Surat Dari Venus

Surat Dari Venus

By:  Aster Chronos  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
34 ratings
60Chapters
3.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dalam perjalanan menemukan jati diri, aku melahirkan kisah ini. Tentang seorang gadis yatim piatu yang penuh dengan trauma masa lalu. Berjuang melawan trauma; menyembuhkan luka itu melalui pertemuan dengan sahabatnya; dan seorang pria yang merupakan cinta pertamanya. Ran seorang gadis yang ceroboh dan keras kepala. Namun kehangatannya mampu membuat orang di sekitar nyaman berada di dekatnya. Sikapnya yang tidak mudah ditebak adalah sisi menariknya. Dia sendiri, hidupnya sedikit rumit. Dia dilahirkan di keluarga yang penuh dengan kekerasan. Ibunya harus dipenjara untuk melindungi dia yang telah membunuh ayah kandungnya sendiri. • • Debut 01/03/2022 Jawa Tengah, Indonesia Di Bumi.

View More
Surat Dari Venus Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
SISWA CREWSAKAN
lu harus baca ni cerita, kenapa? karna keren anjay, kamu bohong? cerita ini yang bohong keren bgt anjrit btw gua mau sombong dlu gua baca novel ini ana authornya wkwk kelen mana bisa yekan ...
2022-06-23 02:40:19
2
user avatar
Dito Adimia
hei autor baik. udah dibaca 1.6k reads ya. semangat
2022-06-22 01:08:34
2
default avatar
ilham_ilamu
masterpiece
2022-06-15 13:47:50
3
user avatar
vandijk
untuk alurnya cerita ini bagus. tapi kadang ada beberapa kalimat yang ga nyaman dibaca. suka banget sama topik2 yang diangkat, kayak bully sama pelecehan seksual yang sekarang lagi naik, masa lalu tokohnya membuat saya berpikir keras, untuk selalu bersyukur. goodluck
2022-05-01 06:17:05
1
user avatar
Aisyah
smgt thor.. updatenya..
2022-04-30 15:33:48
1
user avatar
Zulfikar
yah ditunggu upnya
2022-04-22 16:39:42
1
user avatar
wings
Updatenya selalu dini hari ya thor...
2022-04-21 05:15:21
1
user avatar
Aster Chronos
Maaf ya minggu kemarin jarang update, karena sibuk banget. Minggu ini bakal full update tiap hari.
2022-04-19 18:37:26
4
user avatar
Satria
Terharu sama kisah hidup Ran dan Nenek Mariyati
2022-04-19 18:33:58
4
user avatar
Rahayu
suka sama blurbnya, bikin penasaran. semangat buat authornya. ceritanya anak muda banget.
2022-04-19 17:36:06
6
user avatar
Aisyah
Aksa gk pernah muncul lg ya thor? nungguin episod ran sama aksa, banyakin thor udah punya anak, rasanya inget masa sma lagi
2022-04-19 16:57:54
3
user avatar
Asyih Puji
Semangat nulisnya my princess
2022-04-18 00:31:33
8
user avatar
Dito Adimia
bingkisan untuk ibu is on
2022-04-14 01:41:15
4
user avatar
Rosee__7
Gak kerasa saampe bab 12 gratisan hihi dapet bonus
2022-04-13 02:16:45
1
user avatar
Rosee__7
Kebetulan nunggu sahur nemu cerita ini. semangat thor! aku kasih bintang 5 yak
2022-04-13 02:14:30
0
  • 1
  • 2
  • 3
60 Chapters
BAB 1 - Pertemuan Dua Orang Kesepian
**PROLOG** "Paket!!!" teriak seseorang dari luar rumah. Ran menatap Kinan dan Sunny bergantian karena bingung. "Samperin dulu, siapa tahu orang tanya alamat," ujar Kinan yang mengetahui isi otak Ran. Ran lantas bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Dari jendela nampak seorang pria mengenakan helm yang sedang mengetuk kaca. Lalu ia bergegas untuk membukakkan pintu rumahnya, memastikan tujuan pria itu. "Benar ini rumah Kak Lorraine Estelle?" tanya Kang Paket dengan nada mengeja, karena kesulitan menyebutkan nama Ran. "Benar, dengan saya sendiri, ada apa ya?" "Ini Kak ada surat dari Venus," kata Kang Paket itu sembari menyodorkan sebuah amplop berwarna biru safir dengan perangko yang tertempel manis di sudut kanan amplop. "Hah? Siapa?" ucap Ran dengan nada bergetar. "Surat dari Venus, Kak," ujar pengantar paket itu, memperjelas kalimatnya. Lidah Ran tercekat tatkala mendengar sebuah nama yang
Read more
BAB 2 - Terjebak Oleh Pesona
Ran turun dari bus tepat di depan sekolah. Jantungnya berdegup kencang, ketika mendapati gerbang sekolah yang mulai ditutup oleh satpam. Namun, siswa yang bergerombol dan berdesakan masuk, mengakibatkan gerbang susah ditutup. Ran diam sejenak untuk mencari cara agar bisa menembus gerombolan itu. Kemudian Ran berlari menuju gerbang, dengan pikiran bisa membuat gerombolan siswa itu tumbang. Naasnya, Ran terjatuh akibat menginjak tali sepatunya sendiri, hingga lututnya berdarah. Namun Ran tidak ada waktu untuk meratapi rasa perih di lututnya, dan langsung bangkit untuk menerjang gerombolan itu. Perkiraannya salah, ia malah terjebak diantara gerombolan itu. Bau keringat langsung menyengat hidungnya, tidak tertahankan lagi. Ran berjongkok untuk mencari jalan di sela – sela kaki para siswa yang juga terlambat itu. Ia merangkak, tidak memperdulikan lututnya yang sakit karena terkena kerikil. Tujuannya hanyalah bisa lolos dari gerbang itu, sebelum guru BK dar
Read more
BAB 3 - Rasa Yang Tak Asing
Aksa berbelok ke koridor menuju tempat fasilitas sekolah berada. Seperti perpustakaan, lab komputer, lab sains, green house, dan UKS. Tempat populer yang selalu ramai dikunjungi kebanyakan murid disana. Selain dekat dengan kantin sekolah, area itu banyak ditumbuhi pepohonan rindang dan sebuah taman kecil yang terdapat beragam jenis bunga di wilayah tropis, hingga menghadirkan suasana sejuk. Ran berjalan mengekor di belakang Aksa, sembari mengamati bunga-bunga itu. Meskipun bukan pertama kali ia melihatnya, pesona yang dikeluarkan oleh bunga-bunga itu tidak pernah membuat bosan. Terlebih lagi ia juga seorang penikmat bunga. Kondisi UKS sekolah kosong, dan tidak ada guru piket yang biasanya menjaga ketika jam pelajaran berlangsung. Ketika Ran melangkah masuk ke dalam UKS, langsung tercium bau karbol yang menyengat penciumannya. Karbol sendiri adalah pembersih non detergen yang mengandung disenfektan. Cairan ini hampir mirip dengan sabun pembersih lantai, namun
Read more
BAB 4 - Jam Kosong
Ran duduk di bangkunya dengan lemas, setelah membagikan soal dan mengumumkan pesan Pak Aksa.Kinan yang sejak tadi khawatir pada Ran ketika mendapati gadis itu lantas bertanya, “Pagi ini kasusnya apalagi? Sepatu hilang sebelah? Buku ketinggalan? Atau kaos kaki lupa dicuci? Itu lukamu kenapa?”Kinanthi Anggun Kertajasa. Gadis bermata sipit dan lesung pipi yang populer dikalangan anak laki – laki. Tubuhnya mungil semampai, berambut ikal sebahu. Ia memiliki kulit berwarna putih gading. Ia berdarah campuran chinese dari ibunya, dan manado dari ayahnya.Ran dan Kinan bertemu ketika masa orientasi siswa berlangsung. Mereka ada dalam satu kelompok saat tengah menyiapkan pensi. Ketika berbicang, mereka ada beberapa kesamaan yang membuat mereka nyaman satu sama lain. Hubungan mereka mangalir begitu saja, hingga akhirnya mereka berada dalam satu kelas yang membuat mereka semakin dekat.Ada satu gadis lagi yang juga berteman dengan mereka. Gadis it
Read more
BAB 5 - Imajinasi Liar Dalam Penyiksaan (21+)
BRAK!“Lemah! Bangun gak lu!” bentak Grace, setelah mendorong sesorang gadis yang kini badannya basah kuyup karena terjerembab ke dalam genangan air.Grace adalah seorang siswi kelas sebelas. Dilihat dari seragamnya, Grace satu sekolah dengan Ran. Ia memiliki rambut panjang yang digelung ke atas dengan jedai. Seragamnya terlihat acak – acakan. Ia menggunakan sepatu berwarna, khas anak pemberontak dari kalangan elit.Grace tidak sendrian karena di belakangnya ada lima orang yang merupakan anggota gengnya. Terdiri dari tiga cowok dan dua cewek.Gadis pendek sedikit gendut yang menggunakan bandana sebagai hiasan rambut, bernama Jessica. Pria dengan tinggi kira – kira 175 cm mengenakan kaos hitam dipadukan bawahan seragam sekolah, dan berambut keriting bernama Edo.Di sebelah Edo, berdiri Anton yang masih berseragam rapi. Anton memiliki tinggi yang sama dengan Edo.Terakhir adalah Ben. Pria yang mengenakan seragam dengan kancing terbuka, dipadukan kaos putih polos
Read more
BAB 6 - Ledakan Di Sekolah
Ran berdiri di depan papan tulis untuk menerima pengumpulan tugas dari teman – temannya, seperti pesan si pemberi tugas, yaitu Pak Aksa. Beruntung kelasnya bisa diajak kerjasama dan rata – rata semua sudah menyelesaikan tugas itu tepat waktu. Jadi ia tidak harus keliling kelas menagih  satu persatu, seperti bendahara kelas ketika meminta pembayaran kas.Kinan yang sudah mengumpulkan lebih dulu karena duduk di sebelah Ran, langsung pulang. Biasanya ia akan pulang bersama Ran dan Sunny, namun sopirnya menjemput lebih awal dikarenakan ada acara keluarga.“Ran hari ini pulang sama siapa?” tanya Adit, petugas piket yang tengah memegang penghapus papan tulis yang tiba - tiba menghampiri Ran.Ran menegakkan badannya sembari merapikan tumpukan tugas yang ia bawa. Lalu ia menatap kearah Adit. “Seperti biasa sama Sunny, kenapa Dit?” tanyanya.“Kalo kamu mau menungguku, mau pulang bareng?”Ran menengok ke a
Read more
BAB 7 - Gadis Bertopi Merah
Matahari mulai kehilangan kegagahannya dibalik mendung. Hari yang seharusnya diakhiri dengan keindahan senja, menjadi gelap gulita. Senja yang biasa menghangatkatkan hati para manusia, setelah seharian bergulat dengan kesibukannya. Para manusia yang pada pukul itu selalu memenuhi trotoar atau jalan raya menggunakan kendaraannya untuk pulang ke rumah. Seperti pelajar, buruh pabrik, pekerja kantoran, pedagang dan manusia dengan profesi lainnya.Di pertigaan jalan lampu lintas, berbaris rapi kendaraan bermesin seperti motor, mobil dan angkutan umum. Lampu – lampu kota yang berdiri dengan kokoh di pinggir jalan, mulai memancarkan sinarnya untuk menerangi kegelapan, menggantikan matahari. Seorang pengamen dengan alat musik biola terlihat menghampiri satu persatu kendaraan sembari memainkannya, berharap diberi imbalan. Beberepa orang yang berempati padanya, akan memberi sejumlah uang. Namun tidak sedikit juga orang yang acuh tak acuh padanya.Gadis bertopi merah dengan
Read more
BAB 8 - Dua Kali Ke Swalayan
“Ran ayo turun bentar, aku mau cari sesuatu,” katanya sembari keluar dari mobil.Ran keluar dari mobil itu sembari menggendong biola dan tas ranselnya. Kemudian, ia berjalan mengikuti Raka memasuki swalayan. Ia ingat tempat itu. Dulu ibunya pernah mengajaknya mengunjungi tempat itu, untuk membeli bahan – bahan makanan. Kala itu, ibunya mendapat banyak bonus dari pelanggan karena idul fitri. Lebaran yang dirayakan oleh umat islam setahun sekali, tiap usai puasa ramadhan. Ini kedua kalinya ia mengunjungi tempat itu.Ran menyaksikan keramaian swalayan dengan kagum. Rata – rata pengunjung adalah sepasang pasutri yang memiliki seorang anak. Anak – anak dari para pasutri itu pun terlihat bahagia menghampiri tempat mainan dan snack. Dan, orang tua mereka tidak keberatan ketika anaknya meminta salah satu barang dari sana. Ia berhenti melihat pantulan diri sendiri di cermin, yang berada di bagian peralatan rumah tangga. Penampilan lusuh da
Read more
BAB 9 - Bingkisan Untuk Ibu
“Ibu!!!” teriak Ran di depan pintu rumah.Seketika, pintu yang tertutup itu terbuka, memunculkan sosok seorang wanita berumur tiga puluh tahun yang wajahnya terlihat letih.“Ini semua, apa Ran?” tanya wanita itu yang terkejut melihat tas belanjaan tergeletak di tanah.“Aku akan ceritakan nanti Bu, ayo bantu aku memasukkan barang – barang ini ke dalam, segera sembunyikan sebelum Ayah datang.”Kemudian, dua perempuan itu saling bekerja sama untuk menyimpan barang di area yang sulit dijangkau. Namun ketika mereka menemukan frozen food, mereka bingung akan diletakkan dimana. Mereka tidak punya lemari pendingin, dan frozen food adalah jenis makanan yang cepat basi jika tidak diletakkan di suhu dingin.“Sepertinya kita harus menjual ini sebagian Ran, uanngnya kita tabung. Daripada basi disimpan lama – lama. Kalo dititipkan di tetangga, tidak enak,” ujar Ibunya memberi saran.Ran menganggu
Read more
BAB 10 - Aku Ingin Mati
Ran tertawa hingga suaranya menggema di ruangan itu. “Pria tidak becus, hanya bisa memeras dan kasar pada wanita,” balasnya. Kalimat barusan berhasil mendorong amarah Sudirman lebih jauh. Sehingga Sudirman mendorong Ran hingga terbentur dinding, dan melucuti pakaian putri semata wayangnya itu. “Kau akan tau rasanya, nikmatilah... sayang sekali jika tubuhmu tidak kunikmati lebih dulu sebelum diberikan pada para saudagar itu,” kata Sudirman. Kepercayaan diri yang tadi Ran bangun, menjadi porak – poranda atas perlakuan Sudirman barusan. Ia tahu apa yang akan dilakukan pria itu terhadapnya, karena ia pernah membaca kisah seorang anak yang dilecehkan oleh Ayah kandung sendiri. Ia bahkan tidak menyangka, dirinya akan mengalami hal serupa. Mungkin makian dan pukulan dari pria itu masih bisa ia terima. Namun, tindakan barusan telah melukai bagian terakhir dan paling berharga baginya. Tubuh Ran membeku, ketika angin yang masuk dari jendela kamar itu membelai s
Read more
DMCA.com Protection Status