Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang

Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang

Oleh:  Chau08  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
26Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah berjuang mati-matian untuk menghidupi keluarga suaminya. Astri tiba-tiba di buang sang Suami. Parahnya ,Astri tidak tahu sedang mengandung anak ke duanya, dan akan segera berpisah....

Lihat lebih banyak
Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Deeza Hashim
lanjutkan.. suka ceritanya
2023-05-13 11:03:00
2
26 Bab
Bab 1
"Dia Widia sekertaris ku! Dia juga istri kedua ku! Aku menikahinya seminggu yang lalu," setiap kata yang di ucapkan suami ku, bagaikan belati yang seolah menusuk tepat di relung hati, begitu sakit dan pedih. Meskipun aku tau selama ini, dia memang tidak menginginkan aku. Namun, mendengar dia menikahi wanita lain, sungguh sakit hati ini. Ku tatap wajah suami yang sudah 10 tahun ini bertahta di hati ku. Lalu ku lihat wanita yang di bawa suami ku. Dia terlihat modis dalam berpakaian, juga sangat sexy. Menurut ku bajunya sudah tidak layak pakai. Bahkan jika anaku yang pakai saja masih kekecilan. Riasan wajah yang tebal, bibir yang merah menyala. Sebenarnya, melihat penampilannya, aku ngeri sendiri melihat gaya wanita itu. " Kamu anggap aku apa selama ini mas? Pernah kah kamu memperlakukan aku dengan baik? Aku tidak pernah menuntut selama ini, aku selalu menerima setiap perlakuan buruk mu! Apa masih kurang aku berbakti kepada mu selama ini? Sehingga kamu membawa perempuan lain ke rumah k
Baca selengkapnya
Bab2
Setelah membereskan barang-barang yang akan di bawa, Astri duduk di atas ranjang. Astri merenung memikirkan semua yang terjadi. Sebenarnya selama ini, Astri mulai sadar kalau ada yang tidak beres dengan rumah tangganya. Karena Astri tulus mencintai Ardi, sehingga selama ini dia menutup mata. Karena Astri berpikir suatu saat Ardi akan berubah. Namun, semua hanya angan semu yang takkan pernah terjadi. Dulu paman Astri lah yang mencarikan jodoh untuk Astri. Paman Yadi sangat khawatir karena, selama Astri kuliah tidak pernah melihat membawa laki-laki yang punya hubungan spesial dengan Astri. Karena alasan itulah pamannya mencarikan Astri pasangan. Namun karena, Astri tidak ingin membuat paman nya kecewa, dengan hati lapang Astri pun menerima perjodohan itu. Meski saat itu di tentang oleh Oma nya. Namun melihat Paman yang begitu berharap dengan perjodohan ini. Astri membujuk Oma dan akhirnya Oma setuju. Meskipun setuju namun sikap Oma berubah terhadapku. Mungkin Oma sudah tau akan seperti
Baca selengkapnya
Bab3
Astri menarik kopernya dan juga koper Syifa keluar gerbang. Ketika berjalan cukup jauh dari gerbang rumah, Astri melihat Alin dan Ayah mertua sedang berpelukan. Lalu Astri pun menghampiri mereka. " Ayah, Alin... Kenapa ada disini?" tanya Astri penasaran. "Astri..." ucap Ayah tak melanjutkan kata-katanya matanya menatap koper yang Astri bawa. "Alin pergi dari rumah kak," Jawab Alin lirih. Sedangkan Ayah hanya menunduk. " Kenapa bisa dek? Terus sekarang kamu mau kemana?" tanya Astri lagi. Namun, Alin hanya menggelengkan kepala. "Alin akan Ayah Carikan penginapan untuk sementara, sebelum Ayah dapat kos-kosan yang dekat dengan sekolah nak,"jawab Ayah. Aku kasihan melihat Alin, aku yakin Ayah pasti sedih, biar bagaimanapun, Ayah sangat menyayangi Alin. Tapi Ayah tidak bisa berbuat banyak, Karena selalu di marahi ibu mertuaku. "Apa Ayah ada uang untuk nanti biayanya, Alin?" aku bertanya dengan hati-hati takut Ayah akan tersinggung. "Ayah belum ada uang. Untuk sekarang, Ayah cuma puny
Baca selengkapnya
Bab 4
Setelah Herdi mengantar putri bungsunya pergi bersama Astri, dia kembali ke rumah. Sampai di dalam rumah, dia melihat anak dan istrinya sedang tertawa bahagia. Namun, tidak bagi dirinya yang harus rela berpisah dengan anak bungsunya. "Ayah dari mana?" tanya Sindi, yang menyadari kedatangan ayahnya. " Ayah dari luar nak," jawab Herdi memaksakan senyum. "Si anak haram itu sudah pergi mas?" tanya Anis dengan sinis kepada suaminya. Herdi yang mendengar Anis menyebut Alin anak haram langsung diam. Sungguh, Herdi sangit mendengar hinaan untuk putrinya. Demi apapun Herdi berani bersumpah, bahwa Alin bukan anak hasil di luar pernikahan. Alin lahir ke dunia setelah Herdi dan Silvi ibu dari Alin menikah. "Alin bukan anak haram Bu!" ucap Herdi tegas. " Bagi aku dia tetap anak haram, yang lahir dari seorang wanita murahan, perusak rumah tangga orang!" ucap Anis emosi. Ingin rasanya Herdi, memberi tamparan atas perkataan pedas istrinya itu. Namun, lagi dan lagi Herdi hanya bisa diam mengalah.
Baca selengkapnya
Bab 5
Malam harinya setelah selesai makan malam. Alin mengirim pesan kepada herdi. [Assalamualaikum ayah?] [Waalaikumsalam nak!] [Ayah kak Astri mau minta tolong sama ayah!] [Minta tolong apa nak?] [Kata kak Astri, apa Ayah ada waktu besok?] [Kenapa nak? Kakakmu mau bertemu Ayah?] [Bukan yah! Kak Astri minta tolong Ayah kesekolah Alin sama Syifa yah! Untuk mengurus surat-surat kepindahan Alin sama Syifa. Apa Ayah bisa?] [Ya Allah nak, ayah sampai lupa urusan surat pindahan. Ayah bisa kok, besok Ayah kesekolah kamu sama Syifa ya!] [Iya Ayah soalnya kita pindah nunggu surat-surat aku sama Syifa dulu. Biar kak Astri tidak repot bolak-balik.] [Iya pasti besok Ayah urus, biasnya sehari juga bisa beres. Nanti Ayah antar kalau sudah selesai ya nak!] [Ya udah makasih ya Ayah] [Iya nak, salam sama kakakmu. Bilang sama cucu Ayah, kakek sayang Syifa.] Setelah berkirim pesan dengan Ayahnya, Alin memberi tahu Astri. Setelah itu Alin masuk ke dalam kamar. Alin merasa bersyukur telah di perte
Baca selengkapnya
Bab 6
Pagi harinya Alin dan Syifa berniat untuk berenang. Sayang kalau fasilitas Hotelnya tidak di gunakan. Mereka pun turun ke lantai bawah untuk berenang di temani Astri. Dengan semangatnya, setelah selesai sarapan Alin dan Syifa berlari ke arah kolam renang. Sedangkan Astri duduk mengawasi di kursi santai, yang tersedia di pinggir kolam. Astri hanya mengawasi anak dan adiknya berenang. Alin sangat menikmati kehidupan barunya, bersama kakak ipar yang seperti kakak kandungnya. Begitu pun dengan Syifa. Astri yang melihat Syifa begitu senang merasa bersalah. Karena sejak kecil Astri tidak pernah memberikan kemewahan untuk anaknya. Bukan karena tidak mampu, hanya saja Astri selalu merasa belum yakin terhadap keluarga suaminya. Sehingga Astri harus merelakan putrinya hidup dengan sederhana. Untung nya Syifa bukan tipe anak yang banyak menuntut. Sehingga Astri tidak repot mencari alasan. Astri bertekad akan menebus kehidupan Syifa, yang selama ini serba sederhana, bahakan lebih tepatnya kek
Baca selengkapnya
Bab 7
POV Astri. Aku membuka mata, mencoba bangun namun kepala aku terasa pusing. 'kok aku ada di kamar? Perasaan tadi di kolam renang!' lalu aku melihat sekeliling namun tak ada orang. Syifa dan Alin juga entah kemana. Aku menyenderkan tubuh ke kepala ranjang. Tak lama seperti ada yang membuka pintu. ternyata Alin dan Syifa yang masuk. " Loh, kalian dari mana ?" tanyaku pelan. " Kakak sudah bangun? Kak Astri haus? Mau minum ?" tanya Alin, terlihat panik. Memang nya apa yang terjadi sehingga Alin terlihat panik dan khawatir. " Mama..?" tiba-tiba Syifa naik ke ranjang dan memelukku. Aku heran dengan dua bocah ini. Sebenarnya apa yang terjadi. "Kok kak Astri malah bengong? Kaka mau minum?" tanya Alin lagi. " Kakak kenapa dek? Kok bisa di kamar?" Bukannya tadi kalian lagi berenang ya?" Pertanyaan yang dari tadi ku tahan akhirnya lolos juga. "Kakak ga kenapa-kenapa kok! Tadi kakak pingsan di kolam renang!" jawab Alin. Aku baru ingat, ketika di pinggir kolam aku merasa pusing dan tidak
Baca selengkapnya
Bab 8
Ardi dan Widia sibuk di kantor, mereka sedang menangani proyek pembangunan Hotel. Widia yang memang sekertaris Ardi, selalu mendampingi Ardi. Widia yang awalnya sekertari baru Ardi, berhasil menggoda Ardi. Sedangkan Ardi yang pada dasarnya suka main perempuan, menerima dengan senang perlakuan Widia yang selalu menggoda Ardi. Widia merasa di atas angin bisa menyingkirkan Astri dari kehidupan Ardi. Widia merasa bangga bisa mendapatkan Ardi dan membuat Astri tersingkir. Namun satu hal yang Widia tidak tahu, bukan hanya dirinya yang menjadi kekasih Ardi di belakang Astri. Masih banyak wanita lain yang selalu Ardi kencani dan di beri janji manis, untuk di nikahi. Sekarang Widia merasa menang, bisa mendapatkan Ardi. Namun untuk kedepan entah bagaimana nasib Widia. Ketika sedang asyik memperhatikan Ardi, tiba-tiba handphone Ardi berdering. Ardi menatap Widia yang berada di meja kerjanya. Ardi langsung megambil handphone dan melihat ada pesan masuk. Sebelum membaca pesan itu Ardi menatap Wid
Baca selengkapnya
Bab 9
Astri menunggu kedatangan Ayah mertuanya. Dia cukup was-was, takut jika suaminya melihat dirinya. Sungguh Astri benar-benar tidak ingin melihat suaminya. Dia ingin segera bercerai, namun keadaan tidak memungkinkan untuk saat ini. Dengan terpaksa Astri harus menunda keinginan yang satu ini. "Maaf, Ayah lama ya?" tanya Herdi mengagetkan Astri yang sedang melamun. "Ayah!" Alin langsung mengahmbur ke pelukan Ayahnya. Lalu Astri menyalimi Herdi, begitupun dengan Syifa. Herdi memeluk Syifa dan mendudukkan Syifa di pangkuannya. " Kakek ... Syifa berat ya! Jangan pangku nanti kake pegel. Syifa udah gede nanti kake keberatan,"kata Syifa pada kakeknya. " Kakek masih kuat pangku Syifa! Kakek juga kuat gendong Syifa," ucap Herdi sambil tetap memangku Syifa. "Syifa kan udah gede kek, pasti Syifa berat," bantah Syifa yang kekeuh merasa bukan anak kecil lagi. "Iya ... Iya cucu kakek udah besar sekarang,"Herdi mengalah kepada cucu kesayangannya. "Ayah apa kabar?" tanya Astri. "Ayah baik nak, m
Baca selengkapnya
Bab 10
Hedi sampai di rumah nya menjelang Maghrib. Dia masuk ke rumah namun, tidak terlihat keberadaan istrinya. Herdi mencari Anisa di setiap ruangan rumah, namun tetap tidak menemukan Anisa. Akhirnya Herdi memutuskan untuk mandi, karena sebentar lagi akan menjelang malam. Selesai mandi dan berpakaian Herdi keluar kamar, berniat mencari istrinya. Namun tetap tidak ada, hanya ada Ardi yang sedang duduk di ruang keluarga. Herdi yang tidak ada kegiatanpun menghampiri putranya. " Lagi apa nak?" Herdi menepuk bahu Ardi. "Ayah.." ucap Ardi yang kaget dengan kelakuan Ayahnya. Namun Ardi teringat pertemuan dengan Ayahnya di Cafe. Membuat Ardi urung melanjutkan kata-katanya. " Kenapa? Kok diam," Herdi kebingungan melihat anaknya langsung diam. "Tidak apa yah! Ayah baru pulang?" Ardi mengalihkan bicaranya. Takut Ayahnya akan membahas masalah di Cafe. "Anak Ayah sudah besar ya! Sudah mau punya anak dua!" Herdi berucap tanpa sadar. Sedangkan Ardi tampak bingung. Ardi berpikir Ayahnya melantur. "S
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status