Mag-log inRavangga Megantara, cowok culun yang terkenal di sekolahannya. Pendiam, suka dibuly oleh teman-teman ataupun kaka kelas. Selalu dicaci maki oleh para guru karena tidak pernah mengerjakan tugas dengan benar. Berjemur di lapangan setiap hari hoby Rava yang sudah melekat. Bahkan seluruh murid seakan sudah hapal aktivitas yang akan Rava lakukan. Hingga seorang gadis sudah muak karena melihat Rava diperlakukan tidak layak. Maka dari itu ia mempunyai misi untuk membantu Rava agar bisa berubah. Apakah gadis cantik itu mampu membuat Rava berubah untuk jauh lebih baik lagi? Hayuk kepoin kisah mereka "Mau sampai kapan hidup lo kaya gitu? Bangun jangan jadi pecundang! Hadapi semua orang yang udah pernah buly lo, buat mereka bertekuk lutut dihadapan lo, gue yakin cowok banci kaya lo bisa!" _Regina Ancella_
view moreGina duduk di halte ia menunggu Rava yang sedang mengambil motor di parkiran. Lima menit kemudian Rava keluar dari pekarangan dan Gina segera duduk di atas motor milik cowok itu. Saat hendak pergi mereka mendengar suara cempreng seseorang cewek yang berlari mengejar keduanya. "RAVA! TUNGGUIN GUE," suara Vania terputus-putus karena mengejar Rava dari parkiran. Saat ia baru saja keluar dari toilet justru melihat sosok Rava yang menaiki motornya keluar kelas. Dengan cepat Vania mengejar sampai di luar gerbang. Beruntung cowok itu belum pergi jauh. "Gue mau ikut bolehin yah?" rengek Vania menatap Rava dengan memohon. Gina yang melihat itu memutar bola matanya malas. Ia menepuk pundak Rava agar menjalankan motornya. Namun respon cowok itu justru terdiam, seakan bingung dengan kondisinya sekarang. Memilih antara pergi dengan Gina atau meninggalkan Vania di sekolahan sendirian. Sebenarnya ia bisa saja pergi dengan Gina tanpa memperdulikan Vania, yang setatusny
Gina geram mendengar balasan dari gadis di depannya. Ia bangkit meninggalkan keduanya yang terdiam, tanpa berpamitan pada Rava Gina keluar dari kantin. Hanya meninggalkan uang untuk membayar bubur dimeja.Rava berganti menatap Gevania yang tersenyum lebar tanpa dosa. Rava memutar bola matanya malas, sepulang sekolah nanti ia akan membujuk Gina agar memaafkanya lagi."Sorry yah Van, gue males lagi ngomong sama lo. Gina marah karena ucapan lo tadi, sama aja lo ngerusak hubungan gue sama dia. Dan inget dia senior lo! Jaga sopan santun," Setelah mengatakan hal itu Rava bangkit ia sudah mengatakan pada bu Ceci untuk membayarkan bubur ayam. Rava berjalan keluar dari kantin, Gevania masih mengekorinya dari belakang.Tanganya di cekal oleh gadis itu hingga berhenti, dari arah berlawanan ia melihat Dion dan segerombol temanya. Rava meneguk salivanya berulang kali, dengan cepat ia menepis tangan Vania."Pergi sana jangan gangu gue," ujar Rava hendak berbelok
Setelah berkutik dengan rumus-rumus selama hampir dua jam. Rava menyelesaikan yang pertama, Rava bangkit memberikan soal itu pada pak Harjo dan keluar kelas. Jam istirahat lima menit lagi berbunyi, tujuannya saat ini pergi ke kantin dan menemui bu Ceci untuk membantu mencuci piring.Saat ulangan tadi Rava sangat serius dan teliti. Ia sudah tiga kali mengerjakan soal itu hingga semua jawaban ia anggap benar. Semoga saja pengumuman nanti di grub kelas Rava mendapat nilai tinggi ia tidak ingin mengecewakan Regina dan Melinda.Langkahnya terhenti di kantin, ia melihat Gina sedang berbicara pada bu Ceci, Rava mendekati keduanya. Gina tidak melirik Laki-laki itu sama sekali, berbeda dengan Rava yang sudah menebar senyum pada Gina maupun Bu Ceci."Gimana ulangan pagi ini? Dibolehin sama pak Harjo?" tanya Bu Ceci menggoda Rava yang tersenyum malu."Dibantuin sama Gina juga bu, kalau nggak yah udah daritadi aku kesini. Rava langsung cuci piring aja yah ke belakang
Sinar mentari menerobos jendela di kamar Rava yang semalam tidak dikunci. Rava terbangun karena pantulan sinar matahari. Ia bangkit untuk segera mandi, pagi ini Rava akan menjemput Gina untuk berangkat sekolah bersama.Selesai mandi Rava memakai seragam sekolah, menyisir rambut dan memakai kaca mata yang baru semalam di berikan oleh Melinda. Rava keluar kamar ibunya yang sedang menyiapkan sarapan untuk pagi ini."Selamat pagi bu, mau Rava bantuin?" tanya Rava hendak membantu Melinda yang sedang menumis kangkung dan tempe goreng. Menu sederhana Rava pagi ini sangat menggiurkan. Setelah matang ia dan Melinda makan dengan khidmat hanya berdua, Jiyo Ayahnya sedang bekerja di pabrik. Satu minggu sekali akan pulang.Rava cukup kangen dengan Ayahnya yang lama tidak pulang. Biasanya mereka akan makan bersama kadang juga berkebun ketika sore hari. Ia sangat merindukan sosok pahlawan itu."Nanti kalau kamu dapet nilai 100 ibu kasih uang lebih buat jajan hari
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Rebyu