Suami Dadakanku CEO Tampan

Suami Dadakanku CEO Tampan

By:  Kayinkayinn  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
15 ratings
24Chapters
291views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Harum dan Dewa dijodohkan oleh kedua orang tua mereka! Perempuan itu jelas tak merasa nyaman karena suaminya itu 'KOLOT'. Tapi, lama-kelamaan, Harum menemukan sisi manis dan menggemaskan dalam diri Dewa yang dewasa. Lantas, bagaimana kisah keduanya? Apakah Harum akan bertahan dan berusaha sepadan dengan CEO Tampan itu?

View More
Suami Dadakanku CEO Tampan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Saraswati_5
ceritanya bagus dan buat penasaran, semangat terus up-nya
2024-01-27 11:35:49
1
user avatar
Sun fatayati
bagus ceritanya, semangat Thor..
2024-01-26 14:05:40
1
user avatar
Rosa Rasyidin
ditunggu kelanjutannya
2024-01-26 08:54:56
1
user avatar
DLaksana
ceritanya menarik ..lanjut
2024-01-26 04:18:05
1
user avatar
Amih Lilis
Seru banget ceritanya ....
2024-01-26 03:27:29
1
user avatar
Sari N
semangat up nya kak. bagus loh ini alur ceritanya
2024-01-25 23:39:23
1
user avatar
My_ndrati
So sweetlah dewa walaupun kaku
2024-01-25 20:03:07
1
user avatar
Trinagi
jodohnya tua tapi tampan. yess
2024-01-25 19:12:50
1
user avatar
Tifa Nurfa
seru kisahnya, maraton baca nih, semangat buat kak author
2024-01-25 18:48:26
1
user avatar
Rianoir
cerita yang menarik. semangat kak
2024-01-25 17:30:44
1
user avatar
Cha
Harumnya kelihatan polos, dan Dewanya santai banget. Menarik sekali. Terus semangat ya, nulisnya.
2024-01-25 16:30:08
1
user avatar
Rich Mama
Seru kisah Harum dan Dewa. Baca kuy
2024-01-25 16:08:43
1
user avatar
Strrose
Keren thor ceritanyaaa. Rajin update yaa thor biar tau kelanjutannyaaa
2024-01-25 15:51:43
1
user avatar
Els Arrow
Sangat bagus. enak dibacanya. Ayo up yang banyak thor, aku ikutan gemes sama Harum.
2024-01-25 14:32:01
1
user avatar
Riri Rimausa
Cerita yang menarik, alurnya pun halus. Pemilihan katanya juga mudah dipahami, jadi nggak sabaran menunggu bab selanjutnya. ... Semangat Thor .........
2024-01-17 20:27:13
1
24 Chapters
Mawar Putih
“Apa? Dijodohkan? Harum beneran dijodohin?" teriak Harum yang begitu terkejut ketika kedua orang tuanya menjelaskan, dan menceritakan tentang perjodohannya secara tiba-tiba, dengan salah satu pria yang menjadi anak dari sahabat baik kedua orang tuanya.“Iya. Rum. Sejak kamu masih kecil, sebenarnya kamu sudah dijodohkan dengan anak dari Tante Sinta juga Om Rama,” tutur sang ibu menjawab pertanyaan anaknya, dan mulai berharap-harap cemas menunggu pernyataan anak gadisnya.“Tapi, Mih. Mamih kan tahu sendiri kalau Harum punya pacar. Terus, kalau Harum dijodohin, gimana nasib hubungan Harum sama Haris?” katanya kembali yang merasa keberatan dengan keputusan sepihak kedua orang tuanya. Apalagi, berita ini datang begitu tiba-tiba.“Kamu harus secepatnya putuskan Haris, Rum. Sebelum kamu menyakiti Haris lebih jauh lagi. Kamu ngobrollah dulu sama Haris pelan-pelan, supaya dia mengerti. Kalau perlu, biar papih bantu kamu ngobrol sama Haris. Karena bagaimanapun perjodohan ini sudah ada, bahkan s
Read more
Cincin berbentuk Bunga Mawar
"Gimana kuliahmu?" tanya Dewa saat mereka berdua terlihat duduk bersama di halaman belakang rumah, sambil menikmati secangkir kopi dan beberapa cemilan."Lumayan hectic sama tugas, sih," jawab Harum terlihat canggung."Bentar lagi skripsian, yah?" tanyanya kembali.Harum menganggukkan kepalanya dan kembali menyeruput kopi miliknya."Kalau ada yang nggak kamu pahami soal kuliahmu, kamu bisa tanyakan saja sama saya.""Dulu, kakak ngambil jurusan apa waktu kuliah?" tanya Harum penasaran.Dewa menyilangkan kedua kakinya. Ia mengambil cangkir kopinya kemudian meminumnya dengan perlahan."Waktu S1, saya ngambil double degree di UI. Jurusan yang saya ambil Manajemen. Lalu, saya melanjutkan study S2 saya di The University of Melbourne untuk lebih memperdalam bidang bisnis dan management," katanya menceritakan perjalanan masa kuliahnya kepada Harum.Begitu mendengar cerita masa studynya Dewa, Harum termangu di tempat duduknya. Ia tidak menyangka, jika pria yang duduk di sampingnya itu benar-be
Read more
Sebuah Janji
Harum termangu di tempat duduknya sembari memandangi sebuah cincin berbentuk bunga mawar pemberian dari Dewa. Harum berpikir cukup lama di kamarnya. Apakah ia melupakan sebuah kenangan di masa lalu saat bersama Dewa? Kenapa dia tidak mengingat sama sekali kenangan masa kecilnya?Apalagi, Harum masih ingat dengan jelas saat Dewa memberikan cincin ini kepadanya, Dewa mengatakan kalau ia sudah menyukai Harum sejak dulu dan mungkin ia tak menyadarinya.Kenangan apa yang sudah gue lupakan? Batin Harum sambil memandangi cincin pemberian Dewa.Dewa terlihat sedang mengendarai mobil Audi merah miliknya. Sambil mendengarkan sebuah lagu bergenre jazz di mobilnya, Dewa terlihat sedang menelepon seseorang"Saya hari ini sedikit telat, jadwal meeting di undur sore saja. Saya ada perlu di luar. Ada urusan mendadak," katanya yang tengah menghubungi sekertarisnya.Setelah memberi kabar sekertarisnya, ia langsung menutup teleponnya dan kembali fokus menyetir. Begitu sampai di tempat tujuannya, ia lang
Read more
Rasa yang Tulus
"Saya mungkin tidak bisa membahagiakan kamu. Masih belum bisa menjadi calon suami yang baik mungkin untuk kamu. Bahkan, saya tidak bisa memberikan kenangan manis untukmu atau bisa saja di masa depan saya akan mengecewakan kamu dan membuat kamu menangis. Tapi, yang saya janjikan saat ini hanyalah keseriusan saya untuk menikahi kamu. Kamu bisa lihat dari sikap perilaku saya terhadap kamu. Saya akan berusaha menjadi versi Dewa yang terbaik di depan calon istri saya," katanya tampak serius hingga membuat kedua bola mata Harum berkaca-kaca mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan Dewa.Harum tersenyum lebar. Ia memandangi wajah pria yang terpaut 12 tahun darinya itu dengan pikiran yang tenang, mata yang teduh dan hati yang meluap-luap karena saking bahagianya ia bisa mendengar sebuah kalimat manis dari seorang pria hingga membuatnya tersentuh.Belum pernah ia mendengar kalimat manis itu terucap dari siapa pun termasuk kekasihnya ; Haris. Haris memang bukan tipikal pria yang romantis dan
Read more
Sebuah Perpisahan
"Jadi, apa keputusanmu"? tanya Haris sambil memandangi wajah Harum dengan ekspresi wajah yang cukup khawatir, kedua bola mata yang terlihat sedih, sendu juga gugup."Har, aku . . .""Kamu mau kita putus seperti ini?" tanya Haris memotong pembicaraan hingga membuat Harum yang mendengar kata putus meluncur dari mulut Haris begitu terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar."Kamu mau kita putus, Har?" tanya Harum dengan mata berkaca-kaca."Kamu tidak bisa menolak perjodohan ini bukan? Kamu juga tidak mau memperjuangkan hubungan kita kan, Rum? Jadi, salah satu caranya mungkin kita ya harus putus.""Semudah itu kamu bilang kata putus setelah 3 tahun kita mengukir kenangan manis kita bersama?" Harum menitikkan air matanya hingga membuat Dewa yang melihat air mata Harum membasahi kelopak matanya merasa bersalah karena sudah membuat mereka bertengkar."Lalu, aku harus bagaimana? Kamu juga tidak bisa menolak perjodohan ini karena rasa sayang kamu terhadap orang tua kamu bukan
Read more
Menerima Kenyataan
"Kita pernah bertemu saat kamu masih SMA. Di kota Bandung, tepatnya saat kamu berlibur dengan keluargamu di sebuah villa. Saat itu kita bertemu dan saat itulah pertama kalinya saya jatuh cinta kepada seorang gadis berusia 16 tahun dan berharap suatu hari nanti kita bisa bersama dan di sandingkan di atas pelaminan.""Serius, Kak?" tanya Harum yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarDewa menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Masa iya saya bohong soal perasaan saya sendiri?"Harum tersenyum tipis. Kedua bola matanya kembali menitikkan air mata hingga membuat Dewa dengan cepat menghapus air matanya agar tidak terus menetes ke luar."Patah hati wajar. Itu pasti terjadi dalam suatu hubungan agar kamu belajar dari pengalaman untuk lebih dewasa dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan asmaramu, Rum. Jadi, jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.""Maaf ya, Kak," katanya terlihat menyesal."Maaf untuk apa?" Dewa kembali bingung."Maaf, karena kakak jadi melihat kej
Read more
Pilihanku Tak Pernah Salah
Semenjak perjodohannya dengan Dewa dan perpisahannya dengan Haris, Harum terlihat termenung dan menyendiri di halaman belakang rumahnya sembari menatap langit malam yang tak berbintang. Sambil mengenang kembali kenangan manisnya dengan Haris, Harum memandangi sebuah aquarium kecil berisi 2 kura-kura yang masih kecil, pemberian dari Haris saat ulang tahunnya tahun lalu."Kenapa, Sayang? Ko, ngelamun?" Sang ibu yang baru saja pulang bekerja langsung menghampiri anaknya dan duduk di sampingnya begitu melihatnya."Mih, apa keputusan Harum sudah tepat untuk memilih berpisah dengan Haris dan menerima perjodohan ini?" Harum menatap wajah ibunya dengan tatapan sendunya."Kamu kecewa dengan perjodohan ini, Nak?"Harum menghela napas pendek dan kembali memandangi kura-kura miliknya dengan mata penuh kerinduan kepada sang pemilik asli kura-kura tersebut."Harum putus sama Haris hari ini, Mih. Bahkan, perpisahan ini disaksikan sendiri oleh kak Dewa.""Dewa? Kalian bertemu hari ini?"Harum mengan
Read more
Melamarmu
Setelah mendengar cerita tentang Dewa yang sudah menyukainya sejak dulu dari ibunya, Harum terlihat sedang duduk di tempat tidurnya seraya memandangi foto profile whatssapp Dewa beberapa saat.Mungkin, ia sedikit lupa kenangan manis tentang dirinya dengan Dewa dulu, tapi Harum tidak pernah lupa dengan sebuah kenangan tentang dirinya yang tiba-tiba saja melamar Dewa saat ia masih kecil dulu."Ternyata, pria itu adalah kamu, Kak. Maaf, kalau aku lupa. Soalnya, muka kak Dewa dulu sama sekarang itu beda banget. Dulu kan, kamu nggak pake kacamata, terus badannya juga kurus banget nggak kaya sekarang yang udah bagus pake banget. Hmm, jadi, apa gue harus menerima lamaran ini dan menikah dengannya?" gumamnya pelan dan terlihat men zoom beberapa kali foto profile whatssapp Dewa.Karena terlalu sibuk memandangi foto Dewa, Harum sampai terkejut begitu handphonenya bergetar karena tiba-tiba saja Dewa meneleponnya. Karena merasa gugup dan menjdi salah tingkah, Harum langsung mengangkat telepon dar
Read more
Pertengkaran
Harum memandangi 2 buah cincin pemberian dari Dewa di atas meja belajar yang berada di dalam kamarnya. Cincin yang sangat berarti dan memiliki makna tersebut merupakan cincin pemberian dari Dewa dalam jangka waktu yang tak lama, bahkan hanya terpaut beberapa hari saja.Cincin pertama yang berbentuk bunga mawar itu adalah pemberian dari Dewa untuk pertama kalinya. Cincin itu diberikannya sebagai tanda ketulusan dan keseriusannya untuk menjalin hubungan perjodohan ini. Untuk cincin kedua, dengan mutiara putih yang berkilauan diberikan oleh Dewa sebagai cincin yang menandakan bahwasanya Dewa secara resmi melamar Harum sebagai tanda pengikat hubungan mereka untuk ke tahap selanjutnya yaitu sebuah pernikahan.Harum tersenyum tipis memandangi dua buah cincin itu yang sengaja ia pakai dua-duanya sekaligus. Cincin berbentuk mawar merah di jari tengah dan cincin mutiara putih itu di jari manisnya."Semoga, aku tidak salah mengambil langkah. Aku akan menjaga baik-baik kedua cincin ini," katany
Read more
First Kiss
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun, Dewa masih terlihat di kantornya dan masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Karena terlalu lelah berada di depan komputer berjam-jam lamanya, Dewa membuka kacamatanya seraya memijat-mijat leher dan keningnya yang terasa pegal dan juga penat.Begitu melihat handphonenya yang ia anggurkan berjam-jam karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia begitu terkejut karena ada pesan whatssapp masuk dari Harum jam 7 malam tadi. Kak, sibuk nggak? Bisa ketemu nggak malam ini? Aku lagi butuh teman mengobrol.Begitu membaca pesan tersebut, Dewa langsung meneleponnya dengan terburu-buru karena merasa bersalah karena tidak membalas pesannya secepat mungkin."Hallo, Harum? Maaf, saya telat balas pesan kamu. Saya hari ini sibuk banget dengan kerjaan di kantor, makanya nggak megang handphone dari tadi. Maaf, yah?" katanya terdengar menyesal dan merasa bersalah."Iya, nggak apa-apa ko, Kak," katanya terdengar serak dengan suara paraunya."Rum, kamu baik-bai
Read more
DMCA.com Protection Status