Beautiful Mistake

Beautiful Mistake

By:  kania_mayy  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
16Chapters
5.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Jadilah kekasihku?" Renata hanya bisa mematung mendengar ucapan pria di hadapannya ini. Ia sedikit kebingungan bagaimana caranya pria yang tidak mengenal bahkan mungkin tidak mengetahui namanya saja, tiba-tiba memintanya untuk menjadi kekasihnya. "Apakah ini nyata?" Gumamnya dalam hati. Renata menatapnya seakan tidak percaya bagaimana caranya pria berhati es ini dapat menyadari perasaannya. Memang sudah sejak lama ia diam-diam mengagumi seniornya ini. Tapi seingatnya ia tidak pernah memperlihatkan perasaannya. Bahkan ini untuk pertama kalinya mereka berbicara. "Mimpi indah macam apa ini, Ya tuhan tolong jangan bangunkan aku?" Renata tidak menyangka kejadian yang terasa seperti mimpi ini akan menjadi awal dari sebuah kesalahan yang membuatnya terikat pada cinta yang menyakitkan. Akankah semua berakhir indah atau hanya akan menjadi sebuah penyesalan semata.

View More
Beautiful Mistake Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ajis
cerita nya bagus tp ga lnjutin baca koinnya bnyk bngt ...
2021-08-12 17:43:56
0
16 Chapters
1. Pertemuan Tak Terduga
Renata berjalan cepat menuju kamarnya. Ia seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dulu ia mengira hal indah akan terjadi jika ia dapat mengenal seniornya itu. Ternyata semua salah besar, melihat sikapnya tadi saja membuatnya begitu kesal. Rasanya ia menyesali karena selama ini telah mengagumi orang yang salah. "Yang benar saja, kenapa aku sebodoh ini..." rutuknya kesal. Flashback Seorang pria terlihat berjalan cepat lalu berdiri tepat di hadapan renata. Renata begitu terkejut hingga menghentikan langkahnya. Matanya membulat sempurna saat melihat pria tersebut. "Kau mau jadi kekasihku?" Ucap pria itu tanpa basa - basi. Renata hanya bisa mematung mendengar ucapan pria di hadapannya ini. Ia kebingungan dengan situasinya saat ini. Ia terdiam sambil menatapnya. Bagaimana caranya pria yang tidak mengenalnya atau bahkan mungkin tidak mengetahui namanya saja, tiba-tiba memintanya untuk menjadi kekasihnya.
Read more
2. Ekspektasi Belaka
BLAM Aku rasa percuma untuk berteriak karena kini ia sudah berhasil membuatku berada di dalam mobilnya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku sinis. "Pasang seat beltnya!" Ia malah menjawab pertanyaanku dengan sebuah perintah. Aku mendelik kesal melihat tampangnya yang dingin dan seakan tak bersalah. Tak lama ia terlihat menyalakan mesin mobilnya. Dan itu membuatku semakin kesal padanya. Jujur aku merasa begitu koyol karena bagaimana bisa aku mengagumi orang seperti dia. Selama ini aku salah, aku terbuai dengan indah ekspektasi tentangnya. Dan kini kenyataan membuatku tersadar dan kecewa. Tiba-tiba saja ia mendekat membuat mataku membulat sempurna karena terkejut. Wajahnya terlihat datar, ia lalu menarik kasar dan dengan cepat memasangkan selt beat untukku. Deg Aku bahkan dapat mencium bau parfumnya karena jaraknya yang cukup denganku. Klik "Kau membuat
Read more
3. Kebohongan yang Tak Seharusnya
Beberapa saat kemudian. Renata terlihat berjalan cepat memasuki sebuah cafe. Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan arnand di sana. Ia menghampiri sebuah meja dan menarik salah satu kursi untuk ia duduki. "Kenapa tiba-tiba kau ingin makan steak di cafe mahal seperti ini?" tanya Renata tapi Arnand tidak menjawabnya, ia malah menatap bingung pada renata. Ia mengenali suara wanita ini namun tidak dengan penampilannya. "Hei, kenapa dengan tampang bodohmu itu?" bentak Renata heran. "Renata." seperkian detik Arnand pun seakan dapat mengenali dari cara bicaranya. Arnand berdiri karena begitu kaget. "Iya ini aku." ucap Renata ketus sambil melipat tangan di dada. Arnand terdiam sejenak mengamati penampilan renata yang berbeda. "Aku tahu aku cantik kalau berdandan, sudah jangan menatapku seperti itu?" ucap Renata sambil menyibakan rambutnya ke belakang. Arnand mengerutkan dahi dan tiba-tiba ia tertawa saat menatap ke bawah kaki renata.
Read more
4. Kesempatan
“Nata.. ” Aku menoleh saat kudengar seseorang memanggil namaku. Aku terdiam dan menatap seorang pria yang tengah berlari menghampiriku. Ia terlihat tersenyum saat berdiri tepat di hadapanku. “Ada apa?” Tanyaku malas. “Kenapa kau ini, kenapa wajahmu murung begitu?” Jawabnya balik bertanya. “Jadi kau ke sini hanya ingin bertanya itu?” “Tentu bukan?” “Lalu..” “Traktir aku makan siang?” Ucapnya manja. “Arnand..” Aku mendelik kesal melihat sikapnya. “Ayolah nata aku belum makan dari pagi, kau ingin melihatku mati kelaparan?” Bujuknya sambil pura-pura lemas. “Kau tidak akan mati kalau hanya tidak makan sekali.” Jawabku cepat sambil berlalu meninggalkannya. . “Terima kasih, aku janji akan menggantinya saat ibuku mengembalikan kartu kreditku..” ucap Arnand senang. Matanya berbinar sambil menatap seporsi nasi goreng di hadapannya. “Ya, ya sudah cepat makan!” “Baiklah, tapi kenapa kau tidak pesan makan?” Tanyanya sambil mulai menyendokan makanan ke mulutnya. “Aku tidak lapar.” Jawa
Read more
5. Maafkan aku, Arnand
Aku masih terdiam saat gadis itu berlari kecil keluar dari sebuah mobil dan bergegas memasuki rumahnya. Aku meraih ponselku dan menekan tombol 2 cukup lama. Tut...tut “Yah Arnand?” “Kau di mana?” “di rumah.” “Tidak jadi menginap?” “Ah itu temanku. Ia... kedatangan sodaranya, jadi aku tidak jadi menginap.”  “Oh begitu.” “Hm.. memang kenapa?” “Tidak, sudah malam cepat tidur.” “Iya.." “Jangan lupa nyalakan lampu depan rumahmu.” “Ah lampu depan..” Tut.  Aku menyimpan ponselku dan bergegas pergi dari sana. Aku sedikit kecewa karena Renata membohongiku seperti ini. . Keesokan harinya.Renata terlihat bergegas menuju kampusnya. Di koridor tak sengaja ia melihat Reynand yang tengah berjalan dengan seorang temannya.  “Hai rey..” Renata coba men
Read more
6. Sudahi sandiwara ini
Tid. did Aku menghentikan langkahku saat sebuah mobil asing berhenti tepat di sampingku. Aku menunggu sejenak sampai si pemilik mobil menurunkan kaca mobilnya. “Hai kau mau pulang, mau ku antar?” Tawarnya sambil tersenyum ramah. ..    “Kau mencari reynand?” Tanyaku sambil mengaduk hot chocolate di hadapanku. Juna menggeleng dan tersenyum. “Tidak, kebetulan saja aku lewat sini.”  “Oh.”  Tanggapku singkat. Dan kami pun terdiam untuk beberapa saat. Juna terlihat meniup kopi panas di tangannya dan perlahan ia meminumnya.  “Bagaimana hubunganmu dengan reynand, baik-baik saja kan?” Tanyanya sambil meletakan cangkirnya. Juna terlihat tersenyum ramah sambil menatapku. “Aku sangat senang saat mendengar rey tidak sendiri lagi.” Sambungnya antusias. Aku terdiam mendengarnya, sesaat aku menatapnya ragu. Sebenarnya aku tidak tega memberitahukan kebenaran yang mungkin akan mem
Read more
7. Hal yang tak terduga
Sudah hampir setengah jam aku menunggunya di dalam mobilku. Namun aku lihat mereka masih saja berkumpul, entah apa yang mereka lakukan. Kalau saja hari ini aku tidak menerima telphone aneh. Mungkin aku tidak ada di sini. Pagi tadi seorang pria yang mengaku sahabatnya menelponku. Tanpa basa-basi ia memintaku menjemput renata mengantikannya. Alasannya karena dia mengira aku benar-benar kekasih renata. Entah mengapa aku tidak bisa menolaknya apalagi saat ia memintaku untuk menjaga renata. Ada keraguan saat aku ingin mengungkap kebenaran yang ada. “Aaargghh..” Aku merasa kesal dengan diriku sendiri yang seakan terjebak di situasi yang semakin rumit. Aku menyandarkan kepakaku di kemudi, namun sesaat kemudian aku mendengar suasana ramai. Terlihat beberapa orang berhamburan keluar. Akhirnya mereka pulang juga. Aku terdiam di dalam mobil mengedarkan pandanganku untuk mencari keberadaan renata. Dan tak berapa lama ia terlihat berjalan keluar. Aku masih memperh
Read more
8. Mari awali dengan indah
Tok. Tok. Tok Reynand menurunkan kaca mobil sesaatku mengetoknya pelan. Aku tersenyum dan berdiri tepat di samping mobilnya.  "Masuk." Ucapnya datar seperti biasa. Aku pun dengan cepat memutari mobil dan masuk. “Mau ku antar ke mana? “ Tanyanya cepat. Aku menoleh rasanya sedikit aneh dia ini kekasih atau supir pribadiku.  "Ke rumah saja." Jawabku pelan. Dan setelah itu dia terdiam dan terfokus menyetir.  Aku sesekali melirik ke arahnya ia terlihat acuh seperti biasa membuat suasana menjadi canggung dan aku tidak menyukainya. Padahal hari ini aku tidak bekerja. Dan sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya. Aku sedikir ragu, namun aku ingin coba bertanya padanya.  "Hm.. rey?" Ia melirikku singkat saatku memanggilnya. "Hari ini aku libur?" Ucapku pelan.  "Ya, lalu?" Tanyanya acuh. Aku sedikit kesal mendengar tanggapannya. Rasanya akan ak
Read more
9. De javu
Pagi itu.  Renata terlihat berjalan santai memasuki kampusnya. Namun dari kejauhan ia melihat reynand yang tengah berjalan bersama dean temannya. Renata terlihat kaget lalu memutar arah. “Rey itu kekasihmu kan, ada apa dengannya?” tanya Dean saat melihat renata berbelok ke arah menuju perpustakaan. Reynand tidak menjawab ia hanya memperhatikannya dari jauh...    “Hampir saja!” Aku menghela nafas lega sambil menarik salah satu kursi di hadapanku. Jujur aku masih malu dan belum mempunyai keberanian untuk bertemu dengannya, terlebih karena hal kemarin yang kulakukan.  Karena sudah terlanjur di sini sepertinya sekalian saja aku mengerjakan tugas. Aku melirik jam di tanganku. Masih ada waktu 1 jam sebelum kuliahku di mulai.  Awalnya aku ingin ke kantin untuk sarapan sambil mengerjakan tugas. Tapi karena bertemu reynand tadi sekarang aku di sini di perpustakaan. Aku mengeluarkan laptop dan meraba-
Read more
10. Salah Paham
Beberapa hari kemudian.  Malam itu sepulang bekerja aku pun terdiam di luar café menunggu reynand menjemputku. Reynand sudah mengirimiku pesan bahwa dia akan sedikit terlambat.  Aku pun terdiam sambil memperhatikan sekitar. Suasana di sini terlihat mulai sepi. Aku meraih ponselku dan membaca kembali pesan dari reynand. Ini sudah hampir 20 menit, namun reynand belum juga datang.  Aku pun berpikir akan pulang sendiri saja. Aku melihat masih ada waktu untukku pulang menggunakan bus terakhir. Aku pun mulai bangkit dan melangkah menuju halte. Kemudian aku mengetik pesan untuk memberitahukannya pada reynand. Namun belum sempat aku mengirimnya, tiba-tiba seseorang muncul dan mendekatiku.  “Hai kau belum pulang?” Aku menoleh kaget melihat gio di sana. Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku. “Belum aku masih menunggu.. kekasihku.” Jawabku sedikit ragu saat menyebutkan kata terakhirku. “Hm..” Gio meli
Read more
DMCA.com Protection Status