Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir

Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir

Oleh:  Vanilla_Nilla  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
26 Peringkat
125Bab
6.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aira merasa dunianya hancur berkeping-keping saat mengetahui dirinya tengah hamil. Namun, alih-alih merasa bahagia, ia justru harus merasakan hatinya hancur karena kekasihnya menolak bertanggung jawab atas janin dalam perutnya. "Lebih baik kau gugurkan saja anak itu." Begitulah perkataan Michael yang membuat hati Aira sakit. Saat itu, tiba-tiba takdir mempertemukan Aira dengan seorang pria yang berjanji akan bertanggung jawab atas anak yang ada dalam rahimnya. Pria itu adalah Steven, seorang pekerja tukang kebun di rumah Aira. Steven, dengan kebaikan hati dan ketulusannya, menawarkan diri untuk menjadi ayah bagi anak Aira. Namun, siapakah sebenarnya Steven ini? Apakah ia benar-benar seorang tukang kebun biasa? Ataukah ada rahasia lain yang tersembunyi di balik identitasnya? Bagaimana perjalanan Aira dan Steven dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan ini?

Lihat lebih banyak
Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Vania Ivana
Mantap thor
2024-02-08 17:04:18
0
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca novel di bawah ini! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-08 10:07:24
0
user avatar
Adny Ummi
ayo, kak! lanjut teruus
2024-02-04 09:21:20
0
user avatar
Maesaro Ardi
kasihan sekali Aira, hamil disaat belum siap dan tidak tahu 🥲
2024-01-25 23:09:33
0
user avatar
Fii
aku suka ceritanya, semangatt
2024-01-25 18:48:21
0
user avatar
Laras_7779
Duh Aira, moga nggak digugurin
2024-01-25 17:20:31
0
user avatar
MAF_0808
aira ama steven aja deh aku setuju
2024-01-25 13:25:29
0
user avatar
Clau Sheera
aku penasaran banget sama identitas Steven. semoga Aira mendapatkan kebahagiaan.
2024-01-24 20:18:21
0
user avatar
Ms Iced Coffee
bintang 5 utk novel sekeren ini, bikin saya pgn baca lagi dan lagi
2024-01-24 17:05:29
0
user avatar
Amy_Asya
kasihan aira, penasaran siapa sebenarnya Steven ini
2024-01-24 09:58:32
0
user avatar
Miss_Pupu
bab-bab awal bikin penasaran.. ceritanya bagus thor.
2024-01-24 09:30:02
0
user avatar
LibraRahutia
kasihan Aira, lagi hamil malah mau ditinggal. lanjut Thor, ceritanya bikin penasaran.
2024-01-24 08:09:51
0
user avatar
Muthi Mozla
wah, bikin penasaran siapa Steven ini
2024-01-24 08:06:42
0
user avatar
Muezza
bagus ceritanya, buat penasaran
2024-01-24 07:56:35
0
user avatar
Queen
Ceritanya seru. Penasaran sama kelanjutan ceritanya. Semangat thor upnya.
2024-01-24 06:54:28
0
  • 1
  • 2
125 Bab
Bab 1. Kehamilan Yang Tak Diharapkan
Aira merasa gugup dan tegang. Tes kehamilan yang baru saja ia lakukan tergeletak di atas wastafel. Pandangannya terpaku padanya, dan detik-detik terasa berputar begitu lamban.Ketika ia akhirnya berani untuk melihat hasilnya, mata Aira terbelalak. Di atas ujung stik tes, terlihat dua garis merah yang sangat jelas. Hatinya berdebar kencang. 'Tidak mungkin,' gumamnya dalam hati. Aira sudah memeriksa stik itu berulang kali, tetapi hasilnya tetap sama."Ya Tuhan, aku tidak mungkin hamil, kan?"Perasaan shock dan kebingungan menyelimuti dirinya. Ia merasa seperti dunia seketika berhenti berputar. Aira yang masih berumur 23 tahun belum siap untuk menjadi ibu. Ia merasa cemas, takut, dan tidak tahu harus berbuat apa.Dengan tangan bergetar, Aira mencoba menghubungi kekasihnya, Michael untuk memberitahunya tentang hasil tes tersebut. Aira menggenggam ponselnya dengan tangan yang gemetar. Dengan suara yang penuh ketakutan, dia memanggil Michael, kekasihnya."H-halo, Michael," katanya perlahan
Baca selengkapnya
Bab 2. Permintaan Steven
"Kalau Michael saja tidak menginginkan bayi itu dan tidak mau bertanggung jawab. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab?!" Suara Anwar menggelegar mengisi seisi ruangan."Saya, saya yang akan bertanggung jawab atas bayi yang dikandung oleh Aira." Steven berkata dengan penuh keyakinan.Steven mengucapkan kata-kata itu dengan penuh keyakinan dan keberanian. Aira dan keluarganya memandangnya dengan ekspresi wajah yang begitu terkejut.Pasalnya, selama ini Aira begitu membenci Steven karena terlahir dari anak yang tak punya apa-apa.Kenyataan bahwa Steven, yang selama ini dianggap oleh Aira sebagai anak yang kurang beruntung, akan menjadi sosok yang bertanggung jawab atas bayi yang dikandungnya, adalah sebuah ironi yang tak terduga. Aira tiba-tiba merasa sangat kompleks dan bingung dalam pikirannya."Bagaimana mungkin? Kenapa kamu yang harus bertanggung jawab pada putriku? Bagaimana aku bisa percaya sama kamu? Bahkan hidupmu saja masih menumpang di rumahku!" Anwar berucap begitu lantang.
Baca selengkapnya
Bab 3. Kepergian Aira & Steven
"Steven," kata Anwar dengan tegas, "saya telah memberikan izin untuk pernikahan ini, tetapi sekarang saatnya bagi kamu dan Aira untuk memulai hidup baru bersama. Saya ingin kamu membawa putriku pergi dari sini."Deg!Perkataan ayahnya itu membuat tubuh Aira melemas. Jantungnya seperti sedang diremas.Sesak.Semua ini terasa begitu sesak baginya. Apakan ayahnya itu mengusirnya? Apakah dia sudah tidak ingin melihat wajahnya lagi?Seketika bulir hangat kembali lolos dari pelupuk mata Aira, wanita yang masih mengenakan kebaya itu begitu tak percaya, dan tubuhnya begitu melemah. Steven merasa cemas, tetapi dia mengangguk dan dengan hormat menjawab, "Baik, Pak Anwar. Kami akan segera pergi."Dian mendekat dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Steven, tolong jagalah Aira dengan baik. Kami selalu mencintainya, dan kami ingin yang terbaik untuknya."Steven tersenyum begitu manis. "Saya akan merawatnya sebaik mungkin, Bu Dian. Terima kasih atas kepercayaannya.""Pa, apa Papa mengusir Aira?" Ai
Baca selengkapnya
Bab 4. Menuju Kontrakan
Taksi meluncur di tengah lalu lintas kota, Aira dan Steven duduk di belakang sambil mencatat barang-barang apa saja yang akan dibelinya nanti.Sambil melihat ponselnya untuk mencatat keperluan apa saja yang akan ia beli nanti di minimarket, Steven berkata, "Nanti kita beli beberapa barang untuk keperluan di kontrakan, ya.""Terserah!" jawab Aira dengan nada ketus.Namun, tiba-tiba, sopir taksi dengan cekatan menginjak rem, membuat mereka berdua terguncang sampai kepala Aira terbentur kaca mobil."Awhh …!" rengek Aira kesakitan, "hati-hati dong, Pak, kalau nyetir! Sebenarnya bisa nyetir gak sih?" omel Aira kesal seraya menyentuh kepalanya yang sakit."Maaf, Mbak, ada halangan di depan. Sepertinya ada pohon tumbang." Sopir berkata dengan penuh penyesalan karena tiba-tiba mengerem dadakan mobilnya, sampai membuat penumpangnya terbentur pintu mobil.Steven memandang keluar jendela. Dan benar saja, sebuah pohon besar sudah menghalangi jalan mereka, dan beberapa kendaraan lain pun sedang be
Baca selengkapnya
Bab 5. Lelaki Miskin
"Kamu mengajakku tinggal di kontrakan kumuh dan berantakan seperti ini?"Aira tak habis pikir dengan apa yang sudah Steven berikan kepadanya. Aira berpikir bila Steven akan memberikannya tempat tinggal yang layak. Namun kali ini otaknya sulit mencerna, Steven malah mengajaknya ke tempat yang begitu menjijikan.Bagaimana Aira akan suka dengan tempat yang kotor dan banyak sekali debu-debu yang hinggap di kursi, lemari, lantai dan tempat lainnya. Apalagi banyak sarang laba-laba yang sudah hinggap di beberapa ruangan."Kontrakan ini memang sudah kotor, karena aku sudah beberapa bulan ini tidak tinggal di sini. Tapi kamu tenang saja, aku pasti akan membersihkannya."Steven masuk ke dalam ruangan untuk mengambilkan kursi. Sambil memasuki ruangan, Steven melihat sekeliling mencari kursi yang masih bisa digunakan. Dia melihat sebuah kursi yang cukup nyaman dan mengambilnya, lalu membawanya keluar ruang tamu.Steven meletakkan kursi yang sudah dibersihkan menggunakan lap di sebelah pintu. "Dud
Baca selengkapnya
Bab 6. Perasaan Steven
"Kenapa kamu terus saja membela dia?" kata Aira yang heran kepada satu sahabatnya itu, yang sedari tadi terus-terusan membela Steven."Karena aku cinta sama Steven, aku gak mau kalian terus saja menghinanya!"Suasana semakin tegang di antara mereka. Santi berdiri tegak, matanya berkilat menahan amarah. Dia tidak bisa membiarkan Steven terus dihina tanpa melawan."Kamu serius?" Fika bertanya dengan perasaan yang begitu tak percaya kepada Santi. Ia hanya berharap bahwa sahabatnya itu sedang bercanda.Santi mengangguk cepat, wanita tersebut begitu sangat percayaan diri. "Iya, aku memang sudah lama mencintai Steven."Aira memandang Santi dengan wajah terkejut yang sulit disembunyikan. "Hhh, apa? Kamu cinta sama Steven? Apa aku tidak salah dengar?" Aira bertanya dengan rasa heran yang begitu mencolok. Bagaimana mungkin seorang Santi, yang dikenal sebagai gadis cerdas dan elegan, bisa jatuh cinta kepada Steven, lelaki miskin yang tak memiliki apa pun?Santi tersenyum, membiarkan matanya mem
Baca selengkapnya
Bab 7. Kebohongan Santi
---"Apa?!" Aira membulatkan matanya sempurna ketika mendengar perkataan Santi. Dia merasakan hatinya berdegup kencang, mencoba memproses informasi yang baru saja didengarnya.Santi tersenyum manis melihat reaksi temannya. "Iya, Aira. Kami memutuskan untuk menjalin hubungan," ucapnya dengan penuh keyakinan.Nita dan Fika tak bisa menyembunyikan rasa kecewa mereka terhadap Santi. Mereka pikir bila Santi hanya bercanda saja tentang perasaannya terhadap Steven. Namun ternyata, sahabatnya itu benar-benar tidak bisa diberi nasehat."Aku tak percaya!" seru Nita dengan rasa sesalnya.Fika menganggukkan kepala sambil melihat Santi begitu heran. "Kalian berdua sudah jadian? Aku tidak tahu harus senang atau harus kecewa sama kamu, San."Aira masih terdiam, matanya memancarkan kebingungan yang jelas. Hatinya berdebar tak karuan, mencoba mencerna informasi yang baru saja dia terima. Steven, lelaki yang sudah menjadi suaminya, dengan begitu teganya membalas perasaan Santi, sahabatnya sendiri. Aira
Baca selengkapnya
Bab 8. Kesedihan Aira
Anwar menatap Aira dengan tatapan tajam yang membuat gadis cantik itu gugup. Ada ketegangan di antara mereka ketika Anwar akhirnya bertanya dengan suara tegas, memecah keheningan yang ada di antara mereka berdua."Untuk apa kamu kembali ke rumah, Aira?" tanya Anwar dengan nada serius.Aira memandang ayahnya dengan mata yang penuh harapan. Suaranya gemetar ketika ia mulai berbicara, mencoba memohon dengan nada yang penuh emosi. "Papa, Aira tidak ingin tinggal bersama Steven. Aira tidak ingin hidup di kontrakan yang sempit dan tidak layak. Aira ingin tinggal bersama Papa saja," ucapnya sambil terisak.Anwar menggelengkan kepala dan menatap Aira dengan tajam. "Tidak bisa," jawabnya tegas, sambil mempertahankan sikap angkuhnya."Tapi, Pa!"Anwar tetap pada pendiriannya. "Tidak ada alasan Aira. Kamu sudah menikah dengan Steven, kamu harus tinggal bersamanya!" jelasnya dengan suara yang tak terbantahkan.Aira merasa bingung dengan hidupnya yang tak menentu setelah pernikahannya dengan Steven
Baca selengkapnya
Bab 9. Dihadang Para Preman
Aira berdiri di tepi danau, matanya memandang keindahan air yang tenang di malam hari. Bulan purnama bersinar terang, memantulkan cahaya gemilang di permukaan air. Suara lembut angin malam menyusuri rambutnya, membawa sedikit kesejukan dalam suasana yang terasa terlalu panas. Namun, meskipun alam di sekelilingnya begitu tenang dan indah, hati Aira terasa begitu berat dan penuh dengan rasa sakit. Beberapa waktu lalu, kehidupannya berubah secara mendadak. Dia terpaksa menghadapi kenyataan pahit ketika orang tuanya memutuskan untuk menyuruhnya tinggal bersama Steven.Keputusan itu menghantamnya begitu dalam. Aira tidak pernah membayangkan bahwa dia akan mengalami hal seperti ini, terutama dari orang-orang yang seharusnya melindunginya. Meskipun begitu, dia juga tahu bahwa dia tidak bisa mengubah keputusan orang tuanya.Aira menghela napas dalam, mencoba untuk menguatkan hatinya sendiri. Dia mencari tempat untuk berteduh, mencari pemahaman, mencoba mencari jalan keluar dari situasi yang b
Baca selengkapnya
Bab 10. Tanda Lahir
"Berani-beraninya kalian mencoba melukai seorang wanita!" teriak lelaki itu dengan suara yang menggelegar.Para preman terkejut dan menghentikan cengkramannya pada Aira. Mereka memandang pria muda itu dengan tajam."Siapa kau, berani menghentikan kami?" ejek salah satu preman dengan nada merendahkan.Steven tidak bergeming, matanya tetap fokus pada para preman. "Aku suaminya, aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti istriku. Lepaskan dia sekarang juga!" titah Steven dengan nada yang lebih tegas lagi.Namun, satu di antara preman itu memutuskan untuk mencoba lagi. Dengan sikap yang menantang, dia melangkah mendekati Steven. "Kau pikir kami akan takut?" ancamnya sambil mencoba untuk menendang ke arah Steven.Tetapi Steven dengan cepat menghindar, dan dengan gerakan yang lincah, dia membalas dengan pukulan yang mengenai perut preman itu.Bugh!Sang preman terguncang, nyaris kehilangan keseimbangannya.Para preman lainnya segera bereaksi, mereka melontarkan pukulan dan tendangan ke arah
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status