Istri Seorang Tiran

Istri Seorang Tiran

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Oleh:  DraagotoriOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
29Bab
589Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Ashriana mendapati dirinya berada di realitas lain setelah kelelahan bekerja. Dalam realitas tersebut ia hidup sebagai seorang Putri kerajaan yang bahagia. Namun suatu hari surat lamaran dari seorang penguasa kerajaan lain datang dan mengubah kehidupannya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Tumpukan kertas yang tingginya membuat botol air mineral 1,5 liter yang ada disampingnya seperti tidak ada apa-apanya. Kertas-kertas itu bertuliskan dengan banyaknya angka-angka dan beragam tabel serta diagram.

Itu adalah kertas-kertas yang membuat banyak kepala pekerja berkedut-kedut pusing hanya dengan melihatnya. Namun bukan itu yang membuat seorang wanita muda khawatir, melainkan sebuah jam dinding yang harum pendeknya menunjuk angka 10 saat langit diluar jendela sudah penuh dengan bintang-bintang.

"Ah, sial. Aku harus lembur lagi. Padahal kemarin malam hanya dapat tidur satu jam." Katanya dengan pelan sambil membenamkan wajahnya ke permukaan meja yang ada di hadapannya.

Ashriana Pertiwi, wanita berusia 25 tahun yang sudah genap 2 tahun menjalani pekerjaannya sebagai akuntan di sebuah perusahaan. Kacamata besar dan rambut yang dipotong pendek adalah penampilan yang ia anggap paling nyaman untuk pekerjaannya. Padahal jika boleh memilih ia lebih menyukai rambut panjang yang bisa di ikat banyak model.

Kini keseharian wanita itu dipenuhi dengan angka dan kertas-kertas yang menumpuk di mejanya. Sebenarnya keseharian seperti itu bukanlah sesuatu yang buruk baginya sebab ia sampai rela-rela berkuliah hanya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan. Hanya saja perusahaan yang ia pilih sebagai tempat bekerja nampaknya merupakan sebuah kesalahan.

Gaji yang ia dapatkan memang di atas rata-rata namun sayangnya uang tersebut tidak bisa membeli kebahagiaannya saat ini. Sebenarnya ada keinginan untuk keluar saja dari perusahaan tersebut hanya saja karena perjanjian kontrak yang ia tandatangani dengan suka rela membuat dirinya tidak bisa keluar hingga 3 tahun lamanya.

"Hanya tinggal satu tahun lagi." Ucap Ashriana yang masih membenamkan kepalanya pada permukaan atas meja. "Namun, apa tubuhku masih sanggup untuk bertahan?" Lanjutnya dengan nada yang begitu pesimis.

Sama seperti dua hari sebelumnya, hari ini dirinya juga tidak bisa pulang ke rumah sebab saat ini hari sudah larut dan suasana kantor yang tadinya ramai dengan segala aktivitas pegawai sudah menjadi begitu sepi sampai meninggalkan beberapa orang saja yang pekerjaannya belum selesai. Begitu juga dengan dirinya yang pekerjaannya belum selesai.

"Ah, pekerjaan tidak akan selesai jika aku hanya mengeluh." Ashriana mengangkat kepalanya dan menggerakkan tangannya sambil sesekali berdiri agar tubuhnya tidak keram. Waktu terus berlalu dan kaleng minuman energi yang ia konsumsi terus bertambah.

"Akhirnya selesai."

Ashriana menghela nafas panjang yang penuh dengan rasa lega atas kerja keras yang ia lakukan.

Matahari pagi sudah mulai menampakan dirinya menembus kaca jendela kantor yang semalaman tak di tutup. Ashriana melihat sekelilingnya yang dipenuhi oleh orang-orang yang sudah tertidur dengan pulas setelah melakukan pekerjaan lembur malam yang melelahkan. Melihat hal tersebut membuat rasa kantuk menyerang tubuhnya.

Ini masih pukul 5 setidaknya ia memiliki 3 jam untuk tidur sebelum jam kantor dimulai. Walaupun sebenarnya penuh keraguan namun dirinya memutuskan untuk pergi ke alam mimpi, mengistirahatkan mata dan pikirannya. Ashriana menyilangkan tangannya dan membenamkan kepalanya ke sana kemudian menutup kelopak mata hingga akhirnya kehilangan kesadarannya.

Hitam, penuh kegelapan tanpa ada cahaya sama sekali adalah pemandangan yang Ashriana lihat. Terasa begitu sangat lama sampai Ashriana mendengar tangisan bayi yang cukup keras di telinganya.

Mendengar suara bayi saat dirinya tertidur di kantor adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi, sebab aturan kantor mengharuskan pegawai wanita untuk mengambil cuti ataupun menitipkan bayi jika ia memilikinya. Merasa ada suatu keanehan, Ashriana membuka matanya, anehnya ia melihat sesuatu yang membuat pikirannya berputar-putar keheranan.

Apa yang ia lihat ketika membuka mata bukanlah ruangan kantor yang penuh dengan meja ataupun tumpukan kertas dan berbagai peralatan kantor lainnya yang tiap hari ia lihat sampai muak, namun kali ini ia malah melihat sebuah dinding terbuat dari batu marmer yang terpasang di seluruh penjuru ruangan.

Selain ruangan yang berubah orang-orang yang ia lihat sekarang bukan lagi orang-orang berpakaian kantor dengan energi rendah dan wajah suram namun dirinya melihat banyak wanita mengenakan seragam hitam putih berenda seperti seorang pelayan. Masing-masing dari mereka wajahnya memancarkan senyuman kebahagiaan.

“Apa yang terjadi? Dimana aku? Siapa kalian?” Ashriana melontarkan banyak pertanyaan dengan keras.

Anehnya, bukannya kalimat yang terdengar namun suara tangisan bayi kembali menggelegar di seisi ruangan. Merasa ada hal yang janggal, membuat Ashriana memastikan dengan jelas dari mana suara tangisan bayi itu berasal. Betapa kagetnya dirinya setelah menyadari kalau asal dari suara tangisan bayi itu adalah mulutnya sendiri.

“Bagaimana mungkin aku bisa menjadi bayi?” ia mengatakannya setelah melihat tangannya yang besar berubah menjadi mungil. “Ini tidak mungkin, apa aku sedang bermimpi? Seseorang, tolong bangunkan aku sekarang.” Namun yang terdengar oleh orang-orang itu hanyalah suara tangisan bayi saja.

“Anakku! apa anakku sudah lahir?"

Seorang pria berambut pirang yang berpakaian seperti bangsawan Eropa abad ke-18 memasuki ruangan tersebut dengan tergesa-gesa, penampilannya yang begitu berbeda dengan wanita-wanita ini membuat Ashriana terdiam dan suara tangisan tak terdengar lagi.

"Selamat Yang Mulia. Putri anda yang cantik telah lahir dengan sehat. Pasti kehadirannya akan memberikan kebahagiaan di seluruh pelosok negeri ini." Wanita yang berperan sebagai dokter kandungan berkata kepada pria tersebut, mendengar apa yang diucapkan barusan membuat wajah pria yang tadinya kaku berubah menjadi senyuman kebahagian.

"Syukurlah tuhan, ia telah lahir dengan sehat. Mariana, apa kau baik-baik saja?" Pria itu bertanya kepada istrinya yang masih telentang di ranjang sambil mengatur nafasnya dengan perlahan.

"Aku tidak apa-apa. Kenapa kau diam di situ saja, kemarilah dan gendong anak pertamamu." Jawab Mariana kepada suaminya yang sedari masuk ke ruangan ini hanya berdiri sambil melihat mereka berdua.

Menggunakan balutan kain, Ashriana diangkat oleh dokter kandungan dan diberikan kepada pria berpakaian bangsawan eropa tersebut. Merasa tidak nyaman saat digendong Ashriana tentu mengeluh dan meminta untuk diturunkan saja namun tetap saja hanya suara tangisan bayi yang keluar dari mulutnya.

“Bagaiamana ini, dia menangis.” Wajah dari pria itu menjadi panik, melihat suaminya berwajah seperti itu istrinya malah menertawakannya.

“Tidak apa-apa ia menangis. Bayi menangis itu bertanda ia sehat. Daripada itu, cepat berikan gadis kecil kita nama.”

"Nama ya? Kau tenang saja, aku sudah memikirkannya satu hari setelah kita menikah."

Istrinya hanya menatap suaminya dengan wajah datar setelah apa yang pria itu katakan. Begitu juga dengan Ashriana yang menatap ayahnya dengan tatapan jijik. Apa kau langsung memikirkan nama anak setelah melakukan hal begituan? Seperti itu pikiran Ashriana bertanya-tanya.

"Putriku nantinya akan menjadi sosok yang dicintai semua orang karena itu namanya harus megah. Gloriana Elisa Von Deux, itulah nama putri kita."

"Wah, nama yang indah. Putri kita pasti akan menyukainya."

Sang suami membalikan badannya dan melihat orang-orang yang ada dibelakang dirinya kemudian dengan percaya diri memberikan sebuah perintah kepada mereka semua. "Kalian semua, segera sebarkan nama dari putri mahkota kerajaan ini. Gaungkan namanya hingga terdengar di seluruh penjuru negeri ini."

Perintah dari raja sudah diturunkan. Seketika para pengantar pesan dan para pekerja di kerajaan sibuk bergerak untuk menyebarkan informasi tentang lahirnya putri kerajaan yang nantinya akan bertanggung jawab dalam keberlangsungan berdirinya kerajaan.

Hari itu Kerajaan Deux mendapatkan anggota keluarga kerajaan yang baru. Rakyat di seluruh penjuru negeri bersorak gembira menyambut lahirnya tuan putri mereka. Hanya saja ada satu hal yang tidak mereka ketahui. Sebuah fakta kalau bayi kerajaan yang lahir itu bukanlah bayi biasa, melainkan bayi yang memiliki kesadaran penuh akan kehidupannya terdahulu.

Aku menjadi putri kerajaan? Mimpi ini terlalu menyenangkan, apa nanti ketika bangun aku akan dapat omelan dari pak bos, ucap Ashriana dalam hatinya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
29 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status