Sun in My Heart

Sun in My Heart

Oleh:  Nitaosh94  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
11Bab
730Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bagaimana cara menaklukkan Sun si pemalu? Apakah si cerdas kaya raya bisa menaklukkan hati Sun? Sun seperti namanya yaitu matahari yang menyinari setiap hari-hari Yudha si cerdas dan kaya raya. Sun begitu pemalu, tidak banyak berbicara, agak sedikit susah untuk Yudha mendekatinya tetapi Yudha tidak menyerah begitu saja, berkali-kali dia terus melakukan pendekatan dengan Sun, berusaha membuat Sun merasa nyaman didekatnya. Sampai tiba pada suatu hari, Sun luluh dan Yudha berhasil menaklukkannya. Berapa waktukah yang dibutuhkan Yudha untuk menaklukkan Sun? Berapa hari? Berapa minggu? Berapa bulan? Atau bahkan berapa tahun? Tidak gampang bagi Yudha, maka ketika dia sudah bisa meluluhkan hati Sun, dia akan terus menjaganya sampai awet karena dia tahu betapa susahnya mendapatkan hati Sun tapi rintangan demi rintangan terus menghampiri mereka berdua, apakah mereka sanggup melewati itu semua?

Lihat lebih banyak
Sun in My Heart Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
11 Bab
Pertemuan
Hari yang sangat cerah, matahari menyinari kota Jakarta. Terlihat seorang gadis sedang membawa sebuah amplop coklat berisikan lamaran kerja, kesana-kemari dia memasukkan lamaran kerja di setiap perusahaan sampai hari berganti menjadi sore, gadis tersebut masih terus memberikan surat lamaran kesetiap Perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.Tak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan karena dia belum mempunyai pengalaman apapun, dia baru saja lulus dari study-nya di SMA. Di Zaman modern ini sangat begitu keras, kalian harus memiliki skill yang bagus dan otak yang cerdas pula tentunya dengan lulusan sarjana serta pengalaman di dunia kerja yang menjadi prioritas agar kamu bisa diterima kerja di suatu perusahaan apalagi seperti di Kota Jakarta ini.Gadis malang bernama Sun, telah sebulan dia menganggur. Begitu banyak lamaran yang dia dimasukkan, tapi tidak ada satu pun yang menerimanya, semua lamaran tertolak begitu saja."Aku harus bagaimana lagi?" Dengan lesu tak habis-habisnya dia
Baca selengkapnya
Ingin pendekatan?
Hari ini merupakan hari kedua Sun bekerja. Saat jam menunjukkan pukul 12.00, waktunya karyawan beristirahat, Disa pun menghampiri Sun dan mengajaknya makan bersama.Sun yang masih sibuk dengan pekerjaannya, dia pun menolak secara halus. "Maaf, pekerjaan saya masih belum selesai kak, mungkin kakak bisa makan duluan soalnya kalau menunggu saya nanti kakak bisa telat makan.""Yasudah, aku duluan ya." Disa berlalu pergi.Tidak terasa, sudah menunjukkan pukul 12.30. Yudha yang masih berada didalam Ruangannya pun keluar sambil membawa bekal. Saat dia keluar dari Ruangannya, dilihatnya Sun yang masih berada didepan komputer, sibuk mengerjakan pekerjaannya itu. "Sun? Kamu belum istirahat?""Belum, Pak." Jawab Sun singkat."Kenapa? Istirahatlah, waktumu tinggal 30 menit lagi.""Sebentar lagi, Pak.""Jangan menunda-nunda, kalau waktunya istirahat ya harus istirahat." Yudha menarik Sun untuk ikut bersamanya.Sesampainya di Kantin, Yudha memberikan sebuah menu kepada Sun. "Silakan pesan.""Tidak
Baca selengkapnya
Ingin menaklukkan Sun
Sun kembali duduk ditempat kerjanya, dia mulai menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda."Sun, mau pesan jus?" Tanya Gilang yang merupakan asisten Yudha."Maaf, belum dulu Pak. Makasih.""Kalau sop buah, bagaimana?""Belum dulu Pak, maaf."Yudha yang mendengar itu pun langsung keluar dari Ruangannya."Ada apa ini? Berisik sekali.""Gak ada apa-apa, Pak." Jawab Gilang mewakili seluruh karyawan."Terus ini apa?" Ucap Yudha sembari menunjuk menu yang dipegang oleh Gilang."Menu minuman, Bos.""Oh.""Bos mau?""Oh, jadi ini yang diperdebatkan dari tadi?""Pesan saja yang kalian mau, saya traktir.""Baik, Bos." Gilang semangat.Gilang kembali menawari Sun, "Silakan pilih apa yang kamu mau, Sun.""Nggak Pak, Makasih.""Dibayarin Pak Bos lho, masa kamu gak mau?""Saya lagi gak nafsu makan, Pak.""Sudah, pesan sop buah aja 2 porsi ya." Ucap Disa sambil mendekat kearah Sun dan Gilang."Banyak benar, lapar ya Dis?""Nggak, cuma 1 doang. Yang satunya lagi kan untuk Sun.""Gak perlu kak, m
Baca selengkapnya
Perjumpaan tak terduga
Pukul 06.30 Sun sudah tiba di Kantor, disana masih begitu sepi, belum ada satu pun karyawan yang datang.Sun begitu gugup, karena ini merupakan meeting pertamanya. Dia merasa takut, dia takut tidak bisa menjelaskan materi dengan begitu baik, dia takut gagal dan nantinya perusahaan kalah tender."Sun." Yudha menepuk pundak Sun dan seketika Sun tersadarkan dari lamunannya."Sudah mau meeting, Pak?" Tanya Sun gugup."Belum, masih lama. Sekarang baru pukul 06.40. Pagi sekali kamu datang?""Iya Pak. Saya takut terlambat nanti, takutnya nanti meeting sudah mulai duluan.""Kamu gugup ya?""Iya Pak. Ini pertama kalinya dan saya merasa minder, saya merasa gak pantes aja gitu Pak, saya rasa masih ada yang lebih baik daripada saya.""Jangan minder terhadap prestasi kamu. Kamu sangat berprestasi dan kamu memang bisa dibidang ini. Mungkin ini baru pertama kali ya, kalau sudah kedua kalinya pasti gak akan gugup lagi dan satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu ialah jangan minder dan jangan m
Baca selengkapnya
Ingin bertemu lagi
Sun terus-menerus mengisi pikiran Trinsyo, dia bahkan sampai terbawa mimpi bertemu Sun dan pergi makan bersama di sebuah Restoran mewah, hanya mereka berdua saja.Trinsyo memutuskan besok siang menemui Sun di Kantornya dan ingin mengajaknya makan siang bersama.Disatu sisi, Yudha yang sedang bersantai di Rumahnya tiba-tiba dipikirannya terlukis wajah Sun. "Aku gak sabar ingin menanti hari esok, hari yang sangat menyenangkan."Tring! Tring! Terdengar nada dering dari handphone Yudha. Terdapat beberapa pesan masuk, dan Yudha segera mengeceknya.~Chersta~✓Yudha, apa kabar?✓Sudah lama ya kita tidak berjumpa.✓Rasanya aku ingin bertemu kamu lagi, Yudha.✓Apa kamu masih kangen aku?✓Atau sudah tidak?✓Aku harap kamu belum punya yang lain.✓Aku harap kamu masih menungguku disana.✓Sampaikan salamku untuk Om disana.✓Aku pun berharap kamu gak kecewa.✓Harapanku yang terdalam adalah kamu masih mau menerimaku Yudha.Yudha hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.Sejam telah berlalu, Ch
Baca selengkapnya
Mencoba menjatuhkan
Semua pikiran menjadi begitu kacau, pikiran jelek selalu menghantui Chersta."Kamu belum mengetahui siapa aku, bukan? Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya." Chersta tersenyum licik.Sore hari pun tiba, semua karyawan pulang ke Rumahnya masing-masing tanpa ada yang lembur seorang pun."Sun." Sapa Yudha.Sun yang awalnya sedang berkemas untuk pulang, memberhentikan kegiatannya dan menanggapi ucapan Yudha, "Iya Pak?""Maaf soal yang tadi.""Enggak Pak, saya tidak apa-apa Pak.""Maafkan Chersta yang sudah berlaku tidak sopan terhadap kamu ya.""Gak masalah, Pak. Lagipula saya cuma karyawan Pak, saya bukan siapa-siapa yang patut dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya.""Disini kita berhak mengutarakan pendapat dan kita berhak mendapatkan itu semua. Kita semua sama, tanpa ada perbedaan yang mencolok. Mengerti?"Sun hanya mengangguk.Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka berdua, sepertinya orang itu tidak begitu senang.Sementara orang itu masih berada disana, sedangkan Sun dan
Baca selengkapnya
Semakin rumit
Yudha menghampiri mereka disana, "Ada apa ini ribut-ribut?"Semua karyawan menjadi terdiam.Weni mulai membuka suaranya, "Sun mencuri uang saya Pak.""Kamu ada buktinya?" Tanya Yudha."Sun telah membuka laci saya, Pak.""Apa benar kamu telah membuka laci Weni, Sun?""Benar, Pak. Tapi..." Omongan Sun terpotong, Weni memotong omongan Sun secara sepihak."Nah, dia mengakuinya Pak.""Tapi, Pak..." Lagi-lagi omongan Sun terpotong untuk kedua kalinya."Sudah, cukup. Saya tidak perlu penjelasan lagi dari kamu Sun, sekarang juga kamu ikut ke Ruangan saya."Sun hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yudha, dia merasa begitu sedih karena telah dituduh begitu padahal dia tidak melakukannya dan yang paling menyakitkan itu adalah pimpinan perusahaan ini tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi, dia merasakan Yudha hanya mendengarkan dari satu pihak saja tanpa mempertimbangkan lagi penjelasan dari orang lain.Sun tiba di Ruangan Yudha dan dia
Baca selengkapnya
Penyebab?
Begitu marahnya Weni karena Chersta tidak membalas pesannya itu dan dia memutuskan untuk menelepon Chersta. Weni pura-pura pergi ke Toilet agar semua orang tidak mencurigai dia saat menelepon Chersta. Tetapi saat ditelepon oleh Weni, Chersta tidak menjawab panggilan tersebut, inilah yang membuat Weni menjadi sangat murka. "Baiklah, aku akan bongkar semuanya kepada Yudha." Ketika hendak menuju Ruangan Yudha, Weni terpikir satu hal bahwa jika dia membongkar semuanya maka tidak aman juga bagi dia, jadi dia memutuskan untuk mengurung niatnya itu lalu kembali ke Ruangannya. Di Rumahnya, Chersta tersenyum lebar. "Sangat pendek banget pikirannya, mana mungkinlah aku memberikan mobil semahal itu kepadanya, haha." Tring! Tring! Suara pesan masuk dari handphone Chersta, lalu dia langsung mengecek pesan tersebut dan membacanya. ~Si pembantu Weni~ ✓Jika kamu tidak membelikan aku mobil itu, aku akan membongkar semuanya kepada Yudha. ✓Yudha akan mengetahui perbuatan busukmu itu. Chersta la
Baca selengkapnya
Rasa campur aduk menghampiri
Weni segera membereskan barang-barangnya dan meninggalkan Kantor tersebut tanpa berpamitan dengan siapapun, dia merasa bersalah dan mengakui bahwa dirinya memang tidak pantas berada di Kantor ini serta tidak pantas juga untuk dimaafkan.Penyesalan selalu datang terlambat, inilah yang saat ini Weni rasakan. Weni sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia perbuat, karena iri dan nafsu terhadap sesuatu yang sangat diinginkan membuatnya kehilangan segalanya yaitu pekerjaan yang telah dia tekuni sejak lama, kepercayaan orang-orang terdekat menjadi musnah, teman dekatnya menjadi menjauh. Tapi, ada satu orang yang tetap memahaminya dan memaafkan perbuatannya itu serta tidak ada rasa dendam terhadapnya, dia adalah Sun."Maaf Kak Weni." Sun datang menghampiri Weni dan meminta maaf, Weni menjadi semakin tidak nyaman dengan situasi ini, orang yang telah dia buat buruk namanya tetapi hanya orang itulah yang bisa memahaminya bahkan memaafkan segala yang telah dia perbuat."Oh, kamu tidak perlu
Baca selengkapnya
Sangat Menusuk
Nama aku disebutkan dalam pertengkaran tersebut, suasana semakin mencekam. Perdebatan semakin memanjang sampai tibanya kami masuk kedalam, suasana semakin ricuh. Chersta yang melihat keberadaanku disana menjadi sangat murka, dia mendekatiku lalu mendorongku dan mencaci-maki diriku."Cukup, Chersta! Kamu sangat keterlaluan!" ucap Yudha dengan wajah memerah, api amarah telah menyelimutinya, dia benar-benar marah dengan apa yang telah Chersta perbuat pada diriku.""Kamu yang lebih keterlaluan, Yudha!" Chersta masih tidak mau kalah, dia mengambil sapu dan mengarahkan sapu tersebut kearah diriku.Yudha menghadang itu semua lalu melempar sapu tersebut hampir mengenai lengan Chersta. Chersta kaget akan itu semua, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Yudha bisa berbuat seperti itu demi membela perempuan miskin seperti diriku ini."Eh, Chersta! Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu yang salah, bukan Sun!" Disa juga diselimuti rasa emosi setelah melihat perlakuan Chersta barusan terhadapku."Kelua
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status