Mr. Airlangga

Mr. Airlangga

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-01
Oleh:  Suwati van RooijOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 Peringkat. 9 Ulasan-ulasan
46Bab
9.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Daaaarrr ! Lagi-lagi suara petir, biarpun aku nggak terlonjak seperti tadi tapi cukup bikin hati lumayan ngenes. Dengan kecepatan siput seperti ini jam berapa aku akan sampai Jakarta. Aku mendesah sedih, desahan yang sia-sia karena cuman aku sendiri yang tahu. Bruukkk ! Aku kaget lima kepalang. Aku menabrak sesuatu? Buru-buru aku melankah ke depan mobil, ingin melihat apa yang tadi sepertinya aku tabrak. Noooooo…..orang? Ada orang…eh laki-laki jatuh tertunduk di depan mobilku. “Tempat apa ini?” akhirnya dia berbicara. Pheeeww…aku menarik nafas lega, minimal dia bisa berbicara, coba kalau dia ternyata tidak bisa berbicara dan aku tidak tahu menahu bahasa isyarat bagaimana kita akan berkomunikasi coba? “Bandung….” Jawabku ragu-ragu, aku tidak yakin apa maksud pertanyaan dia dengan “tempat apa ini”, apa maksudnya kita di mana? Aku yakin sih aku belum meninggalkan bandung. “Bandung? Apa itu nama desa?” Hah…dia tidak tau Bandung? Mati gue, jangan-jangan tabrakan tandi membuat dia gegar otak. Sekarang dia mengalami amnesia dan tidak tahu siapa dirinya, tidak tahu apapun! Terus apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba aku ingat film Jason Bourne, dimana dia mengalami amnesia setelah tertembak dan jatuh ke laut. Tetapi lelaki ini bukan Jason Bourne, tapi dari postur badan dan wajahnya bisa saja lho dia menjadi the next Jason Bourne. Aarrrgghhh gue ngelantur lagi. “Mas ingat namanya siapa?” ok, pertanyaan basic untuk memastikan apakah dia amnesia atau bukan. “Gajah Mada” jawabnya singkat. Aku dengan refleks menyunggingkan senyum kecil, pasti emak bapak si emas ini adalah fans berat patih maha tersohor dari Majapahit tersebut. “Kenapa kamu tersenyum?” tanyanya membuyarkan lamunanku.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Panggilan

Kalau ada orang gila, aku pantas disebut salah satunya. Bagaimana tidak, lagi enak-enaknya menikmati batagor bandung yang kenyal-kenyal lembut itu dengan para sohibku yang cantik dan lucu-lucu, tiba-tiba harus ngibrit kembali ke Jakarta.

Ambil nafas dalaaam … satuuuu … duaaaa.

Mbak Dila editorku dari salah satu penerbit handal di negeri ini mengusik kenikmatan batagorku.

“Lusia, kamu di mana? Bisa ketemu sekarang untuk finalize cover buku kamu?”

Aku ternganga dengan batagor masih di mulut, bukannya finalize cover buku jadwalnya akhir minggu ini?

“Sa … ya lagi di Bandung mbak” dengan lamban aku mencoba mengunyah si batagor lagi yang entah kenapa kenikmatannya mendadak melorot 50%.

“Lho kok di Bandung, apa kamu nggak terima memo dari saya tentang cover buku?”

Memo yang berarti pesan w******p menurut mbak Dila, bukan pesan yang dituliskan di post it warna-warni lucu itu. Kadang aku berharap mbak Dila bakalan beneran ngasih memo di post it warna – warni, terus dikirim lewat Pak pos. Eh Pak Pos masih ada nggak sih hari gini? Di jaman w******p dan e mail atau kadang-kadang hanya ninggalin komen di f******k wall.

“Mbak saya masih di bandung” dengan sisa-sisa sikap keras kepala aku berusaha mempertahankan kenikmatan batagor yang sudah terenggut.

“Ya sudah balik ke Jakarta sekarang, besok aku tunggu di kantor dengan ilustratornya. Pagi ya, jam 9!”

Aku hanya bisa melongo, menelan batagor yang mendadak terasa seret di tenggorokan. Memang mbak Dila ini Editor killer, lha kok apesnya aku dapet editor kayak dia. Dia selalu menganggap aku seperti junior di kantornya yang bebas dikasih instruksi semena-mena, padahal aku ini kan penulis yang sudah memberikan keuntungan di perusahaan publishing tempat dia bekerja. Sumpah lho aku sudah memberikan keuntungan. Biarpun bukan Dan Brown, karya-karyaku cukup laris manis di toko buku, lumayan buat menemani wanita-wanita romantis atau yang berharap menjadi romantis, mereka selalu menunggu buku-buku baruku keluar.

O yah, kenalkan.

Nama : Lusia Maharani

Umur   : 28 tahun

Pekerjaan : Penulis, kepengennya sih nulis thriller sekaliber Dan Brown tapi yang muncul di otak selalu cerita romantis dan romantis lagi, mungkin karena aku sangat mendambakan untuk segera jatuh cinta. Ya sudahlah, sepanjang bisa menghasilkan uang untuk menopang kesejahteraan perut, nongki-nongki cantik dan anggaran bulanan rutin untuk beli sepatu aku tidak masalah. O gosh … aku masih memikirkan sepatu turquois cantik di toko minggu lalu. Harganya alamakjang selangit, tapi bikin aku nggak bisa tidur.

Beli … enggak … beli … enggak.

Ok, back to reality. Setelah telepon sakti dari Mbak Dila, jadilah aku terbirit-birit kembali ke hotel. Melemparkan beberapa baju yang aku bawa ke dalam koper, baik bersih ataupun kotor semuanya jadi satu. Nanti disortir di Jakarta. Meninggalkan Arini dan Inge yang melongo kebingungan nanti bakalan naik apa ke Jakarta. Aku bilang “Naik kereta atau travel saja”, tapi mereka tetap memandangi aku dengan tatapan penghianatan.

“Nanti aku traktir bebek goreng, ok ladies” kataku mencoba melunturkan tatapan sadis mereka.

“Gile, loe ninggalin kita cuman mau diganti bebek goreng. Nggak bisa harus yang lebih trendi” Inge mencoba bernegosiasi.

“Baiklah lebih trendi, sekarang gue kudu cabut dulu nih … sudah jam …,” aku melirik jam guest collection di pergelangan tanganku “gile hampir jam 9 malam!”. membayangkan harus menyetir sendiri, malam-malam untuk kembali ke Jakarta membuat aku jiper. Tapi aku lebih jiper menghadapi kecemberutan mbak Dila, jadilah aku dengan membusungkan dada meraih kunci mobil yang tergeletak di meja hotel. Ke Jakarta aku, kan kembali … i … i ….

Alam sepertinya tidak merestui kepulanganku, o yah jangan kaget yah salah satu kelebihan dari aku selain seorang penulis yang lumayan handal (menurut kesimpulan sepihakku) aku juga agak melow dramatic. Ok, teman-temanku menyebut aku overly melow dramatic but who are they to judge me. Ya kan?

Ya … ya teman-temanku itu adalah orang-orang yang selalu memberi semangat ketika tulisanku ditolak berkali-kali oleh penerbit, selalu ada di saat aku lumayan bokek (dulu, sekarang nggak lagi. Trust me! ), menemani ketika aku dengan impulsive kepengen pergi ke bandung untuk memuaskan seleraku atas batagor dan kemudian meninggalkan mereka tanpa transportasi yang jelas. But still, aku berhak menjudge diri aku sendiri.

Yep, 30 menit setelah aku mengemudikan mobil di tengah kesendirian hujan turun. Bukan gerimis kecil malu-malu, tetapi tumpah ruah. Seperti aku dulu yang menangis ketika menyadari uang di dompet tinggal 50.000 lagi.

Aku melihat sedih ke arah luar. Harusnya aku masih di hotel, dengan hujan selebat ini aku bisa menikmati bandrek hangat sambil mendiskusikan Kim kadharsian yang kabarnya cerai dari Kanye west. Suer aku nggak suka mereka, nggak suka the Kadharsian family itu, tetapi aku kok selalu nonton reality show mereka. Uuurrggghh my guilty pleasure, sama rasanya seperti ketika aku dengan sangat rakus menghabiskan sebungkus chips setelah ngos-ngosan di gym. Sia-sialah semua keringat yang aku keluarkan.

Aku melambatkan kecepatan mobil diangka 40 km/jam, seperti mengemudi di pedesaan eropa saja hanya boleh 40 km/jam plus nggak bisa main salip-salipan kalau nggak mau ditilang. Pandangan aku arahkan setajam mungkin ke arah jalan. Mudah-mudahan wortel yang aku konsumsi setiap hari bisa membantu mataku di saat-saat kritis seperti ini. Tangan dengan erat memegang kemudi mobil seolah-olah benda bundar ini akan meloncat dengan tiba-tiba kalau tidak aku pegang dengan kencang.

Daaarrrr!

Bunyi petir yang sumpah bikin aku melonjak kaget. Duh gusti, tidak cukupkah saya mengemudi sendiri malam-malam dan hujan pula, eeee … pake ada acara petir menyambar lagi. Thor, kamu agak bersahabat dikit kek. Gimana kalau tiba-tiba ada kuntilanak muncul di depan? Hiiii … aku membayangkan dengan ngeri.

Daaaarrr!

Lagi-lagi suara petir, biarpun aku tidak terlonjak seperti tadi tapi cukup bikin hati lumayan ngenes. Dengan kecepatan siput seperti ini jam berapa aku akan sampai Jakarta. Aku mendesah sedih, desahan yang sia-sia karena cuman aku sendiri yang tahu.

Bruukkk!

Aku kaget lima kepalang. Aku menabrak sesuatu? Hah, beneran? Kucing kesasar atau jangan-jangan kuntilanak? Duh aku membayangkan ngeri. Oh sebentar, kalau kuntilanak pasti tidak akan tertabrak, dia akan lolos begitu saja menembus mobilku seperti yang sering aku lihat di film horror. Aku menghentikan mobil, melihat ke kursi belakang dari spion tengah untuk memastikan tidak ada kuntilanak yang sedang menyeringai seram disitu. Aman!

Now what? Apa aku harus keluar?

Ok, aku harus bertanggung jawab, mungkin ada kucing yang sedang kesakitan di depan mobilku. Aku meraih payung kecil yang selalu aku siapkan di dashboard mobil. Membuka pintu mobil setelah memastikan tidak ada mobil lain yang tiba-tiba bisa menyambar dari belakang, jalanan memang sangat sepi. Untung aku menyetir di sebelah kiri.

Buru-buru aku melangkah ke depan mobil, ingin melihat apa yang tadi sepertinya aku tabrak.

Noooooo … orang? Ada orang … eh laki-laki jatuh tertunduk di depan mobilku. Aku menabrak orang. Noooo … kepalaku mendadak pusing. Eh sebentar kalau aku pusing siapa yang akan menyelesaikan masalah. Aku mengusir keteganganku dengan sia-sia, memberanikan diri menghampiri orang yang dengan tanpa sadar sudah aku tabrak.

Bersambung ...

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Faria Hariyono
gaya bahasa yg kaya gini nih yg aku banget ... sukaaaaa bgt sama ceritanya, alurnya, gaya bahasanya, penggambaran lokasinya, semuanya deh.. lope lope sekebon ...
2023-06-07 16:21:51
0
user avatar
Big Man
Izin promo thor. ~Sang Raja Pulau Mahkota~ Isekai, Game, Fantasi, Overpower, Demon. Mampir yak ...
2021-12-09 17:39:24
0
user avatar
Senja Kelabu
masya Allah ceritanya bagus, baca sambil menghayal di tempat kejadian ...
2021-09-04 07:23:28
0
user avatar
Dewa Amour
OMG! Cerita kek gini yg udah lama aku cari, Thoorrr ... Daebak! Lanjut up Thor, ya pliissss ...
2021-09-03 15:31:13
1
user avatar
Naya
keren ceritanya
2021-09-03 15:26:02
0
user avatar
Wanita Yang Tegar
Pembukaan yang sangat keren dan bikin tercegot......
2021-09-03 15:23:03
0
user avatar
SK Celey
makin seru ceritanya... ditunggu kelanjutannya.........
2021-08-26 01:02:55
1
user avatar
Mira Restia
mantap bahasanya santai. semangat nulisnya
2021-07-28 14:30:19
0
user avatar
SK Celey
sukaaa ditunggu kelanjutannya😍
2021-06-23 18:27:33
1
46 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status