itu sudah kodratnya dapur, sumur dan kasur. Sebagai istri yang luar biasa, Azahra mengubur dalam-dalam seluruh cita-citanya te
Baca selengkapnya
Mengagumkan
Wanita dengan kulit kuning langsat dan selalu berkerudung rapi itu mengganti gaunnya dan memakai jilbab. Baju yang dia pakai sekarang berwarna krem dengan bunga-bunga kecil melingkar bertebaran hampir di ujung gaunnya. Jelita sang putri tercinta menarik gaun sang mama.  “Jelita, Sayang. Mama harus kerja, oke? Untuk apa?” Jelita menunduk.  “Oh, jangan bersedih! Jelita main sama Nenek dulu, ya? Jelita ‘kan anak baik, anak soleha.” Anak kecil itu mengangguk. “Kemari, Sayang. Jelita ingin membeli peralatan gambar ‘kan? Mama harus kerja untuk membelinya.” Jelita terlihat berbinar. Anak kecil berusia enam tahun itu berlari ke arah neneknya yang masih ada di dapur untuk membersihkan sisa makan siang hari ini. “Ma, Zahra pergi dulu.” Zubaedah mengelap tangannya dan keluar dari dapur untuk menyambangi sang  anak yang ak
Baca selengkapnya
Virus Cinta
Marc dan Jason sudah hilang dari pandangan Zahra. Saat akan membayar makanan tersebut, ternyata sudah diselesaikan pembayarannya. Zahra mengucapkan terima kasih setelah itu keluar dari restoran tersebut. Sementara itu, Jason dan Marc berdebat di dalam mobil yang melaju. “Kau ini bagaimana, Je. Aku masih ingin bersama Zahra.” Marc merajuk seperti anak-anak yang marah mainannya diambil. “Marc, kau tidak berperasaan. Kontrak kita baru besok berjalan. Zahra mempunyai keluarga.” Marc bedecak. Dia tidak lagi mendebat sahabatnya itu. Dia memilih manyun dan melihat ke arah jendela. Sedangkan Jason kembali fokus menyetir. Lelaki berkebangsaan Prancis itu hanya menggeleng. Mereka sudah sampai di apartemen yang disewa Marc saat berada di Indonesia ini. Lelaki itu berjalan mendahului Jason. Dia masuk ke dalam apartemen setelah melalui lift. Jason sendiri santai berjalan ke arah hunian tersebut. “Marc, k
Baca selengkapnya
Mantan Suami
Marc mengangguk. Dia tidak memaksa jika memang Azahra tidak ingin makan bersamanya. Lelaki berdada bidang itu mempersilakan dengan tangannya untuk wanita berjilbab itu diantar pulang. “Boleh aku mengantarmu pulang?” tanya Marc. “Apa tidak merepotkan?” Zahra menatap Marc yang sudah berdiri di depannya. Marc tersenyum dengan manisnya seluruh gula menempel di bibirnya. Bahkan senyum itu baru pertama kali tersungging untuk sang wanita. “Sama sekali tidak. Ayo!” Mereka berjalan beriringan. Ingin jari-jari Marc meraih pundak Zahra yang ada di sampingnya. Kemudian ingat beberapa kalimat yang diucapkan oleh Jason Bahwa itu termasuk tidak sopan bagi wanita Muslim semacam Zahra. Marc menggaruk tengkuknya untuk menetralkan perasaannya. Belum pernah dirinya salah tingkah di depan seseorang apalagi seorang wanita. Apa sebenarnya yang dimiliki Zahra? Marc sendiri tidak mampu men
Baca selengkapnya
Bukan Siapa-Siapa
Zahra menoleh ke arah Marc. Sungguh jangan pernah bertanya bagaimana perasaan lelaki itu? Jantungnya sudah bergejolak bagai debur samudra yang ada di depannya saat ini. Kerudung Zahra yang melambai seakan menantangnya untuk melindungi wanita itu. Mata hitamnya membuat Marc tidak bisa berkutik. “Tidak apa-apa. Kami sudah bercerai tiga tahun lalu. Sejak perpisahan itu, kami bahkan tidak pernah bertutur sapa lagi. Baru tadi dia menyapaku.” Zahra kembali fokus ke depan. Melihat samudra yang biru dan bergelombang di tepi. Terdapat banyak orang bermain di sana. Namun terasa sangat sepi bagi Zahra. Hidupnya hanya tertuju pada Jelita putri kecilnya. Bukan tidak ada yang ingin membangun mahligai bersamanya. Namun semuanya tidak ditanggapi. Ketakutan Zahra paling besar adalah jika suami barunya tersebut tidak dapat konsisten menyayangi putrinya. “Separah itu? Kau mengatakan bahwa kalian sudah memiliki anak, apakah dia tidak merinduka
Baca selengkapnya
Uzur Itu Apa?
Berkali-kali lelaki dengan iris mata berwarna coklat itu menoleh ke arah Zahra. Setelah wanita berkerudung itu meraupkan kedua tangannya ke wajah, maka dirinya ikut melakukannya. “Mari silakan makan, Marc.” Lelaki dengan rambut rapi itu langsung saja memulai menyeruput sari kurma. Suara seruputannya terasa nikmat. Setelah itu, mengambil buah kurma yang ada di depannya. “Kau selalu puasa setiap bulan Ramadan, Zah?” tanya Marc. Dia mulai ketularan orang Indonesia setelah beberapa hari di Indonesia. Memanggil nama seseorang dengan penggalan nama saja. “Ya, kecuali ada uzur.” Marc mengerutkan keningnya. “Maksudnya? Uzur itu apa?” Tentu saja Marc tidak tahu jika wanita menstruasi tidak diperbolehkan puasa. “Seorang wanita memiliki berbagai macam uzur, Marc. Seperti menstruasi, melahirkan, setelah melahirkan. Itu tidak boleh puasa j
Baca selengkapnya
Kamu Cantik 1
Kecanggungan semakin terasa di antara mereka. Keduanya hanya diam saja. Hati mereka merasa kacau. Hanya bungkam yang bisa mereka lakukan. Hanya sesekali Zahra menunjukkan jalan untuk mereka sampai di sebuah tempat. Lelaki dewasa itu hanya menuruti Zahra arah yang dituju. Ternyata mereka sampai di sebuah taman kota. Terlihat bangku-bangku panjang di sana. Permainan anak-anak dan beberapa orang yang menghabiskan waktu bergembira bersama keluarga. Marc meminggirkan mobilnya dan menguncinya. Setelah mendapatan nomor parkir, maka Brian menyusul Zahra yang sudah lebih dulu berjalan. Zahra menemukan bangku kosong di tepi taman yang jauh dari permainan anak-anak agar mereka lebih tenang berbicara. Marc duduk di samping Zahra. “Kita mulai dari mana?” tanya Marc. “Ha?” Zahra belum sepenuhnya kembali ke pikirannya. Dia bertanya maksud Marc. “Kita mulai belajar dari mana?” Zah
Baca selengkapnya
Kamu Cantik 2
Hingga beratus kali Zahra mengucapkan istigfar karena sudah bersentuhan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Entahlah? Dia bahkan tidak dapat mengatakan tidak pada lelaki berkebangsaan Prancis itu. Hatinya seperti tersirami melihat tingkah konyol Marc. Lelaki itu sudah berhasil mencuri hatinya.***Meyyis*** Zahra pura-pura tidak terpengaruh dengan perbuatan kecil Marc. Dia membuat alaram untuk setiap istiwa sholat. Setelah itu, mengembalikan ponsel Marc kembali. Lelaki itu mengantongi ponselnya kembali. Lelaki tiga puluhan tahun itu mengajak Zahra untuk membeli es krim. Zahra seperti anak kecil berlari ke arah penjual es krim itu. Memang, siapa pun tidak sanggup menolak pesona panganan manis itu. Rasa coklat menjadi pilihan demikian juga dengan Marc. “Kau menyukainya?” tanya Marc. “Iya, demikian juga dengan anakku. Kami penggila es krim.” Wanita pecinta warna coklat itu sesekali menjilat
Baca selengkapnya
Aku Ingin Kamu 1
“Aku bukannya anak muda atau belia yang penuh dengan cinta-cinta monyet saat bertemu dengan pria pujaan hati ‘kan? Tapi kok dadaku terasa bergetar.” Zahra berbisik pada dirinya sendiri. Dia membuka pintu rumahnya kemudian menutup kembali dan bersandar di belakangnya.***Meyyis***Zubaedah mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh putri satu-satunya itu. Dia yang sudah siap dengan mukena menutupi tubuhnya akan pergi ke masjid. Demikian juga dengan putri kecilnya Jelita. Anak kecil yang memiliki keistimewaan itu sudah siap dengan mukena warna merah muda berbunga warna-warni. Anak itu mengatakan dengan tangannya apa yang terjadi? “Tidak apa-apa, Sayang. Ma, mungkin Zahra akan tarawih sendiri di rumah. Kalau tidak nanti menyusul. Belum mandi juga.” Zubaedah mengangguk seraya menggandeng tangan cucunya. Wanita paruh baya itu membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Zahra berjalan pelan ke arah kamar mandi. Dengan tang ki
Baca selengkapnya
Aku Ingin Kamu 2
“Apa yang mau ditulis? Aku menunggumu. Mengapa tidak dikirim-kirim?” Marc kesal sendiri ketika Zahra tidak juga mengirim pesannya. Zahra di seberang sana menepuk keningnya. Ternyata Marc mengintainya. “Tidak ada, hanya ngapain tadi telepon sampai banyak banget. Aku mau mengomelimu.” Zahra mengirim pesan itu. Tepat seperti yang dibayangkan bahwa Zahra juga seperti perempuan pada umumnya yang bawel. “Mau tanya salat Tarawih.” Marc menyertakan emotion kepala nyengir. “Oh.” Itu yang di katakan Zahra. Kemudian wanita itu mengirim link vidio agar Marc berajar salat tarawih dari vidio tersebut. “Aku tidak ingin vidio, aku ingin kamu.” Hening ... Zahra hanya terdiam tidak mampu melakukan apa pun. Ah, apa yang dipikirkan oleh lelaki tiga puluh tahun itu? Bukannya sama saja? Malah lebih bervariasi belajar dari you tube.***Meyyis***
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status