Ashriana mendapati dirinya berada di realitas lain setelah kelelahan bekerja. Dalam realitas tersebut ia hidup sebagai seorang Putri kerajaan yang bahagia. Namun suatu hari surat lamaran dari seorang penguasa kerajaan lain datang dan mengubah kehidupannya.
Lihat lebih banyakBaru saja matahari menunjukkan bentuk sempurnanya. Seorang pelayan turun dari kereta kuda yang digunakan untuk membawa dirinya dan barang-barang. Pelayan bernama Berlin, memasuki kastil tempat dimana tuan putrinya menghabiskan malam yang sepertinya akan sulit dilupakan.Berjalan tegap di sebuah lorong, wajahnya datar namun pikirannya tidak bisa setenang penampakan luar yang dirinya tunjukan. Sejak tadi malam, Berlin benar-benar memikirkan tentang keadaan Gloriana yang membuatnya tidak bisa tertidur dengan nyenyak."Apakah kamu pelayan dari Selir Gloriana?" Seorang pelayan wanita bertanya kepada Berlin yang isi pikirannya masih tertuju kepada gadis yang menjadi atasannya."Benar, aku datang untuk menjemput Tuan Putri Gloriana. Bisakah kamu tunjukan dimana dirinya sekarang?" Balas Berlin atas pertanyaan yang diajukan kepadanya."Selir Gloriana sedang berada di kamar sekarang namun kamu dilarang untuk masuk terlebih dahulu.""Kiranya kenapa demikian, apa Tuan Putri sedang melakukan sesuat
Satu saja kesalahan lagi maka negeri yang paling ia sayangi bisa saja hancur tak berbekas. Meskipun begitu, setelah memperhatikan kondisi orang yang ada di depannya, Gloriana memiliki rencana untuk keluar dari masalah yang begitu genting ini. Memang benar ia telah merusak makan malam tapi keadaan akan berbalik jika ia bisa memberi sesuatu hal yang lebih menguntungkan bagi Kaisar. Kantung mata kaisar cukup besar dan berwarna hitam, sepertinya ia sudah tidak tidur beberapa hari. Saat ini dibandingkan dengan makan, menutup mata untuk tertidur adalah sesuatu yang lebih dibutuhkan oleh tubuhnya.Sebab itu Gloriana masuk ke dalam sebuah kamar bersama dengan pria tersebut. Sebab, dirinya ingin membuat kaisar tertidur dan melupakan kesalahan yang telah ia perbuat."Lepaskan pakaianmu." Kaisar Elder mengatakan hal yang membuat Gloriana terdiam beberapa saat, dirinya mulai menyadari jalur dari rentetan kejadian yang akan datang.Kenapa jadi begini, apa kita berdua akan melakukan hal itu? Pikirn
Jika ada yang bertanya tentang musuh terbesar bagi umat manusia, sekiranya jawaban seperti apa yang akan diberikan untuk menjawab pertanyaan itu? Alam semesta atau kaum iblis? Terkadang itu memang benar tapi itu bukanlah jawaban yang sempurna. Sebab jawaban yang tepat dari pertanyaan tersebut adalah manusia itu sendiri.Manusia menjadi musuh terberat bagi umat manusia. Lebih tepatnya, apa yang ada di dalam diri manusia. Iri, amarah, malas, sombong, tamak, rakus dan nafsu. Dalam sejarah panjang umat manusia, ke-tujuh sifat tersebut telah berhasil membinasakan manusia yang tak terhitung jumlahnya."Putri, kenapa Anda malah tidur lagi di dalam kamar mandi." Ucap Berlin, seorang pelayan yang sedang terburu-buru memasangkan gaun berwarna merah kepada gadis berwajah datar dengan mata yang tertutup."Habisnya, air panasnya sangat pas sekali. Aku jadi nyaman dan kalah dari rasa malas serta hawa nafsuku." Balas putri berambut pirang bernama Gloriana."Ah, tidak ada waktu. Putri, Anda dalam masa
Sejak dahulu, ketika masih bernama Ashriana, dirinya memang tidak menyukai perjalanan jauh yang memakan banyak waktu. Saat di dunia asalnya dulu, ia akan mengeluh hanya karena perjalan 3 hari menggunakan bus yang berjalan di aspal mulus. Maka sekarang ini, dalam perjalanan 3 bulan menggunakan kereta kuda yang berjalan di atas jalanan yang tidak rata seperti akan membunuh mental dan fisik putri tersebut."Ah, sial. Pantatku sakit. Bantal duduk yang kau buat bahkan sudah tipis sekarang." Ucap Gloriana kemudian menghembuskan nafasnya panjang-panjang."Putri, meskipun hanya ada saya di sini tapi Anda tetap dilarang berbicara kasar dan vulgar seperti tadi." Balas seorang pelayan yang duduk menghadap ke Gloriana."Memangnya kenapa? Aku mengatakan hal seperti itu karena tahu kalau cuma ada kau yang mendengarnya, Berlin."Meskipun sudah mendapatkan pemecatan sebelumnya, namun pelayan bernama Berlin Linbert tetap dibawa oleh Gloriana untuk pergi bersamanya ke Kekaisaran Brigard. Pasalnya, hukum
"Orang itu benar-benar memiliki perilaku yang buruk." Raja Hernes menundukkan kepalanya sedangkan lengan kanannya sibuk memijat jidatnya yang berkedut dengan cepat. "Bagaimana mungkin seorang kaisar memilih kriminal sebagai istrinya?" Ucapnya lagi dengan nada rendah."Justru karena tuan putri memiliki catatan kriminal maka ia jadi lebih tertarik kepadanya. Kaisar itu memang sudah tidak memiliki kewarasan." Miguel membalas pertanyaan rajanya, meskipun tidak ada keharusan untuk menjawab pertanyaan itu."Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin putriku, Gloriana pergi ke sana." Mata sang raja nampak kosong dan putus asa saat mengatakan keinginan dirinya yang sebenarnya.Miguel hanya diam termenung sebab ia tidak bisa membalas apa yang kali ini diinginkan oleh rajanya. Semua konstruksi jalan keluar yang ia pikirkan putus di sebuah skenario di mana negari ini akan diserang oleh Kekaisaran Brigard. "Apa kita berperang saja dengan mereka.""Yang Mulia! Ketahuilah kalau ucapan dan pem
Bella berjalan menyusuri lorong istana untuk menuju ke ruangan raja. Meskipun niat dan langkahnya yakin namun wajah serta tubuhnya bergetar diselimuti oleh ketakutan yang begitu hebat. Bagaimana jika hukuman untuknya bukan hanya mendekam di dalam penjara menggantikan adiknya saja namun malah menjadi hukuman yang lebih parah dari pada itu.Sambil memikirkan nasib kepalanya yang bisa saja hilang sebagai skenario terburuk, Bella akhirnya sampai di depan ruangan raja. Ia mendekati seorang penjaga pintu untuk meminta izin kepadanya terlebih dahulu sebelum benar-benar diizinkan bertemu dengan sosok paling penting di kerajaan ini."Yang Mulia, Putri Anda Bella Von Deux meminta izin untuk bertemu dengan anda." Ucap penjaga tersebut dari luar pintu ruangan dengan volume suara yang begitu keras.Raja yang mendengar apa yang dikatakan oleh penjaganya memberikan izinnya untuk permintaan tersebut. Pintu dibuka oleh penjaga lain yang berada di dalam ruangan, secara perlahan Bella menampakan diri mem
Berjalan kemudian duduk dengan tegang dan menatap dokumen yang ada dihadapannya. Beberapa detik kemudian ia bangkit dan mondar-mandir lagi. Wajah tegang dan rasa gelisah Bella sudah berlangsung sejak Gloriana masuk ke dalam penjara. Perilaku yang ia tunjukkan adalah buntut dari rasa bersalah atas apa yang diam-diam ia lakukan dibelakang adiknya."Putri Bella, ada surat untuk anda." Seorang pelayan masuk ke dalam ruangan yang membuat perhatian Bella tertuju kepadanya."Dari siapa?" Tanya Bella kepada pelayan tersebut."Tidak ada nama pengirimnya tapi di sini tertera kalau surat ini di tunjukkan kepada anda.""Berikan kepadaku." Ucap Bella yang membuat pelayan tersebut segera memberikan sebuah amplop surat kepadanya.Amplop berwarna merah dengan nama Bella Von Deux sebagai tujuan penerimanya. Sepertinya surat itu bukanlah surat resmi sebab tidak ada lambang keluarga atau instansi apapun di perekat lilin yang digunakan untuk menutup surat. Mengambil sebuah pisau lalu menyobek perekat lil
Raja berdiri dari tempat duduknya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh anaknya sendiri. Seluruh orang seperti tidak akan percaya dengan apa yang dikatakan oleh putri kerajaan mereka. Meskipun begitu Gloriana tidak menyesali apa yang ia katakan barusan."APA YANG KAU KATAKAN!" Suara Raja Hernes menggelegar di seluruh penjuru ruangan yang sunyi."Aku yang memodifikasi makanan itu agar lebih enak, aku tidak tahu kalau itu malah menjadi racun."Itu adalah sebuah kebohongan yang membuat hati raja begitu sedih dan kecewa. Jika tidak ada seorangpun yang melihat dirinya sebagai raja bermartabat maka air mata pasti akan keluar dari ujung kelopak mata pria paruh baya tersebut."Prajurit, bawa gadis ini ke penjara." Ucap Raja Hernes dengan lemas untuk memberikan keputusan atas kasus percobaan meracuni Putra Mahkota Kerajaan Deux.Prajurit yang tadinya mengawal Gloriana langsung membawa paksa orang yang mereka kawal itu untuk pergi ke sel penjara istana. Raja tertegun layu meratapi apa yang s
"Apa Ayahanda tidak bisa menolaknya saja?" Gloriana bertanya kepada ayahnya di ruangan kerja sang raja."Akan banyak rugi dibandingkan untung jika aku menolaknya. Sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan untungnya tapi jika aku tolak maka akan terjadi perang antar kedua kerajaan. Sebagai seorang Raja, itulah yang aku hindari. Lagipula kekaisaran itu adalah kekaisaran yang berhasil mengalahkan pasukan Raja Iblis rasanya akan sulit untuk menang perang dari mereka.""Tapi tetap saja aku tidak mau Kak Bella pergi ke kerajaan bar-bar seperti itu.""Pernikahannya akan menjadi balas budi karena selama ini ia telah diberikan hidup yang layak. Untungnya dalam surat tidak ada nama putri mana yang kaisar itu lamar. Sebenarnya aku takut jika namamu yang tertera dalam surat itu, anakku."Perkataan dari raja sama sekali tidak membuat Gloriana senang ataupun tenang. Ia tidak bisa membiarkan kakaknya pergi ke kandang para serigala yang lapar namun rasanya sulit untuk menghentikannya karena jika tida
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.