Involved Love

Involved Love

By:  ViRuz04  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
173 ratings
55Chapters
17.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ares Allan. Pria tampan penuh karisma berstatus lajang. Belum pernah menikah namun dalam hitungan jam statusnya berubah menjadi seorang ayah muda. Hatinya belum tenang, dan sang ibu datang lalu berkata. "Ia butuh seorang ibu." Terry bersuara lirih. Ares mendesah, memijat kepala ia mengerti pemikiran sang ibu mendorongnya untuk segera menikah. Pria itu berpikir pasti bisa memberikan yang terbaik untuk putra semata wayang. Qyana Thomas (Cherry) Gadis manis periang dan ramah. Hidupnya berubah sejak sang ayah meninggal. Cherry lebih memilih kerja keras dari pada harus kembali ke rumah. Rumah'kah? Bahkan kata itu tak layak untuk tempat mewah yang katanya dapat berbagi kehangatan keluarga. Bagi Cherry rumah adalah neraka. Follow IG: viruz04.art

View More
Involved Love Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Geordani
smpe di bca ulng gamon dr nvel kk
2023-03-06 15:20:53
0
user avatar
mia sutopo
ceritanya keren
2023-01-21 08:27:04
0
user avatar
Mochi Beom
gimana ya, novel ini tuh seru,nyebelin, skit hti, bhagia terus suka aj gitu sm rangkaiannya yg mnrt ku estetik,,,,next smga cpt nongol lg krya kereeeeeeeeeen kaka (*°∀°)=3
2022-01-05 06:36:15
1
user avatar
Geordani
ka othor ditungg nvel brunya., ska bnget sm pnulisnnya gpp typo dkit tapi ak mnikmti,
2022-01-03 08:51:59
0
user avatar
Aisy Me
Wah aku mau jadi wanita bodoh yang dicatat malaikat supaya punya takdit untuk jadi pendamping Ares......
2021-12-06 18:55:29
0
user avatar
Armisyah Abdan
othor kapan bikin cerita lagi???yang seru ya thor yang happy ending ......️
2021-11-30 05:09:11
0
user avatar
Arsenerka
Keren. pembukaannya merayap tapi memgikat. buat jadi pengen lanjut. wajib subscribe ini.
2021-11-20 10:34:19
0
user avatar
ayyona
ya ampun...sweet ending...etetapi...kyak ada ngeri2nya...ada yg nongol kyak bangkit dari kubur
2021-11-17 11:34:13
1
user avatar
ayyona
emang ga ada bahagia yg sempurna cherry bkn egois tp semua menuai apa yg ia tanam...(bijak aku kan...hahaha)
2021-11-16 19:23:24
1
user avatar
Chocollacious
oke semuanya tuntas. emak bapaknya sibuk enak-enakan mulu. aku main sama prime aja deh wkwkk ≧ω≦ sebenarnya mau kepo juga loll
2021-11-15 17:45:55
1
user avatar
ayyona
hoam..duh ketiduran, jadi gimana2? kok udah acara keluarga aja ......
2021-11-11 20:17:27
1
user avatar
Chocollacious
euforia yg indah ya loll. aku msh mondar mandir lho di luar kamar. nyamar jd petugas bersih"^.^ bermaksud pura" tdk mendengar apapun, msh polos nih ≧ω≦
2021-11-10 15:47:21
1
user avatar
ayyona
ehem ehem...mau ngucapin selamat tp takut menggaggu wlwkwk
2021-11-08 23:01:02
2
user avatar
Chocollacious
ya...ya.. silakan kalian bercumbu enak-enakan, sedangkan aku berjalan mondar mandir di luar. ikutam kepo juga wkkwk
2021-11-08 22:57:47
1
user avatar
ayyona
oughhh mau peyuk om james duyu.....
2021-11-05 20:58:33
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 12
55 Chapters
Prolog
New York, 30 June. "Ia butuh seorang ibu." Suara wanita paruh baya terdengar sendu, menutup pintu lalu mengayun kaki mendekat ke ranjang box sang cucu. Ucapan sang Ibu membuat si Pria tampan melirik melalui ekor mata lantas menghela napas kecil. Usapan punggung jari lembut papa tampan pada pipi seorang anak laki-laki kecil sedang tertidur pulas terhenti. Papa muda meluruskan punggung, berdiri tegap kemudian berpaling memandang sang Ibu. Tatapan penuh iba wanita paruh baya curahkan pada cucu tersayang. Perasaan getir langsung merayap dalam hati, ia menangis tepat di samping putranya. "Kenapa harus?! Rasanya sangat sakit harus melihat cucuku tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Cucuku tersayang. Cucuku malang tak pernah menginginkan takdirnya seperti ini." Mengusap pipi basah saat air mata terus turun tanpa bisa wanita paruh baya kendalikan. "Kumohon jangan berpikir jauh, Bu! Biarkan cucu kesayangan ibu tidur tanpa mendengar keluh kesahmu. Beri anakku waktu lepas guna istirahat,
Read more
Meet
"Bagaimana pasti tidak diterima? Aku benar, 'kan!"Baru saja sampai rumah langsung dihadang sebuah pertanyaan yang nyaris membuat Cherry putus asa. Delapan bulan ia menganggur, pontang-panting mencari pekerjaan di kota besar sangatlah sulit. Si gadis cantik tak memiliki banyak pengalaman. Mengingat dahulu ia hanya bekerja sebagai pengantar juga pelayan makanan siap saji selama dua tahun.Helaan napas gadis itu belum lagi sempurna. "Hei, melamun saja terus jangan lanjutkan hidup jika tak mampu." Kalimat sarkastik seperti puing-puing kaca menancap tepat di ulu hati. Cherry telah terbiasa, ia hanya bisa menghela napas tanpa bisa membantah."Anak ini memang tidak berguna!" kata wanita tua lagi, selalu saja marah tanpa jeda—tanpa alasan.Tubuh Cherry lelah, ia butuh istirahat. Kakinya hampir melipir ke arah lantai dua, belum juga tiga langkah suara wanita tua itu kembali terdengar."Siapa
Read more
Rencana
Ares memantaskan diri depan cermin. Si tampan memakai kemeja putih juga jas abu-abu melekat di tubuh. Membuka pintu kamar lalu turun untuk sarapan. Sampai anak tangga terakhir si papa tampan disambut tawa ceria sang putra. Senyum menawan Ares menebar warna rona merah muda di wajah para maid. Begitu dahsyat pesona papa muda. Satu kecupan hangat mendarat di pipi sang putra. Cup. "Putra tampan papa sudah bangun." Mencium gemas pipi Prime. "Daddy... daddy..." Prime tampak protes dengan kelakuan si papa tampan. "Apa dia sudah sarapan?" tanya Ares pada baby sitter. "Sudah Tuan besar tapi hanya sedikit. Selebihnya Tuan muda diberi minum jus alpukat." Jelas si baby sitter. Kepala Ares terangguk. "Pastikan gizinya seimbang. Putraku baru sembuh." Kata si Tuan tampan mengingatkan. Flashback on Hari terang berganti gelap saatnya beranjak dari tempat me
Read more
Hari sial
Wajah tampan Ares sedang berbinar senang. Telepon genggam masih menempel di telinga. Seseorang memberi kabar baik sampai si Tampan terus menyungging senyum menawan. "Wow, lebih cepat dari dugaan aku," kata papa tampan memberi pujian pada sahabatnya. "Pastikan dia mau datang," tetap memberi perintah mutlak tak terbantah. "Yeah, aku tunggu kabar baik darimu." Kira-kira seperti itu percakapan telepon antara Scott dan Ares. Papa tampan kembali menatap laptop. "Ares," Baru saja panggilan telepon terputus. Panggilan suara lembut malaikat tak bersayap mengusik gendang telinga. Pintu ruang kerja Ares terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Menampilkan sosok sang Ibu menggendong Prime dengan dot karet menempel pada mulut bocah laki-laki itu. "Ada apa, Bu?" Ares mengalihkan fokus dari laptop di atas meja, menatap sang ibu. "Aku minta izin padamu, membawa Prime ikut bersamaku besok."  Terry duduk di sofa putih ruang ke
Read more
Hujan
Tiga jam berlalu. Hujan tak kunjung reda. Gigi gadis manis saling bergemeletuk, kakinya gemetar tidak bisa diam. Tangan mungil gadis itu coba merapatkan blazer basah kuat-kuat pada tubuh. Cherry mencoba hangatkan diri disela-sela kekuatan tersisa dengan wajah telah pucat pasi serta bibir bergetar nyaris membiru. "Ya Tuhan, dingin sekali," cicit Cherry merasakan tubuhnya hampir membeku, uap dingin pun menyembur dari celah bibir. Angin kencang, hujan serta suara petir mewarnai langit. Punggung Cherry bersandar, "Kapan hujan ini akan reda?" suara gadis manis putus-putus, bermonolog sendiri. Menyorot pada area jalan sekitar terlihat beberapa mobil melintas. Sadar sesuatu Cherry merogoh kantong blazer keluarkan telepon genggam. "Yah, hmm ...," lirih gadis manis menemukan layar ponsel tampak berembun dan mati. Ibu jari Cherry menekan-nekan tombol power. Berharap ponsel miliknya masih bisa diselamatkan. "Hah,
Read more
Gelisah
Sabtu kelabu. Yah, setidaknya kata itu pantas disematkan untuk Ares si pria tampan, rupawan, menawan dan oh—kasihan. Lihat saja betapa kacau wajah pria tampan itu. Duduk di kursi putih dalam kamar, dengan kedua tangan terjalin menempel di atas perut. Kepalanya bersandar pada punggung bangku, ia menatap langit-langit kamar. Hati papa tampan di gulung awan mendung. Seperti cuaca di langit hari ini gelap cenderung abu-abu namun tak basah, kering merana. Isi kepala papa tampan masih terus mengulang kejadian beberapa saat lalu tanpa bisa menghindar. Berputar ke waktu lalu lebih lama lagi, ia mengingat ucapan Tante Merlin mengenai tunangan si gadis. Benarkah gadis itu telah bertunangan? "Shit," tiba-tiba Ares mengerang kesal. Papa tampan memaki, tanpa sebab—tanpa alasan berarti. Kepala Ares menunduk, mengepalkan tangan kemudian menutup mata menetralisir emosi yang sedang bergolak ingin meledak. Helaan napas panjang (lagi) berat ratusan kali terdengar, mengisi ruang luas nan rapi. Getar
Read more
Hope
Cherry baru saja selesai membersihkan diri dari debu dan keringat setelah seharian ia berjalan mencari pekerjaan. Menutup pintu kamar mandi, tangan gadis itu sibuk mengusap-usap keringkan rambut basah dengan handuk kecil. Si manis melangkah, berdiri depan meja hitam kecil, ia membuka tas lalu meraih ponsel. Ada tiga panggilan tak terjawab dari si adik. Cherry mengulum senyum kecil, ibu jarinya menari cepat pada layar ponsel. Ia mengirim pesan, memberi kabar pada Leon kalau ia sudah sampai di apartemen. Menaruh ponsel, iris cantik Cherry tak sengaja melirik pada sebuah kartu nama dalam tas. Tangan Cherry bergerak ambil kartu dari dalam tas. Isi kepala si gadis mengingat ulang kejadian beberapa waktu lalu. Matahari telah tinggi bersinar sangat terik menyengat kulit, tak menyurutkan semangat si gadis untuk mencari kerja. Cherry berjalan melewati beberapa barisan toko dan cafe. Si gadis melangkah santai, sesekali melirik juga membaca papan tertulis depan toko atau cafe di sana. Yah, haru
Read more
Dewi Fortuna
Cherry menarik napas dalam lalu menghembuskan secara perlahan. Mengayun kaki masuk ke dalam gedung perusahaan penuh percaya diri. Manik cokelat cherry berpendar kagum, perusahaan ini tak jauh beda dari milik mendiang sang ayah. Cherry menghela napas kecil ini memang sudah takdirnya. Tak bisa bekerja di perusahaan sang ayah, walau sekadar menjadi buruh upah harian. Sudahlah bukan berarti ia putus asa. "Semangat Cherry kamu pasti bisa. Yah, semangat." Cherry mengepalkan tangan ke udara. Berdeham saat beberapa mata tertuju padanya. Semakin dekat meja resepsionis, jantung gadis manis semakin berdegub keras. "Permisi," sapa Cherry pada wanita cantik di balik meja resepsionis yang diharuskan ramah pada setiap tamu. Wanita itu berdiri lalu mengulum senyum tipis menyambut ramah. "Ada yang bisa saya bantu?" "Kemarin aku dapat info kalau di perusahaan ini sedang buka lowongan pekerjaan. Aku datang untuk melamar," ucap Cherry halus. Resepsionis mengerut dahi dalam, lantaran bingung. "Maaf n
Read more
Nomor telepon
"Oh, shit!" Early menggerutu kesal. Ares selalu mengabaikan panggilan telepon darinya. "Are you oke?" tanya Nella menyorot kamera pada Early. Early berpaling menatap sahabat disampingnya sedang menyeruput jus pome kesukaan dengan satu tangan menyiku di atas meja, memegang kamera. "Yeah," sahut Early menghembus napas kecil. "Sungguh?" tanyanya lagi melihat raut suram temannya. Early meraih sedotan meminum milkshake strawberry. "Yep, i'm oke," jawab Early lemah. "Woo ... tapi aku tidak yakin. Sangat jelas terjadi sesuatu padamu?" cecar Lina sahabat Early satu lagi. "Apa maksudmu?" Early memasang wajah pura-pura bingung, masih tidak ingin bicara. Nella menghembus napas. Menaruh kamera aktif di atas meja. Meraih satu spring roll keju ia asyik mengunyah dan menyimak percakapan kedua temannya. "Kamu menghubungi seseorang lebih dari tiga puluh menit yang lalu dengan menggigit ujung kuku. Dari gelagat kamu saja sudah sangat terlihat kalau kamu ingin sekali bicara dengan seseorang di se
Read more
Satu ranjang
Cherry mendesah gemas, duduk manis di sofa putih. Manik cokelat si gadis menjangkau ruang luas tak kalah dari ruang kantor lantai 20 gedung tempatnya bekerja. Bersih dan sangat nyaman. Ruang  kerja seorang pebisnis muda. Manik indah si gadis manis mengamati seluruh ruang. Wow... apa itu! Cherry mengerjab sesuatu yang mencolok mata. Sebuah pigura berukuran ekstra besar berlapis emas dengan foto si pemilik ruangan. Wah, apa itu emas murni? Selera pria ini memang tidak main-main. Dari sekian banyak barang di sana, ada satu hal yang menarik perhatian si gadis. Sebuah foto anak bayi terpanjang mungkin usianya berkisar satu tahun lebih. Putranya tampan, Cherry mengagumi. Eh, di mana foto istrinya? Aneh hanya ada foto si bos dan putranya. Cherry penasaran melihat ada dua pigura di atas meja kerja si bos. Mungkin saja itu foto pernikahan. Kenapa tidak dipajang dengan pigura besar seperti foto pria itu? Menggeleng kepala Cherry membuang jauh-jauh
Read more
DMCA.com Protection Status