Kesempatan Kedua untuk Saling Menemukan

Kesempatan Kedua untuk Saling Menemukan

last updateLast Updated : 2023-02-11
By:Ā  Jane Lestari Ongoing
Language:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
30Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:Ā Ā 

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

#ceritapositif Memperjuangkan cinta pertama tak selamanya mudah. Terkadang, kamu harus menunggu di kesempatan berikutnya, untuk bisa menjadikannya kebahagiaan yang sebenarnya. Seorang Abe yang mencintai Aisyah, yang lebih tua darinya. Tentang Aisyah yang sudah memiliki cinta dari seorang Rayhan. Tentang Rumi yang patah hati lebih awal, demi keluarga. Tentang Putri yang patah hati karena seluruh dosa di masalalu yang terus menghantuinya. Dapatkah seorang Abe menemukan kesempatan kedua untuk cintanya? Apakah Rumi akan menemukan penawar cintanya yang terluka? Apakah Putri bisa menemukan cinta yang menerima masalalunya? Apakah memang ada kesempatan kedua?

View More

Chapter 1

Bab 1

Topik yang sama tidak pernah jeda, menguras energi ke dua sahabat itu. ā€œPutri, kenapa sih kamu masih bertahan dengan Andi?ā€

Mendengar pertanyaan Aisyah, seperti biasa Putri hanya diam.

ā€œAku bilang begini, karena aku sayang sama kamu Put, aku tidak mungkin melihat sahabatku diperlakukan seperti ini,ā€ lanjut Aisyah.

ā€œJawabanku selalu masih sama Aisyah, tidak pernah berubah. Aku masih sangat menyayangi Andi, meninggalkan dia saat ini, adalah hal yang tidak mungkin.ā€

ā€œApa kamu tidak bisa berpikir realistis, Andi sudah mengkhianati kamu dua kali. Pertama dia selingkuh dengan teman SMA-nya, kedua dengan teman kantornya. Aku tidak tahu, mengapa kamu tidak bisa melihat kenyataan itu?ā€

ā€œAku yakin Andi masih sangat mencintaiku, Syah. Bukankah terkadang sesuatu tidak bisa dilihat dengan mata, namun dengan hati?ā€

ā€œAku sangat peduli padamu, aku tidak ingin melihatmu diperlakukan seperti itu, lagi dan lagi!ā€

ā€œKamu tidak usah terlalu khawatir. Aku yakin, walaupun Andi bersikap seperti itu, tetapi hatinya tetap milikku.ā€

Kalimat-kalimat omong kosong bagi Aisyah. Menurutnya, mana ada bukti cinta dalam perselingkuhan. Putri benar-benar telah dibutakan oleh cintanya.

ā€œJadi kamu akan terima saja, kalau Andi selingkuh lagi?ā€

ā€œAku yakin, Andi tidak akan mengulanginya lagi. Aku yakin dia sudah berubah.ā€

ā€œBerubah? Apa mungkin?ā€

ā€œSemua orang bisa berubah, demikian juga dengan Andi. Maafkan aku Aisyah, inilah keyakinanku. Aku percaya, bahwa setiap orang, berhak mendapatkan kesempatan, berubah menjadi lebih baik.ā€

Jawaban yang sama dari Putri. Yang kian membuat Aisyah kehilangan kata. Seluruh nasihat tidak ada lagi artinya. 

***

Suasana malam ini, terasa berbeda. Aisyah dan Rumi bercengkrama di depan TV. Sebulan ini, Aisyah dan Rumi kehilangan waktu bersama. Kesibukan Aisyah di kampus dan Rumi di kantor, membuat mereka tak punya banyak waktu untuk sekedar ngobrol.

ā€œAisyah,ā€ sapa Rumi, mendekati adiknya yang sedang serius menonton TV. ā€œIya, Kak.ā€

ā€œBagaimana kabar Putri?ā€

ā€œAlhamdulillah, baik Kak.ā€

ā€œSudah lama ya, dia enggak main ke sini?ā€

ā€œDia lagi sibuk, Kak.ā€

ā€œOh, dia juga lagi menyusun skripsi, ya?ā€

ā€œLagi sibuk mengurus cowok!ā€ jawab Aisyah, jengkel. ā€œCowok?ā€

ā€œIya, dia kan lagi jatuh cinta berat. Jadinya enggak ada yang lebih indah dari mengurusi pacarnya!ā€

ā€œTerus, skripsinya bagaimana?ā€

ā€œDia belum skripsi, Kak. Banyak mata kuliahnya, yang enggak lulus.ā€

ā€œAstagfirullah, kok bisa begitu? Bukannya kalian selalu bersama di kampus? Satu jurusan, satu kelas. Kok bisa, dia enggak lulus, sedangkan kamu sudah skripsi?ā€

ā€œYa begitu, Kak. Sejak kenal dengan cinta, dia tidak lagi fokus dengan kuliahnya.ā€

ā€œKasihan, ya.ā€

ā€œMungkin, karena dia enggak punya tujuan lagi Kak, enggak punya impian.ā€

ā€œTetapi, kasihan, Dik. Kamu coba bantu dia.ā€

ā€œAku sudah bosan Kak selalu mengingatkan dia. Mungkin begitu rasanya, kalau bicara ke seseorang yang lagi jatuh cinta. Enggak ada yang mau dia bahas, selain cowoknya itu. Itu buat aku, malas banget ketemu dia.ā€

ā€œTetapi kan, sebagai teman yang baik, kamu harus ada buat Putri. Kamu pernah bilang, kamulah satu-satunya teman Putri di kampus. Kasihan kalau kamu biarkan dia seperti itu.ā€

ā€œTetapi, bagaimana, aku bingung bagaimana caranya lagi menyadarkan dia.ā€

ā€œIntinya kamu tetap berusaha ya, Syah. Kamu harus ingat, Putri juga pernah melakukan banyak hal besar untuk keluarga kita.ā€

ā€œIya, Kak.ā€

ā€œKebaikan itu akan selamanya bernilai baik, apakah dia diterima atau diabaikan. Semua yang kita berikan, akan kembali ke diri kita sendiri, adikku.ā€

ā€œIya Kak, insyaaAllah Aisyah akan selalu mengingatkan Putri.ā€

ā€œAlhamdulillah.ā€

Putri, gadis dari keluarga kaya, namun kurang kasih sayang. Dia selalu malas mengikuti kuliah. Jika tidak dipaksa oleh Aisyah, mungkin hari ini, dia tidak menginjak kampus lagi. Putri punya kedekatan yang baik dengan Aisyah. Walaupun terkadang bertengkar, bahkan sampai saling melempar buku, tetapi hubungan keduanya sangat dekat.

Pun, Rumi berutang budi pada Putri. Saat Rumi mengalami kecelakaan kecil tempo hari dan di rawat di rumah sakit. Saat itu Putri mendonorkan darahnya untuk kebutuhan perawatan Rumi. Sebab ini, Rumi terus berusaha menjaga hubungan baik dengan Putri. Dia selalu berusaha mengingatkan adiknya, jika dia punya persoalan dengan Putri. Karena bagi Rumi, satu kebaikan itu akan menjadi utangnya selamanya.

ā€œOh ya. Kak Rumi sudah makan malam?ā€ tanya Aisyah, setelah menemukan meja makan masih kosong.

ā€œSudah, tadi di kantor. Kebetulan ada teman syukuran naik jabatan.ā€

ā€œSiapa Kak?ā€ tanya Aisyah, penasaran. ā€œPak Wahyu.ā€

ā€œOh, Pak Wahyu yang tempo hari datang, jenguk Kak Rumi?ā€

ā€œIya. Kamu hafal banget, ya?ā€ selidik Rumi. ā€œIya dong Kak. Kan beliau ganteng,ā€ jawab Aisyah, terkekeh.

ā€œKamu bisa saja, Syah.ā€

ā€œKak, Pak Wahyu itu masih single, kan?ā€

ā€œIya, memang kenapa? Kamu naksir?ā€

ā€œDia itu cocoknya sama Kak Rumi!ā€

ā€œEnggak, Dik.ā€

ā€œKok enggak?ā€

ā€œDia buka tipe Kakak.ā€

ā€œMemangnya tipe Kak Rumi, yang bagaimana?ā€

ā€œYa intinya, cocok dengan Kak Rumi.ā€

ā€œMemangnya Pak Wahyu, kenapa Kak?ā€

ā€œEhm. Dia terlalu terbuka orangnya.ā€

ā€œTerbuka? Suka buka baju maksudnya?ā€ Lagi, Aisyah kembali tertawa lebar. Seakan puas mengejek kakaknya.

ā€œAstagfirullah. Masa sudah skripsi, kalimat begitu enggak tahu artinya!ā€

ā€œYa kan, Kakak bilang terbuka,ā€ ejek Aisyah. ā€œAduh, yang Kakak maksud itu sifat, karakternya!ā€

ā€œMemangnya kenapa Kak? Kan bagus, berarti orangnya seru.ā€

ā€œKakak tidak cocok Dik. Kak Rumi, tipenya kan enggak suka keramaian, sedangkan dia sukanya berkumpul. Ya enggak bakalan nyaman, Dik.ā€

ā€œBukannya justru cocok Kak, saling mengisi. Ada kalimat yang pernah Aisyah dengar, dengan perbedaan kita akan lebih menyatu.ā€

ā€œKakak enggak cocok dengan kalimat itu. Bagi Kak Rumi, perbedaan akan selamanya menghasilkan perbedaan. Seperti air dan minyak. Kamu satukan di gelas, tetap tidak akan bercampur, kan? Bagaimana pun bentuk gelasnya. Tetap tidak bisa bersatu!ā€

ā€œTapi banyak yang berpendapat seperti itu Kak. Dengan perbedaan, mereka justru merasa sempurna,ā€ sambung Aisyah.

ā€œIya bisa. Kecuali satu alasan, ada yang mengalah. Ada yang mau kompromi!ā€

ā€œIya ya, Kak. Kalau mau menyatu, berarti harus ada yang mengalah,ā€ sahut Aisyah, mulai paham penjelasan Kakaknya.

ā€œAda yang mengalah. Tetapi siapa yang mau mengalah?ā€ lanjut Rumi.

ā€œIya juga ya Kak. Mana ada orang, mau mengalah seumur hidupnya?ā€

ā€œKalau Kakak, temukan seseorang yang bisa menyatu denganmu, yang kamu merasa nyaman bersamanya dan tidak ada perbedaan di antara kalian.ā€

ā€œTapi akan sulit dong, Kak. Sedang manusia diciptakan berbeda.ā€

ā€œSulit tidak berarti tidak ada kan, Syah?ā€ tanya Rumi.

ā€œGak tau deh Kak, kok malah panjang begini pembahasannya?ā€

ā€œUntuk kamu juga, kan?ā€

ā€œKok malah ke aku? Tadi kan kita bahasnya Kak Rumi. Aku kan, enggak akan menikah, kalau Kakak belum nikah.ā€

ā€œEnggak bisa begitulah Dik. Namanya jodoh, tidak ada yang tahu kapan datangnya.ā€

ā€œTetapi aku akan memohon ke Allah, supaya jodohku datang setelah jodoh Kak Rumi.ā€

ā€œAisyah, Aisyah, kamu ada-ada saja. Ini sudah larut, Kakak mau istirahat dulu.ā€

ā€œIya Kak, Aisyah nanti menyusul. Masih ada sedikit dokumen yang harus Aisyah siapkan untuk ke kampus besok.ā€

Aisyah dan Rumi sangat dekat. Mereka terpaut sepuluh tahun, namun fisik mereka tak terlalu berbeda. Tinggi badan mereka sama. Wajah Rumi lebih baby face sehingga tak ada yang menyangka bahwa perbedaan umur mereka sepuluh tahun.

Setiap saat, Aisyah terus memanjatkan rasa syukurnya, dianugerahkan kakak seperti Rumi. Rumi adalah teladannya, Rumi idolanya. Sebagai anak tertua, Rumi sangat bertanggung jawab kepadanya dan kepada ayah dan ibu mereka. Bahkan, Rumi lebih mendahulukan kepentingan seluruh keluarganya, daripada kepentingannya sendiri. Kariernya sangat cemerlang, namun tak mengubah kepribadiannya.

Memasuki tahap terakhir Aisyah di kampus, membuatnya menghabiskan banyak waktu di kampus. Tetapi pagi ini, ada sesuatu yang mengganggu suasana hatinya. Tiba-tiba, dia melihat pemandangan yang kembali mengagetkannya. Dia melihat seseorang yang sangat dia kenal di parkiran. Bersama seorang wanita. Rasa dongkol seketika menguasainya.

Jika saja aku tidak puasa, aku mungkin akan melabrak laki-laki tak bertanggung jawab itu. Astagfirullah!

            Dia terus berjalan dengan perasaan yang sungguh tak enak. Dia mempercepat langkah, segera mencari Putri.

ā€œPutri, apa kamu sudah tahu tentang Andi?ā€ tanyanya seketika, setelah bertemu Putri, di kantin kampus.

ā€œMemangnya kenapa dengan Andi? Dia baik-baik saja kok,ā€ jawab Putri polos, seakan tidak terjadi apa-apa.

ā€œPutri, Putri, kenapa kamu selalu menutup mata? Apa kamu tidak lihat di parkiran sana, Andi jalan dengan teman SMA-nya itu. Selingkuhan-nya yang dulu!ā€ Aisyah tak kuasa menahan volume suaranya. Dia merasa sangat terusik dengan apa yang baru saja dilihatnya.

ā€œAisyah kamu jangan panik begitu, aku saja santai.ā€

ā€œKok, kamu bisa berkata seperti itu?ā€ Aisyah mulai merasa lelah sendiri, mendapati sikap Putri yang abai.

ā€œAisyah, aku sangat mengenal Andi. Tidak lama kok, dia akhirnya kembali lagi ke aku. Dia tidak akan pernah bisa meninggalkan aku, dia tidak bisa hidup tanpa aku. Aku anggap apa yang dilakukan Andi, hanya sebagai bagian dari pencarian jati dirinya saja.ā€

ā€œApa? Pencarian jati diri dengan selingkuh? Oh my god, kamu memang sudah dibutakan cinta. Dia berselingkuh di depanmu, kamu justru seperti ini!ā€

Kejenuhan itu semakin menguasai Aisyah.

ā€œBegini saja Aisyah, kamu tidak usah urusi lagi hubunganku dengan Andi. Aku bosan selalu melihat sikapmu seperti itu.ā€

ā€œPutri, kok kamu bicara seperti itu? Kamu kan sahabatku, mana mungkin aku membiarkanmu diperlakukan seperti ini!ā€

ā€œUcapanku tadi sudah jelas kan, aku tidak butuh bantuanmu, untuk hubunganku dengan Andi. Aku yang paling tahu tentang dia, bukan kamu!ā€

ā€œOkelah kalau begitu, semoga apa yang kamu pikirkan ini benar!ā€ Aisyah dengan berat hati, berlalu. Ketika ketulusan, perhatian sama sekali tidak dianggap, sesak itu jelas terasa.

Dia hanya bisa berharap, Putri bisa segera memahami apa yang sebenarnya tengah dimainkan Andi. Aisyah meninggalkan Putri, dia merasa tidak mampu lagi menahan emosinya, jika terus beradu argumen, sedang hari ini dia berpuasa.

Putri, mengapa kamu seperti ini sahabatku. Tidak bisakah kamu berpikir jernih untuk melihat apa yang terjadi saat ini. Andi semakin mesra dengan selingkuhan-nya itu. Apa yang bisa kulakukan untukmu sahabatku, sedangkan kamu pun tidak peduli lagi ketika aku mengingatkanmu. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik Putri, kamu tidak pantas diperlakukan seperti ini!

Aisyah hanya bisa berkeluh kesah kepada dirinya sendiri. Begitulah kehidupan Aisyah, bukan dia yang bermasalah, tetapi dia yang merasakan sakit sendiri. Jika saja bukan janjinya ke Rumi, untuk selalu menemani Putri, Aisyah ogah turut campur lagi, hubungan Putri dengan laki-laki kurang ajar itu.

Astagfirullah, ampuni aku ya Allah. Emosiku sangat tidak bisa kukendalikan. Rasa jengkelku pada Putri dan rasa marah yang memuncak ke Andi, seakan memenuhi setiap aliran darahku. Astagfirullah, astagfirullah. Aku betul-betul tak mampu membendung emosiku ya Allah. Semoga kamu tidak menyesal Putri, aku berharap Allah selalu melindungimu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
30 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status