Pervert Boss becomes Husband

Pervert Boss becomes Husband

Oleh:  Himesama  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
21Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ingatannya terbatas tak lebih dari 5 tahun silam, 4 tahun kemudian menikah dengan sahabat pria. Darinya Helen mendapatkan perlakuan dingin, diabaikan dan dicampakkan bak sudah menjadi makanan sehari-hari. Menginjak dunia bisnis malah bertemu bos cabul yang selalu minta cium. "Boss, aku ini sudah menikah lho." "Masih bica cerai 'kan?"

Lihat lebih banyak
Pervert Boss becomes Husband Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
21 Bab
Kau dengannya
Helen terduduk di sofa ruang tengah dengan perasaan gugup yang tidak bisa di ungkap dengan kata-kata, seminggu sudah sejak dia pergi mengurus pekerjaan di luar kota, malam ini suaminya akan pulang. Helen menengadahkan kepalanya melirik jam dinding, "Sudah hampir jam 2 pagi, kenapa Davin belum juga sampai dirumah," resahnya dalam hati, selalu saja begitu. Tak lama terdengar suara mobil datang, dengan perasaan senang Helen beranjak dan berjalan menghampiri pintu untuk menyambut kepulangan suaminya. Piyama dress dengan renda yang sangat indah membalut tubuhnya, belum rambut yang tergerai juga bau parfum mempercantik dirinya. Sekali saja, Helen ingin Davin memperhatikannya. Dengan cepat Helen membuka pintu seraya memanggil nama suaminya dengan semangat, "Davin?" seketika raut wajahnya berubah, sayang sekali disana ternyata bukan suaminya-Davin, melainkan Asistennya-Yona.Yona berdiri di hadapan Helen dengan sangat gugup, tampak
Baca selengkapnya
Kemarin malam bermalam dengannya?
"Nona! Nona!" Seseorang mengguncang bahunya, membangunkannya sambil terus memanggil, "Nona, bangun sudah sampai," ucap supir mobil membangunkan Helen yang tertidur, rupanya mereka sudah sampai di depan rumah Helen. Perlahan Helen membuka matanya, ia menggosok matanya seraya bangkit dari sandaran. Dia melihat paman supir berdiri diluar pintu, tak lama dia membukakan pintu mobil untuk Helen, Helen pun keluar dari mobil. "Terima kasih," ucap Helen.Paman supir kembali masuk ke dalam mobil, setelah itu pergi. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul Heoen mulai melangkah kaki. Disana dia melihat mobil Davin terparkir di garasi, "Masih ingat pulang kah?" Batinnya. Langkah demi langkah, sampailah di depan pintu rumah, dengan perlahan Helen mulai membuka pintu. Seketika suasana yang sangat dingin datang menyapa, membuatnya merasa tidak nyaman."Sudah pulang?" Suara itu tampak tidak asing, barulah Helen menyadari adanya seseorang
Baca selengkapnya
Bertemu pria menyebalkan
Helen benar-benar tidak pulang, dia menginap di hotel tanpa memberitahu Davin. Esoknya dia keluar dari kamarnya dan melakukan Check out untuk akhirnya pergi ke kampus. Didalam lift Helen melamun, kekacauan didalam kepalanya membuatnya tidak fokus, sampai akhirnya seseorang menyapanya."Nona," panggil seorang pria dalam lift, seketika lamunan Helen buyar, dia kemudian menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu. Ia mendapati beberapa orang pria berpakaian rapi dengan Jas hitam, "Ya? Apakah kita saling mengenal?" Tanya Helen, memperhatikan dengan teliti beberapa pria berjas berdiri di belakangnya itu, dimana yang salah satunya nampak tidak asing.Terhenti sejenak, orang yang memanggilnya tersenyum canggung sementara Helen menaruh tangan di dagunya dan berusaha mengingat orang yang tak asing itu."Nona, beliau Tuan Ken. Beberapa hari yang lalu kami pernah membawa Nona pulang ke kediaman Tuan, apakah sudah ingat?" Tanya pria di sebelah Ken, kini Helen d
Baca selengkapnya
Si pengirim pesan
"Helen Aurora, mahasiswa Universitas Mada, anak bungsu dari pasangan Herles dan Ami. Apa hanya informasi seperti ini saja?" Tanya Ken dengan nada sedikit kesal dan melemparkan lembar berkas itu ke atas meja."T-tuan, saya mendapat informasi dari sebuah rumah sakit yang mengatakan bahwa dia mengalami amnesia sejak 5 tahun lalu karna suatu tragedi yang di alami oleh Nona Helen, sepertinya sebuah penculikan yang membuatnya trauma. Dan satu tahun ini, Nona Helen sudah menikah," beber Dio menambahkan informasi tentang Helen.Tak lama Ken memasang senyum seringai, "Tidak disangka bisa bertemu dengannya lagi. Dio, Universitas Mada ada tugas magang di perusahaan, undang Helen untuk interview dan pastikan terima dia di perusahaan. Beri dia posisi asisten pribadi," ucap Ken memberi perintah pada Dio."Baik, Tuan," balas Dio.Sudah ditemukan, gadis SMA yang 5 tahun lalu Ken cari sudah hampir berada di dalam genggamannya dan Ken tidak ingin melepaskannya lagi. Tidak
Baca selengkapnya
Tidak ada kesempatan
"Kau! Siapa kau?" Tanya Helen pada pria asing di depannya itu."Perkenalkan, saya Erwin Bryan, wakil Direktur RB group. Senang bertemu dengan Nona Helen, kami mendengar bahwa Uni Mada menugaskan magang bagi mahasiswanya sebagai gambaran dan percobaan bergelut di bidang perkantoran. Anda mendapatkan nilai terbaik dan kami sangat tertarik. Ini berkas kontrak, silahkan diperhatikan baik-baik kemudian mohon tanda tangan," ucap Erwin, wajahnya asing namun terlihat sangat familiar.Helen jadi gugup, "Tuan, saya ingin memulainya dari posisi biasa saja seperti divisi pemasaran," ucap Helen bernegosiasi."Oh jangan khawatir, justru posisi ini yang terbaik sebagai bahan pembelajaran. Di lembar kertas terakhir, isilah nominal gaji yang Nona inginkan. Dan juga, berhubung magang ini hanya berlangsung beberapa bulan saja, lebih baik Nona tidak menyia-nyiakan kesempatan ini," ucap Erwin bersikeras. Helen membuka lembar demi lembar berkas kontrak yang harus ia tand
Baca selengkapnya
Boss menjengkelkan
"Tuan sudah pulang?" tanya bibi sesaat setelah Davin tiba dirumah siang itu. Davin tidak banyak bicara dan melangkah pergi ke lantai atas menuju kamarnya. Bibi terus menatap Davin seperti ada yang ingin dia katakan padanya, "Tuan ... Semalam Nona Helen menunggu Tuan pulang," ucap bibi.Davin berhenti sejenak, dia sedikit menoleh sambil melempar tatapan dingin, "Setiap malam dia selalu menungguku pulang, dia juga tahu aku jarang pulang ke rumah 'kan." Katanya, kemudian melanjutkan langkahnya. "T-tapi Tuan, semalam Nona memasak banyak makanan untuk merayakan diterimanya dia bekerja. Nona ... Nona juga Berdandan dan menunggu Tuan pulang, tapi Tuan tidak pulang," ucap bibi."Nanti aku jelaskan ke dia, bibi jangan khawatir," balas Davin terdengar acuh tak acuh. Seiring menghilangnya Davin dari pandangan, bibi menghela napas kasar. Sementara itu. Hari pertama bekerja Helen akan melakukan yang terbaik, dia sudah mempunyai nama sebagai ma
Baca selengkapnya
Kita bercerai saja
Malam hari, Davin turun kelantai bawah untuk menyantap makan malam. Setibanya dia tidak melihat Helen disana kemudian dia meminta menghampiri bibi dan berkata, "Panggil Nona untuk makan malam," perintahnya.Alih-alih menjalankan perintah Davin, bibi malah diam dengan raut wajah ragu seperti ada ingin dia katakan, "Tuan ... itu ... Sebenarnya Nona---""Aku tidak makan dirumah," ucap Helena yang tiba-tiba muncul dengan gaun yang sangat cantik dan riasan wajah cantik membuat Davin terpesona seketika saat melihatnya. Ditentengnya tas kecil sembari berjalan anggun dengan sepatu heelsnya.Davin menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala lalu bertanya, "Kemana kau akan pergi?" Helen sedikit mengabaikan pertanyaan Davin yang diajukan untuknya, dia berjalan pergi, "Aku ada makan malam bareng atasan, jadi tidak makan dirumah. Tidak pulang larut malam juga kok," ucap Helen kemudian pergi begitu saja.Gaun cantik yang sedikit terbuka membuat Davin se
Baca selengkapnya
Pria dengan mulut wanita
Satu jam kemudian mereka sampai di rumah, Davin menggendong Helen yang tertidur dan membawanya ke kamar. Dibaringkannya tubuh ringan Helen, Davin menatap Helen cukup lama pada wajah yang sudah kehilangan senyumnya saat bersama dengannya."Helen ... Andai peristiwa itu tidak pernah terjadi, kita mungkin tidak akan seperti ini. Tidak akan saling menyakiti," ucapnya pada Helen yang tengah tertidur. Tak lama Davin menaruh tangannya di kepala Helen, kemudian mengelusnya lembut, "Tapi hal itu juga tidak luput kesalahanku, Helen maafkan aku," tambahnya.Malam berlalu, Davin menemani Helen tertidur. Sebenarnya dia sendiri tidak bisa memahami perasaannya pada Helen. Jika mengatakan Davin mencintai Helen itu sangat naif, faktanya Davin menikahi Helen hanya karna rasa bersalah atas peristiwa 5 tahun lalu yang telah menimpa Helen.Sesuatu yang sangat ia simpan rapat-rapat dan menyembunyikannya dari Helen. Bersyukur Helen mengalami amnesia sejak saat itu, jika tidak, entah s
Baca selengkapnya
Kelinci yang tidak patuh
Dengan menggunakan segala cara dan juga bujukan, Helen akhirnya lolos dari hukuman dan omelan sang Boss, disayangnya dia harus merelakan bekal makan siangnya, "Ah bekal makan siangku ... Huhuhu ...," gumamnya dalam hati sembari menemani Ken menyantap sarapannya.Meski lolos dari hukuman berat, Ken tetap menyuruh Helen untuk berdiri di dekat pintu sebagai peringatan untuknya. Tak butuh waktu lama, Ken menyikat habis makan siang milik Helen tersebut, "Lumayan," ucap Ken sambil menyeka bibirnya menggunakan tisu. "Ja-jadi ... Apa saya sudah bisa duduk sekarang?" tanya Helen."Tidak, belum. Kemarilah." pintanya, Helen tidak tahu apa yang dia inginkan namun dia memilih untuk mematuhinya dan mulai berjalan menghampirinya. Entah apa yang sedang Ken pikirkan didalam kepalanya dengan senyum menyeringainya itu, menanti kedatangan Helen.Merasa ada yang tidak beres dan mencurigakan dari sikap Ken, Helen menghentikan langkahnya untuk berjaga-jaga. Seekor kelinci
Baca selengkapnya
Melupakan sesuatu
"Tch ... Dasar pria mesum, mencari kesempatan dalam kesempitan," gerutu Helen saat keluar dari ruangan Direktur saat jam pulang tiba. Dia menggerutu soal Ken yang dengan semena-mena menciumnya.Untuk meminta maaf Ken menawarkan tumpangan untuknya namun Helen menolak, yang membuatnya berjalan dengan tergesa karna tidak ingin jika Ken sampai menyusul.Sampai didepan lift Helen pun berdiri menunggu pintu lift terbuka, sementara itu dia berpapasan dengan Sekretaris Dio yang datang dengan tergesa dan wajah yang panik. Helen tidak sempat menyapanya.Dan tak lama sekretaris Dio masuk ke ruangan Direktur, "Tuan Ken, ada apa?" tanya sekretaris Dio."Dio, cari informasi tentang orang tua dan juga saudara laki-laki Helen di negara J, selengkap mungkin. Bila perlu, utus seseorang untuk menyelidikinya langsung. Lalu ... Kelompok mafia Lordi itu, taruh mata-mata kita disana," ucap Ken pada Sekretaris Dio."Baik, Tuan," balas Dio kemudian berlalu pergi.Ke
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status