Menikahi Pemain Wanita

Menikahi Pemain Wanita

last updateHuling Na-update : 2025-07-09
By:  MasathaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
5Mga Kabanata
7views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Sejak kecil Arisa Umami selalu mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Ayahnya lebih mencintai anak tiri dibanding dirinya yang merupakan anak kandung. Suatu ketika ayahnya terjerat hutang, diapun dipaksa untuk menikah dengan Zimam— tuan muda yang liar dan suka main wanita. Arisa menolak, dia memilih keluar dari rumah dan bergantung dengan toko bunga peninggalan almarhumah ibunya. Hingga Zimam datang, memberikan fakta jika sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya memang sudah memiliki hubungan dengan Maria dan Lita adalah anak kandung mereka. Serta bagaimana Ayahnya dengan sengaja memanfaatkan ibunya, membuat Arisa curiga jika kematian ibunya bukan hal yang sederhana. Arisa dan Zimam pun sepakat menikah, dengan saling memanfaatkan. Zimam membantu mengungkap kematian ibunya Arisa, begitu juga sebaliknya Arisa membantu Zimam menjadi istri baik untuk mengambil hati sang kakek agar memberikan warisan pada Zimam. Tetapi saat urusan mereka sudah selesai, mereka justru saling jatuh cinta. Tetapi wanita dari masa lalu Zimam datang kembali.

view more

Kabanata 1

Bab 1

Langit mulai meredup ketika Arisa Umami pulang dari toko bunga kecil peninggalan almarhumah ibunya.

Sejak ibunya meninggal, rumah ini berubah. Hangatnya keluarga perlahan lenyap, digantikan suara tawa istri baru Ayah, dan kemanjaan kakak tirinya, Lita, yang lebih sering membuatnya merasa seperti orang asing di rumah sendiri.

“Ayah mau kamu menikah,” ucap Darwin tanpa menatap wajah anaknya.

Arisa mengernyit. “Dengan siapa, Yah?”

“Zimam Malik.”

Detik itu juga, dada Arisa seperti diremuk dari dalam.

“Yang... terkenal suka mabuk itu? Yang sering gonta-ganti perempuan dan keluar masuk klub malam?”

“Jangan bicara begitu, Arisa. Sekarang dia sudah berubah.”

Arisa menatap ayahnya, lekat. “Ayah percaya itu?”

Darwin menghela napas, lalu akhirnya berkata, “Ayah punya utang besar ke keluarganya. Jika kamu tidak menikah dengan Zimam, rumah ini akan disita. Termasuk toko bunga milik ibumu.”

Pot mawar putih dalam pelukan Arisa berguncang. Jari-jarinya gemetar.

“Lita dan istri baru Ayah yang selalu hidup berlebihan. Jalan-jalan, beli tas mahal, perawatan ini itu. Ayah yang biarkan semuanya. Tapi kenapa... kenapa aku yang harus menanggung akibatnya?”

Darwin menatapnya sejenak, lalu mengalihkan pandangan.

“Ayah tidak tahu lagi harus bagaimana.”

“Kenapa bukan Lita?” suara Arisa mulai bergetar. “Kenapa bukan anak istri Ayah itu yang Ayah jaga dan banggakan siang malam? Kenapa bukan dia yang dijadikan ‘penyelamat keluarga’?”

“Karena Zimam tidak mau Lita. Dia mau kamu.”

Arisa tertawa kecil, namun suara tawanya terdengar getir.

“Karena aku perempuan penurut, bukan? Karena aku diam saja meski sering diperlakukan tidak adil. Karena aku tidak pernah melawan saat Ayah membela Lita meski dia salah. Tapi kali ini... aku tidak bisa diam.”

“Arisa, ini demi keluarga.”

Arisa menunduk. Matanya mulai basah.

“Tidak, Yah. Ini demi kemakmuran istri dan anak tirimu kan?"

Darwin menatap anaknya dalam diam. Lalu ia berkata pelan, “Ayah tahu kamu anak baik. Tapi rumah ini… satu-satunya yang kita punya. Toko bungamu… kalau disita, apakah kamu rela? Itu peninggalan ibu kamu, dialah yang merintisnya dari nol."

“Yang hutang Ayah, tidak ada hubungan dengan toko ibu!"

Pak Darwin menghela napas berat. “Zimam itu kaya, Arisa. Dia bisa bahagiakan kamu.”

“Bahagia macam apa? Menikahi dengan lelaki yang suka main wanita?" pekik Arisa.

Ayahnya terdiam. Tapi dari belakang, suara langkah kaki terdengar.

Lita muncul dari balik tangga, berdiri dengan lengan disilangkan.

“Sudahlah, Sa. Jangan terlalu idealis. Toh kamu belum pernah pacaran. Nikah saja, nanti juga terbiasa.”

Arisa menatap saudara tirinya itu, lalu berkata lirih, “Kenapa bukan kamu saja yang menikah? Toh uangnya kamu yang pakai. Oh, aku lupa, Tuan Muda Zimam tidak mau denganmu ya?" ejek Arisa menyeringai.

Lita terdiam. Wajahnya memerah.

Arisa berbalik ke arah ayahnya.

“Aku tidak peduli rumah ini diambil, karena memang rumah ini tidak pernah menjadi milikku. Aku di sini hanya orang asing. Tapi untuk toko bunga—Ayah tidak punya hak apapun. Karena ibu sudah mewariskan untukku."

Air mata perlahan jatuh ke pipinya.

“Dan tolong… hargai keputusan aku! Aku hanya mau menikah dengan pilihan aku sendiri!"

Arisa pergi dari ruang tengah tanpa menoleh.

*

*

*

Arisa tidak membawa apa-apa selain keberanian dan niat baik. Ia mengenakan gamis biru lembut dan kerudung putih bersih. Meski jantungnya berdebar kencang, wajahnya tetap teduh. Ia datang bukan untuk menantang, melainkan untuk menyampaikan sesuatu yang penting dengan cara paling terhormat.

Setelah diizinkan masuk, Arisa duduk di ruang tamu yang begitu mewah hingga terasa asing. Tak lama, sepasang suami istri masuk. Wajah mereka tegas, nyaris dingin.

“Arisa Umami, ya?” tanya Bu Ratna, istri Pak Herman Malik, dengan nada sopan tapi tajam.

“Betul, Bu.” Arisa menunduk hormat. “Terima kasih sudah menerima saya malam-malam begini. Maaf jika mengganggu waktu Ibu dan Bapak.”

Pak Herman mengangguk singkat. “Kami sudah dengar soal rencana pernikahanmu dengan Zimam. Ada yang ingin kamu sampaikan?”

Arisa menarik napas dalam-dalam.

“Izinkan saya menyampaikan ini dengan penuh hormat dan ketulusan. Saya... tidak bisa menerima pernikahan itu, Pak, Bu.”

Ruangan langsung senyap.

Pak Herman menaikkan alis. “Apa alasannya?”

Arisa menjawab lembut tapi tegas. “ Saya juga tidak berniat melukai siapa pun. Tapi pernikahan adalah ibadah suci. Dan saya percaya, pernikahan yang dipaksakan tidak akan membawa berkah.”

Bu Ratna memandang tajam. “Ayahmu berutang besar pada kami. Jika tidak dibayar, rumah kalian bisa disita.”

“Saya paham, Bu,” Arisa mengangguk pelan.

“Namun perlu saya sampaikan dengan jujur, bahwa utang itu tidak ada kaitannya dengan saya. Saya tidak ikut menggunakan uangnya. Saya bahkan tidak tahu menahu. Yang menikmati adalah istri baru Ayah dan anak tirinya.”

Pak Herman mengangguk kecil, mendengarkan.

“Dan satu hal lagi,” lanjut Arisa, “toko bunga yang sekarang saya kelola adalah peninggalan almarhumah ibu kandung saya. Tempat itu dibangun oleh jerih payah beliau sebelum meninggal. Tidak ada kaitannya dengan utang Ayah saya. Maka saya mohon, jangan jadikan itu bagian dari penyitaan.”

“Kalau kamu menolak menikah, lalu bagaimana dengan penyelesaian utang?” tanya Pak Herman.

“Dolakan Anda bertanya dengan Ayah saya, juga ibu tiri dan saudara tiri saya karena merekalah yang menggunakan uang tersebut!"

Dari tangga, terdengar langkah pelan. Zimam muncul, bersandar di sisi pilar, mendengarkan tanpa menyela. Matanya memandang Arisa dengan tatapan sulit ditebak—antara terkejut dan tertarik.

“Kamu pikir kamu siapa bisa menolak?” tanya Zimam tiba-tiba.

"Untuk itulah saya berdiri di sini," jawab Arisa.

Pak Herman menatap Arisa lebih lama. Suaranya kemudian terdengar lebih lembut.

“Kamu tahu, tidak banyak gadis yang berani datang ke rumah ini dan bicara seperti itu.”

Arisa tersenyum kecil. “Saya datang bukan karena berani, Pak. Tapi karena saya tidak ingin hidup dalam diam dan menyesal seumur hidup.”

Hening lagi.

Lalu Bu Ratna berkata, “Kalau kamu pulang sekarang, semua ini tetap akan berjalan sesuai kesepakatan Ayahmu.”

Arisa berdiri perlahan. “ Dengan tegas saya tetap akan menolak!"

Arisa membungkuk hormat. “Terima kasih atas waktunya. Assalamualaikum.”

Tapi kelegaannya itu tidak bertahan lama, saat dia pulang dan masuk ke dalam rumah sudah di hadang oleh ayahnya.

PLAK!

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
5 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status