Sebelum terkenal sebagai model, Tania telah lama menjadi sugar baby dari Gerald Bentley, seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Sejak bercerai dengan Catherine, istrinya, Gerald enggan menikah lagi dan justru memilih untuk mengisi liburannya dengan ditemani Tania selama dua tahun terakhir. Begitu dimanjakannya Tania hingga Gerald memasukkan gadis itu ke Magical Entertainment, perusahaan agensi miliknya dan Tania pun langsung terkenal. Gerald memberikan segala yang Tania inginkan dan membuat gadis itu bisa menikmati kehidupannya yang begitu mewah. Gerald mengerti bahwa sebagai wanita muda, Tania pastilah menginginkan kisah cinta "normal" seperti pada umumnya. Ia membiarkan Tania dekat dengan pemuda manapun namun tetap merahasiakan fakta bahwa Tania adalah sugar baby-nya. Selama dua tahun lamanya Tania tak terpikir untuk menjalin hubungan dengan pemuda mana pun karena ia sibuk menikmati pekerjaannya sebagai model, hingga akhirnya ia berkenalan dengan Davin, lelaki tampan seusianya, pemilik Casualads, brand pakaian terkenal di Paris. Keduanya begitu jatuh cinta dan menjalin hubungan selama beberapa bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Davin dengan begitu bersemangat membawa Tania untuk berkenalan dengan kedua orang tuanya, namun betapa terkejutnya Tania saat mengetahui bahwa ayah Davin adalah Gerald, pria yang selama ini menjadi sugar daddy-nya.
View More“Ah, aku jadi semakin tak sabar untuk mengenalkanmu pada orang tuaku!” suara Davin terdengar begitu antusias di seberang.
"Aku juga! Tapi kita harus menunggu dua hari lagi sampai pemotretanku yang ini selesai, tidak apa, kan?” balas Tania.
“Yep, aku akan sabar menunggu. Kau jangan sampai terlalu lelah, ya! Istirahatlah yang cukup agar kau tak sakit saat berkunjung ke rumah orang tuaku nanti.”
“Tentu, sayang. Aku akan tutup teleponnya, jaga dirimu.”
“Sure, I love you, Tania.”
“I love you too, Dan.”
Tania menutup telepon dan kembali membereskan barang-barangnya.
“Tania, kau akan pulang dengan siapa?” rekan modelnya, Clara bertanya sambil membereskan barang-barangnya. Ia memandang ke luar jendela studio. “Uh, langitnya sangat mendung.”
“Seperti biasa,” jawab Tania santai. Tak lama setelah itu, seseorang masuk.
“Hei, sweetheart, bagaimana harimu?” Ia melangkah mendekati Tania dengan senyum hangatnya lalu memeluk perempuan itu mesra. Seorang lelaki yang mengenakan setelan jas yang amat rapi. Rambutnya yang cokelat dengan garis keperakan di sana-sini membuat siapa pun yang melihatnya dapat menerka, usianya tak lagi muda.
“Luar biasa, seperti biasa, daddy.” Tania mengecup bibirnya singkat tanpa diketahui oleh Clara.
“Clara, aku duluan!” ucap Tania seraya meraih tas. Clara melambaikan tangannya dan kembali mengalihkan pandangan ke ponselnya.
Tania masuk ke mobil dan mendapati seikat lili putih di tempat duduk. Bunga favoritnya.
“Ah, Gerald … kau-”
“Aku ingin memastikan harimu ditutup dengan manis.” Ia mengedipkan sebelah matanya lalu melajukan Range Rover-nya menuju flat Tania.
Gerald Bentley, pria kaya raya yang sudah dua tahun terakhir ini menjadi sugar daddy Tania. Usia Gerald sekitar tiga puluh tahun lebih tua darinya, tapi meski ia telah berusia setengah abad, ketampanan dan karismanya tak akan bisa ditolak oleh siapa pun, termasuk oleh Tania.
Pertemuan pertama mereka terjadi saat Tania sedang berbelanja. Ketika itu ia sudah sampai di kasir dan baru menyadari bahwa dompetnya hilang. Gerald yang mengantri tepat di belakangnya dengan ringan membantu. Tania sempat meminta nomor rekening Gerald agar bisa mengembalikan uangnya tapi Gerald malah memberikan kartu nama dan mengajaknya untuk bertemu.
Keduanya menjadi dekat dan pada akhirnya sugar dating itu pun dimulai.
Pada awalnya Gerald memang sempat menawarkan semacam perjanjian mengenai lama waktu yang mereka sepakati. Satu tahun. Kemudian tanpa mereka sadari, semua berlalu begitu cepat dan Gerald menawarkan perjanjian yang sama kembali dan tak butuh waktu lama bagi Tania untuk mengiyakannya.
Meski Gerald begitu baik dan memanjakan Tania, Gerald tak banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya. Yang Tania tahu ialah Gerald telah sejak lama bercerai dengan istrinya dan anak tunggal mereka kini tiggal di luar negeri, jauh dari ayah atau ibunya. Hanya itu yang ia ceritakan. Namun semua itu cukup untuk membuat Tania tak takut menjadi sugar baby-nya karena ia tak perlu cemas akan dianggap sebagai perusak rumah tangga orang. Dia sudah bercerai, kan?
Hal lain tentang menjadi sugar baby-nya bagi Tania? Luar biasa. Gerald punya banyak perusahan yang bergerak di berbagai bidang. Salah satunya adalah perusahaan agensi tempat Tania bekerja sebagai model kini. Gerald yang memasukkannya ke dalam agensi ini dan pada akhirnya menjadi dikenal, dan mudah saja bagi Tania merebut banyak perhatian sejak awal karena ia memang sudah begitu cantik.
Rambut cokelat dengan sepasang mata sebiru lautan, tinggi semampai dan kulit yang indah, seperti para model pada umumnya. Dua tahun lamanya Tania telah menjadi model majalah, menghadiri banyak acara fashion penting serta menjadi bintang iklan.
Sebelumnya kehidupan perempuan itu sangat biasa. Berkuliah sambil bekerja paruh waktu dan menghabiskan seluruh gajinya untuk membayar sewa flat karena kedua orang tuanya terlibat konflik sejak ia kecil dan mereka telah berpisah. Tak ada yang peduli padanya bahkan kakak-kakaknya pun tak pernah terdengar lagi kabarnya. Tania telah lupa tentang apa itu rumah atau keluarga.
Kini ia tak lagi pusing memikirkan semua itu. Gerald telah mengurus semuanya. Terkecuali tentang pendidikan yang pada akhirnya dilepaskan dan tak dilanjutkan lagi oleh Tania karena ia sudah terlalu menikmati pekerjaannya.
“Kau bilang kau akan berangkat lusa?” Gerald bertanya sambil tetap fokus mengemudikan mobil mewahnya.
“Ya,” jawab Tania tanpa bisa menyembunyikan senyum.
“Ceritakan seperti apa lelaki itu, kau terus merahasiakannya.”
“Jika aku ceritakan padamu, kau pasti akan langsung mengenalnya. Dia cukup terkenal.”
“Oh, ya? Ada begitu banyak selebriti. Menurutmu aku bisa menebak satu kali dan langsung benar?
“Haha, dia bukan selebriti. Tapi, ya … dia memang terkenal.” Tania enggan menceritakan pada Gerald mengenai apa pun tentang Davin. Meski sejak awal ia sudah memberitahu bahwa Tania boleh berpacaran dengan siapa pun, tapi bukan hal yang bagus jika membicarakannya dengan pria yang menjadi sugar daddy-nya. Tania merasa itu akan jadi sedikit canggung.
Tentu saja mereka tak benar-benar saling mencintai seperti sepasang kekasih—setidaknya itulah yang Tania yakini—hanya saja kami memang saling membutuhkan. Gerald telah memberikanku segala hal yang tak pernah didapatkan Tania. Kasih sayang, cinta, dimanja dalam kemewahan materi, dukungan karir. Semua itu tak akan bisa dibalas.
Yang bisa dilakukan Tania hanyalah selalu ada untuknya, menemaninya kapan pun dia ingin. Terkadang hanya bermesraan, dan yah, memang tak jarang juga berakhir di tempat tidur terutama saat mereka berpesta atau terlalu banyak minum.
Gerald tetap menghargainya. Ia memperlakukan Tania dengan baik dan tak pernah bicara dengan nada merendahkan bahkan saat dia tidak suka dengan sikap Tania yang seringkali terlalu boros atau malas.
“Kau bilang dia orang London yang tinggal di Paris?” Gerald bertanya lagi.
“Yeah, bukankah kau juga punya rumah di Paris?” Tania mengingat-ingat.
“Sweetheart, aku punya rumah di setiap negara.” Ia memasukkan nada sombong dalam bicaranya yang tentu saja hanya gurauan. Namun itu memang benar, dia punya rumah di setiap negara. “Salah satu kantorku juga ada di Paris.”
“Apa kita harus mengenalkanmu padanya?” Tania tertawa.
“Lalu membuatnya terkena serangan jantung? Sebaiknya jangan.” Gerald menggeleng dan tawanya pecah. “Baiklah, kita sampai.”
Mobil Gerald berhenti di area basemen dan mereka pun berjalan menuju flat Tania. Saat Gerald sedang tidak sibuk seperti ini, ia akan mampir dan keduanya akan mengobrol—terkadang lebih.
“Mungkin sedikit wine? Selama dua minggu aku akan berada di Paris dan aku tak akan bisa minum wine denganmu, pasti aku akan sangat merindukannya.” Tania mengeluarkan dua gelas lalu menuangkan wine ke dalamnya.
“Bersulang untuk Tania dan kekasihnya.” Gerald mengangkat gelas. Tania tertawa dan menggeleng.
“Bersulang untuk kita berdua,” sahutnya lalu mereka menyesap wine dari gelas masing-masing.
“Jadi, Tania … kurasa sebelum kau benar-benar menemui orang tua kekasihmu itu, aku harus mengingatkanmu tentang sesuatu.” Gerald meletakkan gelasnya lalu menatap sugar baby-nya itu dengan serius.
“Apa itu?” Tania ikut meletakkan gelas. Gerald mendekat dan menahan kedua tangannya.
“Langkah terakhir sebelum mendapatkan izin,” bisiknya dan Tania tertawa, mengerti maksudnya. Tanpa berlama-lama Gerald kemudian mendekat, membuat wangi parfumnya memenuhi indera penciuman Tania.
Gerald begitu ketat dalam menjaga pola makan dan kebugaran tubuhnya hingga berapa pun usianya sekarang, ia masih begitu menawan dan memesona.
“Tania ….”
“Yes, daddy ….” Kedua tangan Tania merangkul lehernya dengan erat. Mereka saling memandang lekat-lekat satu sama lain tanpa berkata-kata. Senyum simpul terlukis di wajah Gerald sebelum akhirnya ia mulai mengecup Tania dengan mesra.
Satu lagi minggu yang sibuk telah terlewati. Kemudian akhir pekan terasa begitu singkat, seolah hanya beberapa menit. Namun sudah empat tahun ini, malam-malam jadi lebih panjang—dan lebih riuh—karena kehadiran dua bocah itu di rumah kami.“Belum selesai juga dengan permainan pianomu, Delphine? Berisik, tahu!” Gadis kecil itu protes sambil mengeraskan volume televisi yang kini menayangkan kartun Peppa Pig.“Kau yang berisik!” balas Delphine.“Kau sudah bermain piano sepanjang hari, Theoline.” Aku menghampiri lalu mengusap rambut cokelatnya yang tampak kusut karena ia menolak untuk disisir.“Ayolah, aku hanya ingin membuat kakek terkesan jika kita berkunjung ke London!” Theoline cemberut, enggan beranjak dari kursi pianonya.“Kakek akan sangat bangga padamu,” balasku meyakinkannya. “Mungkin dia akan mengajakmu bermain piano bersama.”“That wo
Segalanya berwarna jingga lembut, menyatu dengan warna musim gugur. Begitu juga dengan buket bunga yang digenggam oleh Tania. Ellaine sendiri yang merangkainya. Terdiri atas Mawar Toffee yang kecokelatan, rumput Oak Phalaris kering berwarna merah tua, Bronze Cremone oranye dan beberapa helai batang gandum yang telah dikeringkan, serta bunga-bunga khas musim gugur lainnya yang menjadikan buket itu amat indah.♪~Anxious … white dress … promises and regret. I gave you my pledge, please remember what I said~♪Tania mendengarkan musik melalui airpods, berusaha menghilangkan rasa gugupnya sejak memulai riasannya beberapa jam yang lalu. Ia hampir berteriak kaget saat seseorang tiba-tiba menepuk punggungnya.“Rob!” pekiknya.“Kau ini!” Pria itu melotot. “Sudah, ayo!”Sementara di tempat upacara, Davin nyaris merasakan seolah pijakannya menghilang.
Bulan demi bulan berlalu dan kini hanya menghitung hari sampai pernikahan Davin dan Tania. Hari itu, Tania bersama Davin pergi ke penjara untuk menemui Rowan.“Kau yakin ingin melakukan ini?” Davin memastikan sekali lagi. Ia memandang wajah calon istrinya dengan cemas. “Kita bisa pulang sekarang jika kau berubah pikiran.”“Tidak.” Tania menggeleng lugas. “Aku akan menemuinya.”Davin tak lagi bisa berkata-kata. Setelah melalui pemeriksaan ini dan itu oleh para petugas penjara, akhirnya mereka diarahkan menuju sebuah ruangan untuk bertemu dengan tahanan.Bukan, bukan pertemuan secara langsung, melainkan pertemuan dengan sekat kaca sebagai pembatas serta telepon agar tahanan dan pengunjung bisa berkomunikasi.Tania duduk lebih dulu, sementara Davin berdiri di belakangnya. Sepasang mata gadis itu tak berkedip ketika ia melihat Rowan di hadapannya, begitu dekat, juga duduk di kursi.Dengan tangan ge
Tania memeriksa waktu di ponselnya, tepat jam makan siang.Saat ia baru selesai menutup lembar kerja di komputernya, seseorang tiba-tiba meletakkan seikat lili putih di atas meja.Tania mengangkat wajahnya. “Davin??”“Hei.” Pemuda itu tersenyum. “Sudah waktunya makan siang.”“Apa yang kau lakukan di sini? Kau harusnya tak ke kantor dulu, kan?!”“Aku sudah cukup beristirahat, kok.” Davin melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. “Makan di restoran ayahku saja, yuk?”“A-aku … ba-baiklah.” Tania seketika melirik sekelilingnya dengan canggung saat rekan-rekan di sekitarnya mulai memperhatikan. Davin langsung menyadarinya dan balas melihat mereka.“Kalian boleh menikmati makan siang kalian dan tinggalkan kami sendiri,” ucap Davin dengan ekspresi datar. Mereka semua langsung mengalihkan pandangan.Davin menggandeng Tania menuju
Kondisi Davin membaik setelah dua minggu, tetapi ia tak memutuskan untuk pulang ke Paris dalam waktu dekat. Lagi pula, Catherine melarangnya. Jadilah Davin hanya menghabiskan waktu dengan beristirahat di mansion ayahnya sepanjang hari.Terkadang ia akan memantau Casualads. Namun Catherine hanya mengizinkannya berlama-lama di depan laptop atau tablet selama dua jam dan selalu memastikan bahwa Davin istirahat penuh.“Bagaimana rencana pernikahan Ibu dan ayah?” tanya Davin iseng hari itu.“Ah, yang itu nanti-nanti saja.” Catherine menggeleng. “Kami ingin menunggu sampai semuanya kondusif, sampai kondisimu lebih baik.”“Maafkan aku, kalian jadi harus-”“Ssh!” Catherine menatap Davin serius sebelum akhirnya mengerling ke arah salad buah yang baru saja diletakkannya di atas meja di samping ranjang pemuda itu. “Habiskan.”Setelah Catherine pergi, Davin meraih ponselnya
“Aku merindukan karir modelling-ku,” gumam Tania kala ia menopang dagu dengan kedua tangannya berada di atas ranjang Davin, pandangannya tertuju pada langit yang tampak mendung di luar jendela lantai tiga rumah sakit itu.“Aku justru lega saat mengetahui bahwa kau tak lagi menjadi model,” balas Davin. Seketika Tania kembali tegak, memandangnya tak percaya.“Kau pasti bercanda.”“Tania, aku tidak bermaksud untuk membahas ini lagi, tapi apa kau tahu? Kau sebenarnya cukup beruntung bisa mendapatkan karir yang amat mulus dalam dunia modelling karena ayahku membantumu.” Davin tampak tak yakin tetapi ia berusaha melanjutkan kalimatnya. “Jika kau mengusahakan semuanya sendiri dari awal, kau akan mengalami banyak sekali hal yang tidak menyenangkan.”“Bagaimana kau tahu?” Tania mengerutkan dahi. “Kau … tidak pernah benar-benar masuk ke dunia modelling, k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments