Menjadi perempuan lugu, membuat Shena terjebak dan harus merasakan pahitnya dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya. Belum lagi dia harus kehilangan semua dalam semalam. Terlibat cinta satu malam dengan Aryan Mahendra membuat Shena tidak bisa melepaskan diri dari seorang Presdir berhati dingin. Aryan Mahendra belum bisa melupakan masa lalu dan memilih menikahi perempuan yang masih ada hubungan dengan cinta lamanya hanya untuk sebuah pembalasan dendam. Aryan membuat hidup Shena berada dalam surga dan neraka dalam satu waktu. Namun, ketika benih cinta mulai tumbuh, seseorang dari masa lalu datang dan merusak segalanya. Apakah Aryan akan bersama dengan Shena untuk selamanya? Apakah Shena akan terlepas dari kesedihan tiada akhir dan membalaskan semua orang yang telah melukainya?
ดูเพิ่มเติม[Shena, kamu sudah janji ya. Hotel Diamond nomor 1501. Ini kuncinya, jangan lupa pakai gaun yang sudah kukirimkan kemarin.]
Shena menatap layar ponselnya lekat-lekat. Ada sebuah keraguan, jantungnya pun berdebar sangat kencang. Hari pernikahan bersama kekasihnya tinggal menghitung hari, tetapi kenapa kekasihnya itu menginginkan hal yang sebenarnya bisa diraihnya.
Shena menghela napas panjang. Dia menengadahkan kepala sembari terus berpikir apa yang dilakukannya ini benar atau salah. Perempuan itu berdandan sangat cantik, rambutnya dibiarkan panjang terurai dengan sedikit curly di bagian bawahnya. Gaun merah mini dengan bagian dada cukup rendah membuatnya sedikit tidak nyaman.
“Tenanglah Shena, sebentar lagi kamu akan menikah, jadi tidak usah khawatir,” monolog Shena sembari mengepalkan kedua tangannya seolah memberi semangat.
Seorang asisten rumah menghampiri Shena. Dia memberikan segelas minuman seperti permintaan majikannya. Perempuan itu menghabiskan air minum itu lalu pergi ke hotel yang dimaksud.
Sepanjang perjalanan menuju hotel, Shena merasakan tubuhnya menjadi lebih sensitif. Sesampainya di depan kamar tersebut, Shena sempat ragu. Tangannya dibiarkan menggantung dekat gagang pintu.
“Ada apa dengan tubuhku?” batin Shena mulai gelisah. Dia merasakan darahnya berdesir, jantungnya pun berdebar kencang. Dia memasuki ruangan, netranya mengedar ke sekeliling ruangan tetapi tidak ada orang yang dinantinya.
“Kemana dia?” Shena berdiri di depan tempat tidur, menanti kekasihnya.
Tidak lama terdengarlah suara pintu terbuka. Suara pantopel terdengar jelas di telinga Shena semakin lama semakin mendekat. Jantung Shena berdebar tidak karuan, dia menoleh dan menemukan siluet tubuh seorang lelaki terlihat dari dinding kamar. Cahaya minim membuat pandangannya tidak fokus. Dia sedikit terlihat lebih tinggi tetapi Shena yakin kalau itu kekasihnya.
“Sayang,” panggil Shena lembut.
“Hmmm,” erang Lelaki itu berjalan sempoyongan seolah akan terjatuh. Dia hampiri Shena dan membuatnya dalam posisi tersudut. Dalam pandangan sayup dan sedikit kabur karena pengaruh alkohol, baginya Shena adalah perempuan yang telah lama dirindukannya.
Indera pendengaran Shena merasakan sebuah perbedaan pada suara orang yang ada di hadapannya. Namun, bibirnya langsung terkunci oleh bibir lelaki itu. Rasanya begitu menggairahkan setiap kali mereka saling bersentuhan. Lelaki itu mengusap wajah perempuan yang ada di hadapannya lembut dan penuh hasrat
Malam terasa syahdu saat sinar rembulan yang menerangi tubuh keduanya. Jantung keduanya berdebar saat hasrat mulai menguasai seluruh tubuhnya. Shena dan lelaki itu berpegangan erat, menikmati setiap detik yang dilewati begitu membara. Semakin lama permainan semakin panas hingga mereka melakukan pelepasan yang sempurna. Keduanya terlelap lelah sambil berpelukan.
Keesokan harinya, sinar matahari mulai menyilaukan mata Shena. Perempuan itu sempat tersenyum saat mengingat begitu panasnya semalam. Namun, perlahan senyumnya menghilang saat menoleh ke arah lelaki yang sedang memeluknya.Napasnya tertahan saat mengamati wajah lelaki yang masih tertidur pulas. Dia merasa familiar dengan wajahnya, seperti sering melihatnya.
“Mati aku!” batin Shena. Dia mengigit bibirnya kuat. “ Bisa-bisanya aku tidur dengan pria paling kejam di negeri ini. Ya Tuhan, bagaimana kalau dia bangun lalu memenjarakanku karena dianggap telah menjebaknya?”
Bola mata Shena terus bergerak ke kanan dan kiri. Perempuan itu menuruni ranjang perlahan, memakai pakaiannya lalu berjalan keluar dengan mengendap.
“Siapa kamu?” tanya lelaki itu yang dengan cepat meraih pergelangan tangan Shena.
Shena semakin panik. Lelaki ini bukan orang sembarangan. Semua orang di negeri ini tahu, dia begitu kejam dan bisa memasukkan orang ke penjara dengan mudah. Apalagi banyak rumor mengatakan kalau dia melenyapkan wanita yang mencoba menjebak untuk menghabiskan malam bersamanya.
“Maaf!” Shena menepis tangan lelaki itu kuat. Dengan cepat dia berlari sambil menenteng tas, walaupun sekujur tubuhnya lemas.
“Jangan lari!” pekik lelaki itu.
“Jangan sampai aku tertangkap! Aku tidak mau pernikahanku batal. Aku tidak mau!” gumam Shena sampai keringat dingin. Dia memesan taksi untuk segera pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan pikiran Shena benar-benar kacau. Saat taksi tersebut memasuki komplek perumahan, terlihat ada kepulan asap hitam membumbung menyelimuti langit. Terlihat ada mobil pemadam memasuki area perumahan.
Benar saja, Perasaan gundah Shena terjawab dengan kenyataan jika asap hitam tadi berasal dari rumahnya. Skleranya dipenuhi air mata yang sudah siap menuruni pipi. Tanpa berpikir lagi Shena keluar dari taksi berteriak histeris.
“Papa, Mama, kalian di mana?” teriak Shena sambil berusaha lari menuju rumahnya yang terbakar.
“Jangan ke sana Shena, bahaya! Kedua orang tuamu sudah dibawa ke rumah sakit. Ikut dengan saya ke rumah sakit bersama Pak Polisi, ya,” ajak ketua RT tersebut.
Shena mengangguk, dia diantar oleh RT dan polisi menuju rumah sakit. Sesampainya di sana, tangis Shena pecah saat menemukan kedua orang tuanya sudah terbaring tidak bernyawa. Tubuh mereka terbakar dan hampir saja tidak dikenali.
“Papa, Mama!” isak Shena yang langsung terduduk lemas.
Perasaan hancur dirasakan sudah. Dia sudah mendapatkan double kill dalam satu waktu. Kehilangan kesucian oleh musuh keluarga juga orang tua yang paling dia sayangi.
Di saat kesedihannya memuncak, sudut mata Shena mendapati seseorang berdiri memandanginya tajam. Ternyata dia adalah lelaki yang telah menghabiskan malam pertama dengannya. Senyuman lelaki tampan itu terlihat menyeramkan dan membuat bulu kuduk Shena merinding seketika.
Suasana di lantai lima apartemen tersebut terbilang sepi. Belum ada terlihat penghuni yang berkeliaran di sekitar sana. Isak tangis Shena terdengar begitu lirih memenuhi selasar apartemen tersebut. Terdengar suara langkah sepatu pantofel yang berjalan semakin mendekat.Shena tidak mau mengangkat kepalanya. Dia terlalu takut jika itu adalah Aryan. Meskipun suaminya, rasanya masih berat untuk melihat wajahnya saat ini. Namun, aroma wood yang melekat kuat di tubuh Aryan tidak tercium saat ini.“Hei, kamu tidak apa-apa?” tanya suara bariton yang begitu familiar di telinga Shena.Shena mengangkat kepalanya, mencoba membuka mata dan melihat siapa yang berada di hadapannya kini. Meskipun matanya kurang jelas karena dipenuhi air mata, tetapi dia masih bisa mengenali orang itu adalah Edward. Lelaki itu menurunkan lututnya lalu mengusap wajah Shena tanpa ragu.“Hah,” jawab Shena.
“Brian cepat berikan laporan keuangan dan penjualan kita sekarang!” Aryan yang baru saja datang ke kantor langsung menyalakan komputernya. Dia segera melihat grafik penjualan selama setahun belakangan ini.“Baik Pak,” jawab Brian yang segera mengambil berkas laporan keuangan dan penjualan selama setahun belakangan ini.Aryan segera mencari file tentang statistik penjualan dan juga keuangan. Beberapa reject dari bahan mentah hingga barang jadi yang tertolak karena produk tidak sesuai dengan permintaan. Matanya berkunang-kunang saat melihat begitu banyak barang reject meskipun masih memberikan keuntungan tetapi tidak banyak.“Brian, kenapa pengeluaran bulan ini besar? Saya tidak pernah menyetujui proyek pembuatan pakaian ini. Kenapa sekarang proyek ini terlihat membengkak sedangkan penjualan masih dibawah margin?” tanya Aryan.Brian melihat di tabletnya file
Sejak pengakuan perasaan Aryan, hubungannya dengan Shena semakin membaik. Terakhir kali saat di pantai, mereka menghabiskan malam panas bersama diiringi dengan deburan ombak yang menggema di seisi cottage-nya. Saat bangun pagi, pipi Shena merona kemerahan. Dia merasa malu pada dirinya sendiri.Malam itu dirinya menjadi liar, seperti burung yang baru dilepaskan dari sangkar. Shena meliuk, mendesah semakin menggila saat Aryan memperlakukannya begitu lembut. Kali ini Aryan sudah tidak mempedulikan apapun. Dia ingin membina rumah tangga yang harmonis dengan Shena.“Aku akan memenuhi janji yang pernah kuucapkan saat kau pergi dari kamar itu. Aku akan menjadikanmu milikku dan tidak akan kubiarkan kau lepas,” gumam Aryan yang sedang menikmati lahan tersembunyi milik istrinya.Sinar mentari mulai memasuki kamar bernuansa industrialis milik Aryan. Kelopak mata Shena mulai terbuka perlahan saat s
Hubungan Alan dan Clara mulai tidak baik. Clara cemburu melihat Alan yang seolah mencoba mendekati Shena lagi. Perempuan itu semakin membenci Shena yang bertindak seperti wanita lugu tetapi nyatanya dia mahir memainkan perasaan lelaki.“Alan, kapan pernikahan kita segera dilaksanakan? Kamu tahu kan aku sedang hamil,” desak Clara sembari mengusap perutnya.Alan yang sedang membaca laporan seketika mengangkat kepalanya. Dia menatap tajam ke arah selingkuhannya itu. Napasnya terdengar berat dan tangan mulai mengepal.“Hamil? Kalau begitu kita lakukan USG sekarang juga,” tantang Alan yakin.Clara menelan salivanya kasar. Sudah pasti bualannya itu tidak akan mempan untuk Alan. Mereka adalah pasangan tukang ngarang handal yang sering membuat korbannya hancur.“Kenapa kamu enggak percaya sama aku? Kita melakukannya sering, Alan. Hampir setiap malam kamu tanam benih, kena
“Astaga!” Shena menutup mulut dengan tangannya.Aryan segera mendorong tubuh Prisilia. Dia tidak mau Shena salah paham dengan kelakuan mantan kekasihnya itu.“Apa-apaan ini!” Aryan mendorong tubuh Prisilia dan langsung menutup pintu kamar dan menguncinya.Shena tidak terkejut melihat Sisil melakukan tindakan seperti itu. Sejak awal pun dia memang berniat untuk merebut hati Aryan. Namun, kali ini Aryan dengan tegas mengeluarkannya dari kamar. Ada perasaan senang di hati Shena, mungkin suaminya benar-benar tulus ingin berubah.“Aku bisa jelaskan, Shena.” Aryan bergegas memegang kedua bahu istrinya.Shena mengangguk, “Sudahlah.”Aryan mengembuskan napas lega. Dia merangkul dan membawa Shena pergi ke meja makan untuk menikmati sarapan bersama. Mereka duduk di tepian jendela dengan pemandangan cantik yang disuguhkan oleh Tuhan untuk insan di bumi.Tangan Aryan mengusap dan mencium jemari istrinya. “Terima kasih sudah percaya padaku.”Sinar mentari mulai menyinari tempat mereka berada. Caha
Shena membeku, tidak bisa berkata-kata lagi. Matanya seperti ditaruh irisan bawang merah. Ungkapan ini tidak pernah dirinya dengar dari bibir Alan. Kisah cinta mereka hanya berawal dari pernyataan suka tanpa ada getaran seperti saat ini. Mata Shena dan Aryan saling beradu, menatap begitu dalam dan syahdu. Perlahan langit semakin menunjukkan warna aslinya. Taburan bintang mulai menghiasi langit kota. Suasana menggelap, tetapi secerca sinar temaram memberikan siluet indah di tempat itu. “Pembual!” umpat Shena mencoba mengalihkan suasana yang membuatnya terhanyut. Aryan tidak terpancing kata-kata provokatif Shena. Dia tahu, mana ada orang yang percaya dengan ucapannya setelah memaki dengan kasar. “Terserah, mau percaya atau tidak. Aku sengaja membawamu ke kantor, mengenalkan kepada klien dan investor hanya untuk memberitahu kepada seluruh dunia kalau aku memilikimu. Caraku memang tidak seindah rayuan Romeo atau Deni Cagur, tapi inilah aku.” Hati perempuan mana yang tidak terenyuh den
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น