Preman Kampung itu Suamiku

Preman Kampung itu Suamiku

last updateLast Updated : 2025-01-08
By:  Fadila_mlaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
57Chapters
537views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Malika harus terpaksa menerima desakan para warga untuk menikahi seorang pria asing yang di kenal sebagai preman di kampungnya yang suka membuat obat dan doyan tawuran.

View More

Chapter 1

Bab 1

"Malik ke mana, Bu. Udah jam segini juga kok belum pulang dari mesjid. "

Seorang gadis muda dengan hijab Merah muda menoleh ketika pintu kamar terbuka lebar, wanita paruh baya yang di ajaknya berbicara adalah Saidah- ibunya.  Dan pemuda yang ia tanyakan namanya Malik saudara kembar Malika yang lahir lima belas menit setelah nya.  

"Biasa lah kayak nggak tau adikmu aja. Kalau nggak keluyuran yah nongkrong nggak jelas di warung kopi. " Omel Saidah yang mengambil langkah mendekati meja makan, Malika sudah menyiapkan sarapan sejak pagi tadi. Malika  tidak ikut  shalat berjamaah karena berhalangan. Makanya tidak bisa mengontrol adiknya itu pulang bersama. Padahal biasanya saat makanan siap, mereka sudah berkumpul tanpa harus menunggu anggota keluarga yang lain. 

"Ini pasti ulah si Bagas. Ia sudah meracuni pikiran adik kamu makanya jadi sering ngebantah perintah Ibu dan kakaknya. Semenjak kehadiran Bagas di kampung kita suasana kampung menjadi kacau dan nggak tenang. "

Malika tersenyum menanggapi. Malik bukan sosok pemuda yang nakal. Ia masih  tau batasannya. Masih sering pergi berjamaah. Tapi Malika juga risau kalau di biarkan bergaul dengan Bagas tidak menutup kemungkinan Malik juga akan menyalahi aturan. Bagaimanapun Bagas itu bukan warga asli 

Desa Wonosari. Ia yang datang entah dari mana memang mengontrak salah satu kosan dua pintu yang di tinggalkan almarhum Ayah Malika di sisi kanan dari dua jengkal rumahnya. 

Dua bulan lalu, Saidah terpaksa mengontrakkan salah satu rumahnya kepada Bagas. Yang saat itu membutuhkan biaya kelulusan Malika dan Malik yang bersamaan. Kini Malika sudah bekerja, sikit banyaknya ia bisa membantu kebutuhan Keluarga nya dengan gaji itu. 

"Nanti Lika akan bicara ke Malik soal ini. Ibu nggak usah banyak pikiran. " Ujar Malika seraya mengusap punggung wanita paruh baya itu yang masih saja cemberut memikirkan putra semata wayangnya yang entah kemana. 

Setelah selesai sarapan, Malika berniat untuk mencari keberadaan Malik di sekitar kampung. Sekaligus Saidah nitip belanja sayur ke warung mbak Entin. 

"Nanti jangan lupa kalo lihat adik kamu suruh pulang. Dia belum makan apapun sejak pagi. Ntar masuk angin, sakit. Biaya lagi ke puskesmas. Pusing ibu mikirnya. Pengeluaran bulan ini sudah terlalu banyak. Jangan bebani ibu. Kamu tau sendiri, Malik itu belum kerja sekalipun semenjak lulus"

Saidah memperingatkan ketika langkah Malika menapak keluar dari pintu ruangan. "Iya Bu, Malika akan sampek-in. Pergi dulu yah Bu. Assalamualaikum.." Pamit Malika setelah mencium punggung tangan Saidah takzim.

"Wa'alaikumsalam.." 

Saidah kembali masuk ke rumah setelah memastikan anak gadisnya itu pergi. 

Malika tersenyum ramah menyapa beberapa warga desa yang berjalan berpapasan dengannya. Ketika ia hendak ke warung mabk Entin, tiba-tiba terdengar pengumuman dari masjid. Bukan perihal duka melainkan pemberitahuan kepada Saidah dan keluarganya untuk datang menjemput Malik dan Bagas yang di temukan babak belur tak sadarkan diri di perbatasan kampung sebelah. 

Malika yang sudah memilih sayur bayam dan cabe rawit pun meninggalkan belanjaannya begitu saja. Niat belanja Malika sirna mendengar kabar buruk itu.

Lari tunggang langgang  ke arah mesjid untuk memastikan keadaan Malik.

Malika tidak perduli jilbab yang dikenakan sudah compang camping di terpa angin yang berhembus kencang ketika berlari. Roknya juga kotor sebab Malika sudah tidak memperdulikan langkahnya yang menginjak comberan yang menggenang di setiap ruas jalan. 

"Assalamualaikum.. " seru Malika dengan nafas terengah berdiri di ambang pintu.  Malika berusaha menetralkan detak jantungnya, namun pandangannya tak lepas menyisir seluruh ruangan mencari keberadaan Malik yang katanya terluka dan tak sadarkan diri. 

Seketika beberapa bapak-bapak yang ada di sana menoleh ke arah Malika. Kemungkinan mereka yang menemukan Malik dan Bagas di perbatasan kampung sebelah. 

Malika terkejut, ternyata bukan hanya adiknya yang terlibat perkelahian.  Beberapa remaja lain di kampung itu  yang Malika kenal satu per satu wajahnya turut memenuhi seisi ruangan.  Kondisi mereka cukup memprihatinkan, ada luka lebam yang terlihat di sekitar wajah. Dan para orang tua yang menjawab salam Malika barusan kemungkinan adalah kerabat dekat dari si korban aksi tawuran. 

Malika berlari mendekati seseorang yang berbaring ditutupi kain putih. Hanya Malik dan Bagas yang tidak terlihat disana. Kemungkinan salah satu dari mereka sudah tiada. Malika berpikir kalau mayat di depannya adalah Malik, adiknya.

Air matanya perlahan luruh. Tetes demi tetes jatuh membasahi kain putih yang menutupi jenazah itu.

"Malik.. hiks, hiks.. kenapa bisa secepat ini, Kamu nggak ada. Jangan tinggalin aku sendiri Lik, bangun..  "

Malika sedikit mengguncang tubuh itu, tangisannya pecah ketika mendapati kenyataan kalau adik kesayangannya itu telah merenggang nyawa sebab insiden perkelahian itu. Dalam hati ia menyalahkan Bagas, dia lah yang harus bertanggung jawab atas musibah yang menimpah keluarganya. 

"Malik !! Aku mohon bangun, Lik."

Disela isak tangisnya yang tidak kunjung reda. Sebuah telapak besar menyentuh pundaknya. Malika terkesiap mendongak ke belakang dengan perasaan jengkel. Bisa-bisanya di situasi berduka begini, orang itu iseng  mengganggu nya. 

Terpaksa air mata yang tadi keluar ia usap cepat, berusaha menyelaraskan penglihatan Malika yang tertutup embun yang menggenang di sudut matanya.

"Pak ustadz, ada apa Pak. " Tanya Malika tak mengerti. 

"Kami mau memandikan  jenazah ini sebentar mbak Malika, boleh. "

Malika mengangguk "Boleh Pak Ustadz. Tapi boleh izin ikut, sebagai seorang kakak saya tentu berhak memandikan jenazah adik saya, Malik. "

Pak Ustadz Yusuf pun menautkan kedua alisnya heran. Jari telunjuk nya ia arahkan untuk menggaruk pelipisnya sebelum berkata "Tapi jenazah ini bukan Malik, mbak. Tapi Pak Seno yang meninggalkan karena serangan jantung ngelihat anaknya yang ikut tawuran."

Anak Pak Seno yang berdiri di samping Pak Ustadz Yusuf pun mengangguk membenarkan. Wajah penuh benjolan yang membuat siapa saja yang melihat merinding ngeri. Malika saja sampai berpaling untuk menghindari kontak dengan pria itu

Malika bangkit dari posisinya dan menatap  pria dewasa dengan wajah seriusnya. 

"Pak Ustadz yakin. " Tanya Malika. Ia masih ragu dengan ucapan Pak Yusuf yang mengatakan kalau jenazah itu bukan Malik. 

"Sangat yakin. Kalau mbak Malika masih tidak percaya. Mbak Malika bisa mengeceknya sendiri. " Pak Ustadz seolah memerintah Malika bertindak

Sumpah demi langit kejatuhan meteor, baru kali ini Malika di suruh ngelihat jenazah seseorang. Ayahnya yang mendahuluinya saja ia tak berani melihat. Apalagi adik atau orang lain.

Ketakutan Malika menjadi-jadi ketika tangannya hampir menyentuh kain putih di depannya. Sangkin pengecutnya posisi Malika setengah merunduk. Wajahnya ia palingkan ke arah lain. 

"Tunggu mbak. Gimana kalau saya ikut membantu. Nggak etis kalau ngelihat jasad bapak saya kayak orang jijik begitu "

Anak Pak Seno komplain dengan kelakuan Malika. Lantas Malika bergerak mundur memberi anak Pak Seno ruang untuk berdiri di sebelahnya. Dalam sekejap kain sudah pemuda itu singkap hingga terpampang jelas wajah Pak Seno yang terbujur kaku di depan sana. 

Malika sontak terkejut. Kalau jenazah itu bukan Malik lalu kemana anak nakal itu sekarang??

Batin Malika bertanya-tanya

Next??

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Fadila_mla
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian readers
2025-01-06 12:47:02
0
57 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status