Teman Kencan Online-ku Ternyata si Boss Jutek

Teman Kencan Online-ku Ternyata si Boss Jutek

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Oleh:  Qeqe SunaryaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
15Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Aku Prilly, kata orang aku wanita mandiri, kuat, pekerja keras dan bisa diandalkan keluarga. Tapi mereka tidak tahu kalau aku hampir gila! Setiap hari aku harus menghadapi Bos di kantorku yang dingin, kejam dan suka menekan. Tingkahnya selalu membuat kami karyawannya mengelus dada, hingga aku menamainya si Raja Neraka. Dari situ aku sadar, kalau sekuat apapun seseorang, tidak mungkin bisa bersandar di bahunya sendiri, aku butuh seseorang yang mendukungku melewati ini semua. Hingga dalam kesepian dan depresiku satu tahun yang lalu, aku mendownload sebuah aplikasi dating dan berkenalan dengan Mr. Bossy. Kehadiran Mr. Bossy cukup mewarnai hidupku. Terkadang kami menjadi teman, ada kalanya dia menjadi penasehatku, penyemangatku. Bahkan kami juga kerap bertukar gairah dengan cara yang biasa di sebut phone s*x. Tapi sudah satu tahun kami berhubungan, tidak juga ada wacana pertemuan. Aku bingung! Hingga pada suatu ketika, musibah menerpaku. Aku terlilit hutang dan dalam kesulitan keuangan yang harus segera di bereskan. Mr. Bossy menawarkan bantuan dan kami memutuskan untuk bertemu di sebuah cafe. Dan setelah aku tahu siapa dia, saat itulah kekonyolan ini di mulai… Masalahku mungkin teratasi, tapi hidupku justru menjadi semakin pelik. Namun mungkinkah aku akhirnya juga baper?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1 Bos Yang Menjengkelkan

“Kalau kamu sudah bosan bekerja untuk saya, silakan angkat kaki dari perusahaan ini, Nona Prilly!”

Aduh, kenapa lagi ini? Tiba-tiba wajah pemegang tahta tertinggi perusahaan ini berubah serius. Kedua mataku hanya bisa terbelalak takut. Sedangkan kedua tanganku meremas samping rokku dengan cemas.

“Ma-maksud Bapak?”

Atasanku bangkit dari tempat duduknya, Pria berbadan tegap itu mendekat ke arahku dengan kaki panjangnya. Manik wajahnya yang dingin membuatku semakin menciut saja.

“Ya Tuhan, ya Tuhan. Dia berjalan kesini! Salah apa lagi sih, aku?” Aku cemas bukan main.

Perlahan aku melangkah mundur seiring Pak Harvey yang makin mendekat, berharap tetap menjaga jarak darinya. 

Akan tetapi, sayang, tanpa kusadari punggungku sudah mentok menyentuh rak buku. 

“Sial!” Aku mengumpat lagi dalam hati.

“A-ada apa, Pak?” cicitku, Aku benar-benar tidak berani memandang manik cokelat Pak Harvey yang biasanya tanpa ekspresi dan memilih menunduk.

“Kamu.” Suaranya yang dalam menggelitik telingaku. Membuatku menahan napas. “Tidak sadar sudah melakukan kesalahan?”

Apa, Pak? Apa lagi memangnya salahku ini? Kan bisa diomongin baik-baik. Nggak perlu nakutin gini ini dong. 

Namun, pada akhirnya aku hanya bisa berkata, “maaf, Pak. Saya kurang tahu letak kesalahan saya.”

Seketika itu Pak Harvey mengangkat tangannya, menunjukkan isian roti isi ke hadapan mataku.

“Astaga!” Aku melebarkan mata melihat isian roti di hadapanku. “Ma-maaf, Pak. Padahal saya sudah pesan kalau tidak pakai bawang bombay…”

Pak Harvey memelototiku, “Kenyataannya ada!” hardiknya. “Kamu tahu saya alergi bawang bombay kan? Atau memang kamu sengaja mau bunuh saya?”

Aku segera menggelengkan kepalaku.

Segampang itu kah membunuh anda, Pak? Cuma pakai bawang bombay.

Dari sudut mataku, di bawah aku melihat pergerakan. Rupanya kaki Pak Harvey sedang meraih sensor tempat sampah di samping kakiku, setelah penutupnya terbuka, dia menjatuhkan roti isi dari tangannya begitu saja.

“Kamu tahu orang macam apa yang paling membuat saya kesal?”

Aku tak berani menjawab, hanya menunduk. Bibirku gemetar.

“Orang yang tidak bekerja dengan baik, tapi menerima gaji mereka,” terang Pak Harvey dengan suara tenang penuh penekanan. Auranya semakin menakutkan.

“Lihat saya!” Bentaknya. Membuatku terkejut dan segera mengangkat wajahku.

Perlahan, Dia mengacungkan telunjuknya tepat di depan wajahku, “mereka, adalah parasit yang bisanya hanya menikmati uang dari saya. Pergi!” tegasnya.

Gila, sakit sekali dalam hati ini ditunjuk pas di depan muka seperti itu.

Berusaha tenang, aku melangkah mundur. Kemudian berbalik untuk keluar dari ruangan raja neraka ini, kembali ke mejaku dengan langkah gontai.

Putus asa rasanya, aku sungguh lelah bekerja di perusahaan ini. Aku tahu cukup sulit meraih posisi sepertiku di perusahaan besar seperti Adamindo Group, tapi sampai kapan aku bisa tahan kalau hampir tiap hari kena jilatan lidah api si raja neraka seperti ini… 

Ya Tuhan… tak terasa air mataku sampai menetes.

Padahal sepagian ini aku sudah berusaha keras. 

Bayangkan saja, aku berangkat dari rumah sejak pukul lima pagi. Pergi ke binatu dulu untuk mengambil jas milik Bos galak itu, membeli kopi di cafe langganannya dan memastikan kopi itu sampai di depannya dalam suhu tak kurang dari 70 derajat celcius. 

Tapi apa… ada saja kesalahan yang membuat aku dimarahi bos yang picky dan perfeksionis itu.

Sumpah, satu tahun bekerja di perusahaan ini bagaikan bekerja di neraka.

Dalam keadaan seperti ini, rasanya aku sangat ingin menghubungi Mr. Bossy. 

Ah… menyebut namanya saja perasaanku membaik rasanya. 

Satu tahun ini dia lah yang memberiku semangat untuk bertahan bekerja di perusahaan ini. Meski kami belum pernah bertatap muka, tapi bagiku dia adalah kekasihku sebenarnya. Sayangnya nomor ponsel Mr. Bossy hanya aktif malam hari, jadi aku harus bersabar menunggu malam datang untuk menelponnya.

Sungguh, mimpi apa aku semalam hingga pagi-pagi aku sudah sesial ini. Tapi sepertinya aku tidak mimpi apa-apa. Aku tidur pulas setelah puas. Ah… Mr. Bossy.

Mungkin wajahku saat ini sudah memerah karena mengingat obrolan intim kami semalam di telepon. Iya, kami memang sering mengobrol panas untuk sekedar melepas stress, memuaskan hasrat masing-masing dan kami menikmatinya.

Baiklah, karena aku tidak bisa menghubunginya, saat ini aku hanya bisa berusaha menenangkan diriku sendiri dengan fokus pada pekerjaanku lagi ketika tiba-tiba ponselku bergetar.

“Ya, Put?”

Adik laki-lakiku menelepon.

“Kak, apa… Kakak punya uang dua ratus juta? Boleh pinjam dulu?”

Gila, apa-apaan ini. Aku langsung melotot mendengar nominal yang diucapkan adikku. 

Enteng sekali dua ratus juta keluar dari mulutnya. Campur aduk rasanya, ingin marah, ingin menangis. 

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Qeqe Sunarya
Hi semua... Jangan lupa tinggalkan pesan untuk Author supaya semangat update ya... Love
2024-04-11 05:29:46
5
15 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status