Setelah Perceraian

Setelah Perceraian

Oleh:Β Β Novica AyuΒ Β Tamat
Bahasa:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
28 Peringkat
33Bab
12.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Β Β 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dimulai dari sebuah ketukan dini hari. Seorang lelaki menyampaikan berita pada Hening. Bagaimana perasaanmu jika seseorang datang dan menyampaikan kabar, "Suamimu kena grebek di rumah wanita desa sebelah!" Marah? Kecewa? Tak percaya? Sedih? Semua perasaan itu menjadi satu di hati Hening. Rumah tangganya yang telah dibina selama puluhan tahun hancur. Bagaimana sikap Hening kemudian, bagaimana keputusannya? Memaafkan atau malah meninggalkan sang suami pilihannya? Ikuti terus kisah ini, jangan lupa siapkan tisu.

Lihat lebih banyak
Setelah Perceraian Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Pipit Aisyafa
bagus banget
2022-03-10 16:35:48
1
user avatar
Aisyah J. Yanty
menyentuh banget
2021-09-10 20:40:52
1
user avatar
Khanna
Aku mampir di sini Kak...
2021-09-03 19:50:46
1
user avatar
Meybutjuly
waaa ceritanya bagus lho thor😍
2021-06-28 22:29:40
2
user avatar
KSIndra
Baca kelanjutannya, semakin seru. Kalian harus baca ini. Harus Mampir pokoknya.
2021-06-28 12:39:10
2
user avatar
KSIndra
Keren banget, alurnya mantap, walau aku baru baca 3 bab tpi konfliknya sudah terlihat bakalan tambah seru. Teruskan thor. Semangat. Salam. Ksindra
2021-06-28 12:02:34
2
user avatar
Rizuki
Bagus, kak. Penulisan rapi dan juga langka sekali nemuin typo dan tata letak.... Keren juga untuk idenya... πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘. Semangat....
2021-06-28 05:35:54
2
user avatar
Askama95
Duh, judulnya bikin sedih. Moga aja happy ending
2021-06-27 06:57:30
2
user avatar
Secret.Vee
POV 1 nya keren thor. Sabar banget sih mbak hening nya 😒
2021-06-26 22:57:31
2
user avatar
Yuliyhana
Bacanya kudu siapi tisu..πŸ₯²
2021-06-26 13:49:55
2
user avatar
Elle Ryu
Karena ini kisah nyata, gak cuma yg baca yg harus siapin tisu, yg nulis juga harus kuat. Semangat! Ditunggu updatenya
2021-06-26 13:07:15
2
user avatar
RENA ARIANA
Suka banget
2021-06-26 12:09:48
2
user avatar
RENA ARIANA
Kerennnnnnnnnnnnnnnn
2021-06-26 12:09:36
2
user avatar
RENA ARIANA
Suka bgt author
2021-06-26 12:09:24
2
user avatar
Dianti W
Next next next😍
2021-06-26 11:53:55
2
  • 1
  • 2
33 Bab
Bab 1. Penggerebekan!
Sepi, sunyi, yang terdengar hanya suara jam berdetak. Lampu kamar masih menyala. Entah siapa yang kutunggu. Di luar sana, mulai terdengar suara ayam jantan berkokok bersahutan. Biasanya, di jam seperti sekarang, aku sudah sibuk mempersiapkan diri, mandi, memasak nasi, lalu berjalan ke jalan raya untuk menunggu angkot yang biasa mengantar jemput ke pabrik rokok tempatku bekerja. Kini, aku sudah pensiun dan tengah menikmati hari sebagai seorang ibu rumah tangga. Tok … tok … tok ….Tok … tok … tok ….Terdengar bunyi ketukan dari arah pintu dapurβ€œAs-salaamu’alaikum."
Baca selengkapnya
Bab 2. Fakta Baru.
Setelah kejadian di balai desa, tak ada yang ganjil dengan sikap Mas Harto. Dia juga memperlakukanku seperti biasa. Namun, kebiasaan begadangnya tak berhenti. Di dalam rumah pun ia kerap tidur larut malam di depan TV yang menyala. Pagi itu, kulihat ada beberapa pesan masuk pada aplikasi WhatsApp di gawai Mas Harto. Ia sedang berada di kamar mandi. Penasaran, kucoba untuk membuka dan memeriksanya. Tertera nama pengirimnya hanya diberi inisial β€œS”.[Mas aku kangen!] pesan pertama yang kubaca. [Mas kapan kita ketemu lagi!]Jiwa detektif seorang istri menuntunku untuk mencari tahu lebih banyak lagi. Kubuka percakapan mereka
Baca selengkapnya
Baba. 3 Lelah.
Jarum pendek benda pipih di dinding telah menunjukkan pukul setengah dua dini hari, dan aku masih terjaga. Meskipun kucoba memejamkan mata, namun pikiranku tak henti bekerja. Ia memutar semua kejadian hari ini, dan hati mengingatkan tentang rasa sakitnya.Tuhan, aku ingin mengamuk, menjelma badai memporak porandakan dunia. Jika boleh meminta, aku ingin hilang ingatan melupakan semua yang menyakitkan dan berharap segalanya baik-baik saja.'Tuhan … tolong aku.'"Bude, ndak tidur." Aini bertanya sambil menggosok-gosok matanya, yang masih mengantuk. Wajah remaja itu terlihat iba dan kawatir.
Baca selengkapnya
Bab. 4 Cermin Itu.
πŸ’žπŸ’žπŸ’ž"Dek, lihat cermin ini?" Mas harto menunjukkan sebuah cermin antik, berbentuk oval berbingkai ukiran jati di pinggirannya. Ia meraba ukiran sulur bunga itu."Bagus, ya, Mas? Terlihat cantik dan unik?" Kataku mengomentari cermin itu, setelah mengamati bentuknya dari atas hingga bawah."Kita beli, ya?" tanya Mas Harto, meminta persetujuanku. Lalu aku mengangguk, menyetujui usulnya.Seminggu setelah pernikahan, kami berjalan-jalan. Indahnya memadu kasih setelah kata ijab diucap. Tak ada rasa malu-malu atau kawatir dengan omongan orang
Baca selengkapnya
Bab. 5 Jagoan Kami.
πŸ’”πŸ’”πŸ’”Berjalan menyusuri koridor rumah sakit, beberapa orang berlalu lalang. Sejenak orang-orang itu menatap bayi kecil digendongan Mas Harto yang terus menangis. Mas Harto menggendong jagoan kecil kami dengan posisi miring. Tanpa selendang, karena jika menggunakan selendang luka di punggung atau di atas pusarnya itu akan tertekan selendang, pasti semakin sakit.Aku mengikuti langkah perawat berbaju putih tadi. Mas Harto berjalan dengan cepat di samping perawat itu, sementara aku tertatih. Mengikuti mereka perlahan. Tiba
Baca selengkapnya
Bab. 6 Bahagia Bertiga.
Deru mobil berhenti pada sebuah rumah kecil. Dengan atap genteng berwarna merah terbuat dari tanah. Dindingnya masih berupa susunan bata dan semen yang belum dicat, tak mengurangi rasa syukur kami pada Tuhan. Pintunya telah terbuka, mungkin Simbok atau Lilik telah berada di dalam. Rumah Kecil dan sederhana, namun di dalamnya terdapat sejuta rasa bahagia. Saat pasangan lain banyak yang menanti hadirnya buah hati, atau masih menumpang pada orangtuanya. Aku telah memiliki semua itu. Rasa syukur membuat kita selalu merasa cukup. "Akhirnya kita sampai, kita pulang, nak," bisikku lirih pada Anton yang tertidur dalam gendongan, ia hanya menggeliat.  Mas Harto membuka pintu mobil, ia mengambil Anton dari dalam gendonganku. Menuntunku turun perlahan dari mobil. Saat kakiku telah
Baca selengkapnya
Bab. 7 Rezeki Tak Terduga.
Malam sunyi ditemani indah cahaya rembulan, kami tenggelam dalam lautan gelora asmara. Dua jiwa merengkuh kenikmatan surga di peraduan cinta. Berlabuh mengarungi asmaraloka dengan bahtera birahi."Dek, bangun nanti terlambat!" Sentuhan hangat di pipi perlahan-lahan menarikku ke dunia nyata. Sayup kudengar suara lelaki memanggil namaku."Ning, bangun ning!"Kukerjap-kerjapkan mata beberapa kali lalu memicingkan mata pada jarum jam di dinding. Hampir subuh ternyata, tubuhku masih enggan bangkit dari kasur empuk, bangkit dari mimpi indah tepatnya. Pergumulan panas kami semalam terbawa sampai alam mimpi.
Baca selengkapnya
Bab. 8 Kehamilan Kedua.
πŸ’–πŸ’–πŸ’–"Rezeki takkan tertukar, cukup kita terus bersabar. Rezeki tak perlu dicari, bila masanya akan datang sendiri. Rezeki mengalir deras bagi orang-orang yang selalu bekerja keras, rezeki takkan terputus bagi mereka yang memberi dengan tulus." Semua kata-kata Simbok masih terngiang di telinga selama perjalanan menuju rumah.Dalam perjalanan pulang menuju rumah, kueratkan pelukan pada pinggang Mas Harto. Antara ragu, juga senang menerima kehamilanku ini. Bagaimana nasib Anton yang masih kecil dan adiknya nanti, jika sekarang saja aku tak bisa sehari penuh merawat dan mengurusi Anton."Selamat ya, hasilnya positif, Ibu sedang hamil," kata-kata Dokt
Baca selengkapnya
Bab. 9 Kelahiran Nurlaila.
Ayam jantan bekokok bersahut-sahutan menandakan hari berganti pagi. Mentari telah mengintip di sela pepohonan. Aku siap menjemput rezekimu hari ini Tuhan, berikanlah kelancaran, kemudahan serta kesehatan agar hamba dapat bekerja dengan baik. Demi masa depan ke dua buah hati hamba, bismillah.Kulangkahkan kaki dengan penuh percaya diri, keyakinan bahwa usahaku takkan sia-sia. Demi kebahagiaan anak-anakku nanti, kerja keras akan kulalui, bersusah payah pun aku sudi. Demi masa depan anak-anakku, apapun akan kulakukan.Melangkah memasuki pintu gerbang unit delapan tempatku bekerja, telah banyak karyawan yang datang. Mereka berjalan teratur menuju unitnya masing-masing. Beberapa rekan kerja menyapa.
Baca selengkapnya
Bab. 10. Pengajuan Berkas Perceraian.
Aku duduk menghadap dinding, sembari menyisir rambut ikalku. Cermin kesayanganku telah pecah seribu, tak dapat disatukan lagi. Kini saat aku duduk di depan meja rias, hanya putih dinding yang kulihat.  Kuraba dinding bekas cermin itu, paku untuk menggantung cermin itu masih disana. Cermin yang membersamaiku hampir selama pernikahan kami. Pecah, Sudah tak ada. Teringat lagi betapa sakitnya, melihat foto dan video dalam gawai Mas Harto. Bagaimana dengan penuh emosi kupukul cermin itu dengan tangan, hingga berlumuran darah. Sakit? jangan ditanya, namun sakitnya tak lebih perih dari hatiku. Maafkan aku Mas, yang  lelah mencoba selalu bersabar dan terlihat tegar. Maaf Mas aku pergi meninggalkanmu. Hatiku tak sekuat itu, untuk terus diterpa cobaan bertubi-tubi. Jangankan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status