Lihat Aku, Suamiku!

Lihat Aku, Suamiku!

By:  Dewi kim  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
10 ratings
47Chapters
34.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Tentang Mahira, seorang istri yang tidak di akui oleh suaminya. Keduanya menikah karena di paksa oleh keadaan. Mahira terlalu lelah untuk menghadapi Gani, hingga dia menyerah. Tapi, ketika akan pergi keajaiban datang padanya.

View More
Lihat Aku, Suamiku! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Sukma
Alhamdulillah, ada di sini di good novel, trims thor......
2024-09-23 21:21:42
0
user avatar
Kamu Saudaraku
kebanyakan cerita di sini digantung terus seru2 bacanya eh trus gg update lagi banyak banget lagi kan jd penisirin
2024-09-01 14:16:06
1
user avatar
Kamu Saudaraku
update dong kak selalu mnuggu
2024-09-01 13:54:19
0
user avatar
Ade Saputra
ka di tunggu kelanjutan ceritanya
2024-08-31 07:16:04
0
user avatar
Andika House
keren ahhhh
2024-08-30 19:22:54
0
default avatar
Shella Nayivonallehs
Mana sambungannya?
2024-08-13 23:24:07
0
user avatar
Yulinar Rosmawaty
bagus ceritanya,tp ko belum ada update an nya
2024-08-11 10:40:15
0
user avatar
Yulinar Rosmawaty
mending baca lewat goodnovel
2024-08-07 19:50:35
0
user avatar
Noor Indonesia
suka bngt dengan alur cerita nya,,,.........
2024-08-03 16:57:54
0
user avatar
White Sillybear
Kak kapan update lagi?
2024-09-05 19:55:08
0
47 Chapters

Aku lelah, aku ingin menyerah

"Mas, hari ini jadwal kontrol kandunganku. Bisakah mas saja yang memeriksaku," ucapku pada suamiku saat kami sedang sarapan. Ada sedikit ketakutan dan rasa malu saat aku mengungkap keinginanku pada mas Ghani yang tak lain adalah suamiku. Bagaimana tidak, suamiku yang berkerja sebagai dokter kandungan sama sekali tak mencintaiku, bahkan mungkin tak menganggapku ada. Kami menikah karena terpaksa. Mendiang istri suamiku memaksa kami menikah sebelum kematian datang menyapanya.Mas Gani menaruh sendok yang sedang di pegang nya. Seperti biasa, dia menatapku dengan tatapan datar. "Pasien saya penuh. Kamu bisa periksa di rumah sakit lain," jawab suamiku acuh dan kembali menyodokan makanan kemulutnya.Mendengar jawaban suamiku. Mataku mengembun. Jawaban yang selalu sama setiap aku mengutarakan keinginanku. Seharusnya aku tak perlu sakit hati lagi dengan jawabannya karena aku tau, pasti dia akan menjawab hal yang sama. Tapi, tetap saja, rasa sakit itu tak bisa di hindari. Setelah mendengar j
Read more

Di luar kuasaku!

Bab 2 diluar kuasaku Saat aku masuk kedalam ruangan mba Rahma, aku dibuat terkejut dengan kondisi mba Rahma. Tubuh Mba Rahma menempel alat-alat medis. Rupanya kondisi Mba Rahma sudah semakin parah."Mahira, kemarilah!" titah ibu dari mba Rahma yang bernama bu Hilda. Aku pun dengan ragu mendekat ke arah mba Rahma. Sempat aku Melirik kearah mas Gani. Namun, lagi-lagi mas Gani menatapku dengan sinis hingga membuatku buru-buru memalingkan tatapanku kearah lain. "Mahira!" panggil mba Rahma sambil terbatas-bata. "Iya, Mba. Aku disini," jawabku sambil menggenggam tangan mba Rahma. Air mataku jatuh seketika saat melihat kondisi mba Mahira, terlihat jelas dia sedang menahan sakit."Mas!" panggil mba Rahma pada mas Gani.Mas Gani pun mendekat. "Ya, sayang.""Mas, aku mohon penuhi keinginanku. Menikahlah dengan Mahira! Demi Dita dan anggap ini menjadi permohonan ter'akhir ku," ucap mba Rahma.Mendengar ucapan mba Rahma, aku melepas genggamanku dari tangan mba Rahma."Maaf, Mba. Aku tak bisa
Read more

Kenapa Kau Tega Mas

Bab 3 Kenapa kau tega Mas Aku tau, Dita masih kecewa. Memang semenjak aku mengandung sikap mas Gani pada dita pun sudah kembali seperti semula. namun walaupun begitu, tetap saja ada perbedaan sikap mas Gani pada Dita ketika ada mba Rahma dan saat mba Rahma telah tiada. Ingin aku menegur mas Gani dan meminta mas Gani untuk lebih memerhatikan Dita. Namun sayang, aku tak punya keberanian untuk mengatakannya. "Dita, bagaimana jika setelah memeriksa dede bayi kita pergi ke taman untuk membeli ice cream," ucapku pada Dita yang masih menunduk. Mendengar ucapanku, seketika Dita mengangkat kepalanya. "Bolehkan aku memakan ice cream Bunda?" tanyanya. Gadis kecil yang bulan depan akan genap berusia 6 tahun itu tampak bersemengat ketika mendengar kata ice cream.Selama ini, mendiang mba Rahma dan mas Gani sangat memantau semua makanan yang masuk kedalam tubuh Dita. Mas Gani dan mba Rahma melarang Dita makan sembarangan dan termasuk melarang makan ice cream, permen, coklat dan lain-lain. It
Read more

Ketakutan Dita

Bab 4 Ketakutan DitabAuthor POV."Tapi, bunda, kan, belum di periksa oleh ayah?" Tanyanya polos saat Mahira mengajaknya pergi.Mahira tersenyum sambil mengelus rambut anak tirinya. "Di sini terlalu banyak pasien yang mengantri untuk diperiksa ayah, jika kita menunggu, mungkin akan selesai sore dan dan kita tak akan sempat untuk makan ice cream di taman, jadi bagaimana jika kita memeriksa dede bayi di klinik dekat taman," jawab Mahira. Dia teringat ada klinik di dekat taman. Karena tak mungkin pergi kerumah sakit lain, Mahira pun memutuskan untuk memeriksa kandungannya ke klinik dekat taman saja.Mendengar kata ice cream, Dita kembali bersemangat. "Ayo, Bun. Kita kesana." Dengan antusias Dita bangkit dari duduknya disusul Mahira yang juga ikut bangkit dari duduknya. Mereka pun bergandengan tangan dan keluar dari rumah sakit. °°°Dan kini, Mahira dan Dita sudah duduk di kursi taman, mereka sedang menunggu ice cream pesanan Dita tiba. Sebelum ke taman, Mahira terlebih dulu singgah di
Read more

Cukup, Mas!

Saat mobil Gani sudah pergi, beruntung taxi yang online yang dipesan Mahira datang. Mahira pun dengan cepat naik ke mobil, dia menyuruh supir menjalankan mobilnya dengan cepat. Di dalam mobil, Mahira merasa sangat gelisah. Dia meremas tangannya, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, Mahira sungguh takut Gani akan melukai Dita. Tanpa Mahira sadari, obat dan Vitamin yang dia bawa terjatuh dari tasnya. Setelah sampai dan membayar taxi online, Mahira dengan cepat turun dari mobilnya. Dia berjalan setengah berlari, dia mengabaikan kondisinya yang sedang mengandung. Saat dia sudah masuk, dia melihat Dita sedang duduk di sofa sambil menangis sesegukan, sedangkan mas Gani berdiri di depan Dita dengan berkacak pinggang. "Mas!" Teriak Mahira saat Gani sepertinya akan membuka mulut untuk memarahi Duta. Mendengar suara Mahira, Dita buru-buru bangkit dari duduknya dan langsung berlari menghampiri Mahira. Dengan celat, Dita bersembunyi di belakang tubuh Mahira karena masih takut oleh Gani."
Read more

Bab 6 Rencana Sebelum pergi

Mahira POV.Walaupun sudah beberapa jam berlalu, tapi ucapan mas Gani masih terus terngiang-ngiang. Bolehkah aku bertanya padamu mas, kenapa kau begitu membenciku? Bukan aku yang menghendaki pernikahan ini, lalu kenapa kau selalu mengagap aku akan menggantikan posisi mba Rahma?Tidak, mas! Aku sama sekali tak pernah mempunyai niat menggantikan mba Rahma.Bahkan hanya sekedar bermimpi saja aku tak berani. Aku pikir, seiring berjalannya waktu kamu akan sedikit membuka hatimu untukku. Namun aku salah, sangat sulit menggapai hatimu. Kau berkata Dita adalah anakmu satu-satunya, seolah menegaskan bahwa anak dalam kandunganku adalah sebuah kesalahan. Kau tidak hanya menyakitiku mas, kau juga menyakiti calon anakku. Kau tau, mas? Aku tulus menyayangi Dita, aku tak pernah menyuruh Dita untuk melupakan mendiang mba Rahma. Bahkan aku tak pernah menyuruh Dita memanggilku bunda.Kau tau Mas, aku selalu merasa bersalah pada Dita karena selalu berpikir kau menjauhi putrimu karena Dita memanggilku
Read more

Tegar

Bab 7 Tegar "Bi, aku mau menemui Dita dulu, nanti aku menyusul, Bi," ucap Mahira saat mereka sudah berjalan.Bi karti yang berjalan di depan Mahira menghentikan langkahnya dan berbalik."Ya sudah, bibi juga akan menyiapkan makan malam," jawab bi Karti.Mahira pun mengangguk dan masuk kekamar Dita. "Dita!" Panggil Mahira saat masuk ke kamar. Dita yang sedang berbaring sambil menonton film kesukaanya menoleh pada Mahira. "Ya, Bunda," jawab Dita. Ia bangkit dari berbaringnya dan duduk dengan kaki menjuntai kebawah. Mahira pun duduk di sebelah Dita, dia memandang lekat putri tirinya. Matanya berkaca-kaca saat mengingat hanya tinggal beberapa bulan lagi dia bersama Dita."Dita kau menyayangi bunda 'kan?" Tanya Mahira. Dita pun mengangguk."Boleh bunda minta sesuatu padamu, Nak?""Bunda minta apa?" Tanya Dita. "Mulai besok, Dita mau, kan, memanggil Bunda, tanteu lagi seperti Dita memanggil Bunda saat masih ada bunda Rahma?" Mahira menahan tangis saat mengucapkan keinginannya pada Dit
Read more

Bab 8

Saat dalam perjalanan pulang, Gani teringat makanan kesukaan Dita. Sebagai permintaan maaf pada putrinya. Gani akan membelikan makanan untuk Dita. Gani pun memutuskan untuk berhenti di super market sebelum pulang ke rumah. Dia mengambil keranjang dan melihat-lihat makanan yang akan diambilnya. Saat akan berbelok, Gani menghentikan langkahnya kala melihat Mahira sedang meletakan susunya kembali. Gani mengernyitkan keningnya saat melihat Mahira malah mengambil susu yang murah.Gani masih terdiam di tempatnya. Matanya tak lepas memandang sosok Mahira. Saat Mahira mengelus perutnya. Ada rasa tak biasa dalam hati Gani. Namun, dengan cepat Gani menggeleng samar dan menyangkal prasaan yang berkecamuk dalam dadanya. Saat Mahira mengantri di kasir, Gani terus memerhatikannya. Kening Gani semakin mengkrut bingung saat melihat Mahira mengeluarkan uang receh dari sakunya dan menghitungnya. Tiba-tiba dia teringat selama ini tak pernah ada laporan tentang pengambilan uang dari atm yang di pegan
Read more

Bab 9 Titik Balik perasaan Gani 2

Tanpa sadar, Gani berbalik dan mencekal tangan Mahira kemudian menariknya hingga Mahira berbalik dan kepala Mahira menabrak dada Gani."Apa kau tuli, Hah!" Teriak Gani lagi. Rupanya Gani masih kesal karena Mahira menolak handuk yang diberikan.Mahira yang dari tadi akan kehilangan kesadarannya, merasakan kepalanya berdenyut. Saat Gani menarik tangannya dan membentaknya, lamat-lamat, Mahira merasa pangdangannya menggelap dan detik selanjutnya Mahira tak sadarkan diri."Mahira ... Mahira!" Teriak Gani saat Mahira menutup mata. Seketika, rasa marah dan rasa kesal Gani sirna karena melihat wajah Mahira yang pucat. "Tuan, ada apa?" Tanya bi Karti yang menghampiri Gani. "Ya Allah, Mahira!" Teriak bi Karti yang ikut panik saat melihat Mahira tak sadarkan diri."Bi, tolong ambilkan kotak medis di mobil saya!" Teriak Gani sambil memangku Mahira ala brydal style.Bi karti pun mengangguk lalu berjalan keluar dengan cepat. Sedangkan Gani, saat dia sudah memangku Mahira, Dia membawa Mahira ke k
Read more

Bab 10

Bab 10 mari kita bercerai Mas Mahira membuka matanya, betapa terkejutnya dia, saat dirinya yang terbaring dikamar Gani.Ekor mata Mahira melihat kearah bawah dan yang lebih terkejutnya lagi Mahira terbangun menggunakan kemeja milik Gani. Lagi-lagi Mahira terkejut saat Gani memegang perutnya. Gani pun melihat kearah Mahira. Ia tersentak kaget saat Mahira membuka matanya dan melihatnya. Saat mata mereka saling mengunci, Gani dengan cepat menjauhkan tangannya dari perut Mahira. Walaupun Mahira sudah memutuskan untuk menyerah. Namun, ada setitik rasa kebahagiaan muncul di hati Mahira saat Gani yang masih bersetatus suaminya memegang perutnya untuk yang pertama kali. "Jangan salah paham, tadi kamu tak sadarkan diri. Jadi saya menolong kamu atas dasar kemanusiaan," ucap Gani datar dan dingin. Ia berbicara tanpa melihat kearah Mahira. Seketika rasa bahagia yang sempat memghampiri Mahira sirna. Padahal baru beberapa detik lalu dia merasakan sedikit kebahagiaan. Namun, perkataan Gani me
Read more
DMCA.com Protection Status