Kuhidupi Suamiku Dan Keluarganya

Kuhidupi Suamiku Dan Keluarganya

Oleh:  Chew Vha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
48Bab
61.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Semenjak suaminya di PHK, Widya kerja keras untuk menghidupi perekonomian rumah tangganya juga keperluan ibu mertuanya. Namun, sang suami tak mau mencari pekerjaan dan ibu mertua yang selalu ikut campur hingga rumah tangga mereka berantakan.

Lihat lebih banyak
Kuhidupi Suamiku Dan Keluarganya Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Tis Lingga
cerita yg bagus, tdk bertèlé2
2022-08-04 10:23:51
0
user avatar
MARETTA
semangat y arti sebuah perbedaan
2022-03-26 23:37:10
1
user avatar
Meisya Jasmine
suka bangeeeet
2022-03-23 12:53:30
0
user avatar
Evhae Naffae
Keren, lanjut terus
2022-03-23 12:48:38
1
user avatar
Galuh Arum
lanjut ka cerita nya
2022-03-23 09:26:50
0
48 Bab
Satu
"Dek, pulsa Mas habis. Tolong belikan, ya," ujar Mas Reno."Iya."Ini ke sekian kalinya ia meminta pulsa padaku. Semenjak Mas Reno di PHK, kerjanya hanya bermain game saja. Niatan mencari pekerjaan seperti tak terbesit di kepalanya. Ia berpikir mungkin karena aku bekerja, jadi santai saja tak berpikir untuk mencari pekerjaan lebih cepat.Enam bulan sudah ia di rumah dan menghabiskan waktu bermain game Online. Seperti kalong, malam tak tidur dan pagi hari ia memejamkan mata seperti pekerja yang baru saja pulang shift malam."Dek, kamu dengar nggak, sih?" tanya Mas Reno lagi."Dengar, Mas. Cuma malas saja beli in kamu pulsa." Aku menjawab sembari membersihkan muka bekas make -up..Beberapa saat ia tak bertanya lagi. Bagus deh, ia sadar kalau memang aku tak mau memberikan pulsa lagi untuknya. Untuk apa hanya memanjakan parasit di rumah, sementara aku sibuk bekerja dan menghidupi diri sendiri."Dek, kalau aku nggak beli puls
Baca selengkapnya
Dua
Setelah melihat isi kulkas kosong, aku hanya memasakan nasi goreng untuk Mas Reno. Memanfaatkan nasi dan telur yang ada untuk makan. Aku menghela napas panjang setelah hari ini mengeluarkan selembar uang untuk Ibu mertua.Bukan aku hitung-hitungan, tapi akhir bulan seperti ini sangat berharga untuk tambahan ongkos dan uang makan. Belum lagi kemarin Mas  Reno meminta uang pulsa. Argh ... aku semakin gila."Ini, Mas. Hanya ada nasi dan telur, jadi aku buat nasi goreng saja.""Telurnya nggak di dadar, De? Mana enak di orek-orek telurnya. Kamu gimana, De?""Loh, kalau di dadar, aku makan apa, Mas? Kan, lumayan untuk dua porsi," ucapku sambil melahap nasi goreng. Mas Reno membanting piring, lalu bangkit dari duduknya. "Mas, mau ke mana?" tanyaku cepat.Mas Reno yang sudah berada di ambang pintu menoleh kepadaku. "Mau ke rumah Ibu, dari pada makan masakan kamu, kalau di sana apa aja dituruti."Aku menger
Baca selengkapnya
Tiga
Aku lelah menghadapi mereka yang tak punya otak. Suami malas, keluarganya pun terus merongrong aku. Dipikir aku sapi perah mereka apa?Mulai sekarang sepertinya aku harus tegas menghadapi mereka. Aku bangkit untuk mandi dan salat subuh.  Aku menoleh sebentar, melihat Mas Reno asyik tertidur. Bagaimana mau menjemput rezeki kalau tidur baru jam tiga pagi asyik bermain game Online.Kubangunkan salat saja tak akan bangun. Pantas rezeki kabur darinya dan berimbas padaku. Gemas aku sama keluarga Mas Reno. Biarlah suatu saat dia akan menyesal membuat aku menderita.Setelah mandi aku bergegas membuat sarapan untuk diri sendiri. Tak seperti biasa aku selalu membuatkan untuk Mas Reno, kali ini biar saja dia kelaparan. Mungkin dia akan kenyang dengan hanya bermain game online.Aku bisa bayangkan jika dia membuka tudung nasi hanya ada sebuah kertas dariku. 'Maaf, Mas, uangku habis. Kamu cari makan sendiri, ya. Seperti aku mencari makan untuk diriku
Baca selengkapnya
Empat
Awal bulan seperti ini, biasanya aku sudah berada di swalayan untuk berbelanja bulanan. Akan tetapi, kali ini uang gaji tak cukup untuk stok keperluan dapur. Kusimpan kembali dompet ke tas. Beberapa langkah lagi aku sampai di rumah. Berjalan dari depan membuat aku lelah. Punya suami tak berguna, benar kata Nina. Allahuakbar, rumahku seperti kapal pecah. Kulit kacang bertebaran di mana-mana. Belum lagi puntung rokok juga berserakan. Didiamkan mereka makin seenaknya aja. Dipikir ini rumah mereka apa?"Mas!" Kulangkahkan kaki mencari Mas Reno. Aku lelah, pulang kerja harus di hadapkan dengan semua ini. Sungguh aku tak bisa menahan emosi."Mas!"Mas Reno baru menoleh saat ponselnya aku tarik. Sengaja kupasang wajah jutek biar dia sadar istrinya sedang marah. Bisa-bisanya dia santai, sedangkan di luar rumah bagaikan kapal pecah. "Kamu apa-apaan, sih?" tanya Mas Reno kesal.Pria di hadapanku mencoba mengambil
Baca selengkapnya
Lima
"Bu, aku belum punya anak karena memang Allah belum kasih keturunan saja. Lagian kalau saat seperti ini aku mending nggak punya anak dulu."Wajah ibu mertua semakin memerah menahan amarah. Belum lagi Mas Reno yang ikut menatapku tajam. Apa salah aku berucap seperti itu? Salah sendiri membangunkan macan tidur. "Jaga omongan kamu sama Ibuku," ucap Mas Reno. "Ibu yang mulai memancing amarahku, Mas. Dosaku nggak menjadi penghalang aku punya anak.""Ibu sudah bilang dari awal kamu mau nikah, perempuan ini nggak bagus jadi istri. Cuma menyusahi saja," cerca ibu mertuaku lagi. "Ya Allah Ibu, yang menyusahi bukan aku. Tapi, Mas Reno sama Ibu. Juga Rena yang selalu minta uang terus sama aku. Kalian pikir aku sapi perah?"Pipiku terasa perih saat tangan Mas Reno menamparku. Dia tak terima aku bicara seperti itu. Wajah Ibu semakin sinis, begitu juga Rena. Gadis itu seperti mengejekku.Mereka membuat aku marah. Lupa apa mereka s
Baca selengkapnya
Enam
Aku termenung saat Mas Reno sibuk mengerjakan sesuatu di dapur. Penantian ini memang yang aku tunggu. Kehamilan yang selalu menjadi puncak masalah kami."De, ini teh hangat di minum. Kata teman-temanku kalau orang hamil itu suka mual. Di minum, ini." Mas Reno memberikan teh hangat itu padaku. Apa ini hanya topeng agar dia tak jadi di usir dari rumah ini? Begitu manis yang dia lakukan seolah mematahkan pertahanku.Aku menyesap teh hangat buatannya. Sempat curiga jangan-jangan dia menaruh macam-macam pada minumanku."Sudah hangat perutnya?""Sudah."Terasa aneh saat sikapnya berubah seperti ini, membuat aku menaruh curiga takut dia sedang merencanakan sesuatu. Sudah kuusir, dia tetap mau tinggal di sini.Aku memperhatikan Mas Reno merapikan tempat tidur, lalu meletakkan bantal dengan rapi. Aku mengernyitkan kening keheranan dengan sikap yang berbeda kali ini. Apa dia takut kuusir?"De, istirahat dulu. Besok kamu mau izin ap
Baca selengkapnya
Tujuh
POV ibu mertuaKurang ajar sekali si Widya. Bisa-bisanya dia menyuruh aku ke luar dari rumahnya. Dia pikir hebat apa? Masih untung anakku mau menikahi dia yang cuma orang biasa.Kalau saja Reno tak kekeh menikah dengan Widya, mungkin Reno sekarang sudah memiliki anak dari Ningrum anak juragan kontrakan. Gara-gara si Widya, Reno tak mendengar ucapan aku. Dasar anak durhaka. Pantas saja hidupnya tak pernah bahagia. Si Widya banyak dosa kayanya, sampe Tuhan saja tak memberinya keturunan. Kasihan Reno, harus memiliki istri seperti Widya.Baguslah dia mengusir Reno. Jadi, aku bisa menjodohkan Ningrum lagi. Untung saja dia baru menjanda. Tak masalah tak dapat gadisnya. Sama-sama pernah menikah kok."Ibu Mas Reno kok nggak pulang ke rumah?" tanya Rena padaku."Lagi kemas baju mungkin."Benar juga kata Rena, sudah hampir dua jam setelah dari rumah Widya, Reno tak kunjung datang. Kucoba menelepon berkali-kali pun tak dia
Baca selengkapnya
Delapan
Mungkin karena aku mengabaikan perintah dokter untuk bedrest, jadinya seperti ini. Perut terasa keram kembali, susah bangun dan hanya bisa merebahkan tubuh di kasur. Setelah mengantarku, Mas Reno izin mengantar Ibu, lalu langsung melamar ke kantor ojek Online. Semoga saja apa yang dia katakan benar adanya. Dia berubah tak seperti dulu. Tak menyangka Allah begitu baik padaku. Akhirnya sesuatu yang kami tunggu kini hadir di perutku. Rasanya tak percaya kalau aku mengandung buah cinta kami.Sungguh kuasa Allah tak ada duanya. Saat Ibu mertua mencemooh diriku yang tak kunjung hamil karena banyak berdosa, Allah titipkan langsung dan membuktikan jika memang sesuatu itu jika sudah waktunya pasti akan terjadi. Baru mau memejamkan mata, suara gedoran pintu membuat aku terkesiap. Perlahan aku bangkit dan melangkah dengan rasa nyeri di perut menghampiri pintu.Ah, ternyata Rena datang bersama teman-temannya. Aku sedikit memincingkan mata mel
Baca selengkapnya
Sembilan
Aku harus bagaimana menghadapi dua orang wanita berharga dalam hidup ini. Satu Ibu yang melahirkan aku, satu lagi istri yang aku cinta. Bahagia kini menyelimuti hati saat Widya dinyatakan hamil. Keadaan ini menguntungkan aku karena tadi Widya mengusirku ke luar rumah karena perdebatan dengan Ibu. Sejujurnya ingin sekali mencari kerja, tapi bingung dengan Ibu yang selalu ingin meminta gajiku semua.Widya sudah uring-uringan selama aku menganggur, bukan salah dia karena memang aku membebankan semua kebutuhan rumah tangga padanya. Belum lagi kebutuhan Ibu dan Rena. Aku pikir dengan cara ini, Ibu akan mengerti jika Widya bukan wanita matre yang hanya ingin uangku. Aku berdosa, selama menikah dengannya tak pernah menafkahi Widya. Akan tetapi, aku salah. Ibu semakin membenci Widya, sedangkan Widya sekarang menjadi cepat emosi dan berani melawan Ibu seperti tadi. Kuakui memang salah Ibuku, tapi jujur harus membela yang mana?Aku mencari
Baca selengkapnya
Sepuluh
"Mas akan berubah, asal kamu mau ingatkan, jika Mas lalai lagi.""Semua tergantung niat kamu. Sejak awal menikah, aku harus membanting tulang sendiri. Kalau memang kamu masih mau memperbaiki, semua dengan niat."Pelukan hangat ini membuat aku merasa rindu saat pertama kali Mas Reno mengungkapkan kalimat cinta. Namun, aku mengira dia akan memberikan aku kebahagiaan, tapi malah penderitaan yang aku rasakan.Apa bisa dia berubah sesuai dengan janjinya padaku? Atau akan sama saja seperti dahulu. Janji manis itu terulang kembali. Aku tak pernah menuntut untuk membeli apa pun. Asalkan dia berlaku adil padaku. Kegelisahan selama ini membuat aku berniat untuk berpisah. Sepertinya Allah tak mendukung keinginanku. Dia menghadirkan anak diantara kami untuk mempertahankan rumah tangga ini. "Mas, mau makan?""Kamu bisa masak lauk buat Mas?""Kalau hanya telur dadar aku bisa. Atau mau pesan makanan Online saja?""Ada
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status