Jerat Pembantu Tuan Abizar

Jerat Pembantu Tuan Abizar

last updateLast Updated : 2022-05-26
By:  Hailey's DailyOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
79Chapters
8.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Mawar tidak sadar, kehadirannya sebagai pembantu di rumah Abizar Hafshan, konglomerat asal Saudi menjadi alasan mengapa lelaki itu selalu menceraikan setiap wanita yang dinikahinya tidak lebih dari semalam. Perjanjian gila antar majikan dan pelayan, membuat Mawar terjerat bersama lelaki itu. Apapun alasannya Mawar tidak boleh berhenti bekerja, kecuali sekarat, mati dan ingin menikah.

View More

Chapter 1

1: Mantan-Mantan Istri Tuan Abizar

Aku dibiarkan kelaparan, menahan sakitnya perut, tidak diizinkan untuk mengambil makananku sendiri. Sekalipun perutku berbunyi terang-terangan, dimulai dari hari pertama aku bekerja aku tidak diizinkan mengisi perut kecuali makanan sisanya yang diapun jarang sekali makan sesuatu, bukan karena tidak mampu tapi beliau tidak berselera. 

Beliau akan menikmati semua makanan yang terhidang mewah di atas meja, sebelumnya memberi satu perintah padaku. "Tutup mulutmu!" Untuk tidak bicara, termasuk tidak mengisi apapun ke perutku melalui mulutku. Aku hanya dipersilahkan untuk berdiri menungguinya, menelan ludah ingin, menahan ileran dari mulut, memerhatikan gerak bibirnya yang mengunyah, menatapnya penuh harap, menunggu kapan beliau selesai makan dan memberikan sisa makanannya padaku.

"Hapus ileranmu, menggunakan sapu tangan yang kuberikan padamu."

Suruhannya tanpa menoleh, aku langsung mengambil sapu tangan di saku dan menghapus ileranku. 

Tuan Abizar menelan suapan terakhirnya, menyisakan makanan jatahku. Beliau belum mencuci tangannya, karena beliau biasa makan tanpa sendok, Tuan Abizar hanya mengusap mulutnya dengan tisu. Lelaki dengan darah campuran Indonesia-Arab Saudi itu menata kembali nasi dan gulai sisa ke dalam piringnya, dengan kode mata memintaku duduk di atas kursi yang sama dengannya, menyodorkan piring berisi lauk kepadaku, lalu menyuruhku makan.

Sempat lupa adab, saking kelaparannya aku makan dengan rakus. Tuan Abizar yang jarang makan karena sibuk, imbasnya aku ikut tidak makan. Sudah dua hari ini aku hanya minum air, mengikuti Tuan Abizar yang tidak makan apapun selain air putih.

Mulutku belepotan oleh butiran nasi dan kuah gulai, benar-benar seperti anak kecil aku lupa menjaga tata-krama, entah secringe apa Tuan Abizar saat melihatku. Mungkin Tuan Abizar memakluminya. Beliau tengah memerhatikanku yang begitu lahap memakan makanan sisanya dengan pandangan dalam yang tak bisa kuartikan.

Aku nyaris berseru protes, saat Tuan Abizar yang duduk di sebelahku merebut piringku. Dia menambahkan nasi dan lauk lain yang tersisa di atas meja ke piringku, tangannya yang belum dicuci meraup butiran nasi. "Ini caraku berbagi kehidupan denganmu." Tuan Abizar menyuapiku, aku menelan suapannya. Beliau kembali menyuapiku dengan tangan besarnya, bibirku gemetar saat meraih jemarinya untuk menerima kembali suapannya. 

Saat memandang wajah kerasnya yang menatapku dingin, aku meneteskan air mata. Kali ini dengan antusias, menerima setiap suapan dari beliau. Aku mengunyah cepat, tidak sabar menanti suapannya yang ke selanjutnya. Tidak perduli umurku sudah 23 tahun, tapi beginilah cara Tuan Abizar 'berbagi kehidupan' denganku.

>><< 

PRAK!

Erangannya terdengar keras, disusul oleh bunyi hantaman sebuah benda. Bisa kutebak kekacauan apa lagi yang ada di lantai atas, tempat beliau bekerja dan berdiam diri. Langkahku tergopoh menaiki anak tangga, membuka pintu ruangannya, mendapati beliau yang menghamburkan semua kertas yang berterbangan di udara, laptopnya sudah rusak terhantam di lantai, sebelah tangannya membiru karena meninju meja. 

Tuan Abizar mendelik ke arahku, dia berteriak keras, "PERGI!" Tubuhku sontak menegang, belum beranjak, aku masih membeku di tempat. Hingga Tuan Abizar mengulangi perintahnya, "Pergi atau kubunuh kamu!" 

Aku melangkah mundur, lalu menutup pintu. 

Kubiarkan Tuan Abizar menggila sendiri, sehari-hari ini yang kualami tapi aku belum bisa terbiasa, tubuhku masih takut dan gemetar saat menghadapinya. Tiga tahun aku bekerja di rumahnya, tapi tak ada perubahan. Sikapnya masih sama dan ketakutanku tak pernah berkurang. Yang berubah hanyalah jumlah mantan istrinya, yang selalu dia ceraikan setelah semalam pernikahan tanpa alasan jelas. 

Langkahku lunglai saat berjalan di lorong, melewati salah satu kamar yang ditempati mantan istri Tuan Abizar yang tengah menjalani masa iddah tiga bulan. "Mawar," wanita itu keluar dari kamarnya dan memanggil namaku. Nyonya Ulfa, sebenarnya dia sangat cantik dengan suara halus, entah kenapa setelah pernikahan Tuan Abizar malah menalaknya seperti istri-istrinya sebelumnya yang tak pernah ada bertahan lebih dari sehari. 

Aku menoleh, dengan hormat menyahut. "Ada apa, Nyonya?"

Sebenarnya di rumah sebesar ini, hanya aku pembantu yang bekerja di rumah ini. Semuanya, aku yang mengurus dan menangani. Melayani, bersih-bersih, masak, mencuci dan semacamnya. Sekalipun gajiku cukup besar, tapi kuakui saja, sebenarnya aku tidak mampu. Tapi seakan tidak peka, Tuan Abizar tidak merekrut pembantu lain untuk membantuku melayaninya sehari-hari.

"Bisakah buatkan aku minuman, tenggorokanku haus?"

Baru saja hendak mengangguk, suara Tuan Abizar melengking memanggil namaku lagi. Terdengar seperti mengamuk, "MAWAR! MAWAR!" Bukan hanya aku yang ketakutan oleh sikap kasarnya yang seperti itu. Nyonya Ulfa sama halnya, termasuk istri-istri Tuan Abizar yang ditalaknya dahulu. Terpaksa mengabaikan permintaan Nyonya Ulfa—yang berarti dia harus mengambil minumannya sendiri—aku tergopoh menuju ruangan Tuan Abizar.

Saat kubuka pintu ruangannya, suara dinginnya langsung menusuk pendengaran. "Bersihkan semua ini, cepat!" Suruhnya, lalu berlalu pergi. Setelah dia keluar dari ruangannya yang sudah berantakan, segera kupungut setiap kertas kusut yang berhamburan di sekitar lantai. Serpihan laptopnya yang hancur berantakan kubersihkan, dan mengelap tumpahan kopi panas di atas meja.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Cahya Pembuka
ceritanya bagus. tp sayang nggak ada lanjutanya kenapa thor?
2024-11-08 23:10:12
0
user avatar
Nofrita Indriyeni
bagus ceritanya...
2024-03-16 04:34:02
0
default avatar
nathandmk577
sayank bget gak lanjut Krn mungkin bintang nya g nyala pemirsa g banyak baca padahal seru bget ceritanya jd ngegantung
2022-08-25 20:07:29
0
default avatar
exaudidmk
yah knp tdk lanjut lgi ya padahal ini ceritanya seru bget Lo
2022-08-25 14:34:43
0
default avatar
revinreee
seru bget loh ini ceritanya kocak agak sadis di awal awal ehhhh rupanya sip baget
2022-08-25 13:56:11
0
user avatar
Yayas
keren novelnya
2022-03-31 09:05:03
2
79 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status