Without You [Indonesia]

Without You [Indonesia]

Oleh:  hihelloray  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat
48Bab
31.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tidak selalu berjalan baik-baik saja, rasa bosan yang sempat melanda membuatnya menjadi hilang arah. Meragukan rasa yang ada, dan menghancurkannya perlahan. Akan tetapi semuanya terhapus saat kekosongan datang. Kekosongan membentur keras diri, membuatnya tersadar akan satu hal. Ada yang hilang seperti kepingan puzzle yang tidak ada pada tempatnya.

Lihat lebih banyak
Without You [Indonesia] Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Anizz Suranizz
Semangat berkarya
2023-04-03 10:31:41
0
user avatar
AC Mandang
asyik kok,,
2022-09-24 15:49:28
1
user avatar
Copex Copex
gak di lanjut kah cerita nya
2022-03-20 16:12:48
1
user avatar
mrs.yudi
semangat berkarya ya thor
2022-01-05 13:46:56
1
user avatar
Kimini-kimini
smngat thor
2021-11-26 22:34:30
2
user avatar
Bian
semangat kak
2021-07-25 16:34:25
0
user avatar
Rolita Potabuga
sangat suka ceritanya.. menunggu update
2021-07-16 16:06:04
1
user avatar
Kalezra
Ceritanya bagus 🤗
2021-07-12 20:56:46
1
48 Bab
Dinnartika Arvega
  "Sekarang kumpulkan buku latihan kalian." Perintah seorang guru wanita yang berada didepan sebuah kelas.  "Kalau sampai saya melihat foto selfie dengan banyak filter edit seperti kemarin, bakalan langsung saya buang ke tempat sampah." Salah satu guru mengharuskan muridnya untuk memiliki dua buku latihan dan buku catatan, kemudian diharuskan menempelkan foto rapih mereka, juga bahkan menuliskan peraturan yang dibuat oleh guru mereka pada lima lembar utama di masing-masing buku. Oleh karena itu, mereka satu persatu mengumpulkan buku mereka sesuai barisan yang diperintahkan oleh guru mereka untuk melakukan pengecekan, dan itu juga dilakukan oleh seorang gadis yang sudah menitipkan bukunya pada kursi didepan untuk kembali dioper ke depan, dan kini dia sedang duduk bersandar sambil memainkan Ludo diponselnya secara diam-diam bersama denga
Baca selengkapnya
Harlingga Dio Wardana
Harlingga Dio Wardana.Laki-laki berkacamata itu biasa di kenal dengan sapaan Lingga. Laki-laki yang selalu diduga lahir di Antartika paling ujung, dan mungkin juga Ibunya selalu mengidam banyak silet tajam. Begitulah, sekiranya orang-orang sering mengenalnya dan menjulukinya. Berwajah dan juga sikap yang dingin dan ketus, mulutnyapun setajam silet di acara televisi pada zamannya. Meski laki-laki itu jarang sekali bicara, tetapi sekalinya berucap, kalimat pedas, tajam dan menusuk sangat terasa di telinga dan dada.Lingga yang menjabat sebagai ketua MPK membuat orang-orangpun semakin tidak menyukainya, karena tahun sebelumnya, laki-laki itu sudah pernah menjabat menjadi ketua OSIS, kemudian di tahun berikutnya justru menjabat sebagai ketua MPK. Hal itu jelas membuat seluruh murid seperti berada didalam lapas penjara. Selalu ada banyak peraturan dan kedisplinan yang melelahkan bagi mereka, terutama bagi para murid
Baca selengkapnya
1. Little Things
"CAL! TEMENIN GUE KE KAN—"Suara teriakan yang terdengar menggema dari lorong koridor itu menggantung. Dinar, si gadis yang baru saja berteriak dan kini berdiri diambang pintu kelas seorang Calvin Perwira yang ia panggil dengan Jangkung itu pun terkejut. Ia yang berniat ingin menghampiri Calvin untuk mengajaknya pergi ke kantin itu terdiam, karena matanya menangkap keberadaan laki-laki yang sudah menjabat sebagai pacarnya kurang lebih selama dua tahun ini.Laki-laki berkacamata yang duduk manis di barisan bangku paling depan, terlihat sedang sibuk menuliskan sesuatu disebuah kertas dengan banyak buku dan kertas-kertas lainnya dimejanya. Laki-laki itu tidak sendiri. Disebelah kanan dan kirinya, dia ditemani dengan kedua teman satu organisasinya, yang jika bagi seorang Dinar sendiri, mereka adalah musuh terberatnya disekolah.
Baca selengkapnya
2. Feeling Worries
Tidak ada hari bagi seorang Lingga tanpa adanya sebuah kesibukan.Seorang Lingga selalu disibukkan dengan banyak hal. Dimulai dari kesibukannya sebagai ketua MPK, kesibukannya untuk selalu menyempatkan diri membaca buku yang sudah ditambahkan ke dalam daftar bacaannya, waktunya untuk belajar saat malam hari, atau juga kesibukannya meluangkan waktu untuk membantu Bunda diwarung sembako yang sudah menghidupi keluarganya selama sepuluh tahun terakhir ini. Intinya, Lingga itu sibuk. Benar-benar sibuk. Tidak ada kata untuk membuang-buang waktu dikesempatan mudanya, karena masa depan sudah didepan mata saat ini. Bahkan karena sibuknya, terkadang ia sampai lupa untuk makan atau melakukan kegiatan sehari-hari lainnya seperti sekedar untuk bersantai atau beristirahat sebent
Baca selengkapnya
3. Special Candy
BUGH!"Maya!" Dinar menatap tajam musuh bebuyutannya yang saat ini sudah terkapar pingsan dan sedang berusaha ditolong oleh beberapa teman seanggotanya dengan darah mengalir dari hidungnya. Di gerakkannya tangannya seperti preman yang habis menghabisi banyak orang. Pandangannya pun tidak lepas menatap ke arah Maya dengan jengah. Baru satu pukulannya mendarat, dan itu baru pukulan biasa, tapi gadis itu sudah terkapar.Senyuman lantas menggembang dibibirnya. Ia tersenyum menang, tentunya. Karena lihat? Siapapun yang berani menganggunya, dan menentangnya, semua akan berakhir seperti Maya. Garis bawahi, kalau Naura tidak pernah takut dengan siapapun. Jangan berani macam-macam dengannya, jika tidak ingin terjadi sesuatu.
Baca selengkapnya
4. A Bracelet
"Eh buset, itu mata...""Masih pagi lagi, itu napas naik-turun.""Firasat gue nggak enak sih ini, serius."Calvin, Satria dan Kean memperhatikan Dinar yang baru saja datang bersama dengan Tasya. Mereka bertiga menatap Dinar terkejut sekaligus bingung, lantaran raut wajah Dinar sejak turun dari mobil sudah tidak enak dilihat. Matanya menajam, tangannya mengepal, napasnya menggebu dan langkahnya cepat. Masih terlalu pagi untuk melihat kedatangan Dinar dengan wajah seperti itu. Pasti ada sesuatu yang membuat murka gadis itu."Si Cici kenapa, yang?" Kean bertanya saat Tasya sudah didekatnya. Sementara Dinar sudah melangkah duluan melewati keberadaan mereka bertiga."Tau tuh. Tau-tau aja gitu dimobil." Tasya menggidikkan bahunya.Kean menoleh pada Tasya saat gadis itu mengatakan tidak ta
Baca selengkapnya
5. Always Happen
"Gila, ini cewek-cewek, pada bawa makeup banyak gini.""Yah, cewek mah masih wajar, Ky.""Enggak wajar kalo disekolahan, May.""Cowok juga nih, gila, banyak banget yang bawa sebat.""Mending Rin. Coba si Kean, liat, bawa obat itu anak. Siap-siap aja panggilan orang tua.""Seriusan?""Iya. Giliran gue tanya ini obat apaan, dia malahan jawab kontreksin. Dikira gue b*go kali."
Baca selengkapnya
6. Disease
Drt! Drt! Sebuah notifikasi pesan masuk membangunkan Dinar dari tidurnya. Ia mengerang pelan, lalu meraih ponselnya dan bangkit. Ia kesal karena pagi-pagi buta seperti ini sudah ada yang berani mengganggunya. Namun tiba-tiba saja Dinar merasakan tubuhnya terasa remuk. Kepalanya dan tenggorokannya sakit, lalu perutnya mual. Tapi Dinar tidak memperdulikan itu. Ia lebih memilih mengecek ponselnya, dan ternyata hanya notifikasi dari Line yang sudah banyak sejak kemarin. Dinar menghela napasnya malas dan melempar ponselnya. Tangannya pun menyentuh kepalanya yang terasa pening. Lalu sebelahnya lagi menyentuh perutnya yang terasa mual. Dinar bingung, kenapa tubuhnya menjadi seperti ini? Matanya kemudian melirik jam di
Baca selengkapnya
7. Gum Kiss
"Lingga, tolong bawakan tas saya ke kelas. Saya mau ke kamar mandi dulu."Lingga mengangguk, tersenyum tipis dan menggambil alih tas bu Erika untuk dibawanya ke kelas. Kakinya pun melangkah menuju kelasnya, MIPA 1, dimana kelasnya berada di ujung lantai atas gedung kelas 12. Kakinya melangkah menuju kelasnya, melewati koridor kelas 12. Sambil membawakan tas milik bu Erika, pandangannya hanya menatap lurus depannya dengan wajah datarnya. Ditengah langkahnya, tiba-tiba saja matanya tidak sengaja melihat keberadaan ketiga laki-laki yang sedang di interogasi oleh guru piket, di lobby sekolah.Ketiga laki-laki itu adalah si biang onar atau The Dude.Lingga hanya meliriknya sekilas, tidak peduli dengan kedatangan telat mereka. Melihat mereka disana sudah bukan menjadi hal aneh lagi setiap harinya. Mereka yang selalu datang pukul delapan atau bahkan lebih, memakai seragam yang tida
Baca selengkapnya
8. Umpteenth Time
Lingga menatap diam selembaran kertas yang berisikan soal latihan dihadapannya tanpa berkedip. Ia bukannya sedang fokus untuk mengerjakan soal latihan itu. Tapi matanya justru menatapnya kosong. Lebih tepatnya ia melamun, melamun memikirkan hal yang tidak seharusnya dipikirkan. Kejadian tiga hari lalu."Kak?"Lingga terkejut saat sebuah tangan dikibaskan tepat didepan wajahnya, membuatnya langsung tersadar."Kakak denger nggak aku ngomong apa?"Lingga menatap bingung Shakila yang duduk berhadapan dengannya dan hanya dibatasi oleh meja berukuran persegi."Kan, bener. Kakak ngelamun dari tadi." Ujarnya. "Aku dari tadi nanya yang ini, tapi kakak diem aja. Lagi ada masalah, kak?"Lingga masih terdiam menatap Shakila. Ia juga tidak mengerti, kenapa ia bisa jadi melamun memikirkan hal yang tidak jelas? Karena tiba-tiba saja pikiran itu melintas. Lingga pun mengalihkan pandangann
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status