Suami Paruh Waktu

Suami Paruh Waktu

Oleh:  Ziza  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
19Bab
664Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kehidupan bagi Renata adalah tentang status sosial dan kekayaan. Selama tak memiliki keduanya, orang lain bisa dengan mudah merendahkan dirinya. Itulah sebabnya, Renata terus mengejar karir sampai usianya menginjak 30 tahun. Bersikeras menolak perjodohan, Renata memilih untuk mencari sendiri calon suaminya. Dan akibat sebuah kejadian yang membuat Renata trauma, ia bertemu dengan Darren. Keduanya lantas menjalin kesepakatan terkait sebuah pernikahan. Lantas bagaimana sesungguhnya ikatan pernikahan yang terjalin di antara Darren dan Renata?

Lihat lebih banyak
Suami Paruh Waktu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
19 Bab
Perawan Tua
“Kamu loh, Ren sudah memasuki usia kepala tiga. Tahun depan sudah seharusnya ngasih mama cucu, tau!”Suasana masih pagi, namun seperti biasa mama Erna selalu saja membahas hal yang sama. Satu hari yang sudah berlalu selalu menjadi hal yang penting baginya, karena waktu-waktu tersebut telah membuat usia kita semakin bertambah, terkhusus untuk anak gadis kesayangannya. Dan seperti hari-hari sebelumnya, Renata Michelle selalu menanggapi keluh kesah mamanya dengan sebuah senyum ambigu tanpa arti. Pun, setelahnya ia kembali mengabaikan sang mama dan kembali melahap roti isi daging yang menjadi menu kesukaannya.“Hey! Mama itu sedang mengajak kamu bicara,” sambung mama Erna yang kini menyambar roti milik Renata.“Pah, lihat mama! Aku harus buru-buru ke kantor, Ma. Aku ada rapat, setelahnya aku juga harus bertemu klien, belum lagi –”“Bla bla bla ….” Mama Erna menirukan gaya bicara Renata yang hampir tak memiliki jeda sama sekali.Alhasil Renata menyandarkan punggungnya kesal. Sementara mam
Baca selengkapnya
Nikah Kontrak?
“Kenapa sih, Ren? Ada masalah?” Riri berjalan dari arah pantry, menghampiri Renata di ruangannya. Ia mengulurkan sebuah cangkir yang berisi kopi seduh instant favoritnya.Renata mulai mengalihkan pandangannya ke arah Riri dan hanya menggedikkan bahunya seolah memberikan sebuah jawaban tersirat atas pertanyaan Riri. “Kopi luwak?” tanya Renata menunjuk ke arah cangkir kopi Riri.Kini giliran Riri yang mengangguk. “Yah, seperti biasa. Kopi penghilang kantuk. Udah buruan cerita … kali aja aku bisa bantu kamu kan wahai ibu bos?”Renata hanya menarik sudut bibirnya sekilas, “Hmm, gimana yaa … mama sama papa udah terus-terusan mendesak agar aku segera menikah. Bayangin, Ri … kalau tidak bisa mendapatkan jodoh dalam waktu satu bulan, aku harus siap untuk dijodohkan. Parah kan?” Riri tak bisa menahan tawanya yang terlanjur meledak. “Pft! Memangnya ini zaman Siti Nurbaya? Haduh, haduh…”Bersahabat baik sejak masa putih biru membuat Riri sangat paham watak dan karakter sahabatnya itu. Renata
Baca selengkapnya
Pria Penyelamat
“Ada apa ini??” Terdengar suara bariton yang kemudian hadir di antara Renata dan lelaki tua itu. Rupanya, ada seorang lelaki yang datang. Setidaknya, Renata bisa sedikit lega dan berharap bahwa pria itu bisa menjadi penyelamat baginya.Pria tersebut lantas mengedarkan netranya ke segala arah untuk memastikan dugaannya, termasuk ke arah seorang gadis yang jatuh tersungkur di bawah dengan pakaian dan rambut yang terlihat berantakan. Ia juga sempat melihat bagaimana pria tua tersebut sempat menjambak dan menarik pakaian Renata dengan kasar sebelumnya.“Apa yang kau lakukan?” “Siapa kau? Tak perlu ikut campur!!”BUG!PUK!Lelaki tua yang sempat menyiksa Renata hendak melayangkan sebuah pukulan ke arah pria tersebut. Beruntung, pria penyelamat itu dapat dengan tangkas menghalau dengan cepat hingga terjadilah aksi saling cek-cok di dalam ruangan toilet.Perkelahian berlangsung selama lima menit lebih. Aksi saling pukul membuat keduanya sama-sama mendapatkan luka memar di berbagai sisi. Be
Baca selengkapnya
Trauma
Darren sibuk berkeliling semua ruangan mencari dimana keberadaan Renata.“Dia kemana, Bu?” “Dia siapa? Ahh … bos kamu itu ya? sudah pergi sejak subuh tadi, katanya ada pekerjaan mendesak. Hmmm, bukankah seharusnya ia beristirahat dulu ya?”Ibu Darren sama sekali tak tahu secara mendetail tentang keadaan Renata yang memalukan. Sebab Darren sudah berjanji untuk merahasiakan itu dari siapapun. “Ibu kenapa membiarkan dia pergi? Kalau dia bertemu orang jahat lagi gimana? Ibu juga kenapa tidak membangunkan aku?” pekik Darren dengan suara yang sedikit kesal.“Ibu sudah bangunkan kamu, loh! Lagipula dia terlihat buru-buru. Jadi ibu bisa apa?” Ekspresi Darren masih terlihat kesal. Ia terduduk tanpa berbicara apapun untuk menanggapi ucapan ibunya.“Hmm … ngomong-ngomong ibu belum tahu siapa namanya. Anaknya lumayan baik dan ramah meskipun dia seorang atasan. Ibu suka. Siapa namanya?”KRIK!Otak Darren seketika berputar cepat. Setelah mengingat-ingat memorinya semalam, Darren memang belum sem
Baca selengkapnya
Maukah Menikah Denganku?
“Darren? Darimana kamu tahu alamat rumahku?”“Soal itu, aku sengaja mencari tahunya. Maaf jika –”Renata sudah lebih dulu menarik tangan Darren dan membawanya ke taman belakang rumah Renata. Tepat di dekat kolam berenang miliknya. Wajah Renata sungguh sangat panik. Khawatir jika nantinya Darren menceritakan tentang kejadian malam itu dan membuat orang tua Renata khawatir. Ia yakin, suara gemericik air yang cukup keras tak bisa membuat mama atau papa Renata mendengar dengan jelas percakapan Darren dan Renata sekalipun mereka datang kemari.Darren hanya bisa tersenyum tipis kala melihat wajah Renata dari jarak dekat, terlihat lucu baginya. Renata melihat ke kanan dan ke kiri seperti seorang pencuri yang harus memastikan keadaan sebelum ia melangsungkan aksi pencuriannya itu.“Kita bicara di sini saja, ya? tak apa kan?” tanya Renata masih dengan dahi yang berkerut.Darren kembali tersenyum dan mengangguk. Lalu duduk tepat di sebelah Renata tanpa di persilahkan untuk duduk sebelumnya.“
Baca selengkapnya
Restu Mama Papa
Suami Paruh Waktu – 6“Aku yang akan mengalah, Renata. Kamu bisa melakukan apapun hal yang kau sukai. Aku tidak akan memaksakan nantinya hakku jika kau tak ingin melakukannya. Yang perlu digarisbawahi, aku menolak dengan tegas adanya pernikahan pura-pura. Sekarang aku kembalikan padamu, pilihan mana yang akan kau ambil?”Tatapan Darren begitu tegas. Bak sebuah pedang yang mungkin bisa saja mengunus jantung Renata kapanpun ia mau. Darren begitu memukau, begitu berwibawa dengan pesonanya.Bahkan, setiap inchi tubuhnya, setiap tutur kata yang keluar dari bibirnya, setiap sentuhan dan perhatian kecil yang ia berikan, mampu membuat Renata menjadi lebih tenang. “Apakah itu artinya … aku tidak harus melayanimu kan?” ujar Renata ragu – ragu.Darren tersenyum simpul. Tak lama kemudian ia mengangguk. “Tidak masalah kalau kau keberatan. Aku bisa menerima jika memang kau menolak untuk itu. Jangan khawatir, selama aku tahu bagaimana kondisinya, sekali lagi aku tidak akan memaksanya.”Tetap saja,
Baca selengkapnya
Rencana Makan Malam Keluarga
Suami Paruh Waktu – 7“Sudahlah Renata. Papa lelah menunggu jawaban dari kamu yang bahkan tidak ada tanggapan sama sekali. Hanya baik, ramah, apalagi? Papa bahkan yakin, kamu sendiri pun juga tahu jawaban semacam apa yang sebenarnya papa inginkan.”Wilyasa menarik napasnya dalam, sementara Renata hanya diam dengan pandangan mata yang ia coba sembunyikan dari ayah dan ibunya. Bukan Renata gugup atau takut, perasaannya lebih kepada bodoamat, acuh dan enggan membahas terkait hal yang menurutnya belum menjadi prioritasnya. Namun, Renata tidak bisa menunjukkan bagaimana perasaannya begitu saja. Renata nampak diam dan terus saja mengambil jawaban paling aman dari pertanyaan – pertanyaan yang ayah dan ibunya sampaikan.“Begini saja lah, Kalau kamu tidak ingin menjawab, bawa dia ke pertemuan keluarga kita besok malam. Papa akan adakan acara khusus untuk besok malam, dan biar papa sendiri yang akan menilai bagaimana karakter laki – laki itu,” tukas Pak Wilyasa dengan sangat tegas.Wajah Renat
Baca selengkapnya
Kita memang harus menikah
SUAMI PARUH WAKTU – 8“Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu.”“Ya, katakan saja. aku bisa mendengar dan menerima keputusan darimu.” Darren berusaha untuk melapangkan dadanya. Begitu mendengar suara Renata yang nampak berat, Darren sudah berpikir dan yakin bahwa Renata mungkin tidak setuju dengan pilihan pernikahan yang diajukan oleh Darren.“Nanti malam papa mengundangmu secara khusus ke acara keluarga untuk makan malam. Eum …” Renata menjeda ucapannya. Jelas sekali terlihat bahwa Renata sedang berpikir dan menimbang – nimbang ucapannya. Sementara Darren secara perlahan mulai menarik ke atas lengkung di bibirnya, sembari menantikan kalimat selanjutnya dari Renata“Aku memberitahumu sekarang agar kamu bisa mulai bersiap – siap mulai saat ini. Bisa jadi banyak pertanyaan yang nantinya akan papa tanyakan padamu.”Darren kembali tersenyum. “Pertanyaan? Seperti apa?” tanya Darren yang berpura – pura seolah tidak paham dan butuh penjelasan lebih.“Seperti …. Ah, sudah jangan ba
Baca selengkapnya
Sembunyi-sembunyi
SUAMI PARUH WAKTU – 9 “Kamu memang berhasil untuk selalu membuatku penasaran, Renata…” Darren membatin, seiring dengan kepergian Renata yang mulai nampak semakin menjauh dari jangkauannya. Darren segera menghidupkan motor tuanya, dan mengikuti mobil Renata dari belakang.BLAK!Renata menutup pintu mobilnya cukup keras. Ia menganakan masker dan kaca mata hitam. pakaiannya kali ini, benar – benar membuat dirinya tersamarkan hingga tak ada yang bisa terlihat dari wajahnya sama sekali. Namun karena Darren sudah tahu lebih dulu saat ia menghampir ke rumah Renata, maka sudah tidak heran lagi saat Darren tahu kelakuan Renata yang cukup unik ini.“Gerah pakai baju serba hitam. Lepas saja maskernya. Selagi ada aku, katamu akan lebih aman kan?” Darren tiba – tiba muncul dari belakang saat Renata hendak melangkah masuk ke dalam café.“Oh astaga! Dari mana kamu tahu kalau itu aku? muncul dari mana kamu?” pekik Renata kesal. Ia benar – benar terkejut dengan suara Darren. Untuk bisa keluar rumah
Baca selengkapnya
Perjanjian Pernikahan
SUAMI PARUH WAKTU - 10“Tapi aku punya alasan kuat untuk itu, Darren. Aku punya alasan mengapa aku bersikeras dengan pilihanku ini.”“Apa? Apa alasannya, Rena?” “Ibu Rena?” Darren memanggilnya sekali lagi sebab Renata seperti tidak lekas memberinya jawaban.“Karena aku merasa kita belum benar – benar saling mengenal satu sama lain. Pun alasan lain adalah karena aku memang merasa belum siap melakukan pernikahan. Aku sudah pernah menyampaikan ini sebelumnya…” jawab Renata ragu – ragu.“Kalau begitu, beri aku kesempatan untuk bisa mengenalmu. Aku juga akan memberimu kesempatan lebih banyak untuk bisa mengenalku. Dua hari, cukup?” Suara Darren terdengar lebih mendominasi. Ia benar – benar ingin menikahi Renata dengan layak, bukan hanya pernikahan pura – pura di atas kertas yang bahkan tidak bisa ia pertanggungjawabkan nantinya.“Pertemuannya bahkan malam ini, Darren. Apa kemudian cukup untuk kita saling mengenal. Itu juga yang menjadi perhatianku, bagaimana kita bisa menjawab dari papak
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status