หลุดมาในนิยายที่เป็นเพียงนางร้ายตัวประกอบที่มีบทเพียง 3 หน้าก็ถูกพระเอกฆ่าตาย เช่นนั้นข้าก็จะไม่ยุ่งเกี่ยวกับเขาอีก แต่ว่า "ข้าจะไม่ยอมยกเลิกงานหมั้นของเราเป็นอันขาด!!” ยุ่งละสิ พระเอกปล่อยข้าไปเถอะ!!
View MoreMalam semakin larut, hujan turun dengan derasnya.
Kilat masuk melalui celah jendela seakan siap menyambar.
Di dalam kegelapan, seorang wanita muda sedang menangis sambil memeluk tubuh kecil bayinya.Meskipun suara petir menggelegar dan memekakkan genderang telinga, Eliza Afrina tidak takut.
Yang dia pikirkan saat ini hanyalah anaknya yang sedang panas tinggi.
Obat penurun panas yang diberikan bidan, sudah dia berikan. Tapi, tak kunjung meredakan panas sang putra.
"Nak?"
Eliza menahan tangis sembari memeluk bayinya yang sudah pucat itu. Bahkan tiap beberapa menit sekali, wanita itu meletakkan jari telunjuknya di bawah lubang hidung bayi laki-laki itu untuk memastikan sang putra masih bernapas.
Berkali-kali ditelponnya sang suami, tetapi tak diangkat.
Tetangganya juga banyak yang sedang pergi ke luar untuk menghabiskan weekend bersama keluarga.
Kebetulan, kawasan perumahan yang di tempatnya, jauh masuk ke dalam dan masih sangat sepi. Jalan kiri dan kanannya bahkan masih hutan lebat.
Parahnya lagi, ponsel Androidnya baru ditukar sang suami dengan ponsel jadul tahun 2000-an, sehingga Eliza tak bisa memesan taksi online.
Setelah berpikir beberapa saat, Eliza lantas pergi ke dapur dan mengambil plastik bekas yang disimpannya. Bersyukur dia menyimpan plastik berukuran besar. Dipotongnya bagian depan seukuran wajah bayi dan kemudian memasukkan bayi ke dalam plastik.
Dibuatnya jas hujan darurat untuk putranya.
"Tahan ya nak, kita ke rumah sakit sekarang. Anak bunda akan sehat." Eliza kembali berkata dengan bibir gemetar.Tak dipedulikan tubuhnya yang basah kuyup, menggigil kedinginan.
Secepat mungkin dia berlari. Namun belum melihat ada klinik atau rumah sakit, langkah kakinya terhenti ketika merasakan tapak kakinya terasa sangat sakit seperti ada yang menancap.Bersyukur Ibnu tidak terlepas dari tangannya.
Diperhatikannya paku berukuran panjang yang menancap di telapak kakinya. Kembali menahan sakit yang luar biasa, dicabutnya paku itu.Tiba-tiba saja, cahaya kilat terlihat.
Eliza dapat melihat wajah putranya yang sudah membiru.
Dipaksanya lagi tubuhnya berlari, hingga Eliza akhirnya melihat rumah sakit."TOLONG!" teriaknya sekencang mungkin begitu tiba di resepsionis.
Seorang perawat yang melihatnya, lantas menghampiri. "Ada apa ibu?""Sus, tolong selamatkan anak saya. Badannya sangat panas. Tadi dia sempat kejang." Eliza berkata dengan menangis.
Perawat itu langsung mengambil bayi dari tangan ibunya dan membawa ke ruang UGD.Dia juga berusaha menghubungi dokter.
Kejadian ini menarik perhatian beberapa pasien. Mereka bahkan menatap iba Eliza dan bayinya yang dibungkus dengan kantong plastik besar dan hanya melubangi bagian wajahnya saja.
"Sus, bagaimana keadaan bayi saya?"Eliza menangis tiada henti. Bahkan wanita itu tidak merasakan kakinya yang terasa amat sakit.
"Sebentar ya Bu, dokter akan segera datang," kata perawat itu sambil memandang tubuh Eliza yang sudah basah kuyup dengan bibir yang membiru. Tak lama, seorang dokter laki-laki akhirnya masuk dan memeriksa kondisi bayi yang sudah tidak sadarkan diri.Dia terkejut kala merasakan telapak kaki dan tangan anak Eliza itu yang sudah terasa dingin.
"Pasang infus dan pasang oksigen," perintahnya cepat. Cairan obat melalui selang infus terpasang.Anehnya, raut wajah sang dokter tampak tak puas.
"Hubungi dokter Risky," titah dokter muda tersebut pada sang perawat yang menahan ekspresinya.
Keduanya tahu kondisi bayi sudah sangat kritis. Mereka harus menyerahkan bayi tersebut ke dokter spesialis anak.
"Dok, anak, saya baik-baik saja, kan?" Seolah merasakan keanehan, Eliza bertanya.
Namun, dokter itu menjawab dengan wajah tenang, "Kita tunggu dokter anaknya datang."
Hanya saja, dokter itu terkejut ketika menyadari kondisi ibu pasien yang baru ditangani.
"Ke sini naik apa, Bu?"
"Saya jalan kaki dok," jawab Eliza.
Dahi dokter itu berkerut saat mendengar jawaban ibu muda tersebut. "Di mana lokasi rumah Anda?"
Seketika, Eliza menjelaskan tempat tinggalnya kepada dokter muda yang sedang fokus memeriksa kondisi bayinya. Dokter itu hanya tercengang mendengar keterangan dari ibu pasien.
"Jika kondisi anak Anda seperti ini, mengapa tidak pesan taksi secara online?"
Pertanyaan itu jelas membuat Eliza menangis. "Saya tidak bisa menghubungi taksi secara online."
"Apa Anda kehabisan paket internet?" Dokter itu kembali bertanya. Selain rasa penasaran, hal ini juga untuk menenangkan si ibu yang tampak sangat panik. Setidaknya mengobrol seperti ini, si ibu bisa sedikit tenang.
Alih-alih menjawab, Eliza mengeluarkan sesuatu dari dalam saku rok yang di pakainya.
Dokter itu memperhatikan apa yang sedang di pegang wanita tersebut. Keningnya berkerut saat melihat wanita itu mengeluarkan dompet dan ponsel dari dalam kantong plastik.
"Saya tidak punya aplikasinya dok, karena handphone ini tidak bisa mendownload."
Ponsel jadul itu membuat sang dokter terkejut. Saat zaman yang sudah semakin canggih namun wanita itu terlihat begitu menyedihkan dan udik hingga tidak memiliki handphone Android. Padahal manfaat handphone itu sangatlah banyak dan penting. Namun, semua itu ditahannya.
"Ayah bayinya mana?"
Kini, seorang perawat yang penasaran ikut bertanya.
"Saya tidak tahu," jawab Eliza kembali. Ya, sudah 4 hari suaminya tidak pulang. Bahkan, pria itu tidak pernah membalas pesan yang dikirim Eliza, termasuk permohonannya tadi.
Dokter muda itu hanya diam memandang Eliza.
Namun, tatapan matanya berpindah ke arah kaki wanita tersebut. Seketika dia membelalak. Segera dia memerintahkan sang perawat untuk memeriksa.
Sayangnya, Eliza menolak. "Saya tidak apa-apa dok, tolong selamatkan anak saya."
"Anak ibu dalam penanganan, sebaiknya ibu duduk agar kondisi kaki ibu dilihat dan diobati," jelas dokter tersebut.
"Kaki saya tidak apa-apa Dok, saya hanya terinjak paku."
Lagi, Eliza menolak. Sebenarnya, dia takut uang yang dimilikinya tidak cukup untuk biaya berobat putranya karena harus membayar uang pengobatan kakinya.
"Saya akan periksa Bu," ucap perawat tersebut yang memaksa Eliza untuk duduk di atas tempat tidur yang berada di samping bayi Eliza.
Eliza akhirnya hanya diam dan menurut. Dia duduk di atas tempat tidur dan membiarkan perawat memeriksa kakinya yang terasa sakit dan berdenyut nyeri.
"Dok ini pakunya masih ada yang menempel di kaki dan gak bisa dicabut."
Dokter itu lantas mendekati Eliza dan melihat paku yang menancap di kaki wanita tersebut.
Melihat ini saja, dokter itu sudah merinding. Dia tahu seperti apa rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. Bahkan kakinya sudah membiru. Dengan kondisi kaki yang seperti ini ibu muda itu tetap bisa sampai ke rumah sakit membawa anaknya, sungguh sangat menyedihkan.
Setelah melakukan tindakan terhadap bayi, dokter itu kemudian berpindah kepada ibu muda yang berwajib pucat dengan bibir biru, serta tubuh menggigil kedinginan. Dokter itu merasa prihatin ketika melihat kondisi bayi berserta ibunya.
Disuntik biusnya kaki Eliza. Setelah memastikan bius itu bekerja, dokter muda itu mencabut paku dengan memakai alat semacam tang.
"Pakunya panjang sekali, ini juga paku berkarat."
Dokter itu menunjukkan paku yang dilumuri cairan berwarna merah tersebut.
Setelah paku dicabut, barulah darah mengalir dari kaki yang berlubang.
Namun, Eliza hanya diam memandang paku di tangan dokter itu. Kepalanya dipenuhi sang putra.
Di saat yang sama, seorang dokter tampak masuk ke dalam ruang UGD. "Apa ini bayinya?"
"Iya dok," jawab perawat.
Dokter itu segera melihat catatan pasien dan kemudian memeriksa detak jantung bayi.
Terdengar helaan nafas pelan dari bibir dokter tersebut. "Langsung masukkan ke ruang NICU."
Deg!
Mendengar perkataan dokter itu, membuat jantung Eliza berdetak semakin cepat. "Bagaimana kondisi bayi saya dok?" tanyanya dengan bibir yang bergetar.
"Sebaiknya ibu banyak berdoa," ucap si dokter yang kemudian pergi meninggalkan ruangan.
Eliza yang baru diobati, seketika berjalan dengan dengan cepat mengikuti dokter yang menangani bayinya. Wanita itu menghentikan langkah kakinya.
Namun, seorang perawat menghentikannya di depan ruang NICU. "Mohon tunggu di sini dulu Bu."
"Tapi anak saya?" Eliza menangis sambil menutup mulutnya.
"Ibu harap tunggu di sini, agar dokter bisa menangani dengan baik."
Setelah mengatakan itu, sang perawat kemudian masuk ke dalam ruangan.
Eliza hanya diam dan memandang pintu yang tertutup dengan rapat. Dia ingin mengintip kedalam namun sayangnya tidak ada celah untuk mengintip.
Cukup lama Eliza menunggu dokter keluar dari dalam ruangan NICU. Dia sudah tidak sabar untuk mengetahui kondisi bayinya. Ada rasa lega ketika melihat dokter keluar dari dalam ruangan. Dia berharap dokter memberikan kabar baik untuknya.
Hanya saja, harapannya tak terkabul.
Begitu sang dokter keluar, dia mengumumkan kabar yang membuat Eliza terpukul.
"Kondisi bayi ibu kritis. Dan bayi sudah tidak sadarkan diri sejak 2 jam yang lalu," jelasnya.
Bugh!
Seketika Eliza limbung dan terjatuh ke belakang. Bersyukur dokter Rizki dengan sigap menangkap tubuh kurus si wanita.
"Dokter, tolong selamatkan anak saya dok. Saya tidak ingin jika sampai anak saya meninggal." Eliza menangis dan meremas tangan dokter laki-laki tersebut.
Kondisi Eliza yang seperti ini membuat dokter Rizki tidak tega untuk memberitahukan kondisi bayi malang tersebut.
"Kami akan mengusahakan yang terbaik. Di mana ayahnya? Saya ingin berbicara dengan beliau," ucap pria di depan Eliza itu kembali.
"Dia tak bisa dihubungi, Dok."
Dokter Rizki mengerutkan kening. Dia hendak bertanya, tetapi seorang perawat tiba-tiba keluar NICU dengan panik.
"Dokter kondisi pasien semakin kritis!"
ทางด้านฉินเกาหานเมื่อพิธีทุกอย่างเสร็จสิ้นเขาก็พาหลีเม่ยเดินมายังด้านหลังและได้ยินข่าวดีของพระชายากับท่านอ๋องว่านางตั้งครรภ์“ได้ยินหรือไม่เจ้าคะ ข้าจะไปหาพี่ใหญ่”“ท่านอ๋องคงพานางกลับไปที่จวนแล้ว ยังมีเวลาอีกมากเราค่อยไปทีหลัง มานี่ก่อน”“ไปไหนเจ้าคะ”“ตามข้ามา จะพาเจ้าไปที่ที่หนึ่ง”เขาอุ้มนางขึ้นหลังม้าคู่ใจในทันที หลีเม่ยที่ไม่เคยขี่ม้าถึงกับต้องคว้ารอบคอของเจ้าม้าเอาไว้เพราะกลัวตกเมื่อเกาหานขึ้นมานั่งกับนางจึงค่อย ๆ จัดท่าให้นางใหม่“มีข้าอยู่เจ้าไม่ต้องกลัวตกหรอก จับตรงนี้อย่าไปดึงขนมันเดี๋ยวมันจะโมโห”“เดี๋ยวก่อนสิเจ้าคะ ข้าไม่เคยนั่งหลังม้า ว้าย!!”เขาพานางวิ่งออกไปทันทีเพราะผ่านเวลามานานแล้ว เขาควบทะยานออกนอกเมืองไปอย่างรวดเร็วเมื่อสิ้นทางชุมชนแล้ว หลีเม่ยหลับตาไม่กล้ามองเพราะความเร็วของม้านั้นทำให้นางตาพร่ามัวจนม้าค่อย ๆ ไต่เขาขึ้นไปนางจึงกล้าลืมตาอีกครั้ง“เราจะไปที่ใดกันเจ้าคะ”“ยอดเขานี้แหละ ไม่ไกลหรอก”“ท่านจะทำอะไรเจ้าคะ”“พาเจ้าไปชื่นชมความงามของทุ่งดอกไม้ ไม่ต้องห่วงหรอก ไม่มีอันตราย”“ตัวท่านต่างหากที่อันตรายต่อหัวใจข้า”“ข้าได้ยินเจ้าพูดนะหลีเม่ย”ม้าค่อย ๆ ขึ้นไปยั
ยี่สิบสองวันถัดมาหลังจากพิธีสมรสที่ยิ่งใหญ่ผ่านไปแล้ว ชาวบ้านที่หมู่บ้านฟางหมิงยังคงคึกคักไม่หยุดเพราะยังเหลืองานใหญ่อีกหนึ่งงานนั่นคือ "พิธีปักปิ่น" ของสตรีที่มีอายุครบสิบเจ็ดปีในปีนี้ ซึ่งได้รับพระราชานุญาตจากฝ่าบาทและฮองเฮาจัดขึ้นเป็นพิเศษสำหรับสตรีที่อยู่ในหมู่บ้านและในเมืองหลวงที่อยากเข้าร่วมพิธีอันทรงเกียรตินี้“อาเม่ยอยู่เฉย ๆ สิอย่าดิ้น”“ท่านแม่ผิวข้าจะแตกแล้ว โอ๊ย!!”ฟางหลีเม่ยบ่นเมื่อมารดาและอาหงซึ่งตอนนี้ต้องมาดูแลขัดผิวให้นางหลังจากจบภารกิจส่งพระชายาท่านอ๋องเข้าตำหนักไปเรียบร้อยแล้ว ตอนนี้ในจวนสกุลฟางต่างวุ่นวายเรื่องการจัดเตรียมงานปักปิ่นให้หลีเม่ยเพราะนอกจากเป็นพิธีที่เป็นทางการแล้วทุกคนต่างรู้ดีว่าเป็นงานหมั้นระหว่างนางและแม่ทัพ “ฉินเกาหาน” อีกด้วย“หากว่าหยุนเฟยเห็นว่าเจ้าแอบหนีไม่ยอมทำละก็นางจะว่าเอาได้นะ พิธีนี้สำคัญยิ่ง เจ้าดูสิแม่ทัพฉินพาคนมาจัดเตรียมมากมายเพื่อเจ้าแล้วดูเจ้าสิ”“พี่เกาหานก็ทำตามหน้าที่ งานนี้ฮองเฮาทรงเป็นผู้จัดขึ้นมาเพื่อทุกคน หาใช่ข้าคนเดียวไม่ ท่านแม่ท่านก็รู้ว่าข้ามิได้ชอบงานเช่นนี้”“เอาล่ะ ๆ อย่าบ่น”“ฮูหยินเจ้าคะ คุณหนู...เอ่อ พระชายาเสด็จ
เขาไม่รอช้าเมื่อนางถึงสวรรค์ไปก่อนด้วยนิ้วของเขา นั่นแสดงว่านางเองก็คงกลั้นความคิดถึงเอาไว้เหมือนกับเขา ร่างแกร่งสอดใส่ประสานรักกับนางอย่างรวดเร็ว คนใต้ร่างส่งเสียงร้องแข่งกับเสียงดังของร่างทั้งสองแต่ท่านอ๋องเองก็ทนได้ไม่นานเช่นกัน เขาตามนางไปติด ๆ ในเวลาไม่นาน“อาาา หยุนเฟย เพียงได้กลิ่นเจ้าข้าก็….เอาไว้แก้ตัวรอบหน้า อึ๊ยยย!!”น้ำรักอุ่น ๆ ถูกฉีดพ่นเข้าไปด้านในสุดแรง หยุนเฟยเปลี่ยนมานั่งคร่อมเขาเอาไว้ เช่นนี้ยิ่งทำให้เขาเป็นบ้าตายเพราะร่างที่งดงามและขาวดุจฝ้ายบริสุทธิ์ ผิวนุ่มลื่นดุจแพรไหมเมื่อนางเริ่มขยับเอวเพื่อควบคุมเขาทำเอาเขาแทบคลั่งตาย“อาา หยุนเฟย อย่าเร่ง ข้าจะ…แตก…อาาา”“เว่ยหราน ….อื้อ….ท่านพี่ อ๊าาา ดึงแรง ๆ แรงอีก อ๊าา”นางจับมือหนาของเขาให้มาช่วยจับหน้าอกทั้งสองของนางเพื่อเร่งจังหวะให้นาง ความเสียวเข้าเล่นงานนางจนแทบจะหลอมละลายคาเตียงไปพร้อมกับเขา ไฟรักถูกจุดขึ้นอย่างถูกที่ถูกเวลามีหรือทั้งคู่จะยอมหยุด“อ๊าา อีกไม่นานแล้ว ท่านพี่ ข้า…อ๊าา”“ก้มลงมาหน่อย ขอกินนมหน่อย อ๊าาา”“อ๊าา เว่ยหราน ทนไม่ไหว….อย่าเด้งมาถี่ หม่อมฉัน…จะ…เสร็จ…อ๊าาา”นึกไม่ถึงว่าช่วงเวลาที่ห่างกันจะสาม
ท่านอ๋องที่ท่าทีฉุนเฉียวเดินมานั่งรอพวกเขาที่โต๊ะในระเบียงก่อนจะออกไปที่สวน เขามองเห็นเถาปิ่นโตที่หลีเม่ยถือมาแล้วก็เริ่มรู้สึกอบอุ่นหัวใจมากขึ้น หรือว่าหยุนเฟยจะทำอาหารมาให้เขากันนะ“นั่นเจ้าเอาอะไรมาด้วยอาเม่ย”“พี่เขย นะ…นี่….พี่ใหญ่เกรงว่าท่านจะไม่ยอมกินข้าวก็เลย…”“เอามาให้ข้าเร็ว ๆ เข้า”เกาหานยกเถาปิ่นโตหลายชั้นส่งให้ท่านอ๋องทันทีพร้อมกับสีหน้าที่ดีขึ้นกว่าตอนที่พวกเขาเห็นก่อนหน้า นึกไม่ถึงว่าพลังแห่งรักจะทำให้ท่านอ๋องเปลี่ยนไปได้เช่นนี้ เขานึกว่าท่านอ๋องเป็นบ้าไปแล้วเสียอีก เดี๋ยวฉุนเฉียว อีกเดี๋ยวก็ยิ้มเพียงแค่เห็นเถาปิ่นโตที่ถูกส่งมาจากว่าที่เจ้าสาวของตัวเอง“เจ้าขำอะไรเกาหาน”“อะแฮ่ม กระหม่อม…มิได้ขำพ่ะย่ะค่ะ”“อย่าให้ถึงคราวเจ้าบ้างก็แล้วกัน ข้าจะรอดูเจ้าทรมาน”“ท่านอ๋องอย่าทรงขู่เช่นนี้เลยพ่ะย่ะค่ะ กระหม่อมเป็นทหารนะพ่ะย่ะค่ะ ย่อม….อดทนได้ดีพ่ะย่ะค่ะ”“หึ แล้วข้ามิใช่ทหารงั้นหรือ ข้าจะรอดูเจ้าทุรนทุราย นี่อะไรขนมที่นางทำเองงั้นหรือ มะ…มีจดหมายด้วย”“ท่านอ๋องเพคะ ยังมีนี่ด้วยเพคะ พี่ใหญ่กำชับมาว่าให้ส่งให้พระองค์….”เขารีบคว้าซองจดหมายที่อบร่ำกลิ่นมาอย่างดีพร้อมกับมองของที
สำนักศึกษา เทียนเป่าฟางหมิง เหล่าชาวบ้านกำลังเตรียมอาหารและม่านมงคลเพื่อประดับตามที่ต่าง ๆ เนื่องในวันมงคลที่กำลังจะเกิดขึ้นอีกสองงานในเร็ววันนี้งานแรกคงไม่พ้นงานสมรสพระราชทานที่มีฮองเฮาเป็นเจ้าภาพ ทรงโปรดเกล้าฯให้ทั้งคู่ได้แต่งงานกันที่สำนักศึกษาและส่งตัวที่เรือนหอพระราชทานของท่านอ๋องอีกงานหนึ่งก็คือพิธีปักปิ่นของสตรีครบวัยสิบเจ็ดปี ซึ่งปีนี้ได้รับพระราชทานพิเศษจากฝ่าบาทให้จัดที่นี่เพื่อเป็นเกียรติกับเหล่าสตรีในเมืองหลวง“เร็ว ๆ เข้า ต้องทำสุดฝีมือเลยนะพวกเรา หัวไชเท้าวางตรงนี้ นั่น ๆ พวกเจ้าเอาผักกาดไปล้างเร็ว ๆ เข้าอย่าได้พลาดเชียว”“ท่านป้า เห็ดหอมนี่ได้มามากเลยให้เอาไว้ที่ใด”“เอาไปวางไว้ในครัวเลย หลานฮูหยินรออยู่เร็ว ๆ เข้า”ในโรงครัวที่สร้างขยายขึ้นชั่วคราวเริ่มวุ่นวายเมื่อของและผักสด ๆ เริ่มทยอยนำมาส่งจากแปลงผักสวนใหม่ของชาวบ้านที่อยู่ใกล้เนินเขาที่นั่นพื้นที่กว้าง อากาศดีและยังมีลำธารที่ไหลมาจากภูเขาไหลผ่าน ผักที่ปลูกจากที่นั่นทั้งโตไวและงดงามขายได้ราคา ชาวบ้านที่นี่เริ่มมีรายได้มากขึ้น อีกส่วนหนึ่งก็เริ่มมีโรงงานทอผ้ามาตั้งเพิ่มแล้วเพราะท่านเจ้าเมืองเริ่มอนุญาตให้ขยายที
“หม่อมฉันหิวแล้วเพคะ”“อยากกินอะไรเป็นพิเศษหรือไม่”“หม่อมฉันอยากทำบะหมี่กินเองเพคะ”“เจ้ายังลุกไหวงั้นหรือ ให้คนทำให้ดีกว่าหรือไม่”“แต่หม่อมฉันอยากทำบะหมี่ให้พระองค์เสวย ที่นี่เป็นเรือนหอของเรามิใช่หรือเว่ยหราน หม่อมฉันอยากทำหน้าที่ภรรยาที่ดีบ้าง”“อืม…เช่นนั้นข้าจะไปช่วยเจ้า เราช่วยกันทำดีหรือไม่”“พระองค์ทำเป็นหรือเพคะ”“ก็…ช่วยเจ้านวดแป้งก็พอได้ ข้าแรงเยอะนะ แม้ว่าจะถูกเจ้าดูดพลังไปมากก็ยังพอมีเหลืออยู่”“เช่นนั้นก็ได้เพคะ”ห้องครัวหยุนเฟยพึ่งค้นพบความสุขที่เรียบง่ายที่สุดที่นางเคยเฝ้ารอมาทั้งชีวิต การทำบะหมี่ให้คนที่รักกินและได้ทำครัวร่วมกัน สอนท่านอ๋องนวดแป้งเพื่อทำบะหมี่สำหรับพวกเขาสองคน“แรงกว่านี้หน่อยสิ ไหนท่านบอกว่าแรงยังเหลืออยู่อย่างไรเพคะ”“ก็เจ้าไม่ได้บอกนี่ว่าต้องนวดท่าเดียวนี่นานขนาดนี้ วันนั้นฮูหยินกับพวกท่านป้าทำอย่างไรกันนะ มีความอดทนกันเกินไปแล้ว งานเช่นนี้ไม่เหมาะกับข้าจริง ๆ”“เว่ยหราน ท่านรับปากแล้วว่าจะทำ”“ข้าก็ไม่ไ่ด้บอกว่าจะไม่ทำเสียหน่อย มานี่หน่อยสิมีอะไรติดหน้าเจ้าแน่ะ”หยุนเฟยเดินเข้าไปหาเขาและโดนท่านอ๋องขโมยจูบไปอีกครั้ง หยุนเฟยยอมให้เขาจูบเพราะกลัวว
Comments