Harapan Cinta Sang Ceo

Harapan Cinta Sang Ceo

Oleh:  Indahsaira  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
61Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Jonathan Algibran harus kehilangan Karina, cinta pertamanya di sekolah SMA. Cinta pertama yang telah ia hamili, dan menghilang begitu saja saat dirinya sudah bersedia bertanggung jawab. Sempat bertemu lagi, namun terpisah lagi dengan kenyataan yang lebih pahit. Sebuah kecelakaan yang rupanya menewaskan Karina dan putranya. Karena hal itu, Jonathan mengalami trauma. Namun, sebenarnya Karina dan sang putra masih hidup. Apa yang terjadi dibalik peristiwa kecelakaan itu. Bagaimana bisa ada makam Karina dan putranya yang setiap kali Jonathan merindukan mereka. Maka ia akan datang ke makam tersebut. Mungkinkah ada andil orang tua, atau wanita lain, dan bagaimana akhir cinta Jonathan. Sedangkan takdir masih mendukung Karina untuk berjumpa lagi dengan Jonathan. Ikuti kisahnya.

Lihat lebih banyak
Harapan Cinta Sang Ceo Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
hasdi186
awal yang menarik
2023-01-08 10:40:13
1
61 Bab
Tentang Jonathan Algibran
Bertahun-tahun lalu, setelah memutuskan untuk melupakan Karina. Seorang pria sedang dalam masa pemulihan hati yang coba ingin bangkit dan menerima kenyataan. Kalau cinta sejatinya sungguh-sungguh telah pergi. Berjalan lemah dengan mata meredup. Ia mencoba mencari sinar kehidupan, dibuka perlahan tirai jendela kamar apartemennya. Ia masih sama, ragu dan takut untuk melangkah. Secerca cahaya mentari mulai mengisi celah jendela kaca. Perlahan menyapa netra, agak sedikit silau. Tapi, dia bukan makhluk jadi-jadian yang takut sinar matahari. Dia orang pada umumnya yang kebetulan sempat tak mau mengenal dunia. "Jo! Kamu harus segera gantikan posisi papa kamu di perusahaan." Sebuah suara muncul dari arah belakang dirinya yang sedang berdiri menatap sinar matahari. Jo, atau Jonathan Algibran, terlahir di kasta tertinggi dari sebuah keluarga penguasa. Ia adalah putra pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Jenny, wanita cerdas segudang talenta. Namun, langkahnya tetap pada jalur keluarg
Baca selengkapnya
Kenyataan Itu Pahit
Karina baru saja mengusap pucuk kepala Azka. Ia kecup pipi halus putranya itu yang menggemaskan sekali, dan juga tampan. “Kamu di sekolah yang pinter ya, ibu mau cari kerjaan buat jajan kamu!” Azka mengangkat satu alisnya. Ia tidak terima saja kalau sang ibu bilang bekerja untuk uang jajannya. Padahal dirinya paham, kemana uang ibunya selama ini. “Bu, jajanku cuma dikit. Paling ibu kerja buat cari uang buat bayar listrik sama beli beras. Iyakan!” “Apa!” Karina tidak mengira dapat jawaban demikian realistis dari putranya. “Ya, tapi nggak papa kok, kalau ibu mau cari kerjaan. Kalau dapat uang ‘kan, bisa dipakai buat pergi ke makam Ayah!” Sekali lagi, Azka mengatakan itu. Hati ibu mana yang tidak sakit bagai dihujam belati bertubi-tubi. Sebab, kenyataannya makam sang ayah itu hanya fiksi. Ayahnya masih hidup sampai saat ini dan mungkin sedang ada di bumi sebelah lain. Karina sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Azka. Ia coba ingin memberitahu sesuatu. “Nak, untuk saat i
Baca selengkapnya
Pertemuan (Flash Back 1)
Mana mungkin kalau hidup ini akan terus mendapat batu ujian. Sesekali, seorang Karina merasa perlu bersyukur karena sedikit pilihan hidupnya bisa memberi jalan untuk tersenyum. Lihat saja, matahari ternyata masih sanggup menyingkirkan gumpalan awan hitam pembawa hujan. Membuatnya cerah, secerah hati Karina siang ini yang sudah dapat pekerjaan. Itulah yang dirasakan Karina saat ini, selama dirinya mau berusaha. Pasti ada jalan untuk masalahnya. Terbukti hari ini adalah salah satu hari terbaik, dimana dirinya yang hanya lulusan SMP. Akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan. Meski itu hanya sebagai karyawan pabrik biasa. ‘Ternyata nggak selamanya hariku bakal diliputi awan gelap. Aku masih bisa dapat kerjaan, buat melanjutkan hidup. Makasih ya Allah, makasih!’ batin Karina berteriak. Karina dan motornya sudah hampir sampai di rumah. Mulai mengurangi kecepatan motor dan masuk ke pekarangan yang hanya diberi pagar kayu sebagai pembatas halaman dengan jalan aspal. Ia tersenyum saat berhasil me
Baca selengkapnya
Cinta Yang Terlalu Bersemi (Flash Back Off)
Awan sore mengintip dari jendela yang terbuat dari kaca. Tangan Jonathan menyeret tirai untuk menutup sinar orange dari langit yang berhasil menembus jendela kaca tersebut. Semuanya terlihat remang-remang, kecuali wajah Karina yang meski tidak ada jingga tapi tetap bisa bersemu merah. “Karin! Aku janji akan selamanya sama kamu!” Jonathan menahan tangan Karina yang sepertinya akan pergi. Ia menatap penuh iba. Dengan sengaja hembus nafasnya dibuat semakin menabrak kulit wajah Karina. Membuat gadis itu juga menderita untuk kuat menahan nafsu. Karina tahu apa yang dimau sang kekasih. Ia menatap sayang. Manik mata hitamnya merekam semua raut wajah Jonathan yang indah tanpa cela. Ujung bibir yang mungil menambah sempurna pahatan wajah Jonathan, laki-laki itu memang terlahir sangat tampan. Sekali lagi Karina ingin meyakinkan hatinya. Jangan lakukan apapun yang bisa membuat masa depannya bisa hancur. Meski dengan janji manis. Sayangnya, Jonathan tidak ingin menyerah. Dia memang merasa cint
Baca selengkapnya
Kunjungan Kerja Ke Divisi Istri
Seorang pria dengan jas tanpa dasi. Entah mengapa rasanya ia malas memakai benda itu. Ada memori mengenai dasi yang sulit dilupakan, selalu muncul setiap pagi. Hingga membuat seorang Jonathan enggan mengenakannya. “Mungkin Anda harus cari istri lagi Tuan. Yang akan bantuin Tuan memasangkan dasi setiap pagi seperti saat Nyonya Karin masih hidup.” Jonathan baru masuk ke dalam mobil usai dari makam istri dan anaknya. “Aku nggak butuh nasehat! Kamu disini cuma jadi sopir dan bawahanku kan, nggak perlu kasih petuah. Urus saja diri kamu sendiri.” Kenneth, yang bukan lain adalah fresh graduate dari universitas ternama negeri paman Sam. Bertugas menjadi sopir dan sekretaris pribadi Jonathan mulai hari ini. Ia banyak mendengar cerita tentang bosnya tersebut dari sang adik Jonathan. Hatinya yang sedikit tergelitik melihat penampilan Jonathan yang minus menurut kacamata pribadinya, membuat ia berani menilai secara subjektif. Alhasil, ia malah dapat komentar penolakan. “Iya Bos! Maaf!" Kenn
Baca selengkapnya
Merasakan Rasa Yang Sama
Keramaian dari kegiatan produksi makanan mentah masih berlangsung. Keributan kecil dari para karyawan, juga hiruk pikuk mesin conveyor yang sedang berfungsi. Menjadi irama pengiring obrolan Jonathan dengan para bawahannya. Bu Riska sebagai kepala divisi pengolahan tahap ketiga sedang sibuk membicarakan kondisi ruang kerja pabrik yang penuh dengan kesibukan. Tidak ada satu orangpun yang terlihat sedang menganggur. Bahkan para pekerja lepas tidak ada yang diam meski sebenarnya masih tenaga baru. Hingga obrolan itu harus berhenti karena panggilan dari kepala divisi luar areanya. “Gimana bisa karyawan saya malah ketahuan melakukan pelanggaran. Dia ini kan masih baru? Apa dia disuruh sesuatu yang bukan bidangnya?” tanya Bu Riska, dengan sepasang mata membulat. Kepala divisi yang melaporkan Karina, panggil saja pak Abran, memang suka cari perhatian. Ditambah saat ini, ada sosok pemegang saham dan pemimpin tertinggi PT Internusa Sandira. Ia semakin ingin cari simpati seakan paling terakr
Baca selengkapnya
Lelucon atau Jebakan
Karena setiap manusia yang terlahir di dunia ini sudah membawa takdir masing-masing. Percayalah, kalau semua sudah diatur apik oleh skenario Tuhan dengan seribu satu rahasia di dalamnya.***Kelelahan yang dirasakan oleh Karina harus segera disingkirkan. Kedua lutut yang terasa lemas di setiap persendian tidak bisa membuat tubuhnya untuk duduk sejenak. Tetap ada hal yang harus segera dilakukan.Saat ini adalah jam istirahat. Karina berjalan menuju ruang ganti yang memiliki banyak lemari loker berukuran persegi. Difungsikan untuk menyimpan uang, dan ponsel, juga baju ganti yang dipakai untuk pulang.Tapi, Karina hanya perlu mengambil uang juga ponsel. Lalu berencana membeli sebungkus makanan juga minuman di kantin atas.Akan tetapi, itu pun kalau waktu mencukupi, sebab. Setelah ini, dirinya harus menemui Bu Riska di ruangannya.Berjalan dengan banyak kemelut hati dan pertengkaran pendapat gara-gara memikirkan nama Jo yang didengarnya tadi. Untung, dirinya tidak sampai jatuh terpeleset
Baca selengkapnya
Ternyata Memang Jonathan Algibran
Mata ini terasa begitu sulit berkedip. Ingin terbuka saja tapi semilir angin kencang dari depan halaman yang mulai petang, menabrak membawa debu. Akhirnya sepasang netra Karina berkedip menahan perih dan kembali meyakinkan hatinya, kalau semua yang terjadi padanya saat ini bukan mimpi. Ini nyata.Berjalan dengan daya yang sudah tidak penuh. Separuh lebih tenaganya terkuras untuk bekerja juga karena menahan diri agar tetap sadar. Ia begitu terkejut, karena pada akhirnya bisa mengetahui foto pak Jonathan dari teman kerjanya.‘Kenapa dunia ini sempit banget!’ batin Karina sambil terus berjalan menuju parkiran motor.Ia berharap setiap langkah yang diambil, tidak akan mendekat ke arah sang suami. Akan tetapi, takdir memang ingin bermain pada kehidupan yang sulit diprediksi. Karina bingung menilai kehidupan yang maunya seperti apa. Di satu sisi dirinya bahagia. Karena kalau dipikir, ternyata semesta masih ingin dirinya bertemu dengan Jo. Mungkin itu yang namanya jodoh, karena sejauh apapu
Baca selengkapnya
Masih Cemburu
“Karin! Pendek sekali rambut kamu Nak? Kamu nggak papa potong rambut jadi segitu pendek?” tanya Bu Riya yang terkejut saat melihat putrinya yang sudah pulang dari salon dekat rumah mereka. Mendengar neneknya berisik di depan teras. Azka yang tadinya sedang mewarnai, dan sesaat sempat mendengar bunyi motor ibunya, sontak bangun dan bergerak ke arah teras. Ia kaget sampai matanya membulat sempurna tidak berkedip melihat penampilan baru ibunya. “Lho, rambut ibu kemana?”“Rambut ibu dipotong Sayang!” ucap Karina sambil menatap wajah putranya yang terlihat muram. “Dipotong! Kenapa?” tanya Azka, tampaknya pria kecil tersebut terlihat kecewa. Ia sedih melihat penampilan baru ibunya siang ini.“Ehm ….” Kirana sedang mencari penjelasan tepat, rasanya sampai harus berhenti bernafas. Ia yang sudah turun dari motor, kemudian bergerak perlahan mendekati Azka.“Nak, ibu harus potong rambut, biar ibu bisa menghemat pemakaian shampo di rumah kita! Ibu rasa sejak rambut Ibu panjang, shampo di rumah
Baca selengkapnya
Mungkin Itu Karina
Karina hanya bisa berharap kalau dirinya akan aman sepanjang perjalanan. Sebenarnya hanya perjalanan singkat untuk minta tanda tangan pada atasan. Tapi, rumitnya jalan yang dilalui. Membuat ia merasa waktu seperti enggan melaju. Hatinya berdebar dan was-was. Berharap tidak akan bertemu dengan Jonathan. Hingga dirinya melangkah sambil menundukkan wajah. Lalu menutupi dengan map yang dibawa dari ruang proses Kebetulan, suasana kantor sedang ramai sekali. Setiap meja terlihat digunakan pemiliknya dan staff juga terlihat sibuk. Tangan dan mata saling sinkron melakukan pekerjaan. Karina berpikir mereka begitu hebat. Mungkin dirinya kalau mau ada di ruangan ber-AC sejuk ini, harus bisa seperti mereka. Bekerja dengan hebat.Tapi untuk apa, memang disini sangat nyaman karena ruangannya berAc, ditambah tempatnya sangat nyaman. Berbeda dengan ruang proses yang penuh dengan alat produksi juga suara mesin yang berisik.'Mikir apa aku, kalau kerja di bagian ini. jelas bakal ketemu Jo setiap ha
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status