Izumi Iori

My childhood sweetheart, Samuel Burton, once promises that he will marry me the moment we graduate from college. But on our wedding day, he shows up late. When we finally find him, he's tangled in bed with my stepsister, Vivian Holcomb, in a hotel room. In front of everyone, Ethan Fuller, the heir to the wealthiest family, steps forward and boldly declares that I am the one he has secretly loved for years. Five years into our marriage, he remembers every little thing I say, and I truly believe I am the person he cares about most. Until one day, when I'm doing housework and accidentally find a confidential folder hidden deep in his desk drawer. The very first page is Vivian's resume. On it is his own handwriting. He has written, "Priority. Above everything else." Behind it is a hospital operations report I have never seen before. The date matches the night of my car accident. I was rushed to a hospital owned by Fuller Group, yet no surgeon ever came. By the time I woke up, the baby I'm carrying was gone because I had lost too much blood. I cried in Ethan's arms until my voice broke, but I never told him the full truth. I didn't want him to worry even more. But now I finally know. Vivian was also injured that night, and the order Ethan sent to the hospital was— "Pull every specialist available. Treat Vivian first." My tears soak into the page, blurring the ink. "If I'm not your top priority, I'll disappear from your life then."

Mi amigo de la infancia me había prometido que, al graduarnos de la universidad, se casaría conmigo. Pero el día de nuestra boda llegó tarde y, cuando por fin lo encontramos, estaba en una cama de hotel, enredado con mi hermanastra, Viviana Torres. Ante todos los presentes, fue el heredero del hombre más rico del país, Sebastián Fuentes, quien dio un paso al frente y declaró, sin reservas, que yo había sido la mujer que amó en secreto durante muchos años. Llevábamos cinco años de matrimonio. Cada palabra que alguna vez dije, Sebastián la guardó en su corazón. Yo creía, de verdad, que era la persona que él más valoraba en el mundo. Hasta que un día, mientras hacía los quehaceres de la casa, encontré por accidente un documento confidencial oculto en el fondo de su escritorio. La primera página era el currículum de Viviana Torres. Sobre él, escrito de su puño y letra, se leía: “Atención prioritaria. Por encima de todo.” Luego venía un expediente médico que nunca había visto. La fecha correspondía exactamente a la noche en que sufrí aquel accidente automovilístico. Esa vez fui llevada al hospital perteneciente al Grupo Fuentes, pero la cirugía nunca llegaba. Cuando desperté, el bebé que llevaba en mi vientre ya no estaba conmigo, perdido por la hemorragia. Lloré hasta quedarme sin voz en los brazos de Sebastián, pero jamás le conté la verdad. No quería causarle más preocupación. Pero ahora lo sé: esa misma noche Viviana también resultó herida, y la orden que Sebastián envió al hospital fue: “Movilicen a todos los especialistas. Prioridad absoluta para Viviana Torres.” Las lágrimas se filtraron entre las páginas, borrando parte de la tinta. “Si no soy tu máxima prioridad, entonces desapareceré de tu mundo.”

Sachriana has the chance to choose who she wants to have a forty-eight mag-jowa challenge with. Instead of choosing someone who she is comfortable with, she takes risks in choosing the man who never gave her attention. She chose Jeide Dyion, the man she is in love with, sadly, the man is in love with her cousin named Melody. But with that kind of dare, new hope has bloomed. She will not waste the chance. But to her surprise something happened between them on that night. But what if, hindi pala siya ang nakikita ni Jeide Dyion ng gabing iyon? She is hurt. She wants to move on. And now that she is moving on, mukhang nagkabaligtad dahil ang lalaki na ang humahabol. Pero bakit ganoon? Bakit pakiramdam ni Sachriana ay wala sa kanya ang buong atensyon ng lalaki? Pakiramdam niya ay pangalawa pa rin siya. Pero paano kung pakiramdam niya lang pala iyon? Paano kung siya pala talaga ang priority ng lalaki?

Toby’s childhood friend got pregnant before forming a mate bond. To keep her from being ridiculed by the pack, Toby decided to bond with her. I could not accept it. I cried as I asked him, “What about me? What about the pup I am carrying?” However, Toby remained calm as he replied, “Stacy, Tammy is different from you. I am all she has. If the other wolves find out she got pregnant without a mate bond, the rumors and judgment would destroy her.” Still, Toby forgot that I had no one else either. I also got pregnant without a mate bond, and it was his pup. Soon, the entire pack was mocking me, calling me promiscuous, claiming that I was carrying some illegitimate child whose father was a mystery. Toby just stood there, supporting his pregnant childhood friend, watching with everyone else. That was when I realized love came with priorities. As the one Toby placed at the bottom, I made the heartbreaking choice to end the pregnancy, so he and Tammy could have the love he chose to protect first.

Dulu, sahabat kecilku pernah berjanji akan menikahiku setelah kami lulus kuliah. Namun di hari pernikahan, dia malah datang terlambat. Saat kami akhirnya menemukannya, dia justru sedang bersama Meisy, adik tiriku di atas ranjang hotel. Di depan banyak orang, Evan, pewaris keluarga terkaya tiba-tiba berdiri dan dengan lantang mengumumkan bahwa akulah perempuan yang diam-diam dia cintai selama bertahun-tahun. Selama menikah lima tahun, setiap kata yang pernah kuucapkan selalu diingat oleh Evan, Aku sempat mengira diriku adalah orang yang paling dia sayangi. Hingga suatu hari, saat sedang beres-beres, aku tak sengaja menemukan sebuah dokumen rahasia di laci meja kerja Evan. Halaman pertama adalah CV milik Meisy. Ada tulisan tangannya sendiri di atasnya, [Perhatian utama di atas segalanya.] Lalu ada juga berkas perjadwalan rumah sakit yang belum pernah kulihat sebelumnya. Tanggalnya tepat pada malam ketika aku mengalami kecelakaan. Saat itu, aku dibawa ke rumah sakit milik Keluarga Evan, tapi operasinya terus tertunda. Saat aku tersadar kembali, bayi dalam kandunganku sudah tiada, karena pendarahan hebat. Aku pernah menangis dalam pelukannya hingga kehabisan suara, tapi tak pernah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku tak ingin menambah kekhawatirannya. Namun, kini aku baru tahu, Meisy juga terluka malam itu dan perintah yang Evan berikan pada rumah sakit adalah, “Kerahkan semua tenaga ahli, dahulukan keselamatan Meisy.” Air mataku membasahi halaman kertas, melunturkan tulisannya. “Kalau aku bukan prioritas terpentingmu, lebih baik aku menghilang dari hidupmu.”

It all starts when a Paleontologist gets the right to search for new dinosaur fossils on top of a mountain. They do find new fossils, but they did not expect what they found hidden underground. Soon, all hell will be let loose in a world that has forgotten how to deal with true evil. Dr. Michael Andrews tries to harness evil for good. Will it work? Will Kimberly Tyler help stop the evil that has become Dr. Michael Andrews, or they embrace it?

Aku menikahi anak dari klien VIP yang aku layani saat berkerja, tanpa mengetahui kalau anak laki-lakinya adalah lelaki dingin dan gila kerja. Usahaku untuk menjadi istri yang baik kerap kali sia-sia karena jelas sekali bahwa kami tidak saling mencintai. Namun, kenapa suamiku malah menuntutku untuk hamil dan melahirkan anaknya?

Kerjaannya cuma serabutan, masa iya ada temen yang lihat suamiku sedang ada di ruang nasabah prioritas. Terus ngapain kira-kira dia di sana?

Pernikahan ini hanyalah kesepakatan bisnis—tanpa cinta, tanpa harapan. Rin menikah dengan Reihan, pria yang dulu begitu hangat di masa kecil, namun kini dingin dan membenci kehadirannya. Selama tiga tahun, Rin bertahan meski setiap hari diperlakukan seperti orang asing. Ia menutupi luka-lukanya demi keluarga, demi harga diri, dan... demi cinta yang hanya ia sendiri rasakan. Namun ketika Reihan mengajukan cerai karena wanita yang sebenarnya ia cintai kembali, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Rin kehilangan ingatannya. Tapi yang kembali… bukan Rin yang dulu. Ia bangkit sebagai sosok baru: tegas, bebas, dan tak lagi terikat oleh masa lalu. Reihan bingung, terluka, dan untuk pertama kalinya—takut kehilangan Rin. Ketika cinta datang terlambat, apakah sebuah pernikahan tanpa nama bisa berubah menjadi kisah yang layak diperjuangkan?

Eiji merupakan vokalis group band yang tengah naik daun di Jepang. Memiliki kekasih yang sangat dia cintai bernama Yuko, awalnya kisah asmara mereka baik-baik saja. Namun, semuanya berubah total ketika Eiji tanpa sengaja melakukan kesalahan sehingga menghamili Izumi yang notabene merupakan pembantu Yuko, kekasihnya. Kini, demi bayinya yang berada dalam kandungan Izumi, Eiji dengan terpaksa menjalani pernikahan kontrak dengan Izumi. Membuat kesepakatan bahwa Izumi akan menjadi istrinya sampai usia sang bayi menginjak enam bulan. Kelak Yuko yang akan menggantikan sosok Izumi menjadi ibu sang bayi jika mereka sudah bercerai. Namun, yang menjadi pertanyaannya ... benarkah kisah cinta segitiga mereka akan berakhir sesuai rencana di saat ada sosok bayi yang membuat hubungan ketiga orang itu akan selalu terikat?