Tertawan Pesona Istri Bayaran

Tertawan Pesona Istri Bayaran

Oleh:  El Nunna  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
174Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Tanda tangani ini!" Marley diam menunggu sekretarisnya bergerak mengambil pena. Seperti mendapat kesempatan, ia memberi pilihan pada Almeera untuk menandatangani surat perjanjian pernikahan, yang akan berjalan selama kurun waktu satu tahun. Hanya sebagai pembuktian jika ia bisa mendapatkan perempuan dari kalangan baik-baik, bukan wanita yang kerap ia tiduri seperti dugaan sang ibu. Almeera yang memang membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya pun gegas menandatangani, meski ia tahu sebagian besar orang akan menentang pernikahan yang akan terjadi sebentar lagi. Siapa sangka jika akhirnya Marley akan jatuh dalam pesona Almeera, yang sebelumnya ia anggap kolot dan tidak menarik? Baca selengkapnya di sini!

Lihat lebih banyak
Tertawan Pesona Istri Bayaran Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
5 Bab
Perjanjian
“Tanda tangani surat ini!”Damian Marley, pewaris tunggal perusahaan Design Mobil menyodorkan selembar kertas di atas meja, tangan kekarnya memainkan pena dengan gerakan memutar, menunggu reaksi sekretarisnya yang masih mematung penuh kebimbangan.“Saya tidak memaksa. Kau butuh uang, dan saya butuh ketersediaanmu menjadi istriku,” lanjutnya kemudian. Ia masih terlihat tenang, padahal sangat berharap jika Almeera, gadis berhijab ini setuju. Lagi pula apa masalahnya, hanya satu tahun, sampai ia benar-benar meyakinkan Medusa, jika ia sejatinya bisa berubah, dan mendapatkan istri yang baik, tak seperti tuduhan dan kutukan Medusa, yang mengatakan jika Marley akan mendapatkan istri dari dunia malam karena tabiat buruknya yang selalu main perempuan.Marley kembali sibuk dengan laptopnya, mengetik sesuatu, dan tak lama selebaran kertas muncul dari mesin print. Lalu kembali menyerahkannya pada Almeera, tak ada gurat senyum di sana, lagi pula ia juga tak memiliki perasaan apa pun pada Almeer
Baca selengkapnya
Pria Terjahat
Tepat sekali, seperti dugaan Marley pasti ada yang tidak beres di rumahnya. Kendaraan roda empat Marley memasuki pelataran rumahnya, ia sudah disambut oleh keberadaan Medusa yang kini melipat kedua tangannya di dada, dengan tatapan menusuk seperti ingin membunuh ke arah Marley. Medusa tak sendiri, di sebelahnya ada wanita kurang bahan yang merupakan salah satu teman kencannya. Mata wanita itu sembap, sepertinya ia datang di waktu yang salah, di mana harus berhadapan langsung dengan Medusa. Marley turun dari mobil, belum sempat mengeluarkan jurus basa-basi, wanita di sebelah Medusa sudah berlari ke arahnya dan menggamit lengan kekar Marley erat, seperti meminta perlindungan. Keputusan yang salah, tak ada yang bisa berlindung dan menghindar dari amarah Medusa.“Sayang, ibumu memarahiku.” Dia mengadu, tapi masih membuat Marley bergeming.“Kenapa kau ke sini?” tanyanya ketus. Sukses membuat air muka wanita itu berubah.“Kenapa katamu? Aku ke sini untuk meminta pertanggungjawaban.” Usai b
Baca selengkapnya
Khawatirnya Seorang Ibu
“Kau yakin akan menikah dengannya, Al?” Suara parau Mariam terdengar sendu di telinga Almeera, meski berat ia harus melakukan itu, tak ada waktu untuk menolak jika ia ingin Mariam tetap selamat. Netra beningnya berembun, ia tahu keputusannya salah, beruntung Mariam tak tahu jika Marley dan keluarganya tak memiliki keyakinan apa pun, tak bisa ia bayangkan bagaimana dengan kesehatan Mariam jika mengetahuinya.“Mereka orang kaya, Al. Ibu takut kau diperlakukan dengan tak wajar di sana,” selorohnya lagi berat.Almeera masih terdiam, hari ini ia akan bertemu dengan Marley, tapi dengan taraf hubungan yang sedikit berbeda, ia calon istri Marley sekarang. Tangannya masih terlihat menyuapi Mariam, semangkuk bubur tawar terasa semakin hambar di lidah wanita paruh baya itu, seperti halnya Almeera, ia juga tipikal wanita yang gampang terharu dan menangis. “Maaf, kedatangan ibu malah menyusahkanmu di sini. Andai ibu menuruti perintah ayahmu untuk tak perlu menyusul ke mari, andai ibu tak menurut
Baca selengkapnya
Jadi Orang Kaya
“Selamat, ya! Ngga nyangka akhirnya pensiun juga jadi bejat.”“Akhirnya kamu bisa buktikan ke kita kalau kamu normal.”Marley hanya tersenyum masam menanggapi pernyataan beberapa teman dan sepupunya, tak satu pun yang ia tanggapi, rasanya malas. Sementara di sebelahnya, Almeera terlihat diam dan kaku, entah apa yang ia khawatirkan, padahal pernikahan sudah berjalan dengan se mestinya hanya secara hukum. Mungkin berat bagi Almeera, ia akan tinggal satu atap bersama lelaki yang tak tahu apa itu religius yang sebenarnya.Jika bukan karena Mariam, ia tentu tak akan mengambil langkah berbahaya ini. Pernikahan berlangsung meriah, tapi tak ada gurat bahagia yang terpancar dari wajah Almeera, ia justru merasa asing di tengah-tengah mereka, keringat dingin sudah membasahi telapak tangannya. Mungkin sebentar lagi ia akan pingsan, entahlah.Persendiannya juga seperti lemas tak bertulang. Benar-benar sendiri, berulang kali meyakinkan diri sendiri jika ia mampu melewatinya, lagi pula hanya satu t
Baca selengkapnya
Jangan Membantah!
“Tingkat kepercayaan dirinya lumayan bagus. Tapi, aku sama sekali tidak tertarik melihat dada lempengmu, Pak Marley!”Mendengar penuturan Almeera, pria dengan tubuh tegap itu tersinggung, akhirnya ia memperbaiki pakaiannya, kemudian duduk bersandar di ranjang. Ia menatap Almeera yang terlihat sibuk memakai jaket tebal, dan meraih kunci motor dari dalam koper, tubuh kecilnya terlihat semakin mungil tenggelam di dalam pakaian hangat itu. “Ke mana?” tanyanya singkat. Almeera menyahut tanpa menatap Marley, karena berpikir pria itu masih senantiasa memamerkan dada bidangnya yang terbilang gagah dan bersih.“Menjenguk ibu.”“Sendiri?”Almeera mengangguk. Setelah selesai, ia bergegas ke arah pintu. “Jangan bepergian di malam hari! Kau perempuan, dan sangat rawan berada di luar.” Marley berusaha mencegahnya, tapi Almeera keras kepala.“Aku bisa jaga diri,” balasnya mantap. Marley tertawa meremehkan.“Melihat postur tubuhmu saja, saya yakin mudah patah saat dibanting.”Mendengar itu, refleks
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status