Satria terjebak masa lalu dengan teman masa kecilnya bernama Naura, tetapi dia menikah dengan Isabella karena orangtuanya salah paham telah menganggap mereka berzina. Maka, pernikahan ini tidak didasari cinta dari keduanya. Isabella mencoba ikhlas menjalani pernikahannya dengan Satria, tetapi Satria tidak pernah menghargainya dan tidak pernah menganggapnya sebagai istri. Dia masih mengejar Naura secara terang-terangan dan menyakiti hati Isabella. Jadi, bagaimana akhirnya pernikahan Satria dan Isabella dan apakah Naura mencintai Satria?
もっと見る“Apa yang kalian lakukan di sini!” Haris menghardik dua orang anak muda di hadapannya. Satria adalah putranya yang beberapa hari lalu kabur dari rumah, sedangkan Isabella adalah perawat magang yang membantu merawat Satria.
Segera, Satria membuka matanya lalu bangun dari tidurnya. Dan dia barusaja mengetahui jika Isabella berada di atas dadanya. “Pa?” Kebingungan sedang melanda pikirannya. Keadaan ini tidak pernah terduga.
Haris tidak berbasa-basi. Dia mengarahkan tinju tepat di ujung bibir putranya, lalu menghardik Isabella yang berdiri tidak jauh dari Satria. “Kamu seorang perempuan. Di mana harga diri kamu!”
Satria meringis kesakitan, tubuhnya segera roboh ke atas lantai setelah mendapatkan serangan dari ayahnya.
Haris belum berhenti. “Jadi kalian berzina di sini! Kamu pergi dari rumah dengan perempuan yang merawat kamu, datang ke villa untuk berzina. Kalian keterlaluan sekali!” Saat ini amarah Haris sedang menggebu maka tidak ada yang bisa menghentikannya. Mia-istrinya ada di sisinya, tetapi wanita itu tidak dapat menangani suaminya di saat seperti ini.
Kejadian ini membuat Satria dan Isabella menikah, tetapi keduanya tidak saling mencintai dan keduanya sempat menolak. Maka, malam pertama pernikahan mereka diisi oleh pertengkaran. “Kalau kamu tidak tidur di atas saya, papa tidak akan menuduh kita berzina!”
“Kamu yang menarik saya saat saya mencoba membangunkan kamu.” Suara Isabella tetap terjaga dan santun pada Satria yang dulu adalah pasiennya.
“Apapun itu, sekarang sudah terlambat, kita sudah menikah dan saya gagal mendapatkan Naura!” Raut wajah Satria selalu terlihat tidak bersahabat, dalam matanya seolah semua yang terjadi karena kesalahan Isabella.
“Dari awal saya sudah menolak ajakan kamu dan saya sudah melarang kamu untuk pergi, tapi kamu yang mengelabui saya. Kamu mengatakan meminta diantar ke rumah sakit, tapi nyatanya kamu melajukan mobil ke luar kota dan berhenti di villa.”
“Sekarang pergilah. Kamu seorang perawat, sekarang kaki saya sudah sembuh, kamu tidak perlu merawat saya lagi!” Tidak sungkan Satria mengusir Isabella yang kini menjadi istrinya. Laki-laki berusia dua puluh tahun ini adalah seorang mahasiswa yang tergila-gila pada teman masa kecilnya. Satria selalu mengejar cinta Naura.
Isabella terlalu bingung menghadapi situasi yang sedang terjadi, tetapi gadis berusia dua puluh tiga tahun ini tetap tenang menghadapi pasiennya yang kini menjadi suaminya. “Papa dan mama saya masih di bawah bersama papa dan mama kamu. Mungkin lebih baik sekarang kita ikut berkumpul.”
“Tidak.” Satria segera berjalan ke arah balkon, menyalakan rokok seiring bermain gitar.
Isabella tidak menyukai dan tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi bagaimanapun penjelasan diberikan kepada orangtuanya dan kepada orangtua Satria jika mereka tidak berzina, tetapi akhirnya gadis ini hanya bisa menyetujui pernikahan. Sekarang, semua sudah terlambat. Dia hanya bisa menjalani pernikahan dengan Satria apapun yang terjadi dan dia harus tetap menghormati Satria sebagaimana seorang istri pada suaminya.
Isabella berpamitan santun sebelum meninggalkan kamar, “Saya akan menemui keluarga kita. Apa yang harus saya katakan saat orangtua kita menanyakan kamu?”
Satria tidak menyahut, dia sedang memainkan gitar hingga menciptakan sebuah irama indah, tetapi berisi kerinduan yang sangat mudah ditebak oleh Isabella jika itu lagu untuk Naura. Wanita ini kembali berkata santun, “Saya akan mengatakan jika kamu sedang beristirahat.”
Malam ini, orangtuanya Isabella akan menginap lalu esok meninggalkan putri mereka untuk tinggal bersama suaminya di rumah besan. Isabella dibesarkan di keluarga dan di lingkungan sangat baik, Isabella juga menjadi salah satu lulusan terbaik di kampus dan sedang menggapai cita-cita menjadi seorang bidan. Namun, semua butuh proses maka Isabella memulai cita-citanya dengan mengabdikan diri sebagai perawat, tetapi kebetulan ayahnya adalah rekan ayahnya Satria maka saat Satria mengalami cedera kaki akibat kecelakaan motor, Isabella diminta oleh Haris untuk merawat Satria secara pribadi karena Haris dan Mia jarang berada di rumah.
Malam ini tidak ada malam pertama antara Satria dan Isabella bahkan Satria tidur di atas sopa. Hingga pagi tiba, keduanya tidak pernah bersentuhan hingga saat ini Nina sedang berpesan pada putrinya, “Sayang, jangan pernah melakukan kesalahan apapun lagi. Jangan mempermalukan diri kamu dan kami-orangtua kamu.” Bola mata Nina masih menyimpan kecewa pada putrinya yang selalu dibanggakan.
“Iya, Ma. Tapi Abel tidak pernah melakukan yang dikatakan papanya Satria.” Hingga detik ini dia masih meminta kepercayaan orangtuanya.
“Sudahlah, Sayang. Sekarang kamu sudah menikah dengan Satria. Ingat, untuk menjaga nama baik kamu dan nama baik keluarga.” Nina memeluk putrinya dengan sejuta makna.
Saat ini Ibrahim masih tidak banyak bicara dengan putrinya setelah beberapa hari lalu mendengar zina yang dilakukan Isabella dengan Satria dari mulut Haris. Jika bukan Haris yang mengatakan, maka dia tidak percaya putrinya serendah itu, tetapi akhirnya Ibrahim tidak memiliki keputusan lain selain menikahkan Isabella demi menjaga nama baik keluarga.
Setelah ini, Isabella ditinggalkan oleh orangtuanya. Lalu Haris segera menuju kantor, sedangkan Mia sibuk dengan keluarga besarnya.
Satria berkata dingin saat mereka masih berada di halaman, “Jangan berpikir pernikahan kita seperti pernikahan oranglain dan jangan mengharapkan kasih sayang dari saya!”
Bersambung ....
Hari demi hari berganti, ucapan Satria bukan hanya bualan karena dia membuktikannya lewat sikap yang tulus walaupun Haris tidak melihatnya secara langsung karena pasangan suami dan istri ini tinggal terpisah dengan pria itu.Setiap malam, Satria menemani Isabella menyusui Attar, dia juga sering membantu mengganti popok atau pakaian basah Attar.Satria melakukannya diiringi senyuman lembut, tutur kata senada, serta belaian penuh kasih sayang pada Attar dan Isabella.Kini, usia Attar sudah dua minggu. “Nanti kita adakan acara potong rambut sama aqiqah. Saya sudah coba bicara sama Mama, tapi belum secara langsung,” ucap lembut Satria pada Isabella.Namun, bagaimanapun sikap Satria, nyatanya Isabella tetap bersikap datar. “Iya.”“Saya sudah menabung, semoga cukup buat acara besar.” Kini Satria terkekeh. Kemudian menyodorkan uang belanja sekalian uang susu dan pempers pada Isabella. “Kalau uangnya nggak sampai minggu depan, jangan sungkan minta lagi ya, Sayang.” Tatapannya sangat lembut.“
Ini adalah malam pertama Isabella dan Satria tidur bersama bayi mereka. Bayi merah itu terlentang di tengah-tengah pasangan suami istri ini. Tidak henti Satria menatapnya diiringi senyuman.Isabella menyadarinya, tetapi dia masih bersikap dingin dan datar. “Saya akan tidur, lagian Attar tidur. Ini kesempatan saya untuk ikut tidur.”“Ya, Sayang. Kamu tidur saja, biar nanti aku yang menjaga Attar.”Isabella tidak pernah meminta, tetapi tidak mungkin menolak perhatian Satria pada bayi mereka.Jadi saat Attar menangis tengah malam, Satria yang menjaga dan mengasuh. Dia juga menghangatkan asi yang sudah tersedia di dalam botol. Tidak lupa menyuruh Isabella kembali tidur setelah sempat terbangun karena tangisan Attar.Hingga saat pagi hari Satria terlambat bangun, tetapi Isabella membiarkan suaminya tanpa peduli aktivitas apa yang menanti Satria.Satria tersentak saat melihat jam dinding. “Hah, serius sudah jam sembilan!”“Ya,” jawab datar Isabella.“Harusnya saya kuliah pagi. Sekarang saya
Suana hening sangat lama, hingga Satria kembali bicara. “Apa kamu tetap akan melanjutkan perceraian, apa kamu akan mengubah keputusan kamu?”Isabella menjawab santun, “Saya yang harus menanyakan itu pada kamu.”“Kalau saya tetap melanjutkan?”“Saya juga ....” Hati Isabella seakan sudah kebal pada rasa sakit. Bahkan yang ini. “Kalau kamu memilih berpisah, sebelumnya kamu harus beri nama anak kita.” Ini adalah permintaan sederhana Isabella, tetapi diwajibkan pada Satria.Satria memandangi Isabella karena tatapan istrinya seolah tanpa keraguan walaupun mereka bercerai.Satria kembali menunduk, tetapi tidak melepaskan tangan Isabella. Lalu berkata lirih, “Naura pergi. Dia mencampakan saya. Apalagi yang harus saya lakukan karena andai berpisah sama kamu, saya tidak yakin Naura akan bersama saya ....”Isabella menjawab datar, “Itu urusan kamu. Jangan menjadikan saya cadangan karena kamu gagal mendapatkan Naura!”Satria kembali memandangi wajah Isabella. Kini, dalam tatapan Isabella terdapat
Satria masuk ke kamar rawat, jadi dia bertemu dengan orangtuanya dan orangtua Isabella yang sedang berkumpul.Semua orang menyambut kedatangan Satria dengan hangat, termasuk Isabella. Mia segera menggiring putranya menuju tempat mereka duduk berkumpul. “Alhamdulillah kamu sudah datang ....” Senyumannya menunjukan kebahagiaan, tetapi hatinya sangat kesal pada Satria setelah mengetahui sikap buruknya pada Isabella dan bayi mereka yang belum diberi nama.Tanpa persetujuan Isabella, Mia segera meraih amplop cokelat yang berisi laporan hasil test DNA hingga gadis ini terkejut.Namun, ternyata Mia menyampaikannya sangat bijak di hadapan suaminya, anaknya dan kedua mertuanya. “Ini hasil test DNA anak kalian. Dokter yang memberikannya karena Isabella seorang perawat walaupun bukan di rumah sakit ini, jadi Abel memiliki hak istimewa, yaitu mendapatkan test DNA tanpa perlu meminta.”Mia
Isabella hanya menatap sendu pada langit-langit. “Bukan perpisahan yang Abel mau karena sebelum itu Satria harus tahu jika selama ini saya mengandung anaknya ....”Pun, hatinya semakin lebur saat memikirkan bayi mereka. “Sabar ya, Sayang ... pasti akhirnya Papa kamu akan menerima kamu ....”Bayi mungil itu berada di dalam box yang sangat hangat, wajahnya sangat polos dan murni.Namun, ternyata hari ini Satria tidak datang ke rumah sakit dan dia juga tidak terlihat di rumah. Maka Haris sangat murka.Saat ini, hanya Mia yang menemai Isabella hingga ketukan pintu memecah keheningan dan membuat wanita ini bersemangat. “Pasti itu Satria! Mama buka dulu ya, pintunya.” Mia segera meletakan pisau di atas piring saat buah yang dikupasnya belum selesai.Isabella hanya memandangi punggung Mia yang semakin mendekati pintu, tetapi dia tidak yakin itu Satria. “Kalau itu Satria, harusnya tidak usah mengetuk pintu.”Mia tersenyum bahagia saat membukakan pintu, tetapi senyumannya perlahan redup karena
Satria berjuang demi menghentikan kepergian Naura, tapi sudah terlambat karena Naura sudah berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Namun, Satria juga melihat Devan yang berjalan di belalang Naura. Devan sempat melirik dan menyadari kehadiran Satria, tetapi dia memilih abai dan berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kepala Satria dipenuhi pertanyaan. "Kenapa Naura bersama Devan?" Sekaligus, dia harus rela saat hatinya sakit dan hancur karena harus menyaksikan kepergian Naura. "Nay ...." Rintih Satria. Naura menoleh karena panggilan lemah Satria membuat dadanya berdebar, tetapi sayangnya keberadaan Satria terhalangi oleh lalu lalang. Naura menundukan wajahnya sangat sendu. "Pasti cuma perasaan karena tidak mungkin Satria mencegah saya pergi ...."Maka, akhirnya Naura terbang keluar negeri meninggalkan semua kenangannya bersama Satria. Pun, Satria harus menyaksikan hari-harinya dengan Naura berakhir dan mungkin tidak akan pernah terulang.Satria termenung cukup lama di bandara ka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
コメント