Bucin berujung Sengsara

Bucin berujung Sengsara

Oleh:  Laradin  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 Peringkat
145Bab
17.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

kepercayaan yang Syaila berikan kepada sang suami ternyata tidak membuat pernikahannya baik-baik saja. Azka, sang suami yang ia bangga-banggakan selama ini mengkhianatinya. Berselingkuh dengan sekretaris barunya. Hal tersebut tentu membuat Syaila terluka. Ia mengajukan gugatan perceraiannya. Naas, rencananya harus tertahan karena sang ayah tidak menyetujui perceraian itu. Sebab hubungan bisnis yang sudah lama terjalin dengan keluarga Azka. Haruskah Syaila menentang keinginan sang ayah untuk kebahagiaannya sendiri atau ia lebih memilih memaafkan Azka walaupun hatinya tidak rela? Nantikan kelanjutan ceritanya!

Lihat lebih banyak
Bucin berujung Sengsara Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Laradin
hai hai. Selamat membaca bab barunya ya. Aku usahain buat segera menyelesaikan cerita ini dan kalian masih mau membacanya
2023-11-09 20:29:24
0
user avatar
Laradin
Yang penasaran kisah Nadira, bisa check Instagram aku ya!!!
2023-09-03 18:08:52
0
user avatar
Laradin
hallo, maaf sebelumnya karena novel ini bulan kemarin tidak update. Sebab ada alasan dan lain hal. Terima kasih yang sudah berkenan membaca dan menunggu...️...️ aku usahakan bulan ini ceritanya lanjut... Sampai ketemu di bab selanjutnya
2023-03-03 21:29:17
1
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir juga ke Novelku. judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan. Jangan lupa mampir ya.
2023-02-24 21:10:31
0
user avatar
Laradin
oh iya, aku up nya selalu malam, ya. Terima kasih sudah berkenan mampir...
2022-12-25 02:37:05
0
user avatar
Laradin
Ada kesalahan dalam mempublish, perubahannya sedang dalam tinjauan. mohon maaf apabila ada ketidak nyamanan selama membaca
2022-12-25 02:36:11
0
145 Bab
kepercayaan
"Aku enggak pulang lagi ya malam ini, sayang. Urusanku belum selesai."Perempuan cantik berkemeja satin itu tersenyum maklum saat mendengarkan ucapan suaminya melalui sambungan telepon. Ia memutarkan kursinya lalu beranjak duduk di sofa."Iya, enggak apa-apa, Mas. Semoga pembukaan cabang barunya lancar, ya?" jawabnya kemudian."Hmm, makasih. Aku tutup dulu, ya. Love you.""Eum, love you more."Syaila memandangi ponselnya beberapa saat setelah panggilan dari suaminya itu berakhir."Najis bucin!" Suara wanita lain menyahut. Itu Nadira, sekretaris sekaligus sahabat Syaila.Wanita dengan tahi lalat di hidungnya itu nampak muak mendengar percakapan antara Syaila dan suaminya tadi. Tidak, ia tidak iri melihat sahabatnya itu nampak mesra dengan Azka—suami Syaila. Nadira hanya merasa sahabatnya itu terlalu percaya kepada Azka."Apa sih! Lo tuh, sinis mulu kalo gue lagi sama Azka. Buruan nikah, biar enggak jadi jones! Jomblo ngenes," gurau Syaila santai diakhiri kekehan.Nadira memasang wajah
Baca selengkapnya
Gundah
Awalnya Syaila cukup dewasa menyikapi sikap suaminya yang kerap kali terpergok sedang makan atau jalan-jalan dengan beberapa kariyawan di kantor, bahkan terakhir kali ia melihat Azka dinner bersama sekretaris barunya. Syaila tahu merasa tertarik kepada lawan jenis adalah hal yang lumrah, terlebih Azka sudah menjadi suaminya selama 13 tahun. Perempuan berusia 30 tahun itu tidak akan terlalu mempersalahkan bagaimana laki-laki yang ia cintai lebih suka di luar dibanding bersama dirinya dan anaknya di rumah.Karena menurut Syaila, rasa bosan dalam suatu hubungan itu hal biasa. Itu adalah fase yang setiap pasangan akan merasakannya.Tapi Syaila tidak menyadari, langit pun bisa berubah warna tanpa meminta persetujuan siapapun. Apalagi Azka yang notabene nya seorang manusia memiliki sifat tidak pernah puas.Mendapati suaminya tengah bermalam di sebuah hotel. Tidak lain dan tidak bukan dengan sekeretaris barunya. Ucapan-ucapan Nadira yang kerap kali ia sanggah malah ia saksikan sendiri kebena
Baca selengkapnya
Rumah yang Salah
Karena waktu terus berjalan. Syaila tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk menyesali kebodohannya selama ini. Sebab waktu yang sudah terbuang tidak bisa di ulang, tapi Syaila bisa memperbaikinya dimulai dari hari ini. Untuk sedikit melegakan perasaan sesak nya, Syaila sedikit membuka kaca mobilnya. Menghirup udara dengan dalam. Lalu menghembuskannya perlahan.Cuaca menjelang siang sangat bagus. Ia baru menyadarinya, kota ini begitu indah jika manusia-manusianya teratur. Memilih jalan sesuai aturannya.Trotoar dipenuhi pejalan kaki bukan motor, juga bukan mobil yang terparkir sembarangan atau sesederhana, para pengendara bersedia menunggu sedikit lebih lama meski lampu merah sudah berganti menjadi hijau karena ada seorang kakek tua masih berjalan di zebra cross dengan langkah tertatih.Sebenarnya hidup memang tidak serumit yang orang-orang bicarakan. Cukup menjadi manusia yang tahu aturan dan berjalan di jalan nya masing-masing. Tapi terkadang harapan yang mereka ciptakanlah yan
Baca selengkapnya
Memilih Pergi
Sekali lagi, rupanya semesta tidak berpihak padanya. Syaila diam beberapa saat untuk meredakan rasa sesaknya. Di tempatnya berdiri ia menatap sang ayah dengan tatapan nanar."Aku ... Aku enggak pernah kepikiran sebelumnya kalau aku akan dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit ini," katanya. Air matanya masih senantiasa menetes, sampai beberapa kalimatnya terdengar tidak jelas karena bibirnya bergetar tidak sanggup untuk berkata."Tapi kalau ayah memang maunya kaya gitu, aku akan pergi dari sini. Tenang saja, aku enggak akan balik lagi. Ayah bisa hidup tenang dengan bisnis ayah. Dan, tolong jaga mama. Jaga kesehatan kalian juga.""Nak ...," lirih Yunita. Wanita itu turut meneteskan air mata."Enggak, Ma. Lia enggak mau jadi perempuan yang tunduk sama suami yang salah. Azka bahkan enggak nyamperin aku buat minta maaf. Sudah jelas, perbuatannya enggak pernah ia sesali. Dan kenapa aku harus nahan orang yang bahkan enggak mau hidup sama aku lagi? Ayah atau mungkin mama belum percaya sa
Baca selengkapnya
Pertemuan Pengacara
Siang ini Syaila mempunyai janji untuk bertemu dengan pengacara yang akan mendampingi sidang perceraiannya nanti.Di sebuah kafe yang lumayan terkenal di ibu kota, wanita cantik dengan paras mengintimidasi itu sekarang duduk. Ia sudah menghabiskan setengah gelas kopi yang ia pesan, namun orang yang ia tunggu tidak kunjung datang. "Nadira jadi enggak, sih! Bawa pengacara kenalannya itu," decak Syaila. Matanya mengedar ke setiap sudut kafe berharap sang sahabat muncul membawa pengacara yang Nadira bicarakan tempo hari.Beberapa saat setelahnya, ketika Syaila sibuk dengan ponselnya berusaha menghubungi Nadira, sahabatnya itu muncul dengan senyum lebar nampak merasa bersalah."Sorry, tadi gue sama Pak Ferdi mampir buat sarapan dulu hehe."Lantas mereka duduk. Walaupun ekspresi Syaila masih tidak mengenakan. Karena kesal sudah lama menunggu."Sya, kenalin ini Pak Ferdi pengacara yang waktu itu gue ceritain," buka Nadira.Laki-laki dengan stelan formal itu tersenyum ramah. "Saya Ferdi Ghan
Baca selengkapnya
Azka Kembali
Selepas pulang dari kafe Syaila dikejutkan dengan semua barang-barangnya yang sudah berserakan di teras depan rumahnya, pun dengan Geino yang sedang memangku tas ransel. Buru-buru ia menghampiri sang putra dengan napas tersenggal."Ada apa ini? Kenapa semuanya di luar?" tanya Syaila pada Geino.Anak itu tidak bereaksi apapun, wajahnya masih datar seperti biasanya. "Geino! Jawab mama," sentak Syaila."Tadi ada banyak orang datang. Terus mereka bilang kita harus segera pergi dari sini karena ini rumah kakek," jelas Geino.Mendengar itu Syaila menunduk dalam. Menatap beberapa bajunya yang sudah kotor di lantai. Dadanya tiba-tiba sesak, ia tidak menyangka sang ayah yang selama ini ia hormati tega melakukan ini padanya. "Kita ke rumah papa aja, Ma. Aku juga mau ketemu papa," usul Geino ditengah keheningan.Dengan amarah yang meluap Syaila menoleh. "Enggak! Mama enggak sudi pulang ke rumah papa kamu. Kita ke rumah Mba Nadira saja. Bereskan semua barang-barang kamu."Geino sampai tersentak
Baca selengkapnya
Persidangan Pertama
Sore itu, suasana teras rumah Nadira berubah menegang karena kedatangan Azka yang tidak diduga. "Kamu jangan larang aku ketemu sama Geino, dia anak aku juga," ucap Azka. Bicaranya memang setenang itu, namun Syaila tahu, laki-laki itu sedang menekannya sekarang."Mending lo pergi aja dari sini. Lo ngerti kan kenapa Syaila bersikap kaya gini sama lo? Gue disini memang ngebela Syaila, tapi terlepas dari itu, coba intopeksi diri dulu dan balik kalau otak lo udah bener." Nadira ikut bersuara. Mulutnya tidak tahan lagi melihat ekspresi tidak bersalah Azka. Ia bahkan berpikir untuk meninju rahang suami sahabatnya itu—ah, akan menjadi mantan suami—dengan pengalaman juara dua taekwondo tingkat nasional dulu. Namun akal sehatnya masih berjalan. Ia bisa dituntut untuk hal itu.Diantara suara adu mulut yang tidak berhenti, suara dari belakang pungung Syaila mampu membuat perdebatan antar orang dewasa itu tertahan. Nadanya yang datar juga dingin. "Kenapa ribut-ribut? Bisakah kalian bertengkar den
Baca selengkapnya
Menolak Mediasi
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Syaila diam beberapa saat. Namun saat ia tidak sengaja saling adu pandang dengan Maya, yang rupanya turut hadir menyaksikan persidangan ia langsung menjawab tanpa berpikir lebih panjang."Saya yakin! Saya juga menolak untuk mediasi. Sebab saya pikir, diantara kami tidak perlu ada lagi yang harus diperbaiki."Semua orang yang ada di sana bereaksi terkejut, termasuk Ferdi yang duduk mendampingi nya langsung menoleh."Bukan hanya perihal tentang ketidak cocokkan lagi. Masalahnya ada pada dia." Syaila menoleh ke arah Azka. "Saya tidak mau hidup bersama orang yang telah mengkhianati pernikahannya sendiri."Suasana persidangan mendadak menegang. Wajah Azka merah padam. Bahkan keluarga Azka tidak terima dengan pernyataan yang Syaila lontarkan barusan. Mereka saling berbisik jika Syaila hanya berbicara omong kosong mencari pembelaan.Tiga hakim saling berbisik, tidak kalah menegangkan saat menunggu putusannya. "Baik jika begitu, sepertinya upaya mediasi ti
Baca selengkapnya
Persidangan Putusan
Pukul sembilan pagi, Syaila sudah duduk menghadap hakim untuk mengetahui putusan terakhir atas perceraiannya. Tidak seperti Minggu sebelumnya, hari ini Azka tidak hadir dalam persidangan hanya diwakilkan oleh pengacaranya. Itu tidak masalah bagi Syaila, justru jika pihak terkait tidak hadir akan memudahkan jalannya persidangan. "Demikian sidang pembacaan putusan hari ini, tujuh Desember 2022. Sidang saya tutup." Hakim ketua mengetuk palu tiga kali.Hari ini Syaila resmi menjadi janda. Ia bukan lagi istri dari Azka Prabakesa, laki-laki yang selama ini ia cintai. Putusan sidang perceraiannya membuat dada Syaila sedikit lenggang. Ia menghirup udara dalam dalam seraya terpejam. "Gue harus percaya sama diri gue sendiri," ucapnya.Di depan gedung pengadilan itu, Syaila tersenyum simpul. Ia menatap tulisan yang diukir besar di atas gedung. Ia harap setelah ini ia tidak akan kembali lagi kemari."Saya sudah mengajukan untuk harta gono-gini. Siapkan dan sertakan dukumen yang akan mendukung
Baca selengkapnya
Tamparan Hebat
Keesokan harinya, selepas mantan mertuanya mengusir Syaila tidak mengizinkan Syaila bertemu dengan Geino. Pagi-pagi sekali Syaila sudah berangkat ke sekolah putranya itu, untuk bertemu dengan anak semata wayangnya. Karena sungguh, meski ia jarang mengobrol dengan anak itu, rasa sepi selalu menyelimuti dirinya kala ia sedang sendiri.Mobil yang ia pinjam dari Nadira sudah ikut berjejer di barisan kendaraan lain di jalanan yang cukup lenggang.Sama seperti seorang ibu pada umumnya, ia tidak akan bisa diam jika urusannya menyangkut anak. Syaila masih bisa menahan diri ketika sang mantan ibu mertuanya menuduh dirinya yang tidak-tidak, tapi jika ada orang yang melarangnya menemui Geino, tidak peduli siapapun. Syaila tidak akan diam saja."Pak, boleh buka gerbangnya? Saya mau menemui anak saya." Sampainya di sekolah, pintu gerbang masuk rupanya sudah di tutup. "Oh, maaf, Bu. Jika tidak dalam keadaan darurat wali tidak dibolehkan masuk untuk ketentraman kegiatan belajar. Jika boleh tahu, a
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status