Share

BAB 2.

Author: Rosshie
last update Last Updated: 2025-04-24 14:08:29

"A—apa ini?"

Jantungku berdebar kencang, terasa seperti ingin melompat keluar dari dadaku saat mataku bertemu dengan pria yang berdiri di depanku. 

Ada sesuatu yang sangat familiar dalam tatapannya, tetapi juga asing. 

Apakah benar ini Mas Raffi—suamiku? Aku hampir tak percaya dengan apa yang kulihat. 

Sudah lama sekali aku menantikan hari ini, berharap bisa bertemu dengannya, tetapi perasaan yang kurasakan justru kebingungannya. 

Apa ini benar-benar dia?

Dulu, hidup kami begitu sederhana. Kami tak pernah menginginkan sesuatu yang berlebihan. Bahkan, meskipun kami hidup dengan cukup, kami memilih untuk tidak membeli barang-barang mewah atau pakaian yang mahal. 

Semua yang kami miliki adalah hasil jerih payah yang didapat dengan penuh pertimbangan. Tetapi pria di depanku ini, yang memakai jas rapi dan sepatu kulit mengkilap, jelas berbeda dari yang aku kenal. 

Pakaian yang dia kenakan… ini bukanlah pakaian yang biasa dia pakai. 

Aku tahu, meskipun aku bukan orang yang paham banyak tentang mode atau merek terkenal, aku bisa merasakannya. 

Ini bukanlah barang yang bisa dibeli dengan uang tiga juta per bulan, seperti yang selalu dia kirimkan padaku.

"Mas Raffi?"

Aku menyebut namanya pelan, hampir seperti bisikan. 

Rasa rindu yang telah terkunci dalam diriku selama ini seakan meledak begitu saja. Tapi, ada kebingunganku yang mendalam. 

Apakah benar ini dia, suamiku yang dulu selalu memelukku dengan hangat, yang selalu berjanji untuk kembali? 

Mataku berkaca-kaca, tetapi aku masih tidak bisa meyakinkan diriku sendiri bahwa pria ini adalah Mas Raffi yang aku kenal.

“Mas Raffi…” aku menyebutnya lagi, kali ini suaraku lebih lembut, tak sekeras tadi. 

Aku merasa seolah kata-kata itu tertahan di tenggorokanku. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin kulontarkan, tetapi tubuhku terasa kaku. 

Aku melangkah mendekat, tetapi rasanya semakin jauh, seolah ada jarak tak kasat mata yang menghalangi kami. 

Semakin aku mencoba mendekat, semakin aku merasa bahwa aku sedang menjauh dari kenyataan yang selama ini kulihat.

Wanita yang duduk di dalam mobil itu terdengar berbicara, suaranya cukup samar tetapi tetap terdengar jelas. 

“Raf, ada apa?”

Raf?

Wanita itu memanggil pria yang sedang berdiri di samping mobil dengan nama 'Raf'. 

Aku menelan ludah, hatiku bergetar. Itu pasti Mas Raffi, tapi kenapa aku merasa ada sesuatu yang salah? 

Wanita itu keluar dari mobil, dan aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia begitu cantik, mengenakan atasan cream dan rok pendek yang serasi, rambutnya tergerai indah. 

Aku tahu, sepertinya wanita ini bukan orang sembarangan. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, tetapi aku bisa merasakan bahwa ada hubungan yang sangat dekat antara mereka.

Wanita itu menatapku dengan pandangan tajam. 

“Siapa kamu?” tanyanya, jelas sekali dengan nada penuh curiga. 

Aku merasa seolah-olah dihakimi hanya dengan tatapan itu. Aku membuka mulut, tetapi tak ada kata yang keluar. 

Belum sempat aku menjelaskan siapa aku, Mas Raffi langsung menyela.

“Kamu masuk ke dalam mobil dulu, nanti aku jelaskan semuanya.” Suaranya terdengar sangat lembut, namun ada ketegangan yang begitu jelas. 

Dia menarik bahu wanita itu dengan penuh perhatian, seolah mengarahkannya kembali ke mobil.

Aku berhenti sejenak, terdiam di tempat. Mataku hanya bisa mengikuti gerak tubuh Mas Raffi yang begitu familiar, namun juga terasa sangat asing. 

Seakan-akan, semuanya telah berubah dalam sekejap. Aku ingin tahu lebih banyak, aku ingin tahu siapa wanita itu, apa hubungan mereka, dan yang paling penting—kenapa Mas Raffi tidak mengenaliku lagi dengan sepenuh hatinya?

Setelah wanita itu masuk ke dalam mobil, Mas Raffi mendekat ke arahku. Aku merasa seperti ada sesuatu yang menyumbat tenggorokanku. Aku ingin berbicara, tetapi tak tahu harus mulai dari mana.

“Mas, apa ini?” suaraku hampir tercekik, dan aku tahu bahwa dia bisa mendengarnya. 

Tapi aku hanya bisa menatapnya, mencoba mencari jawaban di matanya. Mengapa dia tidak memelukku seperti dulu? Mengapa dia tidak terlihat senang melihatku setelah sekian lama?

“Aku… kenapa kamu datang ke sini?” Mas Raffi akhirnya berkata, tetapi kata-kata itu sangat dingin, tidak ada kehangatan sama sekali. Dia tidak menunjukkan sedikit pun rasa rindu padaku.

Aku terdiam. Hatiku terasa sakit, lebih sakit daripada yang pernah kualami. 

“Mas, kenapa kamu begitu?” Aku ingin bertanya lebih banyak, tetapi mulutku seakan terkunci.

“Aku…” Mas Raffi kembali menyela, berbicara dengan suara yang lebih tegas. “Pulanglah ke kampung. Jangan datang ke sini lagi. Jangan buat aku terjerat masalah.”

Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Mas Raffi mengusirku? Apa yang terjadi pada Mas Raffi yang kukenal dulu?

“Ra, kamu nggak kasihan sama Ibu? Kenapa kamu meninggalkan Ibu sendirian di kampung?” Mas Raffi mencoba mengalihkan perhatian. 

Aku tahu dia berusaha menutupi sesuatu, mencoba membenarkan tindakannya, tapi aku tidak bisa menerima penjelasan seperti itu.

Aku tersenyum pahit. “Mas, kalau kamu benar-benar peduli padaku, kamu akan memelukku, bukan mengusirku.”

Aku ingin tahu lebih banyak, aku perlu tahu siapa wanita itu. Jika benar mereka hanya rekan kerja, mengapa Mas Raffi begitu mendalam menyembunyikan segalanya dariku? 

“Siapa dia, Mas? Wanita itu?” Aku terus menekan, mencari jawaban.

Mas Raffi menatap mobil itu dengan lama, seolah berpikir, sebelum akhirnya menjawab dengan ragu, “Ra, jangan salah paham. Dia… dia bos aku.”

Bos? 

Aku merasa ada yang tidak beres. 

“Benarkah dia bos kamu, Mas? Atau dia sebenarnya…” Aku berhenti, tidak bisa melanjutkan kalimat itu. Tak ada yang berani melanjutkan kata-kata itu.

Mas Raffi terdiam, wajahnya tampak pucat, seakan kata-kataku mengganggu pikirannya. 

“Ra, kamu tidak percayakan aku? Aku bekerja keras untuk kita, untuk masa depan kita,” katanya dengan suara yang mencoba meyakinkanku.

Aku menatapnya lebih dalam, mencari kebohongan dalam matanya. Tetapi aku tidak menemukan apa yang aku harapkan. 

“Mas, kamu bilang kalau kamu hanya buruh pabrik. Gaji kamu pas-pasan. Tapi kenapa kamu bisa membeli pakaian mahal seperti ini?” Aku menuntut jawaban.

Tubuh Mas Raffi terdiam, matanya mulai gelisah. Aku tahu dia sedang terpojok, dan aku tidak akan membiarkannya pergi begitu saja tanpa penjelasan.

“Ra, aku bisa jelaskan semuanya. Tapi nanti… sekarang aku harus kerja,” jawab Mas Raffi. 

“Bos aku sudah menunggu. Kamu tidak ingin kan suamimu ini kehilangan pekerjaan?” Suaranya semakin terdengar terburu-buru, seolah ingin menghindari percakapan ini lebih lama.

Aku merasa hatiku hancur berkeping-keping. “Jangan bohong, Mas. Apa yang kamu sembunyikan dariku?”

Pintu mobil tiba-tiba terbuka, dan wanita itu keluar dengan langkah cepat. 

“Raffi! Berapa lama lagi kamu bicara sama wanita itu?” teriaknya dengan marah, matanya menatapku dengan penuh kebencian.

Mas, kenapa kamu pilih dia? 

Aku terdiam, merasa bahwa apa yang aku takutkan akhirnya menjadi kenyataan.

“Mas! Sekarang kamu pilih, aku atau wanita itu?” ucapku dengan suara penuh penekanan, menggenggam kerah jas yang dipakainya. Aku ingin melihat bagaimana dia akan menjawab, jika dia masih mencintaiku.

Mas Raffi tampak bingung, matanya bergerak gelisah. Aku menanti jawabannya dengan hati yang penuh harap. 

Jika Mas Raffi masih mencintaiku, dia akan memilihku, bukan wanita itu.

Wanita itu kembali berteriak memanggil Mas Raffi, membuat semua orang yang lewat menoleh ke arah kami. Mas Raffi menghindar, menyingkirkan tanganku dari jas yang dikenakannya, lalu berbalik dengan cepat dan berjalan menuju wanita itu.

Ini yang kamu pilih, Mas?

Aku berdiri di sana, tak bisa berkata apa-apa. Tapi aku tidak bisa hanya diam. Aku harus mengejarnya, meminta penjelasan. Aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir seperti ini. 

Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Saat aku hampir mendekat, wanita itu melangkah maju dan memeluk Mas Raffi. 

“Raf, kamu cinta sama aku kan?” tanyanya dengan nada menggoda.

Mas Raffi mengangguk, dan aku merasa dunia ini runtuh begitu saja. 

Jadi memang benar, Mas Raffi mencintai wanita itu.

Aku menggelengkan kepala, merasa perasaanku hancur berkeping-keping. 

Aku berjalan mendekat dan bertanya, “Mas, apa ini? Bukankah kamu bilang wanita itu bosmu?” 

Aku hampir tak bisa berkata-kata, hati ini begitu hancur.

Wanita itu melepaskan pelukannya, menatapku dengan tatapan penuh kebencian. 

“Apa kamu wanita simpanannya?” 

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Mata Mas Raffi menatapku dengan penuh penyesalan, tetapi juga kebingungannya sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 3.

    Aku mematung, tubuhku seolah kehilangan tenaga. Kata-kata wanita itu masih menggema di telingaku. “Raf, kamu ingat dengan janji kamu saat menikahi aku.” Menikah? Apa maksudnya? Jadi, Mas Raffi... suamiku... sudah menikahi wanita itu? Dunia di sekelilingku seperti berhenti berputar. Kata-kata itu mengiris hatiku lebih dalam daripada pisau. Cinta suci yang selama ini kupelihara dengan segenap jiwa, kini hancur berkeping-keping hanya dengan kalimat pendek itu. Aku mencoba membaca wajahnya. Tidak ada tanda-tanda kebohongan, tidak ada usaha untuk menyangkal. Wanita itu berdiri tegak dengan penuh keyakinan, seolah ingin menunjukkan bahwa ia memiliki sesuatu yang lebih dariku. Tapi aku tak boleh menangis. Tidak di sini. Tidak di depan wanita itu. Aku harus kuat. “Mas, jelaskan semuanya sekarang!” desisku dengan suara bergetar. Tanganku menarik kerah jas Mas Raffi, memaksanya menatapku. Aku membutuhkan jawaban, penjelasan, apa pun itu. “Apa benar yang dia katakan? Mas sudah

    Last Updated : 2025-04-24
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 4.

    Raffi seketika langsung membelalakkan kedua matanya. Tak menyangka Zahra akan meminta cerai. Dia pikir akan bisa membujuk Zahra untuk melupakan semuanya dan memberi alasan yang tepat untuk membenarkan perbuatannya.Raffi sebenarnya ingin pulang kampung dalam minggu ini, karena bagaimanapun dia juga merindukan Zahra. Tapi Zahra sudah lebih dulu menyusulnya ke Jakarta tanpa dia tau.Salahnya juga karena lupa mengaktifkan kembali ponselnya.Raffi mempunyai dua ponsel, satu untuk nomor lamanya, satu untuk nomor barunya yang tak diketahui oleh Zahra.“Sayang, jangan bercanda. Jangan asal minta cerai. Kita sudah berjanji akan selalu ….”“Mas yang lebih dulu mengingkari janji itu! Mas sudah mengkhianati janji suci pernikahan kita, cinta suci kita. Mas sadar gak sih!”Raffi akui dia salah, tapi dia punya alasan, meskipun alasannya itu tak akan membenarkan perbuatannya. Tapi di lubuk hatinya yang paling dalam, hanya Zahra wanita yang dari dulu sampai sekarang dicintainya.“Sayang, aku tau ka

    Last Updated : 2025-04-24
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 5.

    Sudah dua hari sejak Mas Raffi menghubungiku, sampai sekarang dia tak menghubungiku lagi.Keputusanku sudah bulat, jadi sudah tak ada gunanya aku tetap disini. Dimana Mas Raffi tinggal saja aku tak tau.Aku yakin, saat ini Mas Raffi tengah menikmati kehidupan mewahnya bersama dengan istri barunya, sampai tega meninggalkan aku seperti ini.“Apa bagimu aku sudah gak berarti lagi, Mas?” suaraku terdengar sangat lirih, hanya aku yang bisa mendengarnya.Ke peluk kedua lututku, kubenamkan wajahku di sela kedua lututku. Menangis, itu lah yang aku bisa lakukan sekarang.Hatiku hancur.Aku masih berharap semua ini hanya mimpi, Mas Raffi sangat mencintaiku dan sedang bekerja demi masa depan kami berdua.Tapi suara ketukan di pintu kamar, menyadarkanku kalau semua ini bukanlah mimpi, tapi nyata.Ku seka kedua ujung mataku, begitu juga dengan pipiku menggunakan kedua punggung tanganku. Jangan sampai nenek Halimah melihatku menangis.“Masuk saja, Nek.” Aku melepas mukena yang masih kupakai, lalu m

    Last Updated : 2025-04-24
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 6.

    Aku menutup telepon dengan cepat, tanganku masih gemetar. Aku menatap layar ponsel yang sudah mati, seakan ingin menghancurkannya.Kenapa Mas Raffi bisa sebegitu tega?Hatiku bergejolak antara marah, kecewa, dan rasa sakit yang tak terkatakan.Aku sudah memberikan segalanya untuknya, dan ini yang aku dapatkan? Menghancurkan pernikahan kami dengan begitu mudahnya?Aku menundukkan kepala, dan sesaat merasa dunia ini begitu berat. Aku tahu aku sudah memutuskan untuk bercerai, tapi apa yang akan terjadi selanjutnya?Aku harus bagaimana menghadapi ini semua? Aku bisa merasakan beban yang semakin berat di pundakku.Malam semakin larut, namun aku tidak bisa tidur. Berbagai pikiran terus berputar di kepalaku, dan aku tak bisa menenangkan diri.Sesekali aku memandang foto pernikahanku dengan Mas Raffi yang ada di meja kecil di samping tempat tidur.Aku teringat saat pertama kali kami bertemu, bagaimana dia menyentuh hatiku dengan kata-katanya yang manis.Bagaimana ia berjanji akan selalu ada u

    Last Updated : 2025-04-25
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 7.

    Hari-hari berlalu, Mas Raffi juga tak datang menemuiku, mungkin dia masih belum percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, kalau ternyata istri yang dulu sangat mencintainya, memilih untuk menyerah daripada harus berbagi dengan wanita lain.“Aku memang orang miskin, Mas, tapi aku gak gila harta seperti kamu.”Tapi kenapa, meskipun aku sudah memberi tahu ibu tentang kondisi rumah tanggaku, rasanya tetap ada ruang kosong yang tak terisi.Perasaan campur aduk antara kesedihan, kebingungan, dan rasa sakit masih menggelayuti hati ini.Aku tahu, hidup harus terus berjalan. Namun, setiap kali aku melihat ibu, aku merasa semakin tertekan untuk menjadi lebih kuat, untuk tidak membiarkan dia tahu betapa hancurnya hatiku.Walau ia mencoba tetap tegar, aku bisa melihat kepedihannya setiap kali ia duduk di kursi roda, seakan ingin berlari untuk meraih kebahagiaan anaknya.Aku ingin membuat ibu bangga, ingin membuktikan bahwa aku bisa menghadapinya meski tanpa Mas Raffi di sisiku.Di tengah keb

    Last Updated : 2025-05-06
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 8.

    Raffi menatap rumah sederhana tempat dia keluar tadi. Rumah yang telah menjadi saksi kehidupannya bersama dengan Zahra selama satu tahun terakhir, setelah mereka menikah.Raffi meremas dadanya yang terasa nyeri saat mendengar isak tangis Zahra, wanita yang sangat dicintainya dengan segenap jiwanya, bahkan karena Zahra dia sampai berani melawan kedua orang tuanya.Suara itu bagai belati tajam yang mengiris hatinya.“Maafkan aku, Ra. Percayalah, aku melakukan semua ini semata-mata demi masa depan kita. Suatu hari nanti, aku yakin kamu akan mengerti alasan aku sampai mengambil langkah ini,” bisiknya pelan, meski dia tau Zahra tak akan bisa mendengarnya.“Raf, ngapain sih kamu masih berdiri disana! Aku sudah bosan menunggu! Ayo cepat kita pergi dari sini!” Suara Sarah terdengar memanggil dari dalam mobil.Raffi menoleh ke belakang, menatap istri keduanya yang menunggunya dengan ekspresi tidak sabar. Dia tau apa yang dilakukannya salah, tapi dia terperangkap dalam dilema.“Iya, aku kesana,

    Last Updated : 2025-05-06
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 9.

    Raffi meminta Sarah untuk menunggu di ruang tamu, dia harus memberi penjelasan kepada ibunya. Kini hanya tinggal Raffi dan ibunya di dapur. “Sekarang jelaskan pada Ibu, kenapa wanita tadi bilang kalau dia istri kamu? apa kamu dan Zahra sudah bercerai?” Sinta menatap lekat wajah putranya, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya.Raffi sendiri tampak diam, berusaha merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan ibunya.“Bu, Raffi belum menceraikan Zahra dan tak akan pernah menceraikannya.” jawaban Raffi membuat ibunya tercengang.“Raffi mencintai Zahra, Bu, lebih dari apapun,” tambahnya lagi dengan suara tegas.Sinta tampak terkejut. Jika Raffi belum menceraikan Zahra, kenapa wanita itu mengaku sebagai istri Raffi. Dia harus mendapatkan kejelasan saat ini juga.“Raf, jangan bilang kamu … kamu menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu?” tanyanya, matanya menatap dengan penuh kecewa.Raffi perlahan menundukkan kepala, mengangguk pelan. “Maafkan Raffi, Bu,” ucapnya dengan nada li

    Last Updated : 2025-05-06
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 10.

    Wajah Mas Raffi mulai terlihat panik, saat melihat ibu mertuaku dan istri barunya sedang berjalan ke arah kami. Aku tak peduli, bagiku Mas Raffi bukan siapa-siapa lagi, selain seorang pengkhianat yang sudah tega mengkhianati cinta suci kami.“Raf, kenapa kamu ….” Sarah menghentikan ucapannya saat melihatku yang berdiri tepat di depan suaminya.Aku melambaikan tangan kepadanya dengan senyum penuh arti. Bagaimanapun aku harus menyapanya agar tak dikira sombong.“Kita ketemu lagi ya ma-du-ku,” sapaku dengan menyunggingkan senyum miring, aku bahkan sengaja memperlambat kata terakhirku, agar dia tau kalau dia hanyalah yang kedua, sementara aku lah istri pertama.Kedua telapak tangan Sarah mengepal erat, wajahnya merah padam. Aku yakin, dia sedang marah sekarang. Mungkin dia tak menyangka aku akan datang ke rumah ini.Atau mungkin Sarah tidak tau kalau kedatangan Mas Raffi ke rumahku tadi bukan untuk menceraikanku, tapi untuk membujukku agar tak menggugat cerai.“Mau apa kamu kesini perem

    Last Updated : 2025-05-08

Latest chapter

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 15.

    Zahra menyandarkan tubuhnya di kursi dekat jendela kamarnya.Di luar, suara desiran angin terdengar samar, membawa aroma bunga yang mulai bermekaran di halaman. Meski suasana sekitar tampak tenang, hatinya penuh gejolak.Hari ini, dia telah menyaksikan momen yang begitu memuaskan, saat ibu mertuanya dan Sarah berlutut di hadapannya."Akhirnya, mereka tahu bagaimana rasanya direndahkan," batin Zahra, sambil mengingat raut wajah mereka yang dipenuhi rasa malu dan amarah.Dari ruang tengah, samar-samar terdengar suara Sinta dan Sarah yang masih saja mengomel.Suara mereka saling tumpang tindih, menumpahkan amarah pada Raffi, yang kini tampak semakin lemah akibat bolak-balik ke kamar mandi.Wajah Raffi pucat pasi, dan tubuhnya terlihat lunglai.“Sarah, tolong antar aku ke rumah sakit,” pinta Raffi dengan suara yang nyaris tak terdengar.Awalnya, Raffi sempat meminta Zahra untuk mengantarnya. Namun Zahra, dengan senyum tipis penuh kemenangan, menolak dengan alasan bahwa Sarah lebih bisa di

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 14.

    Raffi menatap ibunya dan Sarah secara bergantian dengan wajah memerah, tanda amarah yang sulit dia sembunyikan.Sudah lebih dari lima kali dia bolak-balik ke kamar mandi sejak memakan nasi goreng buatan ibunya. Kini, dia berdiri di tengah ruang tamu, napasnya memburu, menuntut jawaban.“Bisa kasih Raffi penjelasan untuk semua ini, Bu?!” serunya lantang, suaranya bergetar oleh emosi.Di sampingnya, Zahra duduk santai di sofa, menyilangkan kakinya, dan memasang senyum penuh kemenangan. Jelas, dia sangat menikmati pemandangan yang sedang berlangsung.Raffi kembali memandang ibunya yang tampak kebingungan, dan Sarah yang semakin terlihat gelisah. Tak satu pun dari mereka berani membuka suara.Raffi lalu mengalihkan pandangannya ke Zahra, istrinya yang duduk dengan penuh percaya diri.“Ra, kamu pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang jelaskan semuanya sama aku,” pintanya dengan nada yang sedikit melunak, meskipun sorot matanya tetap tajam.Zahra mengangkat bahu santai, lalu menata

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 13.

    Aku melangkah masuk ke ruang makan. Aroma nasi goreng bercampur dengan wangi ayam goreng menyapa indra penciumanku.Di meja, sudah ada satu mangkuk besar nasi goreng, sepiring telur ceplok, dan beberapa potong ayam goreng yang terlihat menggoda.“Wah, Ibu masak enak nih,” ucapku sambil berpura-pura terkesan, mataku melirik mereka satu per satu.Sarah mendekat dengan langkah anggun, wajahnya menampilkan senyum ramah yang dibuat-buat.“Ibu sengaja memasak semua ini spesial untuk kamu loh, Ra. Ibu bilang, semua ini sebagai tanda permintaan maaf Ibu atas sikapnya ke kamu selama ini,” ucapnya dengan nada lembut.Aku langsung menatap Ibu mertuaku yang berdiri tak jauh darinya. Wajahnya tampak tegang, seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri.“Benarkah, Bu? Ibu memasak semua ini untukku?” tanyaku dengan nada setengah terkejut, meskipun dalam hati aku sudah tahu maksud mereka.Ibu mertuaku terdiam sejenak. Wajahnya yang tadi panik berubah kaku. Dia melangkah mendekat dan mencoba te

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 12.

    Aku menghela nafas pelan, menatap sekeliling kamar. Sejak awal menikah, aku tak pernah masuk ke kamar ini. Sebab, setelah menikah, aku dan Mas Raffi tinggal di rumahku. Keluarga Mas Raffi tak mau menerimaku di rumah ini.Terdengar suara derit pintu yang terbuka, membuatku langsung menoleh ke arah pintu. Kulihat Mas Raffi melangkah masuk, mendekat ke arahku.Mas Raffi memelukku erat. Tapi aku hanya diam, tak berniat untuk membalas pelukan itu. Meskipun sebenarnya aku sangat merindukan pelukan ini.Pelukan yang dulu selalu bisa membuatku merasa nyaman. Tapi tidak sekarang. Pelukan itu justru terasa begitu menyakitkan.“Maafkan aku, Ra. Aku benar-benar minta maaf,” ucapnya dengan nada lembut. Namun, aku tetap diam.“Aku sangat merindukanmu. Terima kasih masih mau bersamaku,” tambahnya lagi.Kali ini aku mendorong pelan tubuh Mas Raffi, membuat pelukannya terlepas. Kulihat wajah bingungnya, namun aku tak peduli.“Mas, kita harus bicara. Aku memang gak akan meminta cerai, tapi itu bukan b

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 11.

    Mas Raffi terlihat kebingungan. Dia pasti tak menyangka aku akan meminta syarat yang begitu sulit untuk dilakukan. Mana mungkin dia akan mengizinkanku tinggal bersama dengan istri barunya.Aku tak berhenti di situ saja. Aku ingin semakin menekan Mas Raffi, berharap dia menyerah dan akhirnya mau menceraikanku. Jika itu terjadi, semuanya akan menjadi lebih mudah bagiku untuk melanjutkan hidup.“Bukankah Mas sendiri yang bilang kalau aku dan istri baru Mas itu bisa hidup bersama? Mas juga mengatakan kalau aku bisa berteman dengan Sarah,” ucapku dengan nada sindiran yang tajam.Mas Raffi menghela napas panjang. “Ra, bukannya aku ingin kamu hidup bersama denganku. Tapi untuk tinggal bersama dengan Sarah, aku… aku nggak bisa.”Aku tersenyum sinis, menahan rasa sakit di dalam hatiku. “Kalau begitu, Mas tinggal pilih. Ceraikan aku sekarang juga, atau Mas penuhi syarat dariku,” jawabku dengan nada tegas, penuh tuntutan. Aku tahu aku kejam, tetapi hanya ini caraku untuk melawan.“Mas, kalau M

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 10.

    Wajah Mas Raffi mulai terlihat panik, saat melihat ibu mertuaku dan istri barunya sedang berjalan ke arah kami. Aku tak peduli, bagiku Mas Raffi bukan siapa-siapa lagi, selain seorang pengkhianat yang sudah tega mengkhianati cinta suci kami.“Raf, kenapa kamu ….” Sarah menghentikan ucapannya saat melihatku yang berdiri tepat di depan suaminya.Aku melambaikan tangan kepadanya dengan senyum penuh arti. Bagaimanapun aku harus menyapanya agar tak dikira sombong.“Kita ketemu lagi ya ma-du-ku,” sapaku dengan menyunggingkan senyum miring, aku bahkan sengaja memperlambat kata terakhirku, agar dia tau kalau dia hanyalah yang kedua, sementara aku lah istri pertama.Kedua telapak tangan Sarah mengepal erat, wajahnya merah padam. Aku yakin, dia sedang marah sekarang. Mungkin dia tak menyangka aku akan datang ke rumah ini.Atau mungkin Sarah tidak tau kalau kedatangan Mas Raffi ke rumahku tadi bukan untuk menceraikanku, tapi untuk membujukku agar tak menggugat cerai.“Mau apa kamu kesini perem

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 9.

    Raffi meminta Sarah untuk menunggu di ruang tamu, dia harus memberi penjelasan kepada ibunya. Kini hanya tinggal Raffi dan ibunya di dapur. “Sekarang jelaskan pada Ibu, kenapa wanita tadi bilang kalau dia istri kamu? apa kamu dan Zahra sudah bercerai?” Sinta menatap lekat wajah putranya, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya.Raffi sendiri tampak diam, berusaha merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan ibunya.“Bu, Raffi belum menceraikan Zahra dan tak akan pernah menceraikannya.” jawaban Raffi membuat ibunya tercengang.“Raffi mencintai Zahra, Bu, lebih dari apapun,” tambahnya lagi dengan suara tegas.Sinta tampak terkejut. Jika Raffi belum menceraikan Zahra, kenapa wanita itu mengaku sebagai istri Raffi. Dia harus mendapatkan kejelasan saat ini juga.“Raf, jangan bilang kamu … kamu menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu?” tanyanya, matanya menatap dengan penuh kecewa.Raffi perlahan menundukkan kepala, mengangguk pelan. “Maafkan Raffi, Bu,” ucapnya dengan nada li

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 8.

    Raffi menatap rumah sederhana tempat dia keluar tadi. Rumah yang telah menjadi saksi kehidupannya bersama dengan Zahra selama satu tahun terakhir, setelah mereka menikah.Raffi meremas dadanya yang terasa nyeri saat mendengar isak tangis Zahra, wanita yang sangat dicintainya dengan segenap jiwanya, bahkan karena Zahra dia sampai berani melawan kedua orang tuanya.Suara itu bagai belati tajam yang mengiris hatinya.“Maafkan aku, Ra. Percayalah, aku melakukan semua ini semata-mata demi masa depan kita. Suatu hari nanti, aku yakin kamu akan mengerti alasan aku sampai mengambil langkah ini,” bisiknya pelan, meski dia tau Zahra tak akan bisa mendengarnya.“Raf, ngapain sih kamu masih berdiri disana! Aku sudah bosan menunggu! Ayo cepat kita pergi dari sini!” Suara Sarah terdengar memanggil dari dalam mobil.Raffi menoleh ke belakang, menatap istri keduanya yang menunggunya dengan ekspresi tidak sabar. Dia tau apa yang dilakukannya salah, tapi dia terperangkap dalam dilema.“Iya, aku kesana,

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 7.

    Hari-hari berlalu, Mas Raffi juga tak datang menemuiku, mungkin dia masih belum percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, kalau ternyata istri yang dulu sangat mencintainya, memilih untuk menyerah daripada harus berbagi dengan wanita lain.“Aku memang orang miskin, Mas, tapi aku gak gila harta seperti kamu.”Tapi kenapa, meskipun aku sudah memberi tahu ibu tentang kondisi rumah tanggaku, rasanya tetap ada ruang kosong yang tak terisi.Perasaan campur aduk antara kesedihan, kebingungan, dan rasa sakit masih menggelayuti hati ini.Aku tahu, hidup harus terus berjalan. Namun, setiap kali aku melihat ibu, aku merasa semakin tertekan untuk menjadi lebih kuat, untuk tidak membiarkan dia tahu betapa hancurnya hatiku.Walau ia mencoba tetap tegar, aku bisa melihat kepedihannya setiap kali ia duduk di kursi roda, seakan ingin berlari untuk meraih kebahagiaan anaknya.Aku ingin membuat ibu bangga, ingin membuktikan bahwa aku bisa menghadapinya meski tanpa Mas Raffi di sisiku.Di tengah keb

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status