CEO Tampan itu Suami Baruku

CEO Tampan itu Suami Baruku

Oleh:  BEEHAPPY  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
52Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pria yang ia cintai pulang bersama dengan seorang wanita hamil yang mengaku sebagai calon istrinya menjadi mimpi buruk di hari ulang tahun pertama pernikahannya. Hancur dan terhina, Karen memilih untuk bercerai dan bahkan hampir melakukan bunuh diri saat pindah ke kota B. Namun, takdir masih menyayanginya, dia berhasil diselamatkan oleh seorang pria yang tidak dia kenal. Di kota B, Karen bertemu dengan seorang CEO sukses bernama Ian Shambara. Meskipun awalnya enggan membuka hatinya, perlahan-lahan Karen mulai merasakan getaran cinta dan kebahagiaan yang lama hilang. Namun, masa lalu Karen yang kelam dan konflik dengan mantan suaminya terus menghantui hubungannya dengan Ian. Bisakah Karen mengatasi trauma masa lalunya dan memulai kembali hidup barunya dengan Ian? Temukan jawabannya dalam kisah cinta yang menggugah hati ini.

Lihat lebih banyak
CEO Tampan itu Suami Baruku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Secret My-world
Pengen ceritanya Jessica sama Nigel dong
2023-11-02 23:28:18
1
default avatar
Secret My-world
Suka banget, pengen banget baca Romance, healing, Slice of life lagi. suka, suka, suka
2023-07-05 10:49:42
2
user avatar
BEEHAPPY
Semoga cerita Karen dan Ian bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih sudah membaca atau sekedar mampir.
2023-06-18 18:34:42
2
52 Bab
1. Tamu tak diundang
“Siapa dia?” Karen berkata dengan lembut meski getaran pada suaranya terdengar cukup jelas. Matanya mencuri pandang pada seorang wanita yang duduk di sofa, sedangkan mata wanita itu tengah sibuk menelusuri setiap inci rumah mereka. Perhatian Karen kemudian berpusat pada perut buncit wanita itu. Jones tidak menjawab pertanyaannya, dia malah sibuk memastikan perempuan itu dapat duduk dengan nyaman di rumah mereka. Karen masih berpikir positif terhadap tingkah laku Jones. Setelah memastikan orang itu duduk nyaman, suaminya menarik tangannya dan melangkah menjauh dari perempuan itu. Sungguh karen mulai merasa takut akan apa yang dikatakan Suaminya. Karen memegang tangan Jones yang hangat, bertumpu di sana karena kakinya yang mulai lemas. “Siapa dia? Jangan menakuti-ku!” gumam nya sekali lagi, Karen berusaha menyunggingkan senyum kecil, meskipun disisi lain dia tak siap mendengarnya. Dia yang paling tahu jika suaminya tidak suka dimarahi, apalagi jika Karen berprasangka buruk dalam hu
Baca selengkapnya
2. Madu atau Cerai
Madu? Pertanyaan itu sontak membuat seisi ruangan itu sunyi. Karen sungguh tidak paham dengan perkataan itu, kenapa dia harus menjadi madu dari suaminya sendiri. Tetapi disisi lain, sulit baginya untuk pergi tanpa membawa Jones bersamanya.“Madu? Ken–”“Kau ini terlalu baik, tapi ibu akan mengizinkanmu asal kau tetap menjadikan Celin ratu di dalam maupun di luar rumah ini, dan jangan biarkan masalah itu menyebar sampai keluar!”Jones mengangguk paham. “Kau bilang tidak ingin berpisah kan, jika kau mau menjadi maduku, aku akan membiarkanmu tetap tinggal.” Kata-kata yang begitu ringan saat diucapkan oleh seorang Jones. Kata 'maduku' menggenang di hatinya seperti air di dalam gelas yang tenang.Karen yang tidak kunjung menjawab membuat kesabaran Jones semakin tipis, dia tidak punya banyak waktu untuk urusan wanita-wanita di rumahnya, dia harus segera kembali ke perusahaan dan menyelesaikan pekerjaannya.“Ikut aku!” perintahnya pada Karen."Jones?"Karen meringis akibat cengkraman kuat dar
Baca selengkapnya
3. Menghilang
Karen membayangkan bagaimana jika dia melompat dari balkonnya sendiri. Mungkin dia akan mematahkan kakinya atau yang terburuk dia akan koma dan bangun lagi, hanya memikirkannya saja sudah membuatnya tertawa sendiri.“Huh… aku pasti sudah gila.”Karen duduk di balkon dan menikmati sinar matahari menghangatkan tubuhnya yang kurus, tulang-tulangnya terlihat, membuatnya tampak seperti orang yang belum pernah makan. Dia menarik napas dan melihat jauh ke jalan yang sepi. Gerbang rumahnya memotong kebisingan jalan, menyebabkan kesunyian yang tak tertahankan di hatinya.Karen tidak tahu apakah dia bisa menerima itu semua, dia setuju dengan kontrak untuk menikah, tapi hatinya tidak bisa menerimanya, apa yang akan terjadi padanya lusa.“Saya ingin kembali dan mengubah segalanya? Tapi aku tidak sempurna.” Air mata yang terus mengalir di pipi kurus Karen membuatnya kehilangan kekuatannya. Sekali lagi, tubuhnya yang lelah secara fisik dan mental tertidur lelap.***Karen membuka matanya yang bengk
Baca selengkapnya
4. Selamat tinggal
Duduk selama satu setengah jam perjalanan ke Kota B, mata bengkak Karen menatap keluar jendela di sampingnya. Pemandangan laut sunyi membentang luas jauh di hadapannya, . “Hotel Seaside Lodge?” ejanya saat melewati papan petunjuk arah raksasa di pinggir jalan. “Anda ingin ke sana?” tanya supir yang mendengarnya dengan baik. “Apa laut di sana bisa dinikmati lewat hotel itu?” Sopir tertawa riang dan menjawab, “Laut yang sepi dan cantik, tentu anda dapat menikmatinya di sana.” Karen menutup matanya sejenak, merenungkan apa yang dia inginkan sebelum akhirnya membuka mata dan menatap mata sopir, melalui kaca depan mobil. “Aku akan turun di sana!” *** Karen menaruh tas yang dia gunakan dengan baik di sofa Hotel sederhana itu, Hotel kecil itu bukan berupa gedung-gedung tinggi melainkan ruma-rumah kecil yang berjajar rapi, dengan desain menyerupai gubuk, namun kokoh, bersih dan berkelas. Karen membuka jendela kayu dengan pelan, kembali terpaku pada cahaya bulan yang memberikan warna bir
Baca selengkapnya
5. Shambara Global
"Hubungi Saya jika Nona memerlukan bantuan, rumah sakit ini pasti akan membantu!" Ucap Dokter Bahar yang mengantar Karen. Setelah yakin Karen dapat pulang hari ini, dia juga berniat mengantar pasiennya sampai ke depan lobby. Karen tersenyum tipis. "Tentu. Terima kasih banyak untuk semuanya. " Dokter tua itu mengangguk sambil melambai-lampai kecil sampai mobil hitam itu menghilang di balik tembok rumah sakit. Dia mengambil HP nya dan memanggil seseorang. "Nona itu sudah pulang," jelasnya singkat. Di sebuah rumah putih bertingkat dua, dengan desain minimalis dan sederhana. Karen masuk dan menaruh kopernya di samping sofa. Ruang tamu sederhana yang berdekatan dengan dapur tampak didominasi warna putih dan sage. Dia tampak senang karena rumah yang dibeli sudah rapi dan sesuai dengan keinginannya. "Hah… aku tidak menyesal, sepertinya aku hanya tinggal menaruh baju dan melihat halaman luar." Karen mengangkat tas dan kopernya ke lantai dua melalui tangga di belakang dapur, dia membuka
Baca selengkapnya
6. Depression
"Baik... " Karen menerima box yang berisi satu espresso dingin.Saat keluar dari kafe Karen lagi-lagi membuka sedikit mulutnya. Melihat gedung raksasa itu membuat badannya merinding. Beralih ke lampu zebracroos yang berubah hijau dia berjalan mendekati pintu masuk gedung Shambara."Selamat pagi! Ada yang bisa Saya bantu?" Satpam berwajah ramah itu sedikit mengagetkan Karen. Meski begitu Karen tetap tersenyum manis seperti biasanya."Pagi. Saya mau mengantarkan kopi pesanan Tuan Ian Shambara," jawabnya lembut meski dia sedikit takut karena badan tinggi si Satpam."Direktur Yan ada di atas, Nona bisa langsung naik lift yang ada di tengah."Karen mengangguk dan berterima kasih. "Direktur Yan? Ian? Haruskah aku memanggilnya seperti itu juga?" batinnya.Sepanjang perjalanan ke atas, Karen terus bergelayutan dalam pikirannya sendiri. Sementara orang-orang di sana sesekali melihat ke arahnya.Saat sampai di atas, pintu lift terbuka lebar memperlihatkan ruangan dengan dinding berwarna coklat m
Baca selengkapnya
7. Kedatangan Wanita Licik
Pertanyaan itu membuat Karen menjauhkan HP-nya. Membaca nama pemilik nomor. Nama Jessica termampang jelas di layarnya, dia segera menjawab, ["I- Iya maaf aku terlambat."] Meski menjawab cepat Karen tidak bisa menyembunyikan suara seraknya.["Kau yakin?"]["Iya...."]Suara serak dan tarikan napas yang tersumbat-sumbat, membuat Jessica memerlukan waktu untuk berkata, ["Kau sedang sakit. Kau boleh izin selama seminggu. Pastikan kau minum obat dan istirahat yang cukup."]["Ta-tapi ak-"]Kata 'aku baru saja bekerja' terpotong segera.["Tidak usah memikirkan itu, bagaimanapun kesehatan karyawan kami lebih penting. Istirahat lah dan jangan sungkan menghubungi kami kalau kau perlu bantuan."]Setelah sambungan telepon itu terputus, Karen menerima pesan dari Jessica.[Ini nomor-nomor karyawan Buzz Bean Caffe, jangan sungkan meminta bantuan. Aku beri tahu satu rahasia karyawan kita, mereka suka libur:)]Membaca i
Baca selengkapnya
8. Apa itu Pacarmu?
Wanita licik itu terkejut dan kesal, tetapi akhirnya mengalah dan pergi dengan wajah yang merah padam, sementara situasi kembali berubah seperti semua."Maaf sudah menyebabkan kekacauan," kata Ian sambil berdiri tegap namun tetap sopan."Tidak apa-apa. Apa itu pacarmu?" tanya Jessica tanpa basa basi. Mendengar itu Sonia dan Karen segera pamit undur diri. Mereka sama sekali tidak tertarik mendengar percakapan itu. "Tidak, dia rekan kerja." Matanya masih menempel pada Karen yang masuk ke Coffee station.Bagaimana dia bisa kencan. Ibunya saja sering marah karena dia lebih mementingkan pekerjaannya. Ibunya pernah mengomeli dan menyuruhnya menikahi pekerjaannya karena tidak mau kencan buta."Hah... Kau ini, lain kali jangan diam saja!" Jessica berbicara santai setelah mengehembuskan napas kasar. "Sudahlah," lanjutnya pergi menyusul Karen dan Sonia. Jessica terlalu lelah untuk mencampuri urusan teman lamanya itu.Ian bangkit dan pergi keluar dengan tangan yang di masukan ke dalam Saku. "Lag
Baca selengkapnya
9. Damian Valo
Senyum itu memang menawan, tetapi di mata Karen itu hanyalah sebuah seringai yang di palsukan menjadi senyuman cerah, secerah mentari pagi. Mengerikan dan membuatnya tidak nyaman."Ini pesanan Anda," ucapnya memasang senyum terpaksa. Tangan putihnya menjulurkan dua kopi yang dipesan Ian.Pria itu tidak mengambil minumannya, dia malah menatap Karen dengan sudut mata yang menyempit dan mengintimidasi.Mendapat tekanan itu Karen mengepalkan satu tangannya di belakang, berusaha menguasai diri agar tetap terlihat santai."Siapa namamu?" tanyanya kembali tersenyum, namun mata itu menatap lurus dan dalam ke arahnya."Karen.""Damian Valo, panggil saja Damian!"Damian merupakan pengusaha muda yang terkenal memiliki citra luar yang baik. Keluarga Valo menjadi bagian dari bisnis Shambara Global. Mereka sudah menjalin kerja sama selama dua tahun."Em... Baik tuan Damian."Karen kemudian mendapati Damian yang bergerak mundur memberikan ruang untuk Karen. Dengan tangan mengepal kuat Karen masuk ked
Baca selengkapnya
10. Foto Masa Kecil
'Copat?' Mata jelinya segera memantau dan menilai situasi. Jauh di belakangnya ada seorang ibu yang berlari mengejar pria bermasker.Wajah Karen memucat. Jantungnya berdetak cepat menimbulkan rasa tidak pasti di hatinya. Tangannya yang kecil menggenggam kuat-kuat tas di tangannya. Hatinya dapat merasakan bagaimana Ibu itu berusaha keras mengambil tasnya, saat pencuri itu semakin dekat dengan segenap keberanian dia menyandung kaki pencuri itu."WANITA SIALAN!" maki Pria itu setelah tersungkur jauh, terlihat jelas bagaimana sikunya terkikis oleh aspal trotoar yang kasar.Bergulat dengan ketakutannya sendiri Karen mengambil tas itu dengan cepat. Tetapi ternyata tidak segampang yang dia kira. Hanya perlu beberapa detik sebelum penjahat itu menarik kembali tas merah itu dari tangannya.Orang-orang yang berusaha membantu terlambat membantu Karen. Pencuri itu tampak lihai mencari tempat untuk kabur. Karen melihat kukunya yang patah karena berusaha mempertahankan tas itu.Rasa sakit yang begi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status