Bed Friend

Bed Friend

Oleh:  Cerita Racan  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9
2 Peringkat
32Bab
8.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seperti linglung seolah berjalan tanpa arah. Orang-orang datang lalu pergi dengan mudahnya seperti permisi ke jamban saja. Menciptakan rasa cemas sekaligus takjub. Hidup dalam segala pengharapan benar-benar bagaikan menggali lubang kubur sendiri. Tak ada yang sungguh setia selain kesedihan. Meski dia menyakitkan namun tidak seperti kesenangan yang kerap kali datang lalu tiba-tiba hilang tanpa pamit. Begitulah Lisa, hadir dengan segala kelinglungannya mencari jati diri, mengejar impian, persahabatan hingga berakhir dalam kisah cinta yang tidak pernah terencana sebelumnya. Bagaimanakah hidup akan membawa Lisa mengejar impiannya, dan bagaimanakah kelanjutan hubungannya dengan kekasih sekaligus sahabatnya ? Selamat datang di Lalisa...

Lihat lebih banyak
Bed Friend Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dodi Martoni Syahputra
lumayan bagus
2021-05-14 22:46:33
2
user avatar
JOLLIN
cerita dan penokohannya hampir sama persis dengan novel karangan Ravenska Jo di app cabaca.id dengan judul yang sama pula ... ......
2022-01-04 01:41:54
0
32 Bab
1
Tringgg tringgg tringgg... Suara alarm yang berbunyi sejak 30 menit yang lalu ternyata tak membuat Lisa terbangun dari tidur lelapnya. Padahal Mamanya pun sudah sejak tadi mengomel tidak jelas di dapur karena tak kunjung melihat anak perempuan satu-satunya itu keluar dari kamar tidurnya. “Sayang, udah jam berapa nih ? hari inikan hari pertama kamu sekolah. Gimana sih. Makanya kalau malam tuh tidur jangan main game mulu, repotkan jadinya. Niat sekolah nggak sih Lis? Papa kamu udah dari tadi nungguin tuh.” Mendengar gedoran pintu kamarnya dari luar, Lisa secara spontan terbangun dan melihat jam yang ada di handphonenya. “Ha ? gue telat bangun lagi, aduh gawat nih. Mana hari pertama gue sekolah lagi. Dasar dodol lo Lis.” Tanpa pikir panjang Lisa berlari ke kamar mandi untuk segera bersih-bersih seperlunya. Bukan mandi, tapi hanya mencuci muka, gosok gigi dan membersihkan seperlunya. Untuk mandi dengan sangat singkat pun, rasa-rasanya sudah tidak keburu lagi. “Ya elah hari pertama gue
Baca selengkapnya
2
Sementara Jenni yang merasa sedang diolok-olok oleh Lisa hanya menggerutu kesal. Ia tahu Lisa hanya bercanda dengan semua ucapannya, namun ia tetap saja kesal juga akhirnya. “Lo pasti senang kan, kan lo bisa tidur kapan aja lo mau. Gue ma udah tau otak busuknya situ. Dasar lo tuti,” ucap Jenni akhirnya. Ia berusaha menjatuhka Lisa kembali. “Nah ini nih kebiasaan, selalu nyari-nyari kesalahan orang lain. Gue ma kayaknya dimana-mana selalu aja salah ya Rose. Nasib gue kok sial amat gini yah. Salah apa gue di masa lalu,” keluh Lisa dengan mimik wajah sedih yang ia buat-buat. “Oh iya Jen gue mau ke toilet nih, lo mau nitip nggak ?” lanjut Lisa. “Ya kali ke toilet aja pake acara nitip-nitip ? lo kate kantin. Kalau mau ditemenin bilang aja Bu. Nggak usah pake acara nitip-nitip segala.” “Eh gue ikut dong,” sambung Rose. “Nggak ada yah ikut-ikut, gue cuman nerima nitip,” cetus Lisa sambil memandang Rose dengan tatapan sinisnya. “Ya kali gue minta persetujuan lo. Hahahaha” Jawab Rose dan
Baca selengkapnya
3
Rasa cemas hadir dan berulang kali diagung-agungkan oleh siapapun itu, seakan memberi bentang tanya yang amat sulit untuk dipecahkan. Berangkat dari perilaku tidak biasa yang sebenarnya memiliki arti bahwa tidak ingin menjadi biasa saja. Terlalu banyak pengharapan untuk menjadi luar biasa, menjadi sempurna dan tak terkalahkan namun justru makin banyak pula kekalahan-kekalahan yang menghampiri. Menjadikannya tak berdaya hingga berujung pada keputusasaan yang tak berujung. Tapi itulah kehidupan, hadir dalam kecemasan hingga berakhir dengan segenap cemas yang bertumpuk pula. Selayaknya timbunan sampah yang membusuk. Benar-benar busuk. Dan rasa cemas adalah kawanan sampah yang harus di buang jauh-jauh. “Lisaaa, Lisa lisa...!”. teriak Jenni dari arah parkiran sekolah. Sontak membuat Lisa berbalik arah dan tersenyum lebar ke arah Jenni. Dengan cekatan Jenni berlari dan menghampiri Lisa. “Lihai ! artinya Lisa hai!” ucap Jenni dengan wajah sok imutnya. Ia sengaja meletakkan kedua jari telunj
Baca selengkapnya
4
Semakin aku berusaha untuk menjadi yang terbaik, semakin aku tertinggal jauh. Seperti kawanan burung-burung yang kehilangan jejak temannya. Menyebalkan, pasti. Tapi aku bisa apa ? selain merutuki diri sendiri. Kehidupan, kekejaman, hingga berujung pada kekecewaan. Saat tiba di dalam kelas, mata pelajaran tidak langsung di mulai. Harus butuh beberapa menit hingga guru bidang studi datang ke ruangan. Nampak Pak Edo dengan membawa penggaris kayunya serta satu buku pelajaran matematika. “Selamat pagi semuanya !” sapa pak Edo saat tiba di kursi guru. “Pagi pak,” jawab siswa yang ada di ruangan itu secara serentak. “Silahkan buka halaman 53 di buku masing-masing. Hari ini kita akan belajar mengenai sudut dan macam-macamnya.” Siswa yang ada di ruangan itu serentak membuka buku mata pelajarannya dan mulai memperhatikan penjelasan pak Edo di depan kelas. “Sudut khusus (sering pula disebut dengan sebagai sudut istimewa) adalah suatu sudut dimana nilai perbandingan trigonometrinya dapat dit
Baca selengkapnya
5
Di kelas XI IPA-3, Jenni sedang sibuk dengan selfie di kamera handphonenya. Salah satu kebiasaannya disaat waktu jeda seperti sekarang ini. mengumpulkan foto selfie untuk diupload dan dijadikan story di laman instagramnya. Di samping kanannya ada Rose yang sedang asyik mengulang pelajaran matematika yang berlangsung beberapa menit yang lalu. Serta tersisa Lisa yang sedang tertidur pulas. Kepalanya bertumpu pada mejanya sendiri. Benar-benar kebiasaan buruk Lisa yang sangat sulit untuk di hilangkan. Selang beberapa menit setelahnya nampak dari arah pintu kelas terlihat Jimmy, Vie dan Rey yang perlahan menghampiri mereka bertiga. Jimmy tiba-tiba mengagetkan Rose yang tengah berkonsentrasi belajar dengan duduk tepat dihadapannya. “Katanya lo di marahi yah?” ucap Jimmy kepada Rose. Pandangannya kini fokus pada kedua bola mata Rose. Mendengar gesekan kursi yang di timbulkan dari tingkah Jimmy spontan membuat Lisa jadi terbangun dan lanjut memperhatikan Jimmy yang tengah menatap Rose seolah
Baca selengkapnya
6
“Astaga, tuh kan mati lagi,” keluh Rose sambil menarik nafas panjang. “Padahal hari ini benar-benar materi favorit gue. Gue jadi nggak bisa ikutan karena harus memperbaiki handphone gue dulu,” lanjutnya. “Yang namanya hidup ya gitu Rose. Nggak ada yang benar-benar mudah. Selalu saja ada begitu banyak masalah yang entah datang dari benua mana.” “Eh tapi bukannya orang dewasa bakalan ketawa kalau dengar anak belasan tahun ngomong kayak gitu,” Rose menanggapi perkataan Lisa sambil tertawa bahagia. “Iya juga sih, kok bisa-bisanya anak sekolahan mengkhawatirkan banyak hal.” Lisa pun ikut tertawa, tepatnya menertawai ucapannya yang sok bijak itu. “Oh iya gimana kalau gue temenin lo ke tukang service aja. Setelah itu baru kita ngumpul bareng di tempat biasa.” “Oke deh. Cuss lo hubungi Jenni biar ikutan sekalian, nanti suruh nunggu di tempat biasa aja.” “Oke deh, wait.” Sambil mengirimkan pesan singkat ke Jenni. “Lo lapar nggak Rose? Gimana kalau kita singgah makan dulu.” “Em lo mau maka
Baca selengkapnya
7
Bel sekolah berbunyi berulang kali menggelegar di setiap sudut ruangan kelas. Pertanda bahwa waktu belajar telah usai dan saatnya untuk segera berkemas pulang ke rumah masing-masing. Di dalam kelasnya kini, Lisa, Jenni dan juga Rose sedang membereskan buku-buku dan alat-alat menulis lainnya yang nampak sangat berantarakan di meja mereka masing-masing. Guru yang mengajar dijam terakhir pun pamit dengan para siswa lalu bergegas keluar dari ruang kelas XI IPA-3. Melihat guru telah keluar, Lisa dan teman-temannya pun segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan bergegas keluar dari sana. Situasi yang sudah sejak tadi ia impi-impikan. Hari ini ketiga sejoli itu memiliki agenda untuk nongkrong di salah satu cafe tempat yang biasa mereka singgahi sebelum kembali ke rumah masing-masing. Salah satu ritual yang kerap kali mereka lakukan sebelum akhirnya sibuk dengan ujian maupun tugas-tugas sekolah. Tentu saja di tempat tersebut mereka menghabiskan dengan canda dan tawa bahagia. Ketiganya
Baca selengkapnya
8
Suara riuh kantin menjelajahi setiap sudut-sudut ruangan. Segerombolan pemuda pemudi nampak sibuk berbincang sambil meneguk minumannya serta memakan makanan yang sudah tersedia di depan meja masing-masing. Jam istrahat memang sudah berlangsung sejak 10 menit yang lalu. Tidak kalah dengan kawanan yang anak lainnya, kini Lisa dan gengnya pun sudah duduk santai di tengah-tengah kursi makan yang ada di kantin itu. Makanan mereka sudah nampak habis tak bersisa. Hanya beberapa sampah saja serta piring kotor yang tergeletak sembarangan di sisi meja panjang itu. Setelah menikmati makan siangnya di kantin sekolah, Jimmy, Vie, Rey, Jenni, Rose beserta Lisa langsung beranjak pergi meninggalkan tempat itu. di tengah terik mentari yang membakar kulit, mereka akhirnya memutuskan untuk duduk-duduk santai di sekitaran lapangan basket sekolah. Selain tempat di sana lumayan teduh, mereka pun masih enggan untuk kembali ke kelas masing-masing. Sebab jika berada di dalam kelas yang akan mereka rasakan ha
Baca selengkapnya
9
Banyak hal di dunia ini yang terkadang ingin diceritakan kepada orang lain namun tertahan oleh ketidaksanggupan bibir untuk mengucapkannya. Karena terkadang bahkan kebanyakan mereka tidak mengerti ketika kita mengatakan “Aku ingin”. Dan hal itu membuat orang yang merasakannya menjadi cemas dan berujung pada kata percuma yang selalu lebih mampu menemukan kata-kata untuk mereka kenakan. Bagi yang setengah-tengah atau yang berada di tengah-tengah, keinginan hanya menjadi jembatan yang seolah-olah ada. Sedangkan banyak hal yang terengah-engah, tidak mampu menyeberang keluar ke ujung lidahnya hingga terpaksa menjadi rahasia dan itu justru membuatnya merasa bersalah. Hari ini adalah jadwal konseling untuk siswa kelas XI IPA-3. Seperti biasa, siswa menunggu giliran untuk di panggil ke ruangan yang cukup menegangkan itu. Dan justru banyak siswa yang menghindar agar tidak masuk ke ruangan konseling atau biasa disebut oleh sebagian siswa sebagai ruang kandang macan. Alih-alih menghindar, tetapp
Baca selengkapnya
10
Banyak hal di dunia ini yang terkadang ingin diceritakan kepada orang lain namun tertahan oleh ketidaksanggupan bibir untuk mengucapkannya. Karena terkadang bahkan kebanyakan mereka tidak mengerti ketika kita mengatakan “Aku ingin”. Dan hal itu membuat orang yang merasakannya menjadi cemas dan berujung pada kata percuma yang selalu lebih mampu menemukan kata-kata untuk mereka kenakan. Bagi yang setengah-tengah atau yang berada di tengah-tengah, keinginan hanya menjadi jembatan yang seolah-olah ada. Sedangkan banyak hal yang terengah-engah, tidak mampu menyeberang keluar ke ujung lidahnya hingga terpaksa menjadi rahasia dan itu justru membuatnya merasa bersalah. Hari ini adalah jadwal konseling untuk siswa kelas XI IPA-3. Seperti biasa, siswa menunggu giliran untuk di panggil ke ruangan yang cukup menegangkan itu. Dan justru banyak siswa yang menghindar agar tidak masuk ke ruangan konseling atau biasa disebut oleh sebagian siswa sebagai ruang kandang macan. Alih-alih menghindar, tetapp
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status