Hai kakak pembaca semua, author akan sangat senang hati jika kakak bersedia meninggalkan jejak Like dan komentar berupa kritik dan saran agar saya bisa menulis dengan lebih bagus ke depannya. Terima kasih, Happy reading. Keputusan Sassy menolak hamil dan punya bayi, mengakibatkan rumah tangganya berada di ujung tanduk. Sebagai putra satu-satunya, Nouval dituntut untuk meneruskan garis keluarga. Karena Keluarga Ariobimo menolak ide ibu pengganti, maka tak ada cara selain poligami. Dengan berbagai persyaratan, akhirnya Sassy terpaksa setuju. Nouval dijodohkan dengan seorang gadis kampung agar tidak terlalu menyaingi Sassy. Kehamilan Seruni, membuat sikap Nouval berubah dan itu mengguncang hati Sassy. Terlebih saat menyadari bahwa Nouval lebih condong pada putranya, ketimbang Sassy. Rasa cemburu dan marah yang dipendam begitu lama, membutakan hati Sassy. Emosi dan bujukan seorang pria yang baru dikenal, menjerumuskannya dalam tindakan berbahaya. "Kenapa Kau lakukan ini pada keluarga kita?" tanya Nouval kecewa.
View MoreNouval dan Sassy adalah pasangan suami istri yang saling mencintai sejak mereka masih kuliah. Pria tampan itu mampu mengobati rasa kecewa pada keluarga yang mencampakkannya. Terlebih, penerimaan tulus orang tua Nouval, membuat dirinya menjadi semakin mencintai pria itu.
Kehidupan rumah tangga keduanya penuh dengan kebahagiaan, kecuali satu hal. Perhatian besar mereka pada pekerjaan, terbukti membuat karier keduanya melesat naik dengan cepat.
Sassy memutuskan keluar dari perusahaan periklananan yang ditekuninya setahun terakhir. Dia merasa percaya diri dan ingin membuat perusahaan periklanan sendiri berdasarkan pengalaman kerjanya selama ini. Nouval mendukung penuh rencana dan keinginan istrinya itu. Sebab, selama ini terbukti mengejar karier tidak membuat rumah tangga mereka jadi hambar. Mereka justru semakin saling mencintai dari waktu ke waktu.
Hanya saja, suara-suara keluhan mulai dilontarkan oleh mama dan papa Nouval, setiap kali mereka berdua menyambangi rumah besar itu.
“Bude Retno sudah punya cucu lagi, hlo. Kalian kapan nyusul?” sindir mama.
Pertanyaan yang selalu terdengar setiap kali keduanya datang bertandang dan membuat panas telinga Sassy. Meskipun mertuanya tidak pernah secara spesifik menyebut nama tapi dia selalu saja merasa sebagai tertuduh.
Baik Nouval maupun Sassy tidak ingin menanggapi hal itu. Mereka berdua sudah berkomitmen untuk mengejar karier yang cemerlang, ketimbang memikirkan tentang hamil dan punya bayi yang menurut Sassy sangat merepotkan dan hanya akan mengganggu pekerjaan mereka berdua.
Diamnya pasangan itu membuat mama dan papa Nouval tidak bahagia. Keduanya sama sekali tidak diberi penjelasan, apa sebab anak dan menantu mereka tidak kunjung memberikan cucu yang diimpikan.
Dua tahun berlalu, bisnis Sassy sudah menunjukkan kemajuan. Karier Nouval juga sangat bagus. Mereka sangat bahagia dengan pencapaian itu. Mereka sudah punya dua mobil dan rumah bagus milik sendiri. Semua adalah hasil kerja keras selama tiga tahun. Perjuangan berat dan penuh tantangan tak terlupakan.
“Kalian sudah sukses. Apakah sudah bisa merencanakan untuk punya bayi?” Pertanyaan basi itu kembali diulang mama tanpa bosan.
“Usia Sassy sudah hampir tiga puluh. Nanti malah benar-benar sulit punya bayi hlo!” papa mengingatkan.
Nouval dan terutama Sassy, mulai merasa risih dengan pertanyaan yang sama berulang kali, setiap mereka datang menjenguk. Pria itu dapat melihat bagaimana wajah Sassy yang mulai tak enak dipandang dan merasa terpojok.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Nouval mengalihkan pembicaraan.
“Aku sedikit pusing,” jawab Sassy yang mengerti maksud suaminya.
“Kalau begitu, mari kita pulang dan istirahat di rumah. Kau terlalu lelah!”
Sassy mengangguk dengan sedikit lemah, untuk mendukung kata-kata Nouval dan menunjukkan bahwa dia memang sedikit tidak enak badan. Keduanya berhasil pergi tanpa harus bertengkar ataupun membalas kata-kata papa dan mama.
Hanya saja, Nouval tahu bahwa papa dan mamanya sudah terlihat tidak senang, tidak sabar dan entah apa yang mungkin tersimpan di pikiran kedua orang tua itu. Dia merasa tak berdaya berada di antara istri dan orang tuanya sendiri. Dia tahu, orang tuanya tak akan bisa menerima ide jika mereka katakan tak ingin punya anak karena ingin mencapai puncak karier selagi muda.
“Menurumu, bagaimana jika kita punya satu anak? Itu tidak akan merepotkanmu. Satu, saja. Kita akan sewa baby sitter untuk mengasuhnya.” Nouval kembali mengajuk hati Sassy.
Dan seperti yang diduganya, Sassy mendengus, mematikan televisi dan langsung tidur membelakangi.
“Sayang, mungkin mama dan papa sangat kesepian. Itu makanya mereka terus mendesak kita segera memberi cucu.” Nouval berusaha memberi pengertian pada Sassy dan membela orang tuanya.
Sassy diam seribu bahasa. Dia memejamkan mata. Tak ingin memulai perdebatan yang dia tahu, tidak akan ada titik temu. Itu hanya akan merenggangkan hubungan mereka saja.
“Sayang … tolong mengertilah. Kau sangat tahu kalau aku adalah putra papa satu-satunya!” bujuk Nouval.
“Kalau begitu, kenapa bukan mamamu saja yang melahirkan satu anak lagi, biar bisa menjadi penerus keluarga!” teriak Sassy emosi. Dia sudah tak tahan mendengar kecerewetan Nouval.
Plakk!
Tanpa sadar, Nouval menampar pipi Sassy. Keduanya sama-sama terkejut. Sassy langsung menangis kencang sambil memegang pipinya yang terasa panas. Dia pergi ke kamar yang lain dan meninggalkan Nouval yang masih terkejut. Pria itu termangu menatap telapak tangannya yang terasa panas. Hatinya sangat sakit mendengar ucapan Sassy tadi, hingga tak kuasa menahan tangannya sendiri.
“Sassy ….”
Nouval berlari keluar kamar dan mengetuk pintu kamar lain yang ada di rumah itu. Dari balik pintu, dia dapat mendengar tangisan pilu istrinya. Hatinya ikut terluka dan berdarah mendengarnya.
“Sayang, maafkan aku. Aku khilaf,” ujarnya penuh penyesalan.
“Sayang ….”
Tak ada jawaban meski Nouval memanggil dan mengetuk pintu berkali-kali. Hingga pagi menjelang, pria itu masih duduk meringkuk di lantai, di depan pintu kamar yang terkunci.
Sassy bangun dan membuka pintu. Nouval yang tidur sambil duduk di lantai dan menyandar daun pintu, langsung jatuh terjengkang ke belakang.
Mata Sassy berkaca-kaca melihat suaminya menghabiskan malam di lantai yang dingin. Dilihatnya mata Nauval yang sembab bekas menangis dan lingkaran hitam tampak jelas di bawah mata.
Nouval terbangun. “Maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi. Hanya saja, tolong … jangan berkata seperti itu lagi." Nouval memohon.
“Aku mungkin lupa mengatakan padamu, bahwa tak lama setelah aku lahir, rahim mama diangkat untuk mengatasi kankernya. Dan Mas Pradipta justru berpulang lebih dulu saat dia SMA. Sekarang akulah satu-satunya tumpuan harapan mama dan papa.”
Nouval bicara tanpa henti. Dia tak ingin Sassy salah memahami dirinya sebagai pria kejam dan ringan tangan. Selama pernikahan mereka, belum pernah sekalipun Nouval berkata kasar, apa lagi main tangan. Dia selalu memanjakan dan menuruti apapun keinginan istrinya.
Sassy berjongkok dan memeluk suaminya. Keduanya berpelukan. “Maafkan aku. Aku yang keterlaluan. Aku tak akan menyakiti hatimu lagi. Tolong, maafkan aku,” bisik Sassy penuh penyesalan.
Air matanya menetes. Kemarahannya semalam langsung sirna melihat pria yang sangat dicintainya itu setia menunggu di depan pintu. Mereka berdamai dan Nouval mencoba untuk terus membela istrinya jika kedua orang tuanya bertanya.
Di tahun pernikahan keempat, desakan mama dan papa Nouval telah membuat Sassy enggan datang ke rumah itu lagi. Dia membiarkan suaminya pergi sendiri ke sana, untuk menghindari pertengkaran dengan kedua mertuanya.
Sebagai putra satu-satunya, Nouval tetap datang saat dipanggil orang tuanya. Dia hanya perlu lebih bersabar dan menebalkan telinga saja. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.
“Sayang, bagaimana kalau kita merencanakan punya bayi, sekarang?” tanya Nouval sepulang dari rumah orang tuanya.
Sassy melengos. Dia sudah hafal apa yang akan dikatakan suaminya setiap kali pulang dari sana. Nouval seperti dicuci otak oleh mama dan papanya, kemudian membawa lagi ide basi itu ke rumah mereka dan membuatnya jengkel.
“Apa orang tuamu tidak bosan dengan kata-kata yang sama bertahun-tahun?” ketus Sassy. Dia tengah asik dengan pekerjaannya di depan laptop.
Noval tak mengacuhkan sikap dingin dan sindiran istrinya. “Sekarang bisnismu bagus. Pekerjaanku juga bagus. Kita hanya perlu memberi mereka bayi untuk menyenangkan hari tua mereka. Kita sudah mampu membiayai anak itu sampai besar. Apa susahnya membahagiakan mereka?”
Seruni dan Nouval disibukkan dengan rencana ulang tahun putra pertama mereka. Sudah sejak seminggu yang lalu, istri kedua Nouval itu mengingatan suaminy tentang segala keperluan acara tersebut. Arimbi, mama mertuanya juga ikut mendukung. Mereka akan mengundang semua keluarga di kampung untuk merayakannya.Nouval hanya setuju saja dengan semua rencana yang dibeberkan istrinya. Pikirannya sangat fokus pada kasus yang sedang dia tangani. Itu bukan kasus biasa, karena menyangkut seorang pejabat negara.“Jadi, sehari sebelumnya Mas harus anterin untuk beli keperluan ulang tahun Baskoro, ya!” Sekali lagi Seruni mengingatkan sang suami.“Iya,” sahut Nouval tanpa engalihkan pandangan dari laptopnya. Dia sedang sibuk mengetik untuk keperluan sidang besok pagi.Seruni mengangguk puas. Selama ini, sang suami tidak pernah mengeewakannya. Maka dia tak mengganggu lagi. Wanita itu pergi untuk memeriksa bayinya yang hampir berusia setahun. Bayi montok dan menggemaskan yang sedang tidak mau diam. Memb
Nouval yang sangat sibuk dengan kasus yang sedang dia tangani, tidak terlalu memperhatikan perubahan pada diri Sassy. Pria itu justru merasa bersyukur dan mengira bahwa istri pertamanya itu sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Seruni, hingga tidak terlalu sering lagi menimbulkan pertengkaran di antara mereka berdua. Rumah tangganya sedikit lebih tenang sekarang.Sementara itu, keadaan Sassy tidaklah sebaik yang dia tampilkan di depan semua orang. Rasa takut bahwa apa yang terjadi malam itu akan diketahui sang suami, membuat hatinya tidak tenang. Tanpa sadar, dia bahkan menolak ajakan Nouval dan selalu memberi alasan sangat lelah. Kemudian tidur membelakangi sang suami sambil menjerit dalam hati. Dia sangat menyadari bahwa yang terjadi itu adalah dosa. Namun, dia tak sanggup meminta ampunan dari suaminya. Karena dia harus menjelaskan hal itu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendetail. Sassy sungguh tak dapat membayangkan apa tindakan Nouval jika mengetahui hal itu.
“Dear, penjelasanku mungkin tidak akan memuaskanmu. Namun, ini bukan salahku. Kau bisa periksa tubuhmu, apakah ada tanda-tanda kekerasan yang kulakukan untuk menguatkan tuduhanmu itu,” ujar Jordhy lembut.Sassy memeriksa seluruh tubuhnya. Tak ada bekas dan tanda pemaksaan memang. Tubuhnya baik-baik saja. Dia menggeleng bingung dan keraguan menghampiri.“Entah apakah itu pengaruh kau mabuk atau apa. Tapi aku tak kuasa melawan kehendakmu. Aku hanya melakukan tugas dan memenuhi keinginanmu semata.Tapi jangan khawatir, aku akan tutup mulut dan tidak akan menuntut untuk pemaksaanmu tadi malam.”“Apa?” Sassy tak dapat mempercayai pendengarannya. “Aku yang memaksanya?”Matanya memandang bayangan tubuhnya di cermin. Ada banyak tanda kecupan di area-area sensitif yang memang sangat disukainya. Matanya tak mungkin berbohong tentang tanda itu. Dia bahkan jadi bisa membayangkan sepanas apa kejadian tadi malam.“Ini gila!”Dengan tergesa, wanita itu mengenakan seluruh pakaiannya hingga semua tanda
“Oh, maafkan saya. Saya belum terlalu memahami etika di negara Anda. Maksud saya adalah, ingin menunjukkkan penghormatan pada Anda,” ujar pria itu. Tubuhnya kembali berdiri tegak dan tangan Sassy telah dilepaskannya. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang sangat dalam.Melihat hal itu, Sassy tak memperpajang lagi. Dia berusaha memaklumi bahwa kultur di negara tiap orang memang sangat beragam. Tak heran jika pria itu belum memahami aturan di Indonesia.“Tak masalah. Sampai jumpa lagi, Tuan Bennet!” Sassy melambai dan mulai melajukan mobilnya meninggal pria itu dan tempat parkir hotel. Musik lembut dan manis menemaninya di perjalanan macet menuju kantor.Di tempat parkir, sebuah seringai puas terlihat di wajah Jordhy Bennet. Hidungnya menghidu aroma manis dari tangan yang tadi digunakan untuk memegang jemari Sassy. Dia dapat menemukan aroma lembut yang tertinggal di sana. Wajahnya tampak sangat puas.“Masih panjang perjalanan
Mata Jorghy Bennet terbuka dengan cepat saat ponselnya memberi tanda bahwa ada pesan penting masuk. Dilihatnya jam berbentuk kotak di atas nakas dan segera bangkit saat melihat angka 5 berwarna merah terang di keremangan ruangan. Tangannya menjangkau ponsel dan membuka pesan masuk.“Jika ingin informasi itu, kirim sisanya sekarang. Lewat 15 menit tanpa bayaran, data akan kuhapus. Berbahaya bagiku menyimpan data pihak lain secara illegal terlalu lama!”Jorghy Bennet mencibir saat membaca pesan tersebut. Dia tahu betul kalau pria itu menyimpan banyak data rahasia orang-orang penting dunia! Tangan Jorghy menekan tombol panggilan cepat agar tersambung dengan pria itu.“Aku belum melihat perubahan pada akunku, Tuan Bennet!” kata orang di seberang, begitu panggilan mereka tersambung.“Aku hanya ingin memastikan bahwa kau masih ada di sana dan tidak menipuku! Kau pasti sangat tahu segila apa aku pada para pengkhianat!” Jorghy balik mengeluarkan kata ancaman.Waktumu tinggal sepuluh menit, Tu
“Kau sudah pulang? Jam berapa ini?” Nouval terbangun dari tidurnya di sofa ruang tamu, saat istrinya Sassy membuka pintu rumah.Wanita cantik itu terkejut mendapat teguran begitu masuk rumah. Dilihatnya wajah sang suami yang masih sedikit linglung dan mata berkedip-kedip bingung. Kemudian, ketenangan kembali menguasainya. Sassy melanjutkan langkah ke dalam rumah sambil berkata datar.“Aku ada makan malam dengan klien baru. Sekarang sudah lewat tengah malam!”Wanita itu masih ingin melanjutkan ucapan sinis dan dinginnya, saat melihat bungkusan hadiah cantik di atas meja ruang makan. Mulutnya kembali mengatup dan mengabaikan hadiah itu, lalu naik ke lantai dua. Dia sudah letih dan sangat mengantuk.Nouval menyusul istrinya dan sedikit kecewa karena hadiahnya tidak digubris oleh Sassy. Dengan cepat dia menyambar hadiah itu dan mengejar Sassy ke kamar. “Aku tidak mendengar suara mobilmu masuk garasi!” cecarnya segera.“Kutinggalkan di hotel tempat kami mengadakan makan malam, karena sudah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments