Bukan Perawan

Bukan Perawan

Oleh:  Erna Azura  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat
117Bab
23.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Langit Jingga, gadis berusia dua puluh lima tahun ini memiliki tubuh tinggi semampai dengan body goals dan paras cantik bak Dewi Yunani membuat seorang anak petinggi POLRI tergila-gila padanya. Gayung bersambut, Langit Jingga menerima pinangan Davian Raziel Dharta dalam sebuah pertunangan yang akan membawa mereka ke jenjang pernikahan. Namun sayang, beberapa bulan sebelum hari pernikahan mereka berlangsung nasib naas menyambangi gadis yang kerap disapa Jingga itu. Seorang pria bernama Bumi Xabiru Dewangga yang merupakan anak dari Panglima Tinggi TNI tanpa sengaja merenggut keperawanan Jingga dalam keadaan tidak sadar karena di bawah pengaruh obat. Lalu bagaimana nasib Jingga setelah dirinya Bukan Perawan lagi? Apakah Davian masih mau menjadikannya sebagai istri? Dan bagaimana pertanggungjawaban Biru atas perbuatan yang tidak dia sengaja kepada Jingga?

Lihat lebih banyak
Bukan Perawan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Chin_ER
Sehabis baca sampai chapter terakhir, baru tau ternyata karangan kak erna azura. Pantas alur ceritanya ......... Paling ingat AKBI, AKKEU, GUNAHDYA. Sukses kak
2024-02-27 20:27:18
0
user avatar
Imelda Ayuningtyas
udah tamat blm ya.?
2024-01-18 12:24:28
1
user avatar
Harni Nolvani
selalu penasaran kelanjutannya
2024-01-16 20:15:54
1
default avatar
Layla Chairani
Good novel
2024-01-02 19:48:53
1
117 Bab
Salah Kamar
Langit Jingga terkesiap saat tangannya ditarik ke dalam kamar hotel oleh pria yang tidak dia kenal.Pria itu menutup pintu menggunakan kaki sampai menimbulkan debuman kencang dan pintu otomatis terkunci.Belum hilang keterkejutan Jingga oleh gerakan pria itu yang tiba-tiba dan suara pintu yang membuat telinga mendengung—tanpa aba-aba sang pria mencium bibirnya dengan kasar.Siapa pria ini? Jangan-jangan dia salah kamar?Tanpa bersedia membiarkan Jingga bicara, pria itu mencekal kedua tangannya di atas kepala sambil merapatkan tubuh mendesak Jingga ke tembok. Jingga meronta namun sayang tenaganya kalah jauh.Tangan kiri pria itu mencekal kedua tangan Jingga sementara satu tangannya lagi menggerayangi tubuh Jingga, menjelajah mulai dari bagian ujung rok dan bersama dengan usapan tangan kekarnya sang pria membawa rok Jingga ke pinggang. Satu kaki pria itu berhasil menyelip di antara kedua paha Jingga yang roknya sudah tidak berguna lagi menutu
Baca selengkapnya
Melaporkan
FLASHBACK ONSuara musik dengan volume kencang memekakan telinga Jingga.Kalau bukan karena sahabat semasa kecilnya yang berulang tahun, dia tidak akan mau memaksakan diri pergi ke Bali di akhir minggu yang seharusnya bisa dihabiskan untuk beristirahat setelah lima hari bekerja mengejar target.Gadis yang sekarang menjabat sebagai Tim Leader Marketing Kartu Kredit di sebuah Bank Swasta milik Amerika itu sengaja mengambil pernerbangan terakhir di hari jum’at yang hectic ini untuk bisa bergabung bersama ghenknya merayakan ulang tahun Kiara Zenia di salah satu Beach Club di Bali.Jingga menyimpan kopernya di resepsionis karena semua sahabatnya tidak bisa dihubungi dan si pria resepsionis tidak mau memberitahu di mana kamar yang telah di-booked olehKiara.Kiara meminta incognito karena dia baru memutuskan hubungan dengan sang kekasih yang bisa saja menyusul ke Bali mencari keberadaannya karena belum bisa move on.Karena hal itu lah, Jingga yang masih menggu
Baca selengkapnya
Introgasi
Ting … Tong … Suara bel disertai gedoran di pintu memaksa Bumi Xabiru Dewangga harus meraih kesadarannya.Dia merasakan pening di kepala tapi hawa panas dari dalam tubuh dan hasrat bergelora yang tadi menyiksanya sudah mulai menipis.Biru mendudukan tubuhnya mengingat-ngingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur. Apakah dia baru selesai bercinta dengan Geisha-sang kekasih karena saat ini tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.Tadi ketika mereka hendak bercinta, Geisha mengatakan akan kembali karena tiba-tiba dia harus meeting dengan tim-nya.Tapi kapan kekasihnya itu kembali ke sini?Biru tidak mengingat apapun tentang Geisha namun benaknya memutar samar moment bercinta dengan seorang gadis.Biru bersumpah dia seorang gadis dan bukan Geisha karena gadis itu masih perawan sementara Geisha sudah tidak lagi perawan.“Tunggu … siapa gadis itu?” Biru bergumam dengan raut syok.Ting … Tong …Suara b
Baca selengkapnya
FLASHBACK
FLASH BACK ON “Sayang!” Geisha berseru sambil melambaikan tangan memanggil sang kekasih yang rela datang ke Bali atas permintaannya. Sudah dua minggu Geisha berada di Australia untuk syuting sebuah film terbaru dan sebelum kembali ke Jakarta, timnya merayakan kelancaran dan kesuksesan syuting dengan berkunjung ke Bali untuk sejenak melepas penat. Geisha sudah tidak bisa menahan rindu sehingga memaksa Biru menyusulnya ke Bali. Biru sampai harus membatalkan jadwal praktik di hari Sabtu demi dirinya dan Geisha senang sekali. Tubuh tinggi besar itu langsung memeluk Geisha yang duduk di stool meja bar. Geisha tenggelam di dada sang kekasih yang bidang. Dia selalu suka aroma Biru, lelah karena syuting dari pagi hingga pagi selama dua minggu terakhir seketika sirna seakan Biru adalah charger yang bisa mengisi dayanya kembali. “Aku kangen.” Geisha berujar manja. Dia mendapat kecupan di kepala dari Biru yang juga begitu merindukan Geisha sampai ti
Baca selengkapnya
Bukti
“Gue lupa, Ra … gue lupa kamar kita itu 325 apa 352 … gue ketuk kamar 325 dan berakhir kaya gini, apa yang harus gue bilang sama Davian.” Jingga meracau di sela isak tangis, terus mengulang kalimat penyesalannya tersebut. Andaikan dia mendengarkan baik-baik nomor kamar yang diberitahu Kiara mungkin dia tidak akan salah kamar. Ketiga sahabatnya memeluk Jingga, mereka semua pun menangis ikut merasakan penderitaan Jingga. “Nanti kita bantu jelasin, ini musibah … kalau Davian cinta sama lo … dia pasti akan nerima lo.” Kiara mencoba menjelaskan. Terdengar suara langkah kaki mendekat, keempat gadis itu menoleh ke arah pintu. “Ibu Jingga sudah bisa dibawa kembali ke hotel agar bisa beristirahat.” Petugas berpakaian preman yang tidak lain adalah AKP Rizky yang menjabat sebagai Kapolsek di sana memberi ijin kepada Jingga untuk kembali ke hotel. “Lalu bagaimana kelanjutan kasusnya? Apa laki-laki itu sudah dit
Baca selengkapnya
Bertanggungjawab
“Menurut kronologis yang disampaikan ibu Jingga, dia memang ragu apakah kamar sahabatnya di nomor 325 atau 352 … tapi karena tidak bisa menghubungi ponsel ketiga sahabatnya yang mati kehabisan batre jadi ibu Jingga mencoba mencari tahu dengan mengetuk kamar bernomor 325 yang ternyata adalah kamar pak Biru yang tengah dalam pengaruh obat … begitu mendapat rekaman CCTV kami langsung mendatangi kamar ibu Geisha tapi dia dan timnya sudah keluar dari hotel … kami melakukan pencarian dan dari informasi yang kami terima secara langsung dari Managernya melalui sambungan telepon yang nomornya berhasil kami dapatkan dari data booking kamar—ternyata mereka sudah menyeberang pulau dengan alasan ibu Geisha harus segera berada di Jakarta untuk pekerjaan.” Geisha langsung pergi setelah mendengar berita ini dari Biru melalui sambungan telepon dini hari tadi. Ada perasaan lega menjalar di dada papi mendapati semua bukti tidak memberatkan putranya bahkan bisa dibilang kalau p
Baca selengkapnya
Liburan Membawa Petaka
Liburan Jingga dan ketiga sahabatnya yang berakhir tragedi itu menyisakan kenangan pilu. Mereka berempat beserta papa Reza kembali ke Jakarta sore harinya. “Maafin gue ya Jingga … kalau aja gue enggak maksa lo datang ke Bali, mungkin lo enggak akan kaya gini.” Kiara yang paling menyesal karena dia yang paling bersikeras agar Jingga datang ke acara ulang tahunnya. “Bukan salah lo … gue yang salah karena lupa nomor kamar.” Jingga mengatakannya sambil menahan isakan. Mereka semua menangis, saling berpelukan di depan pintu kedatangan sebelum berpisah kembali ke rumah masing-masing. “Berkabar ya, hubungin kita kalau lo butuh sesuatu.” Sabila berujar sambil menatap sendu Jingga. “Sabar ya, gue tau lo pasti bisa ngelewatinya.” Ghea memeluk Jingga lagi kemudian dengan berat hati melepaskannya. “Maafin kami semua ya, Om.” Tidak lupa Kiara meminta maaf kepada papa Reza. “Sudah lah, ini
Baca selengkapnya
Keputusan Sulit
Di waktu yang sama ketika papa Reza dan ayah Roni bertemu untuk membicarakan pembatalan pernikahan anak-anak mereka—di tempat berbeda Jingga mengajak Davian untuk bertemu. Jingga memang harus segera memberitahu Davian mengenai musibah yang telah menimpanya. Dia juga ingin tahu bagaimana respon Davian. Jujur, hati kecil Jingga ingin Davian tetap mempertahankannya dan melanjutkan rencana pernikahan mereka. Jingga sampai lebih dulu ke restoran yang telah ditentukan. Gugup melanda, telapak tangannya sampai dingin dan basah. Beberapa saat kemudian sosok pria jangkung bertubuh atletis berjalan tegap melewati pintu utama dengan masih menggunakan seragam Abdi Negaranya. Begitu tampan dan gagah, memesona setiap kaum hawa yang melihat. Davian melemparkan senyum manis membuat hati Jingga berdebar. Pria itu adalah pria yang sangat Jingga cintai, pria yang selama dua tahun ini menemani Ji
Baca selengkapnya
Selamat Tinggal
Hebatnya Jingga, dia tidak mengambil cuti setelah akhir minggunya dirundung musibah. Hari Seninnya dia tetap bekerja seolah tidak ada apapun yang terjadi dengannya. Jingga bergerilya turun langsung ke lapangan untuk memenuhi target tim. Itu dilakukan Jingga untuk melupakan semua masalahnya. Jingga merasa waras jika tetap bekerja. Hari demi hari pun berlalu, papa Reza sudah memutuskan untuk menerima lamaran papi Yuna untuk Biru. Kegundahan Jingga semakin menjadi namun tidak berdampak pada kinerjanya di kantor. “Saya duluan Bu,” pamit seorang sales yang merupakan anggota tim Jingga. Jingga hanya memberikan senyum dan anggukan samar. Pria itu pun keluar dari ruangan. “Jingga, lo belum pulang?” tanya Melissa teman sekantor yang selevel dengannya. “Belum … rapihin aplikasi tim dulu.” Dia beralasan padahal jika sudah sampai rumah dia akan kesepian dan gundah
Baca selengkapnya
Aib
“Aah … Biru, eemmhh … yaah … yaah ….” Geisha memang selalu berisik setiap kali bercinta tapi itu justru membuat hasrat Biru memuncak. Biru terus menggerakan bokong menghentak dari belakang sementara Geisha membungkuk membelakanginya. Dengan satu gerakan mudah Biru menarik pinggang Geisha, mengubah posisi mereka. Biru duduk di sisi ranjang sedangkan Geisha naik ke atas pangkuannya. Geisha mulai bergerak naik turun, dia melempar senyum sebelum memagut bibir Biru. Cukup lama kemudian dia membusungkan dada membuat Biru mudah meraup puncak dadanya menggunakan bibir. Kepala Geisha menengadah, rambut panjang nan tebalnya terjuntai di punggung menambah kesan seksi. Sambil masih menghisap dada Geisha, kedua tangan Biru ikut membantu bokong Geisha agar gerakannya semakin cepat karena dia akan sampai. “Biruuuu.” Geisha merengek, dia hampir sampai. “Bersama sayang.” Biru meng
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status