Liara

Liara

By:  Sinda  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.4
7 ratings
60Chapters
26.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hagan tak sengaja bertemu Liara, secara sadar menjadikan perempuan itu partner one night stand. Lalu, di pagi harinya, menawarkan sepuluh juta seminggu asal Liara mau menjadi istri. Hagan tak berharap apa pun pada pernikahannya. Ia hanya membutuhkan Liara sebagai teman tidur. Lantas, apa yang akan Hagan lakukan saat status Liara diketahui oleh Redrick--si adik tiri--yang selalu berusaha melenyapkannya? Note: Mengandung unsur 18+

View More
Liara Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Kennie Re
Favorit akuuu ... Sujses terus buat kak Sinda...️
2023-08-23 01:10:47
1
user avatar
mira apriani
Sukaaaaa bgt sm kisah Hagan Liara.. bintang lima puluuuuuuuh... tuntas dibaca semuaaaa dr awal sampai akhir.. Terima kasih Author untuk kisah ini.....
2023-07-19 16:59:22
2
user avatar
Enisensi Klara
keren ceritanya
2022-05-06 15:50:10
2
user avatar
Penghujung Cerita
bab gratis aja udah bikin sedih dan menarik apalagi kelanjutannya tapi nurut gw koin yah mahal jadi yah susah dikit mau nerus tapi dicoba yah perlahan" tq thor harap x kecewa dah itu penting...
2021-12-28 16:05:51
2
user avatar
Nia
5 stars untuk hagan dan liara
2021-11-14 23:25:40
3
user avatar
Amin Mustakdiah
Kalau sedikit detail ketika Bercinta akan menambah Nuansa romantis, dan sedikit liar untuk pembaca. aku akan mengikuti ceritamu terbaru tp klw menambah nuansa menarik cerita yg detail dalam bercinta.
2023-03-22 22:14:13
1
user avatar
Vera Go
bagus d awal
2021-12-31 03:00:03
1
60 Chapters
Bab 1
Warn! 18+Mata Hagan melotot pada perempuan yang berlutut di depannya. Gegas lelaki bertubuh tinggi itu memundurkan langkah, menjauhkan asetnya dari wajah si perempuan. Lelaki itu hampir mati karena sebuah gigitan. "Kau mau membunuhku?!" Bentakan itu dibalas cengiran kaku oleh si perempuan. Ia mengusap mulut. "Biar kucoba lagi. Aku ini berpengalaman. Tadi itu aku cuma sedang ... gugup?" Hagan berseringai. Mau coba menipuku sejauh apa lagi, pikirnya. Dilihat sekali saja, dari cara berjalannya di kelab tadi, perempuan itu sama sekali belum berpengalaman. Hagan bisa jamin. "Dengar." Perempuan itu berdiri. Mengusap wajah frustrasi. Di tempatnya, Hagan menelan saliva, tetapi mata tak mau berhenti menelusuri tiap lekuk di sana. Di kamar ini, pendingin ruangan menyala di pengaturan paling rendah. Satu-satunya yang menjadi sumber panas adalah perempuan di hadapan. "Aku jamin bisa membuatmu senang malam ini.
Read more
Bab 2
"Kita sudah sampai." Hagan berucap sedetik sebelum mobilnya berhenti di depan sebuah rumah megah. Di samping pria itu, Liara mendongak setelah beberapa saat lalu pandangan terpaku pada kartu identitas Hagan yang dipegang. "Silakan turun, Nyonya Hagan Arsenio." Bibirnya menipis, tangan pria itu meremas jemari Liara. Senang? Mungkin bisa dibilang begitu. Kalau pun Hagan senang, itu wajar. Hari ini ia dan Liara resmi menjadi suami istri. Terlalu nekat? Menggebu-gebu? Sepertinya begitu. Sekarang saja, pikiran lelaki itu sudah berkelana jauh. Liara dalam balutan gaun sederhana berwarna putih itu benar-benar cantik di matanya. "Kau serius dengan ini?" Dari kaca jendela, Liara menatap rumah megah di depannya. Empat pilar besar di bagian depan rumah itu tiba-tiba saja membuat nyalinya menciut. Kepala Hagan mengangguk satu kali. "Turunlah duluan, Pak Rayi," ucapnya pada si supir. Suara pintu ditutup te
Read more
Bab 3
Di ruang tamu, Liara menatapi dua asisten rumah tangga yang sedang menangis. Dua wanita berusia 30 tahun itu terancam di pecat. Bersandar di salah satu pilar, Liara menggigit ibu jari. Dirinya iba dan juga bingung. Pegawai Hagan itu terancam kehilangan pekerjaan karena dirinya. Tadi, Liara hanya ingin membantu dua wanita yang bertugas mencuci pakaian itu. Seprei yang ia dan suaminya pakai kemarin, Liara cuci sendiri. Belum sempat kain lebar itu keluar dari mesin, Hagan pulang. "Apa yang kau lakukan di sini, Liara?" Pria itu bertanya dengan dua tangan bertumpu di pinggang. Menatap Liara seolah perempuan itu sedang melakukan sesuatu yang salah. "Mencuci seprei," jawab Liara kala itu seraya menarik keluar seprei putih tadi. Di luar dugaan, benda itu diambil Hagan. "Kalian kubayar untuk apa?!" Membentak, Hagan melempar kain tebal itu ke arah dua pegawainya. "Kalian berdua, tunggu aku di ruang tamu." Saat itula
Read more
Bab 4
"Pilih saja yang kau suka." Hagan memegangi dua bahu Liara dari belakang. Menghadapkan perempuan itu pada rak sepatu. Hari ini, sebagai suami yang baik, Hagan mengajak Liara pergi belanja. Kebetulan jadwal Hagan mengontrol toko-toko cake-nya sudah selesai sore tadi. Menatapi jejeran high heels cantik dan terlihat mahal itu sebentar, Liara menoleh ke belakang. Tepat di luar toko yang ia dan si lelaki datangi, berdiri lebih dari lima orang bertubuh tegap dengan seragam hitam. Mereka itu bodyguardnya Hagan. Liara baru tahu jika lelaki itu menggunakan jasa pengamanan jika akan keluar rumah. "Kenapa kau berlebihan sekali? Haruskah mereka menjagamu? Kau ini siapa? Katamu kau itu hanya pemilik beberapa toko roti, kafe dan makanan pinggir jalan. Pengamananmu melebih pejabat negara." Liara menyuarakan rasa tidak nyamannya. "Mereka di sana untuk menjagamu. Kalau kau hilang, aku yang susah." Hagan membalas dengan candaan. P
Read more
Bab 5
"Sebenarnya aku ini sepupunya Hagan."Sore itu, Max berhasil memanfaatkan kesempatan--Hagan pulang untuk berganti pakaian.Selama Liara dirawat, tiga hari penuh Hagan tak meninggalkan perempuan itu barang sedetik. Membuat Max kelimpungan untuk mencari celah demi bisa melampiaskan rasa penasaran."Sepupu?" Di atas ranjangnya, Liara mengernyitkan dahi. "Kata Hagan kalian kenalan." Ia juga ingat perjumpaan pertama dengan Max kemarin. Pria itu juga menyebut diri sebagai kenalan.Pria berambut abu-abu itu mengangguk. "Jadi, biarkan aku bertanya beberapa hal padamu."Max memulai. Pertama ia ingin memvalidasi bahwa benar Liara adalah istri Hagan. Si perempuan mengamini, Max terperangah."Kenapa bisa?" tanya pria itu dengan suara tidak santai.Mana bisa Max bersikap tenang. Selama yang ia kenal, Hagan bukanlah pria seperti pada umumnya. Maksudnya, lelaki itu norma
Read more
Bab 6
"Dari mana kau tahu Max sepupuku?" Pertanyaan itu terlontar saat Hagan sedang menyiapkan makan makan untuk Liara di meja. "Dia yang memberitahu. Kenapa kau menyebut sepupumu kenalan? kau memang tidak ingin mengenalkan kerabatmu padaku?" Liara menatap senang pada hidangan di depan mata. Sesuai permintaannya, hari ini menu santapan sederhana, sup ikan dan telur dadar. Hagan meletakkan sendok. Ini sedikit rumit." "Tidak masalah jika tak ingin cerita," kata Liara sebelum mengunyah. "Hubunganku dengan mereka, keluargaku, tidak begitu baik." Hagan memulai. Entah kenapa ia merasa bukan masalah untuk bercerita sedikit pada Liara. Si perempuan mengangguk. Menanti cerita selanjutnya. "Satu-satunya yang dekat denganku adalah Max. Karena itu aku lebih suka menyebutnya kenalan." Ada kerutan samar di dahi Liara. Tidak paham. "Terkadang, orang yang kita pikir bisa dipercaya, kerabat sendiri, ada
Read more
Bab 7
"Aku nyaris mati hanya karena kau salah paham? Bajingan, kau Hagan." Memegangi pipinya yang bengkak, di sofa ruang tamu, Max menatap si sepupu frustrasi.Tebakan Hagan salah. Max tidak bersekutu dengan Redrick. Setidaknya bukan sekarang. Pria itu bisa muncul bersamaan dengan Liara, karena mereka tak sengaja bertemu di jalan."Kau yakin tidak perlu dokter, Max?" Liara yang duduk di samping Hagan bertanya cemas."Aku dokter, Sayang." Ucapan barusan dihadiahi lemparan gunting oleh Hagan. Max kembali sibuk merawat lukanya sendiri dengan bantuan cermin."Salah siapa aku tidak bisa  menghubungimu?" Hagan protes kala sikapnya barusan dilempari pelototan oleh Liara."Aku sudah bilang, baterai ponselku habis." Inilah sebab utama petaka malam ini.Liara pergi menemui adiknya. Karena itu tak ingin diantar supir, takut Tatiana curiga. Ia tidak bisa memberitahu Hagan akan pulang t
Read more
Bab 8
"Oh, sialan." Max mengumpat ketika sampai di ruang TV dan menemukan Hagan sedang bermesraan dengan Liara. "Kalian merusak pagiku!" Pria dengan piyama biru itu sengaja mendorong tubuh Hagan dari atas Liara. Dirinya sendiri mengambil tempat di sofa ukuran satu orang. "Ini rumahku, terserahku. Kalau tidak suka, aku tidak keberatan kau pergi." Hagan memilih ikut berbaring bersama Liara. Ia memeluk sang istri. "Kau tidak sarapan?" Wajahnya dipaksa menempel di dada Hagan, Liara bersuara. "Sebenarnya aku lebih ingin memakanmu. Tapi, karena kau sedang datang bulan. Biarkan aku memelukmu saja. Sarapan, sebentar lagi." Tangan pria itu menggosok lembut punggung istrinya. "Maniak," ejek Max. "Daripada menyimpang seperti seseorang?" balas Hagan tak mau kalah. Sejenak ruangan itu diisi oleh aksi saling mengejek dari Hagan dan Max. Liara hanya memilih menjadi pendengar dan sesekali tertawa geli. 
Read more
Bab 9
Berantakan. Kacau. Agaknya dua kata itu masih kurang pantas diberikan atas pemadangan di ruang tamu kediaman Hagan malam ini. Sofa terbalik. Meja juga bergeser jauh dari tempat seharusnya. Di lantai, tiga orang pria bertubuh tegap berlutut menunggu nasib. Hagan murka. Liara, istrinya masih belum ada di rumah, padahal sekarang sudah hampir tengah malam. Bukan pergi menemui sang adik, melainkan diculik. Tadinya, Liara ada di rumah sakit. Entah bagaimana ceritanya, perempuan itu mengalami kecelakaan, terserempet mobil. Para  bodyguard membawa Liara ke rumah sakit. Saat Hagan berhasil sampai di sana, sang istri sudah tak ada. Hilang tanpa jejak. Penjaga Liara yang Hagan tugaskan berada di samping si perempuan setiap detik kecolongan, tak tahu kapan orang yang harusnya mereka jaga keluar dari kamar rawat. Tak lama, setelah menyusuri setiap sudut di rumah sakit dan masih tidak menemukan yang dicari, Hagan mendapat telep
Read more
Bab 10
Hagan sudah bersiap di belakang kemudi. Pedal gs ia injak kuat-kuat. Membuat tiga pria di depannya semakin terlihat gemetar. Tidak ada jalan lain. Bila Hagan tak melampiaskan amarah ini dengan membunuh tiga pengawal Liara yang tidak becus, maka dirinyalah yang akan mati. Mengarahkan lampu ke tiga calon korban yang akan dilenyapkan, Hagan menarik tuas gigi. Sudah akan menginjak gas, suara kalyson sebuah taksi yang memasuki area halaman rumah mencuri atensi. Taksi itu akan ikut Hagan tabrak jika saja Liara tak keluar dari sana. Hagan mendorong pintu mobilnya kasar, lalu berlari menuju si perempuan yang berjalan tertatih. "Kau mau melenyapkan orang lagi?" Perempuan itu langsung ditarik Hagan untuk dipeluk. Ia lumayan tersentak karena eratnya laki-laki itu memeluk. "Ini benar kau? Kau sungguh pulang dalam keadaan utuh?" Memastikan yang di depannya benar Liara, Hagan menyentuh wajah, tangan dan kaki perempuan itu. Liara di depan matanya tidak hilang, ia kembali memberi dekapan. "Kau m
Read more
DMCA.com Protection Status