Pesan WA Dari Janda Sebelah

Pesan WA Dari Janda Sebelah

Oleh:  Nurja  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Gara-gara seorang janda sebelah rumah. pernikahanku harus berada di ujung tanduk. perselingkuhan suami dan wanita sun-dal tersebut membuat anakku terpaksa menelan pil pahit perpisahan kedua orang tuanya.

Lihat lebih banyak
Pesan WA Dari Janda Sebelah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
16 Bab
1. Janda Sebelah
PESAN WA DARI JANDA SEBELAH[Makasih loh, Mas. Kamu udah mau mampir nyicipin hasil masakan aku.] [Sama-sama, cantik. Lagian, masakan kamu tuh enak banget. Beda sekali sama masakan Meisya istriku. Dia nggak becus masak. Bikin apa-apa selalu hambar. Kadang malah suka keasinan.] [Besok mampir lagi ya, Mas. Nanti aku masakin rendang spesial buat kamu.][Siap, cantik.] Balas Mas Ridho disertai emotikon kiss.Aku kaget setengah mati membaca pesan yang ada di gawai suamiku. Tega sekali dia berbalas WA mesra dengan wanita lain. Padahal, nomor itu diberi nama Parman Ojol. Sungguh, ingin sekali kubogem wajahnya biar tahu rasa!Tahan Meisya! Jangan keburu terbakar dengan kelakuan buruk suamimu. Justru, sekaranglah saat yang tepat untuk membuat lelaki tak tahu diri itu akan menangis darah.Dengan perasaan tak karuan. Aku kembali meletakan ponsel Mas Ridho di atas nakas. Gemercik air dalam kamar mandi masih terdengar. Itu tandanya kalau ia masih mandi.Gegas, kaki kuayunkan ke arah dapur. Lalu m
Baca selengkapnya
2. POV Ridho
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPART 2POV RIDHO "Duda …," gumamku pelan. Pasti si Sena dah itu. Ngapain sih, Meisya pakai acara kasih dia makanan. Nggak tahu apa, kalau suaminya sendiri lagi kelaparan. Menyebalkan! Kalau tahu bakalan begini, mendingan tadi aku makan aja di rumah Marimar, si janda anak satu yang bodynya aduhai bikin meleyot.Selera makanku langsung sirna. Ketika yang tersaji di atas meja cuma tumis tauge dan nasi saja.Aku terduduk. Lantas meneguk segelas air karena tenggorokan ini mendadak panas."Besok-besok, kalau mau kasih makanan ke tetangga. Kira-kira dong, lihat dulu suami udah makan apa belum," kataku sembari melirik Meisya yang tengah memberikan susu pada Arga putra kami."Lah, kan aku tadi udah bilang, Mas. Kalau aku tadi masak sop buntut sama iga. Kamu 'kan ada kolesterol, terus aku masaknya juga keasinan. Makanya aku kasih makanan itu ke Bang Sena," jawab Meisya tanpa merasa bersalah sedikit pun.Heran sama dia. Masa tetangga lebih penting dari suami. Yang c
Baca selengkapnya
3. Duda Tak Tau Etika
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 3Pov RidhoAku bangkit dan bergabung dengan obrolan yang membuat kupingku panas."Eh Sena, pagi-pagi udah rapi aja," sapaku ramah. Seolah aku care sama dia. Padahal, dalam hati aku gedek setengah mati."Iya, Mas. Bentar lagi mau berangkat kerja. Kalau gitu, aku pamit dulu ya, Mas Ridho sama Meisya." Baru saja aku menyapa. Si Sena pamit untuk pulang. Aku tahu, dia pasti takut kesaing 'kan kegantengannya. Secara, dari segi mana pun aku tetaplah yang paling tampan."Eh, Ibu-Ibu, itu ada duda kembarannya So Joong Ki. Noh lihat, bikin meleleh.""Aduh, meleyot ini hati lihat wajahnya yang bikin berbunga-bunga seperti riba.""Pengen tak jadiin mantu deh dia. Biar duda nggak pa-pa, yang penting duren sawit hihihi."Aku berdecak kesal. Obrolan dari Ibu-ibu yang tengah belanja sayur mayur itu tak hentinya memuji Sena yang sedang lewat.Padahal, menurutku dia biasa saja. Ibu-ibu itu saja yang lebay. Kayak nggak pernah lihat orang ganteng aja.Meisya melangkah k
Baca selengkapnya
4. Anak Bos Besar
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 4"Lu kenapa mangap mulu, Dho? Kesambet lu?" bisik Ridwan pelan.Dia memang berdiri di sampingku. Jadi leluasa untuk kami gibah bersama. Apalagi, tempat kami berdua yang berada di belakang. Amanlah si Sena nggak lihat. Kalau pun Sena lihat, malu gengsi aku jadi bawahan duda itu."Diam lu!" balasku juga berbisik.Mataku sambil mendelik melihat ke arah Sena yang sedang di sisi bapaknya. Pria tinggi semampai itu memakai kacamata hitam dengan balutan kemeja yang senada dengan warna celananya. Hitam-hitam semua, udah kayak mau ngelayat aja dia pakaiannya. Nggak style banget.Desis-desis pegawai wanita tak hentinya berbisik dengan tatapan mengarah pada Sena. Hih, dasar wanita! Lihat yang bening dikit udah nggak bisa berpaling. Gantengan juga gue di sini."Selamat pagi semua," sambut Sena setelah melepas kacamata lalu diselipkan di kancing kemejanya."Pagi, Pak," jawab kami serentak."Perkenalkan, saya Adi Sena. Atasan baru kalian yang akan sepenuhnya mengam
Baca selengkapnya
5. Berubahnya Meisya
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 5"Meisya …," ucapku tertahan. Nggak mungkin juga aku memanggilnya disituasi begini."Mohon dibantu kerja samanya ya teman-teman. Kalau misalkan ada sesuatu yang belum saya pahami. Tolong dibimbing, dan jangan bosan berteman dengan saya ya," tutur Meisya berdiri tegap. Senyum manis itu selalu menghiasi bibir tipisnya yang berbalut gincu warna merah berani.Penampilan Meisya berubah 180 derajat ketika di rumah dan sekarang berdiri di depanku. Biasanya, rambut Meisya selalu hitam lurus. Tidak pernah dicat sama sekali. Tapi sekarang, gaya rambutnya saja sudah berubah. Ia malah mirip bule tapi wajahnya lokal. Kesan manis pada wajah baby face Meisya makin terpancar. Aura berkelasnya muncul dengan gaya bicaranya yang humble namun tak mengurangi kesan serius. Aku begitu terpanah melihatnya, baru kusadari, ternyata Meisya bisa secantik itu. Ingin sekali aku menghambur memluk pinggang ramping Meisya dan mendaratkam kecupan lama di pipinya. Oh Meisya, kau begi
Baca selengkapnya
6. Kalap
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 6"Cukup!" Meisya memekik.Plak!Ia menampar pipiku keras.Meisya membantu Sena untuk berdiri tegak. Lelaki itu memegangi area pinggir bibirnya. "Ayo kita pergi." Kuraih tangan Marimar. Dan lekas mengajaknya meninggalkan kafe.Sekilas, aku dan Meisya saling tatap. Namun, jarak yang terus memangkas membuat ia kembali fokus pada Sena.*"Mas, kok kamu milih keluar dari perusahaa itu sih?" Baru saja aku dan Marimar tiba di rumahnya. Ia menanyakan hal yang memancing kembali emosiku."Kamu mau aku terlihat memalukan harus mengemis pada Bos kepar4t itu?" jawabku sembari bersandar di sofa."Bukan gitu, Mas. Terus kamu kerja di mana lagi dong? Sekarang nyari kerja susah, Mas. Dan di situ salah satu perusahaan yang gajinya gede." Marimar terus saja mengomel. Membuat kepalaku makin pusing."Nanti aku cari kerja yang lain lagi. Sekarang aku mau selesaikan masalahku sama Meisya dulu." Kuhela napas lantas mengembuskannya ke udara. Agar sedikit mengurangi beban di
Baca selengkapnya
7. Lepaskan!
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 7Kutarik paksa baju Meisya di bagian dada hingga sobek.Kali ini, dia nggak akan bisa melawanku. Emangnya enak, berhari-hari didiemin nggak dikasih jatah. Sekarang lihat saja, kalau aku sudah bergerak. Tamatlah riwayatmu Meisya!Tatapan kami saling beradu. Aku menyeringai bagai serigala yang hampir menikmati mangsa. Wajah Meisya yang tadi ketakutan, sekarang malah mendongak padaku.Bugh!Aku meringis. Kala sebuah tendangan mendarat di area kejantananku.Gerakan Meisya tadi sangat cepat. Tak kalah cepatnya dari kilat.Tubuhku terhuyung mundur. Sembari memegangi area selakangan. Rasa sakit luar biasa hingga membuat bibir ini berdesis menahan."Sakit nggak? Mau lagi? Jangan macam-macam kamu, Mas! Kamu lupa ya, kalau dulu aku pernah jadi atlet Karate." Ia mencibir. Sedikit merunduk melihat aku tengah kesakitan terlihat membuat wajahnya senang.Baju Meisya yang terkoyak hingga memperlihatkan dada bagian atasnya. Ia busungkan seperti pemenang."Me-Meisya! T
Baca selengkapnya
8. Nasibku
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 8Wanita melambaikan tangan ke arah mobil. Setelah Sena datang membuka pagar.Dua orang paruh baya ke luar dari pintu mobil. Lalu turut masuk ke rumah Sena.Ya elah, aku kira itu si Sena mau berduaan. Ternyata enggak. Gagal deh aku balas dendamnya. Argh! Terus gimana ini nasibku? Aku harus tidur di mana?Tak lama, kulihat Marimar barusan ke luar dari rumah sambil menelepon.Posisiku yang berada di dekat tiang listrik tidak kelihatan kalau dari depan rumah Marimar. "Halo, Mas. Jemput aku di pertigaan depan ya,", ucap Marimar dengan telepon genggamnya.Aku tak dapat mendengar jelas suara orang yang sedang berbincang dengannya."Tenang aja, nanti kalau tarifnya sesuai aku pasti mainnya bakal hot" tukasnya lagi.Apa maksud Marimar? Dia teleponan sama siapa kok ngobrolnya gitu amat.Ia mengayunkan kaki menuju jalan raya pertigaan. Kutinggalkan koper dan aquarium ini untuk mengikuti langkah Marimar.Setelah sampai. Mobil Alphard berwarna hitam terparkir di
Baca selengkapnya
9. Karma
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 9Perasaanku tak karuan. Wanita yang dimaksud itu jangan-jangan …. Marimar. Tapi, nggak mungkin dia bekerja kayak begitu.Ting!Bunyi ponsel yang bukan punyaku menjeda obrolan Sena dengan Zain.Zain menatap benda gepeng tersebut."Sena, aku pergi dulu ya. Timku udah ngumpul di depan. Mau siap-siap penggrebekan," ujar Zain. Lalu memasukan ponselnya ke saku celana."Iya, Zain. Selamat bertugas ya," balas Sena. Kedua lelaki itu bersalaman gaul ala anak jaman sekarang."Em, Zain! Kita boleh ikutan nggak? Soalnya, kayaknya aku kenal sama yang bersangkutan," sergahku. Semoga Zain memperbolehkan."Kayaknya nggak bisa deh, Mas. Soalnya ini ….""Ayolah, Mas. Saya mohon," kataku memelas."Bolehin ajalah, Zain. Dia ini teman aku." Sena menyahut. Dan akhirnya Zain mengizinkan."Iya, udah." Zain menghela napas. Kelihatan sekali kalau dia terpaksa mengiyakan. Tak apa, yang penting aku bisa melihat sendiri nanti. Siapa wanita yang jadi buronan itu.Aku dan Sena menge
Baca selengkapnya
10. Lagi ngambek aja
PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 10"Itu bukan karma! Tadi … Meisya cuma lagi ngambek aja," elakku. "Emangnya aku percaya? Ya jelas enggaklah, Mas. Udah ya, mendingan sekarang Mas Ridho turun dari mobilku. Atau aku kunci nih?!" Duda satu ini sudah berani mengancam. Sial, aku nggak bisa berbuat apa-apa lagi selain menuruti perintah Sena."Iya, ya!" Aku ke luar. Lalu menutup pintu mobil dengan kasar.Hih! Biar rusak sekali tuh pintu! Batinku geregetan.Pagar rumah Sena terbuka sendiri. Ya, aku tahu kalau dia pakai remote control.Masalahnya cuma satu. Sekarang aku harus tidur di mana?Sena nggak ngebolehin aku nginep di rumah dia. Lalu Meisya, dia pasti juga bakalan ngusir aku lagi kalau balik ke rumahnya. Dan Marimar, wanita itu malah ternyata cewek nggak benar. Sumpah, nyesel banget kenal janda satu itu.Aku melangkah gontai. Kembali ke koper dan akuarium yang ternyata masih utuh berada di tempatnya. Lagian, siapa juga yang mau nyolong dua benda tak berharga itu.Botol bekas air min
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status