Menjadi Istri Mantan Bos

Menjadi Istri Mantan Bos

Oleh:  Onynaga  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
25Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Hei, ini hanya tali!" Anak lelaki itu sudah berkeringat dingin ketika gadis cilik itu telah membuka tali tambang plastik di pergelangan kaki. Wajahnya pucat pasi seperi mayat, tubuhnya gemetar dan napasnya memburu persis seperti seseorang yang sedang berlari jauh. Gadi kecil telah berhasil membuka ikatan di kedua kakinya. "Ini hanya tali bukan ular! Tali ini tidak akan menggigitmu." Gadis cilik bergaun putih dengan pita di surai panjangnya menunjukkan tali tambang plastik tepat di wajah anak lelaki yang sedang ketakutan. Sontak ia beringsut, keringat sebesar jagung mengalir deras di pipi. Wajahnya semakin pucat. "Jangan takut dan tetap diam. Aku akan membuka ikatan di tanganmu," ucapnya menenangkan anak lelaki. Gadis cilik itu beralih ke balik tubuh anak lelaki dan dengan cekatan membuka ikatan di tangan. Tampaknya ikatan itu tidak terlalu kencang, tetapi membuat bekas di pergelangan tangan terutama pada pergelangan kaki. Mungkin karena anak lelaki itu menggerakkan kaki agar bisa terlepas dari ikatan, tapi usahanya justru mengeratkan tali dan membuat bekas di pergelangan kaki. "Siapa namamu?" "Panggil aku Tari." "Tari maukah kau jadi pengantinku?" Ikuti kisah selanjutnya hanya di good novel. Sekecil apapun dukungan yang kamu berikan sangat berarti untuk Author. Salam hangat.

Lihat lebih banyak
Menjadi Istri Mantan Bos Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Onynaga
selamat membaca para pengguna setia good novel.
2022-05-13 22:09:15
1
25 Bab
Bab 1. Gagal menikah (lagi)
Bab 1 : Gagal menikah (lagi)“Calantha menghilang.”Teriakan seseorang dari koridor hotel sontak menarik perhatian orang-orang yang berada di ballroom hotel. Saat ini ballroom hotel itu telah disulap menjadi sebuah tempat ikrar pernikahan dan sekaligus nantinya akan menjadi tempat resepsi.Mempelai pria yang baru saja keluar dari kamar hotel tempat ia mengganti pakaian yang akan ia kenakan untuk acara pemberkatan menendang pot bunga yang ada didekatnya dan meninju dinding hotel. Ia melampiaskan kemarahannya pada benda tak bernyawa, nafasnya memburu, ototnya menegang, detak jantungnya meningkat lebih cepat dan pupil mata melebar seolah bola matanya akan melompat keluar.Mempelai pria itu adalah Samudera Narendra yang akrab disapa Rendra pria blasteran Jerman d
Baca selengkapnya
Bab 2. Resign
Bab 3 : Resign “Eh Ayu, lo dari mana aja? Pekerjaan lo jadi gue yang handle ini,” Anandita masuk ke ruangan sambil mengomel.Anandita baru saja keluar dari ruang rapat. Ia yang menggantikan Ayu sebagai notulen. Hanya Ayu tidak mengikuti rapat karena terlambat datang. Ayu mengelus dadanya ia terkejut dengan kedatangan Dita yang tiba-tiba.“Tenang aja Dit, mulai besok dan seterusnya lo bakalan gak ngehandle kerjaan gue lagi,” jawab Ayu santai.Anandita ini dari dulu selalu saja hitung-hitungan masalah pekerjaan. Gak pernah ikhlas membantu pekerjaan temannya. Anandita berlalu begitu saja meninggalkan meja Ayu dan berjalan ke mejanya.Mendengar jawaban ambigu dari Ayu, teman-temannya yang baru s
Baca selengkapnya
Ban 3. Insiden di gang kost
Bab 3. “Aku butuh penjelasan dari kau,” ucap Roma pada Ayu.Mereka kini berada di rooftop gedung kantor. Tempat ini biasa menjadi tempat favorit para karyawan dan jika penat karyawan lelaki akan merokok di tempat ini. Dari atap ini kita dapat melihat gedung-gedung tinggi pecakar langit dan hiruk pikuk kota Jakarta.“Penjelasan apa?” tanya Ayu bingung.“Kenapa kau tiba-tiba resign?”Roma tidak sabar menuggu sampai pulang kantor ia ingin segera menuntaskan rasa penasaran dalam dada. Walau masih jam kantor ia menyeret Ayu dengan paksa menuju rooftop dan tak peduli jika nanti atasan mengetahui perbuatannya. Nantilah dipikirkan alasan jika sudah menghadap atasan. Dengan langkah terseret ak
Baca selengkapnya
Bab 4. Salah Orang
Sementara itu di tempat lain, seorang gadis meringkuk dengan tangan dan kaki terikat. Mulutnya ditutup dengan lakban. Gadis itu masih mengenakan pakaian pengantin. Perlahan ia membuka mata dan melihat sekeliling ruangan itu yang tampak asing baginya. Samar-samar ia mendengar seseorang sedang berbicara. “Dia baik-baik saja, Tuan.” “Dimana aku?” tanya Calantha pada dirinya sendiri. Gadis itu adalah Calantha Mariama. Seharusnya ia sekarang sudah berbulan madu bersama dengan suaminya. Melihat keadaannya yang sedang terikat, jangankan bulan madu menikah saja mungkin ia tidak jadi. Pria itu melihat ke tempat tidur. “Dia sudah siuman. Sekitar lima menit yang lalu, Tuan,” kata pria itu. Pandangannya masih tetap terarah pada Calantha. “Baik, saya akan pastikan dia baik-baik saja." "....." "Bagaimana dengan ikatannya, Tuan?" "....." "Baik, saya akan melepaskannya dan menyuruh pelayan wanita untuk membantu membersihkan tubunya." "...." "Siap, Tuan!" Pria berkepala plontos itu pun men
Baca selengkapnya
Bab 5. Lima Tahun Kemudian
Lima tahun kemudian. "Sampai kapan lo seperti ini?" ucap asistennya pada Rendra. Asisten Rendra bernama Dito Wijaya dan juga sebagai sahabat. Mereka sudah biasa menggunakan bahasa informal baik di kantor maupun dalam keseharian. Hanya bertemu dengan kolega bisnis mereka berbicara formal. Itu dulu, sebelum semuanya terenggut. Karena selama kejadian itu hanya Dito yang selalu bertemu dengan kolega bisnis, Rendra belum mau bertemu dengan siapapun. Sudah lima tahun berlalu, tapi Rendra belum menemukan keberadaan Calantha~ kekasihnya. Ia juga sudah mencari ke berbagai tempat dan penjuru dunia bahkan sudah memasang iklan. Namun, pencariannya nihil tak ada yang dapat menemukan Calantha. Detektif yang ia sewa pun menyerah karena sampai saat ini mereka tak bisa menemukan keberadaan Calantha. "Move on dong, sudah lima tahun dan lo masih saja tetap terpuruk. Yakinlah Calantha baik-baik saja," ucap asistennya lagi berusaha membuat Rendra bangkit dari keterpurukan. Semenjak menghilangnya Cala
Baca selengkapnya
Bab 6. Gadis berkerudung merah
Rendra menatap para pekerja yang sedang memetik kopi, sesekali tangannya menyingkirkan ranting yang menghalangi langkah kaki. Ia menghirup udara segar yang berbaur dengan wangi bunga kopi yang sedang mekar. Hatinya begitu hangat dan tenang."Pakai caping ini," ucap Dito asisten Rendra sembari memberikan caping pada Rendra.Rendra menerima caping pemberian Dito tanpa mengalihkan pandangannya. Dari ketinggian ini, ia bisa melihat bangunan perkotaan yang sebesar kotak sabun."Lo mau ngapain?" tanya Rendra sembari mengamati tangan Dito yang cekatan memetik kopi."Mau metik kopi," jawab Dito tanpa mengalihkan pandangan. Tangannya cekatan memetik buah kopi berwarna merah dan memasukkan ke dalam ember"Napa lo ikutan metik kopi?""Kenapa emang? Salah kalo gue ikutan metik?" tanya balik Dito sambil memasukkan kopi yang telah ia petik ke dalam ember penampungan."Ya, enggak. Tapi kenapa?" tanya Rendra penasaran."Kopi di sekitar sini bu
Baca selengkapnya
Bab 7. Kunjungan Ke Jakarta
"Tumben lo cepat bangun," ujar Dito yang melihat Rendra sedang duduk di kursi pantri. "Gak bisa tidur," jawab Rendra tanpa mengalihkan padangan pada Dito yang sedang menghampirinya. "Masih mikirin Calantha?" tanya Dito seraya mengeluarkan dua buah gelas dan membuat coklat panas. Bukan. Jawaban itu hanya mampu Rendra suarakan dalam hatinya. Ia sudah tak berharap banyak lagi dengan Calantha. Ia yakin gadis itu baik-baik saja atau mungkin sudah bahagia dengan pria lain. "Minum ini." Dito menyodorkan secangkir coklat panas pada Rendra dan langsung menyesapnya. "Hari ini gue mau balik ke Jakarta. Lo gak pa-pa gue tinggal?" tanya Dito sembari menyesap coklat panas buatannya. Dito sudah terbiasa pulang pergi ke Jakarta, sesekali dia juga menginap. Namun, tidak pernah menginap sampai 3 malam. Ia percaya dengan Aryo, manajer di perkebunan ini yang mampu mengurus semua pekerjaan dengan baik. Jika bosnya Rendra berada di sini, tak perlu lagi ia lebih sering berkunjung ke desa ini. Ia yak
Baca selengkapnya
Bab 8. Berpelukan
Mentari telah muncul dari peraduan, setiap insan manusia kini siap memulai aktivitas. Begitu juga dengan seorang gadis berambut panjang diikat gaya ekor kuda. Sebuah apron telah melekat di tubuhnya, bersiap untuk membuka warung makannya.Berbagai makanan telah ia susun rapi di steling makanan, kemudian ia beranjak untuk melap semua meja dan merapikan kursi, menyusun kotak-kotak tisu di atas meja. Ia memindai semua sudut warung makannya, setelah merasa semua rapi ia pun beranjak ke arah stelling untuk bersiap menyambut para pelanggannya.Hari ini sang asisten tidak bisa menemaninya karena sedang sakit. Ia sendiri yang harus bekerja melayani para pelanggan."Satu piring nasi uduk, Mbak Ayu sekalian dengan teh hangatnya.""Baik, Mas," ucap Ayu sopan.Ia pun mempersiapkan pesanan dengat cekatan dan mengantarnya ke meja yang ditempati pelanggan tersebut."Silahkan dimakan, Mas," ucapnya setelah meletakkan sepiring nasi uduk dan teh hangat di atas meja."Terima kasih, Mbak Ayu. Sediri aja n
Baca selengkapnya
Bab 9. Adam Linardy
"Ternyata hidupmu baik-baik saja sampai saat ini."Wanita itu mengepulkan asap dan menjetikkan abu rokok ke asbak. Ia mengamati lawan bicaranya yang masih tak bergeming kala diajak berbicara. Kemudian ia meneguk minuman dari beer mug, kembali ia mengisap rokok dan mengepulkan asap membentuk bulatan-bulatan."Apa selama ini dia tak pernah mencarimu?" tanya wanita berambut pendek itu lagi. Ia menatap wajah lawan bicaranya dengat lamat-lamat."Dia tak akan pernah mencariku," jawabnya sembari meneguk bir. Ia memanggil bartender untuk menambah bir ke gelasnya yang isinya telah habis ia teguk."Wahhh, kau benar-benar hebat." Wanita berambut pendek itu bertepuk tangan. "Setelah kau melarikan diri dan membawa kabur uangnya. Kau sangat terlihat santai saat ini," lanjutnya lagi. Ia juga memberi kode kepada bartender agar menambahkan bir ke gelasnya."Kau juga menikmati hasilnya!"***"Kemana saja kau selama ini?"Ayu baru saja dari dapur membawa dua gelas kopi dan meletakkan di meja. Mengambil
Baca selengkapnya
Bab 10.
Setelah Adam pamit, Ayu segera mambasuh wajah dan gosok gigi. Setelahnya masuk kamar, tetapi sebelum merebahkan diri di kasur yang menemani selama lima tahun ini. Ia melakukan ritual malam terlebih dahulu. Mengaplikasikan krim malam ke seluruh wajah.Awal ia tinggal di desa ini merasa kedinginan karena suhu udara pada malam hari hampir mencapai 20° Celcius. Bahkan setiap malam ia harus menyalakan perapian agar ruangan tetap hangat. Namun, seiring berjalannya waktu ia mulai terbiasa dengan suhu udara di desa ini dan bahkan ia hanya menggunakan sweater rajut dan selimut. Tidak seperti di awal ia tinggal, memakai kaos kaki, sarung tangan, topi kupluk, jaket tebal, dan selimut tidak cukup satu. Ia memakai sampai tiga selimut sekaligus.Mungkin satu-satunya rumah yang menggunakan penghangat ruangan hanya villa pemilik perkebunan. Kepala desa di tempat ini saja, masih sama dengan penduduk lainnya. Hanya menggunakan jaket dan selimut seadanya ketika tidur.Ayu menatap lamat-lamat langit kama
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status