Jungle Love

Jungle Love

last updateLast Updated : 2021-11-09
By:  Kebo RawisCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 ratings. 20 reviews
227Chapters
15.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dengan karier cemerlang dan penampilan menawan, Tiara Wardoyo adalah gadis impian banyak lelaki. Para eksekutif muda di kantornya maupun perusahaan-perusahaan mitra bisnis dalam usahanya, semua berlomba-lomba untuk mendapatkan dirinya. Tiara bergeming. Ia berlagak acuh yang membuat para lelaki pemujanya semakin tergila-gila padanya. Meski meladeni beberapa ajakan kencan dengan manis, tak satu pun dari lelaki-lelaki kalangan atas yang mendekatinya itu membuat si gadis tertarik. Sampai kemudian ia bertunangan dengan Ryan Wijaya. Meski awalnya lebih diakibatkan desakan kedua orang tua. Demi menjaga hubungan baik kedua keluarga besar. Lalu jalan kehidupan membawanya pada borok seorang Ryan. Tiara dikhianati. Dan setelahnya si gadis dibuat terkesan oleh kepribadian sopir baru di kantornya, Abdi Prawira, dan akhirnya jatuh hati. Semua bermula dari saat Tiara memergoki Ryan main serong. Akibat tidak fokus memikirkan kegagalan rencana pernikahan dengan Ryan yang juga berarti kegagalan kemajuan bisnis, Tiara mengalami kecelakaan. Mobil direktur muda itu oleng, lalu masuk jurang di jalur yang melintasi hutan sepi. Tiara pun terperangkap dalam rimba raya nan sepi selama berpekan-pekan. Pada momen inilah ia menemukan sosok pribadi tangguh nan pengayom pada diri Abdi sopirnya, yang seketika membuat benih-benih cinta tumbuh di hati si gadis. Begitu berhasil diselamatkan dari hutan, hubungan asmara Tiara-Abdi mendapat begitu banyak cobaan. Dari kalangan keluarga besarnya, pilihan hati Tiara yang dijatuhkan pada Abdi mendapat tentangan keras. Namun, cinta suci akan selalu menemukan jalan. Begitu pula dengan cinta Tiara dan Abdi. Ket.: Cover dibuat menggunakan free-royalty-pics di Canva

View More

Chapter 1

Tiara Wardoyo

“KRRRIIIINGG ...!”

Alarm jam di meja kerja Tiara Wardoyo berdering keras. Gadis berusia jelang seperempat abad itu terjingkat kaget dibuatnya. Berkas-berkas yang berserakan di atas meja buru-buru ia kumpulkan, lalu disatukan dalam map.

Sembari kedua tangannya menata tumpukan dokumen, leher jenjang Tiara terjulur ke samping monitor laptop. Mengintip ke arah sekretarisnya di ruang sebelah, yang tampak serius di belakang meja. Entah mengerjakan apa.

“Sinta, saya mau berangkat sekarang. Tolong beri tahu sopirnya supaya bersiap-siap di bawah. Lima menit lagi saya turun,” ujar Tiara melalui interkom.

Kedua bola mata bening gadis itu menyaksikan si sekretaris segera hentikan pekerjaannya, lalu memencet tombol interkom sembari memandang Tiara dari balik kaca pembatas ruangan.

“Ta-tapi, Bu, bukankah Ibu masih harus menunggu Pak Ryan?” sahut si sekretaris dengan tatapan bingung.

Tiara tersenyum kecil.

“Nggak jadi. Saya yang akan nyamper Ryan di apartemennya dari sini,” katanya, menjelaskan rencana dadakan yang baru terlintas saat ia tiba di kantor tadi.

Rencana awalnya memang Ryan yang akan datang ke kantor. Kemudian diantar sopir perusahaan, Tiara bersama sang tunangan akan menempuh perjalanan darat menuju Batang.

Perusahaan parking management yang didirikan oleh kedua pasangan itu tengah gencar-gencarnya mengembangkan sayap. Mereka mendapat tawaran kerja sama pengelolaan parkir dari beberapa pihak di Batang dan Kendal.

Di Batang tengah dibangun beberapa pembangkit listrik bersakala nasional. Beberapa perusahaan kawasan industri juga telah membuka proyek di sana. Prospek daerah di Jalur Pantura Jawa Tengah tersebut cerah.

Pun demikian Kendal, yang menjadi daerah penyangga utama Kota Semarang. Semakin lama Semarang seolah semakin bergeser ke barat. Sehingga Kendal juga diprediksi bakal seramai ibu kota Jawa Tengah tersebut.

Memanfaatkan momentum pertemuan dengan para calon partner bisnis itulah, Tiara dan Ryan bermaksud sekalian berlibur. Sekaligus merayakan hari jadi mereka yang ketiga. Dan Tiara bermaksud mengawali perjalanan mereka dengan satu kejutan kecil.

“Oh, begitu to, Bu,” ulang Sinta. Meski masih menunjukkan raut wajah bingung, namun sekretaris berambut panjang sepunggung itu membalas senyum Tiara.

“Sudah, jangan bingung begitu. Cepat beri tahu sopirnya,” sahut Tiara gemas. Lalu tanpa menunggu jawaban Sinta ia langsung berdiri.

“Ba-baik, Bu. Kalau begitu saya beri tahu sopirnya sekarang juga.” Suara Sinta terdengar dari mikrofon interkom.

Tiara meraih tas kerjanya yang sedari tadi tergeletak di ujung meja kerja. Dibukanya sebentar, mengecek isi di dalamnya. Tidak ada yang berubah. Tak sampai sekedipan mata berselang ritsleting sudah ditutup lagi.

Sembari melangkah meninggalkan meja, laptop yang masih menyala ia tutup kemudian ditenteng begitu saja. Tas koper duffel berwarna hitam yang sudah menunggu di dekat pintu ruangan tak lupa diraih.

“Siapa sopir yang akan mengantar saya dan Ryan?” tanya Tiara saat melintasi meja Sinta.

Sang sekretaris yang tengah menatap layar monitor langsung angkat kepalanya.

“Yang akan mengantar Abdi, Bu,” sahutnya cepat seraya berdiri. “Dia sudah menunggu di bawah.”

Tiara hanya mengangguk, lalu melanjutkan langkah. Tapi baru selangkah berjalan ia ingat sesuatu dan berhenti.

“Oya, tolong ingatkan Anita untuk segera menyelesaikan revisi laporan keuangan yang saya minta beberapa waktu lalu. Bilang padanya, begitu saya kembali dari Batang dan Kendal laporan itu sudah harus siap,” ujarnya memberi instruksi.

“Baik, Bu,” jawab Sinta sembari mengangguk. Tapi lalu menambahkan dengan ragu-ragu, “Ngg, tapi maaf, Bu, hari ini sepertinya Anita tidak berangkat.”

Tiara angkat kedua alisnya. Di dalam hatinya merutuk sendiri. Bagaimana bisa ia tidak tahu kepala keuangan perusahaannya itu tidak masuk hari ini.

“Lho, kenapa dia absen? Hari Jumat jelang wiken begini kok malah nggak masuk kerja,” ujarnya sembari pencongkan bibir.

“Saya tidak tahu, Bu. Coba nanti saya telepon,” sahut Sinta pelan.

“Ya sudah, kamu telepon saja dia nanti. Bilang sama dia nanti kerjaannya saya hitung lembur. Saya berangkat sekarang,” kata Tiara lagi.

Lalu tanpa menunggu respon sekretarisnya, direktur muda itu kembali melangkah.

Sinta buru-buru berlari mengejar.

“Biar saya antar ke bawah, Bu,” ujar sang sekretaris sembari meraih pegangan troli tas koper yang diseret atasannya.

Tiara menatap sekretaris berwajah imut itu sembari tersenyum.

“Sudah, nggak perlu. Kembali ke mejamu saja sana,” tolaknya dengan halus. “Jangan lupa, kalau nanti ada yang mencari saya bawa mereka menemui Pak Seno.”

Sinta mengangguk cepat. “Baik, Bu.”

Tanpa memedulikan Sinta yang masih berdiri melongo, Tiara memencet tombol lift. Beberapa saat kemudian tubuhnya sudah menghilang, turun bersama kabin lift ke lantai bawah.

Para pekerja di lantai bawah yang melihat kemunculan Tiara segera memberi hormat dan menyapa. Gadis itu hanya menanggapi dengan anggukan kecil tanpa ekspresi, sembari terus melangkah keluar.

Sebuah mobil SUV hitam dengan plat nomor T 14 RA, sehingga membentuk nama TIARA, telah menunggu di depan lobi. Seorang pemuda berkemeja putih polos cepat-cepat menghampiri Tiara.

“Selamat pagi, Bu,” sapa pemuda tersebut sembari mengambil alih tas troli dari tangan si gadis direktur.

Bukannya membalas salam tersebut, Tiara justru bertanya dengan sedikit heran, “Kamu yang namanya Abdi?”

Pemuda tersebut mengangguk sembari tersenyum.

“Iya, Bu. Saya Abdi,” jawabnya.

Tiara memperhatikan pemuda di hadapannya lekat-lekat, dari atas ke bawah. Dalam hatinya bertanya-tanya sendiri, kenapa baru sekarang ia tahu perusahaannya punya sopir semuda ini.

Tadinya Tiara membayangkan bakal diantar seorang sopir berusia paruh baya. Seperti halnya sopir-sopir lain di perusahaan tersebut. Juga sopir di rumah orang tuanya yang berumur kisaran empat-lima puluh tahun.

Yang dipandangi jadi serba salah sendiri. Untuk mengusir rasa kikuk pemuda itu lantas membukakan pintu tengah dan mempersilakan Tiara masuk.

“Silakan, Bu.”

Tanpa menanggapi, Tiara masuk ke dalam mobil. Abdi menuntup pintu, kemudian berjalan memutar ke belakang untuk memasukkan tas troli ke bagasi. Menit berikutnya pemuda itu sudah duduk di belakang kemudi.

“Kita ke Palmerah Barat, Bu?” tanya Abdi sembari memandang Tiara dari kaca spion tengah.

“Ya, ke apartemen Ryan,” sahut Tiara.

“Baik, Bu,” sahut Abdi seraya tancap gas.

Begitu mobil melaju, sebuah senyum terkembang di wajah Tiara. Gadis itu sudah tak sabar ingin melihat reaksi tunangannya. Tangannya meraba setangkai mawar merah dan sebatang cokelat yang telah disiapkan di dalam tas tangan.

Terbayang di benak Tiara bagaimana Ryan pasti bakal terkaget-kaget melihat kemunculannya. Lalu sang tunangan akan memencet hidungnya dengan mesra karena telah memberi kejutan begitu rupa.

Hanya sebuah kunjungan mendadak memang. Ditambah setangkai mawar merah dan sebatang cokelat. Tapi tetap saja itu merupakan kejutan romantis bagi sang tunangan. Tanpa sadar Tiara jadi senyum-senyum sendiri.

“Sudah sampai, Bu,” ujar Abdi tiba-tiba.

Tiara tergeragap kaget. Secepat itukah? Dari kantornya di kawasan Tanjung Priok ke apartemen Ryan di Palmerah Barat, normalnya memakan waktu dua jam. Apakah selama itu ia melamun?

Sontak direktur muda tersebut mengintip keluar. Benar saja. Dua buah tower tinggi tampak menjulang. Bangunan yang sudah sedemikian Tiara kenal. Mereka memang sudah sampai di apartemen Ryan.

Bergegas Tiara turun dari mobil. Tas kerjanya tak lupa diraih. Dengan langkah riang ia melangkah masuk ke dalam lobi Tower 2. Kemudian naik ke lantai 33.

“Dia pasti bakal surprise banget deh,” desis gadis itu sembari tersenyum-senyum sendiri.

Beruntung di dalam lift itu Tiara hanya sendiri. Kalau tidak, tentulah ia sudah jadi pusat perhatian orang banyak. Sejak pintu lift tertutup gadis itu tak henti-hentinya mengembangkan senyum.

Begitu layar kecil penunjuk lantai di atas pintu lift memampangkan angka 33, Tiara membuka ritsleting tas tangan. Setangkai mawar merah dan sebatang cokelat dikeluarkan dari dalamnya.

Ting!

Pintu lift terbuka. Dengan wajah terus mengembangkan senyum Tiara melangkah keluar. Tinggal belok ke kiri, lalu ke kamar nomor lima dari pintu lift, di situlah Ryan tinggal selama ini.

Beberapa langkah berselang kamar yang dituju sudah terlihat. Tapi begitu melihat apa yang ada di depan kamar tersebut senyum di wajah Tiara seketika lenyap.

“Oh, tidak!” seru Tiara, membekap mulutnya sendiri.

Seketika wajah gadis cantik itu berubah tegang. Manik matanya bergetar. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Ter-ternyata ... dia ...?"

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
An Lien
keren..cm minta tambah extra part dong sampai tiara nikah sm abdi..nggantung bgt
2023-03-20 18:54:32
1
user avatar
joko
bagus ceritanya,, bijin oenasarn gk mau ketinggalan tiap episodenys,, semangat thor
2022-01-18 14:41:17
1
user avatar
Kang Mus
covernya keren! jadi bikin penasaran sama ceritanya--cemplungin library dulu. segera dibaca.
2021-07-19 02:33:04
1
user avatar
Raifiza27
akhirnya tiara, meluknya yg lama
2021-07-11 22:49:34
1
user avatar
Angelica
penasaran thor
2021-07-10 00:25:55
1
user avatar
Angelica
lanjuuuuut
2021-07-10 00:25:40
1
user avatar
Angelica
lama gak up thor
2021-07-10 00:22:23
1
default avatar
juniper.krater
tambah greget aja ceritanya thoor, lanjut deh!! Ka Author ada social media yang bisa ku follow kah?
2021-07-01 12:38:25
2
user avatar
Raifiza27
thor up yg banyak napa
2021-06-21 01:10:51
1
user avatar
Banin SN
Wah... Selamat kak sudah nongol di aplikasi... Kumasukin pustaka dulu ya😍😍😍
2021-05-27 06:17:29
1
user avatar
Lintang Jingga
Eh buset dah!! Ryan keterlaluan banget. Kalau aku jadi Tiara, pasti udah aku lempar sepatu tuh orang!! Baru baca dua bab udah greget banget. Bisa ketagihan nih, simpan di rak dulu deh.
2021-05-23 22:14:41
3
user avatar
BlackCat
Semangat updatenya!
2021-05-21 01:16:10
1
user avatar
Adam Taryana
mantap, ini dia cerita yang ditunggu, gas Thor up yang banyak
2021-05-20 21:02:32
1
user avatar
Moore
Bab awal udah semlehok, bikin panas dingin. Tiara aduhai banget 🤭
2021-05-20 20:52:50
1
user avatar
Widi
semangat kang Eko gas full tanpo rem
2021-05-19 12:43:22
1
  • 1
  • 2
227 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status