Setelah itu, Gading lanjut bertanya, “Atau mereka sama sekali nggak tahu tentang masa lalu Clara?”Banyak orang dulu mengira Clara dan Dylan adalah sepasang kekasih.Sejak dia tahu Clara juga murid Prof Nian, Dani juga telah mengamati Clara dan Dylan. Dia pun menyadari bahwa tidak ada hubungan romantis di antara mereka.Dia tidak tahu apakah Ibu Lina berkata demikian karena dia benar-benar menyetujui hubungan Clara dan Dylan ataukah karena alasan lain.Tetapi tak peduli apapun alasannya, dengan pencapaian Clara saat ini, sekalipun dia benar-benar sudah menikah dan punya anak, dia tetap layak untuk siapa pun.Dani menjawab, "Mereka seharusnya sudah tahu."Gading melotot tak percaya, "Terus, kenapa mereka masih..."Sebelum selesai berbicara, dia tiba-tiba berhenti seolah teringat sesuatu dan berkata, "Jadi, Clara benar-benar menyukai Dylan dan sudah nggak mencintai Edward?"Tanpa menunggu Dani berbicara, dia tiba-tiba bereaksi dan berkata, "Pantesan dia tenang sekali waktu Edward mau men
Setelah ulang tahun Nenek Anggasta, berita Edward telah menikah dan memiliki seorang putri berusia enam tahun dengan cepat menyebar ke seluruh kalangan kelas atas ibu kota.Vanessa memiliki banyak pelamar.Meskipun mereka tahu dia sudah bersama Edward, mereka tetap menolak untuk menyerah.Setelah mengetahui Edward benar-benar telah menikah dan memiliki seorang putri, pengagum rahasia Vanessa merasa kasihan padanya dan merasa dia diperlakukan tidak adil.Pada keesokan paginya setelah ulang tahun Nenek Anggasta, banyak dari mereka datang ke X-Tech dan mencoba membujuk Vanessa meninggalkan Edward.Dengan bantuan Pak Zaki dan karyawan lain, Vanessa dapat “diselamatkan” dari situasi tersebut.Berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh Internet.Seorang karyawan X-Tech tak kuasa menahan diri untuk menghela napas, "Meskipun aku pernah merasakan betapa populernya Bu Vanessa di Hari Valentin kemarin, aku nggak menyangka akan seheboh ini.""Iya, benar."Semua orang di X-Tech tahu Edward dan Van
Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.Hari ini adalah hari ulang tahunnya.Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.Senyum Clara pun memudar.Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”“Di mana Edward dan Elsa?”“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.“Elsa?”Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.Clara lalu
Sekitar jam 9 malam, Edward dan putrinya pun pulang.Elsa memegang ujung pakaian Edward, dan turun dari mobil dengan perlahan.Karena ibunya ada di rumah, malam ini dia sebenarnya tidak mau pulang.Tapi Tante Vanessa bilang ibunya itu pulang secara khusus untuk menemani dia dan ayahnya, jadi kalau mereka tidak pulang, ibunya bisa sedih.Ayah bilang kalau malam ini mereka tidak pulang, besok ibunya pasti akan ikut mereka ke pantai.Jadi dia terpaksa setuju pulang.Tapi dia tetap khawatir, dan bertanya dengan sedih: “Ayah, gimana kalau Ibu besok memaksa mau ikut kita keluar?”“Nggak akan.” Edward menjawab dengan yakin.Selama menikah, Clara memang selalu ingin mendekatinya.Tapi dia masih paham situasi, asalkan dia terlihat tidak senang, Clara langsung tidak akan berani membuatnya marah.Dalam ingatan Elsa, Clara selalu patuh pada Edward.Kalau dia bilang tidak akan, berarti memang tidak akan.Elsa akhirnya bisa tenang.Suasana hatinya pun membaik, mukanya yang tadi cemberut langsung ber
Farel adalah salah satu sekretaris pribadi Edward.Melihat surat pengunduran dirinya, dia tentu terkejut.Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu hubungan Edward dengannya.Semua orang dekat Edward tahu, Edward tidak menyukainya.Setelah nikah, Edward sangat dingin pada Clara, bahkan juga jarang pulang ke rumah.Agar bisa mendekati Edward, Clara pun bekerja di Anggasta Group.Tujuan awalnya adalah menjadi sekretaris pribadi Edward.Tapi Edward tidak setuju.Meski kakeknya memintanya, pria itu tetap kukuh dengan pendiriannya.Pada akhirnya, Clara terpaksa harus puas berada di divisi sekretariat menjadi salah satu sekretaris biasa Edward.Awalnya, Farel khawatir Clara akan mengacaukan divisi sekretariat. Tapi nyatanya, sungguh di luar dugaan.Meski Clara menggunakan posisinya untuk mendekati Edward, tapi dia juga paham situasi, tidak akan bertindak keterlaluan.Sebaliknya, mungkin agar Edward terkesan, Clara sangat serius dalam bekerja, kemampuannya sangat menonjol. Baik saat
Elsa langsung melompat dari atas kasur sambil menyahut, “Beneran, Yah?”“Ya.”“Tapi kenapa tadi Tante Vanessa nggak kasih tahu aku?” “Ayah baru memutuskannya, belum sempat memberitahunya.”Elsa kegirangan: “Kalau gitu Ayah jangan kasih tahu Tante Vanessa, setelah pulang, kita kasih kejutan buat Tante Vanessa oke?!” “Ya.”“Ayah memang yang terbaik! Sayang banget deh!”Setelah telepon ditutup, Elsa masih tampak kegirangan, bernyanyi dan melompat di atas kasur.Setelah beberapa saat, tiba-tiba dia teringat Clara.Beberapa hari terakhir, ibunya tidak menelepon, jadi suasana hatinya sangat bagus.Sebenarnya, agak tidak ngobrol dengan ibunya di telepon, beberapa hari lalu dia sengaja keluar rumah lebih awal, sepulang sekolah dia bahkan sengaja menaruh ponselnya jauh-jauh atau bahkan mematikannya.Setelah dua hari melakukannya, Elsa menghentikannya, dia khawatir ibunya akan marah jika mengetahuinya.Tapi tidak disangka, selama beberapa hari berikutnya ibunya tak kunjung meneleponnya.Awalny
Dalam kurun waktu terakhir ini Dylan dan Clara memang jarang sekali bertemu.Tapi meski begitu, Dylan bisa melihat perubahan besar dalam diri Clara, semangat tinggi dan kuat yang dulu dia miliki sudah hilang begitu saja.Saat teringat akan sosok Clara saat itu, Dylan tidak pernah menyangka sikap rendah diri akan menempel pada wanita itu.Dylan tidak tahu banyak tentang kehidupan pernikahan Clara dan Edward.Hanya sekelumit saja yang dia ketahui.Sebenarnya ada beberapa dugaan dalam hatinya, tapi dia memilih untuk tidak mengatakannya, hanya berkata padanya dengan serius: “Nggak masalah kalau kamu pernah terpuruk dalam hidupmu, tapi kamu harus tahu, kemampuan dan bakatmu berbeda dari jenius biasa. Clar, asalkan kamu punya tekad, belum terlambat untukmu memulainya sekali lagi.”“Lalu, jangan lupa, kamu itu murid terbaik yang pernah dosenmu ajarkan.”Mendengar ini, Clara tersenyum: “Kalau dosen kita dengar ucapanmu, mungkin dia akan mencibir, bilang kalau itu semua karena muridnya yang lai
Keesokan harinya.Setibanya di perusahaan, Edward berpapasan dengan Clara.Clara tidak tahu tentang kepulangan Edward dan Elsa ke Marola.Bertemu tiba-tiba dengan Edward di perusahaan, membuat langkah kaki Clara terhenti sejenak.Ada sedikit keterkejutan di mata Edward saat melihat Clara. Namun, dia hanya mengira Clara baru saja tiba dari perjalanan dinasnya. Yah, pria itu tidak berpikir macam-macam.Ekspresi wajah Edward tampak datar, menganggap Clara layaknya orang asing. Dia berjalan melewatinya begitu saja dan masuk ke dalam perusahaan.Jika itu dulu, mungkin Clara akan senang saat mengetahui Edward kembali ke Marola. Meski tak bisa memeluknya, Clara akan merasa bahagia hanya dengan menatapnya, seolah dalam dunianya hanya ada Edward seorang. Sekalipun sikap pria itu dingin terhadapnya, Clara tetap akan menyapanya dengan ‘selamat pagi’.Namun kini, Clara hanya menatap wajah tampan itu sekilas lalu menundukkan pandangannya. Antusias dan kebahagiaan sebelumnya sudah tidak terpancar d
Setelah ulang tahun Nenek Anggasta, berita Edward telah menikah dan memiliki seorang putri berusia enam tahun dengan cepat menyebar ke seluruh kalangan kelas atas ibu kota.Vanessa memiliki banyak pelamar.Meskipun mereka tahu dia sudah bersama Edward, mereka tetap menolak untuk menyerah.Setelah mengetahui Edward benar-benar telah menikah dan memiliki seorang putri, pengagum rahasia Vanessa merasa kasihan padanya dan merasa dia diperlakukan tidak adil.Pada keesokan paginya setelah ulang tahun Nenek Anggasta, banyak dari mereka datang ke X-Tech dan mencoba membujuk Vanessa meninggalkan Edward.Dengan bantuan Pak Zaki dan karyawan lain, Vanessa dapat “diselamatkan” dari situasi tersebut.Berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh Internet.Seorang karyawan X-Tech tak kuasa menahan diri untuk menghela napas, "Meskipun aku pernah merasakan betapa populernya Bu Vanessa di Hari Valentin kemarin, aku nggak menyangka akan seheboh ini.""Iya, benar."Semua orang di X-Tech tahu Edward dan Van
Setelah itu, Gading lanjut bertanya, “Atau mereka sama sekali nggak tahu tentang masa lalu Clara?”Banyak orang dulu mengira Clara dan Dylan adalah sepasang kekasih.Sejak dia tahu Clara juga murid Prof Nian, Dani juga telah mengamati Clara dan Dylan. Dia pun menyadari bahwa tidak ada hubungan romantis di antara mereka.Dia tidak tahu apakah Ibu Lina berkata demikian karena dia benar-benar menyetujui hubungan Clara dan Dylan ataukah karena alasan lain.Tetapi tak peduli apapun alasannya, dengan pencapaian Clara saat ini, sekalipun dia benar-benar sudah menikah dan punya anak, dia tetap layak untuk siapa pun.Dani menjawab, "Mereka seharusnya sudah tahu."Gading melotot tak percaya, "Terus, kenapa mereka masih..."Sebelum selesai berbicara, dia tiba-tiba berhenti seolah teringat sesuatu dan berkata, "Jadi, Clara benar-benar menyukai Dylan dan sudah nggak mencintai Edward?"Tanpa menunggu Dani berbicara, dia tiba-tiba bereaksi dan berkata, "Pantesan dia tenang sekali waktu Edward mau men
Dylan terdiam.Sebelum dia sempat berbicara, Elsa menatapnya lagi dan berkata, "Sepertinya aku pernah dengar suara Om Dylan..."Saat liburan, Clara pernah berdiskusi dengannya dengan pengeras suara telepon selama beberapa jam.Pada saat itu, Elsa juga ada di sana.Jadi wajar saja dia merasa familier dengan suaranya.Namun Dylan tidak mengatakannya, dia hanya tersenyum dan berkata, "Oh iya?"Elsa mengangguk, "Iya."Dylan berkata, "Mungkin karena suara Om sangat biasa."Ketika Edward mendengar hal itu, dia menyentuh hidungnya yang mancung dan tersenyum.Dylan terdiam saja.'Apa yang dia tertawakan?''Emang lucu?'Para tamu datang silih berganti, dan Keluarga Anggasta masih harus menjamu tamu lainnya. Dylan dan keluarganya bersikap bijaksana dan tidak mengobrol dengan mereka lagi.Ada rumor di kalangan orang banyak bahwa Edward sudah menikah dan memiliki anak.Tetapi tidak seorang pun tahu apakah cerita itu benar atau tidak.Semakin banyak tamu yang datang, ketika mereka melihat Elsa yang
Hari ulang tahun Nenek Anggasta pun tiba.Karena Edward telah mengingatkannya, Elsa pun sudah mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk Nenek Anggasta sebelumnya.Ketika dia turun untuk sarapan, Elsa memberikan hadiah itu kepada Nenek Anggasta terlebih dahulu.Nenek menyipitkan matanya dan tersenyum, "Terima kasih, Elsa."Edward juga menyerahkan hadiah di tangannya kepada Nenek Anggasta, "Ini hadiah dari aku dan Clara. Selamat ulang tahun."Mendengar hal itu, Nenek Anggasta meliriknya.Sebelum dia sempat berkata apa-apa, pelayan datang sambil bawa dua kotak hadiah dan berkata kepada Nenek Anggasta, "Nyonya, ini ada kiriman dari Nenek Hermosa dan Bu Clara. Mereka bilang ini hadiah untuk Nyonya."Nenek Anggasta melihat, mengambilnya, lalu menatap Edward.Meskipun dia tahu ketika Edward mengatakan hadiah yang dia persiapkan adalah hadiah dari dia dan Clara itu hanya untuk membuatnya bahagia, namun dia tidak lagi memaksakan hubungan di antara mereka.Dia mendengus, "Clara sudah siapkan hadiah
Hari itu, Clara tinggal di rumah Keluarga Yunanda untuk minum teh dan bermain catur dengan Kakek Yunanda.Melihat Elsa benar-benar ingin kembali ke rumah Keluarga Hermosa bersamanya di malam hari, sore harinya, Clara cari kesempatan untuk kirim pesan kepada Edward, memintanya jemput Elsa kembali pada malam hari.Edward tidak membalas pesan yang dikirimnya.Dia pikir Edward tidak melihatnya.Setelah makan malam, Edward sendiri tidak muncul, tetapi mobil yang dikirim untuk menjemput Elsa tiba di rumah Keluarga Yunanda tepat waktu.Setelah Elsa masuk ke mobil dan pergi, Clara juga pergi.Minggu depan adalah ulang tahunnya Nenek Anggasta.Clara telah memutuskan untuk tidak hadir.Nenek Hermosa juga sudah memikirkannya dan merasa lebih baik bagi mereka untuk tidak hadir.Setelah membuat keputusan, Clara dan Nenek Hermosa menelepon Nenek Anggasta malam itu.Saat Nenek Anggasta menerima panggilan dari Clara, dia belum selesai makan.Kakinya hampir pulih dan dia pada dasarnya sudah bisa berjal
Clara masih ada di kantor. Melihat panggilan telepon, dia mengangkatnya, "Pak Dani?"Dani mendengar suaranya, tatapan matanya melembut, lalu dia berkata, "Tania sudah lama nggak ketemu kamu. Apa kamu punya waktu akhir pekan ini? Gimana kalau kita pergi keluar bersama?"Clara melirik data yang baru saja disortirnya di komputer dan berkata, "Aku nggak punya waktu dua hari ini. Gimana kalau minggu depan saja?"Mendengarnya berkata bahwa dia sedang sibuk, Dani menunduk dan berkata, "Nggak masalah, kalau gitu minggu depan.""Oke."Pikiran Clara sedang terfokus pada model data di komputernya, jadi dia berkata, "Kalau gitu, sudah dulu ya?"Dani berkata, "Iya."Clara langsung menutup telepon.Dia sibuk sampai lewat jam sepuluh malam sebelum meninggalkan Morti Group.Keesokan paginya, dia pergi ke rumah Keluarga Yunanda.Ketika Kakek Yunanda pergi ke luar negeri untuk memulihkan diri, Elsa sudah berusia lebih dari dua tahun.Elsa saat itu sangat imut dan sangat dekat dengan Kakek Yunanda.Kakek
Clara tidak tahu apa yang dibicarakan Edward dan Doni.Setelah makan dengan Dylan, Clara kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan.Pada hari Rabu, dia menerima telepon dari Kakek Yunanda yang memintanya untuk datang ke rumahnya untuk makan bersama di akhir pekan, dia juga berkata, "Elsa juga bakal datang."Clara mendengarnya, berpikir sejenak, lalu berkata, "Iya, Kek."Pada hari Jumat sore, ketika Clara sedang rapat, ponselnya tiba-tiba berdering.Dia hendak mengangkat telepon, tetapi orang yang menelepon malah sudah menutupnya.Clara masih dalam rapat, dan ketika dia melihat itu adalah nomor yang tidak dikenalnya, dia mengabaikannya.Orang yang meneleponnya tadi sebenarnya adalah Jennifer.Dia sudah resmi bergabung dengan Nainggolan Group sejak Rabu lalu.Dia menelepon Clara hanya untuk memberitahunya bahwa dia telah bergabung dengan Nainggolan Group dan akan menetap di ibu kota seterusnya.Namun, begitu dia menelepon, dia teringat perkataan Diana sebelumnya bahwa teman-teman Edw
Setelah berbicara seperti itu, Clara tidak lagi memandang Edward dan memalingkan mukanya.Edward melangkah maju dan mencoba menghentikannya pergi, tetapi pada saat itu ponselnya berdering.Dia keluarkan ponselnya dan melihat nama penelepon, lalu berhenti, menatap Clara masuk ke dalam mobil dan menjawab panggilan itu.Melihat Edward ingin menghentikan Clara, Dylan awalnya mau hentikan Edward, tetapi ketika dia melihat Edward mendadak menyerah, dia meliriknya, mendengus dan berbalik untuk masuk ke mobil Clara.Dylan sebenarnya tidak mengerti apa yang dibicarakan Clara dan Edward tadi.Setelah masuk ke dalam mobil, dia bertanya kepada Clara, "Dia minta kamu pergi ke mana?"Clara pun menceritakan tentang persiapan ulang tahun Nenek Anggasta.Dylan benar-benar tidak tahu Nenek Anggasta sedang mempersiapkan ulang tahunnya.Hubungan Keluarga Bramantyo dan Keluarga Anggasta memang tidak dekat, tetapi karena Nenek Anggasta sedang menyiapkan pesta ulang tahun yang megah, Keluarga Bramantyo sehar
Vanessa meletakkan ponselnya dan berkata kepada Lily, "Mungkin dia sedang sibuk. Aku telepon lagi nanti."Lebih dari setengah jam kemudian, dia menelepon Dani lagi.Kali ini, Dani mengangkat panggilannya, lalu Vanessa berkata, "Aku nggak ganggu, ‘kan?"Dani berkata, "Nggak."Sebenarnya, dia sudah melihat panggilan Vanessa yang pertama kali.Namun, dia tidak menjawab.Dia bertanya, "Ada apa?"Vanessa menjelaskan maksudnya, lalu Dani bertanya, "Kenapa kamu nggak masukkan dia ke perusahaannya Edward?"Ketika Vanessa mendengarnya menanyakan hal itu, dia mengangkat sudut bibirnya, tersenyum dan berkata, "Perusahaan Edward belum buka lowongan kerja akhir-akhir ini."Dani terdiam selama dua detik ketika mendengarnya, lalu bertanya, "Siapa namanya?""Jennifer Yolan.""Siapa?"Vanessa berkata lagi, "Jennifer Yolan."Dani berkata, "Oke, aku mengerti. Suruh dia untuk serahkan resumenya sesuai prosedur normal beberapa hari lagi."Mendengarnya, Vanessa tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Dani."T