Suruh Siapa Kawin Lagi

Suruh Siapa Kawin Lagi

Oleh:  Ina Qirana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
33Bab
6.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena Mutia tidak bisa hamil, maka Haikal terpaksa menikah dengan Neneng atas perintah ibunya, siapa sangka Neneng ternyata tidak seperti yang dia harapkan, bahkan wanita itu berambisi menginginkan harta Haikal yang ternyata semua itu milik Mutia, siapakah diantara mereka yang akan bertahan dan diceraikan? Ataukah Haikal tidak bisa memiliki keduanya?

Lihat lebih banyak
Suruh Siapa Kawin Lagi Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sarah Sanis
bagus, biasanya gitu2 aja ceritanya, ini agak berbeda semoga lanjutannya juga tetep bikin seru dan gak bosan..
2023-08-19 07:55:59
0
33 Bab
Bab 1
[Mutia, ini Vidio pernikahan suamimu dan Neneng, doakan mereka biar cepat kasih Ibu seorang cucu]Pesan WA dari mertuaku disertai Vidio pernikahan kedua Mas Haikal dengan perempuan pilihan ibunya.Jah4t memang, tapi bagaimana lagi aku tak memiliki kuasa untuk protes, terlebih Mas Haikal sendiri juga setuju dengan rencana ibunya.Sepuluh tahun menikah kami belum dikaruniai seorang anak, hingga ibu Mas Haikal menjodohkannya dengan Neneng, teman masa kecil sekaligus tetangga Mas Haikal saat dahulu mereka tinggal di desa.Kucengkaram erat ponsel ini, jangankan untuk datang ke acara sakral itu, melihat vidionya saja hati ini hangus terbakar.Kini, cinta Mas Haikal terbagi, tak hanya cinta melainkan jiwa dan raga, perhatian dan kasih sayangnya bukan seutuhnya milikku seorang.Aku bak pengecut, duduk terdiam di pojokan kamar dalam kegelapan, semenjak hari di mana ibu memperkenalkan Neneng sebagai calon mantu barunya, maka saat itu juga hidupku berubah hitam.Tak ada canda juga tawa, waktuku
Baca selengkapnya
Bab 2
Mas Haikal masih merenung dengan tatapan kosong, hati ini begitu penasaran apa yang sudah terjadi padanya?"Ya sudah kalau ga mau cerita, aku mau berangkat sekarang!"Ia mencekal pergelangan tanganku, sepertinya cara ini berhasil untuk membuatnya bersuara."Aku kesel! Ternyata Neneng sudah ga orisinil lagi, masih mending kamu," ujarnya sambil merengut.Ingin sekali aku tertawa terbahak-bahak. Namun, kutahan demi menjaga wibawa, padahal sejatinya dalam hati aku bersorak ria.Rasain! Emang enak!"Kasian banget sih kamu, Mas," tuturku sambil menyunggingkan sebelah bibir, Mas Haikal mendelik menanggapi experesiku yang seolah mengejek."Kamu berdosa, Mas, menceritakan aib istri sendiri, nikmati saja bukannya Neneng itu wanita pilihanmu, dia itu masih muda, cantik dan katanya subur, ga kaya aku yang berusia hampir kepala tiga," cerocosku sambil memainkan ponsel.Kini, ada tembok yang menjulang tinggi diantara kami tembok itu menciptakan jarak yang terbentang jauh, tak ada lagi kehangatan se
Baca selengkapnya
Bab 3
Dengan malas kulihat Mas Haikal mengangkat tubuh mungil Neneng ke atas sofa, sedangkan ibu sibuk mengambilkan air dan minyak kayu putih.Beberapa menit kemudian mata Neneng yang dihiasi bulu mata anti badai itu mengerjap lalu terbuka sepenuhnya, ia memandang kami satu persatu."Kamu ga apa-apa'kan, Neng?" tanya ibu.Entah mengapa aku belum ingin beranjak pergi, masih asyik menonton drama gratisan yang lebih seru dari drama Korea yang sedang hits saat ini.Wanita bertubuh pendek dan mungil itu bergegas bangun, menatapku laksana seorang musuh."Apa maksud Teh Mutia membuat Aa Haikal ga punya kerjaan?! Teteh jangan egois! Kalau dia ga kerja gimana mau nafkahin Eneng," ujarnya ketus."Itu bukan urusanku, Neneng! Bukannya kamu cinta sama Mas Haikal, terima dia apa adanya dong."Aku melipat tangan di dada, berdiri dengan pongahnya, sedangkan Neneng kulihat semakin memanas."Dia itu orang Sunda! Panggil dia Aa," ujarnya sambil mendelik.Bodo amat!"Haikal, apa bener yang dikatakan Mutia?" ki
Baca selengkapnya
Bab 4
Pembalasan yang simple tapi menusuk, itulah yang dilakukan Mutia, ia tak ingin bersikap rendah hanya demi merusak citra orang lain termasuk adik madunya yang rese itu.Seperti hari ini ia dan Areta berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan paling besar dan megah di pusat kota, barang-barangnya tak ada yang berharga murah, semua berharga fantastis puluhan juta.Lelah memanjakkan mata, Mutia duduk di salah satu restoran favorit semua orang, tempat yang bernuansa indah dan megah saat ditangkap layar kamera, juga makanan yang tak kalah lezat di lidah, kini ia nikmati semua itu tanpa sosok seorang Haikal seperti biasanya.Mutia tak ingin tenggelam dalam laut kesepian yang mematikan, ia lebih memilih memanjakan mata, diri juga lidahnya di luar rumah sebelum hatinya terbiasa menerima kenyataan ini.Lelah berada di luar kini Mutia singgah d hotel berbintang lima, ia rela membayar harga fantastis agar bisa tidur nyenyak di tempat ini, tanpa dihantui bayang-bayang sang suami yang sedang bersama w
Baca selengkapnya
Bab 5
Beberapa kali Haikal menelpon tapi Mutia tak kunjung menjawabnya, membuat hati menjadi resah dan gundah, ditambah omongan Neneng yang menambah panas suasana."Teh Mutia mah enak belanja di mall, makan di restoran, nginep di hotel bagus, Eneng kapan di bawa ke situ? Aa harus adil atuh?" rujuk Neneng sambil menyentuh tubuh Haikal..Akan tetapi, lelaki itu malah sibuk dengan gawainya, memastikan jika Mutia tak bersama lelaki lain, ia sungguh cemas takut kehilangan istri tercintanya."Aa!"Neneng merajuk lagi, sungguh wanita itu tengah dilanda kehausan kasih sayang, bak Padang pasir yang gersang."Diam, Neneng!" tegas Haikal merasa jengah.Setelah selesai menelpon Areta baru Haikal merasa lega, rasa gundah dan resah itu sirna karena ternyata Mutia menginap seorang diri mengusir rasa sepi dan dinginnya malam panjang."Aa, kapan atuh kita mamy moon? kalau ga ke Bali ya minimal ke hotel kek kaya Teh Mutia." Neneng merengut, benci merasa dikalahkan oleh kakak madunya yang rese."Maksud kamu H
Baca selengkapnya
Bab 6
Mereka bertiga duduk di meja bundar mengelilingi makanan yang telah dipesan, Mutia sengaja memesan makanan paling enak dan mahal yang tersaji di restoran ini."Ayo di makan steak-nya, Neng," tawar Mutia dengan elegan."Kamu juga makan dong, Mas, kok cuma di liatin aja."Haikal terpaku menatap makanan begitu banyak dari mulai menu pembuka, menu utama juga menu penutup yang tak kalah menggugah selera, ditambah minuman spesial sebagai pelepas dahaga.Tentu semua ini akan memakan banyak biaya, bisa tekor! Batin Haikal nelangsa, ia mencoba mengukir senyum semanis mungkin agar istri pertamanya itu tak curiga."Mau aku suapin, Mas?" tawar Mutia so romantis.Seketika Neneng membulatkan mata, perutnya mendadak mual melihat tingkah kakak madunya yang menyebalkan."Emmm, boleh-boleh," jawab Haikal sambil mengangguk.Tentu saja Neneng tak terima, dengan sekuat tenaga ia memotong steak menggunakan tangan kanannya, dengan usaha extra akhirnya daging panggang itu terbelah juga."Nih, A, makan!" Dil
Baca selengkapnya
Bab 7
"Malam ini giliran aku nginap di rumah Mutia, ayo turun aku mau cepat istirahat di rumahnya," titah Haikal teramat menyayat hati Neneng.Perempuan itu turun dari mobil dan melangkah dengan lunglai, ia hanya menatap mobil suaminya yang menjauh, meninggalkan sekeping kenangan yang teramat menyakitkan.Hari ini waktu terasa begitu cepat berputar, tak ada kebersamaan yang mengesankan seperti yang ia impikan, tanpa sadar bulir bening itu rembes membasahi pipinya."Kamu nangis, Neng?" tanya ibu sambil menelisik wajah Neneng yang berantakan."Engga, lagi ketawa," jawab Neneng culas.Sudah tahu lagi nangis malah nanya! Kini, giliran Neneng yang tidur seorang diri, berselimutkan rasa sepi, semalaman matanya tak bisa terlelap, bayangan Haikal dan Mutia yang sedang memadu cinta benar-benar menghantuinya, menghasilkan rasa resah tak berkesudahan.Tuhan, sesakit inikah berbagi suami? sepedih inikah menjadi yang kedua? di luar sana istri kedua banyak yang diutamakan. Namun, apa yang terjadi pada t
Baca selengkapnya
Bab 8
Tak terasa waktu cepat berlalu, kini pernikahan Neneng menginjak bulan kedua. Namun, belum ada tanda-tanda jika dirinya sedang berbadan dua.Kehidupan Haikal pun sudah sedikit mengalami kemajuan, ia bekerja di sebuah perusahaan asing menduduki jabatan yang cukup tinggi dan bergengsi, membuat dirinya begitu dipuja dan dipuji oleh para bidadari.Neneng semakin bangga bersuamikan dia yang berpenghasilan besar, yang setiap hari mengenakkan mobil bagus dan pakaian berdasi, perempuan itu menjadi kalap dan tinggi hati.Apapun yang ia mau pasti dibeli, uang nafkah dari Haikal cukup untuk menyenangkan dirinya sendiri.Akan tetapi, tak ada yang berubah dari Haikal dan Mutia, keduanya masih sama saling cinta dan membagi duka, tak ada yang ingin berpisah diantara mereka, walau begitu banyak badai yang menerpa."Sayang, kita jadi 'kan?" tanya Haikal pada istri pertamanya.Dalam suka maupun duka, cinta pria itu tak pernah sirna walau sang bunga tak jua memberikan hadiah terindahnya yaitu seorang pe
Baca selengkapnya
Bab 9
"Astaghfirullah ... Astaghfirullah."Semua yang duduk dalam mobil itu menyebut kalimat istighfar, dengan napas yang tersengal Haikal memandang tajam kedua istrinya satu persatu."Kalian mau kita mati konyol sama-sama?!" teriak Haikal bertanya.Mutia ataupun Neneng tak ada yang bersuara, keduanya sibuk mendamaikan perasaan yang semula terguncang hebat."Kalau kalian masih tetap ribut, lebih baik kita pulang masing-masing!" tegasnya lagi sambil memandang keduanya dengan tajam."A-aku minta maaf, Mas, semua ini gara-gara Neneng," ujar Mutia lemas tak bertenaga."Jika saja barusan aku ga menghindar mungkin kita sudah mati dihantam truk tadi, jadi aku mohon selama perjalanan jangan ada yang bersuara!" tegas Haikal yang dibalas anggukan oleh kedua istrinya yang masih gemetaran.*Tiga jam perjalanan dilalui dengan kebisuan, mereka melalui jalanan yang menanjak dan menurun yang cukup terjal dengan keheningan.Memasuki kawasan perbatasan desa, Neneng mulai merapikan rambutnya yang sedikit ber
Baca selengkapnya
Bab 10
Pov MutiaSaat Neneng keluar dari kamar mandi jantung ini berpacu hebat, aku takut wanita itu yang akan mengabulkan impian Mas Haikal.Tidak! Rasanya hatiku belum siap menerima."Gimana hasilnya, Neng?" tanya ibu antusias, ia memang yang paling semangat menunggu hasilnya.Neneng memperlihatkan benda berukuran mungil itu dengan ragu, hati ini berdegup kencang menantinya."Gimana hasilnya?" tanya Uwa mewakili rasa penasaranku."Garis satu, Teh," jawab ibu membuatku bisa bernapas lega.Aku membawa diri ini ke teras depan untuk menikmati segarnya udara di depan, dari kejauhan kulihat Mas Haikal tercenung seorang diri menatap cakrawala luas di depannya.Perlahan langkah kaki ini mendekatinya tanpa suara, sengaja aku mengendap-endapl agar tak menimbulkan suara, terlihat pandangannya beralih pada benda pipih di tangannya.Apakah yang ia lihat? Ya Tuhan, hampir berderai air mata ini, ia memandang poto bayi yang begitu lucu dan menggemaskan, tak sampai di situ ia juga memutar kelucuan Vidio b
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status